Break Even Analysis atau titik pulang pokok untuk mencari titik impas
Size: 2.17 MB
Language: none
Added: Sep 01, 2025
Slides: 21 pages
Slide Content
Analisis Titik Impas
Hansen dan Mowen (1994 : 16) “Break Even Point is where total revenues equal to total costs, the point is zero profits”
Asumsi-asumsi Dasar Analisa Break-Even
Tujuan dan Fungsi Break Even Point Tujuan BEP me mbuat proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Fungsi BEP Jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan / dapat diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya karena harus memperoleh keuntungan berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP-nya
Manfaat BEP Alat perencanaan untuk hasilkan laba Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan Mengganti s i stem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
Kelemahan Break Even Point Membutuhkan banyak asumsi Bersifat statis Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik Kurang mempertimbangkan resiko-resiko dalam masa penjualan
Elemen Break Even Point
R umus Break Even Point Pendekatan Matematis
CONTOH Perusahaan “IndoJaya” bergerak dalam bidang produksi “ kain batik ” dan “ stagen ” merencanakan perluasan daerah pemasarannya. Penjualan kain batik direncanakan sebesar 25.000 unit @ Rp 3.500 dan stagen sebesar 15.000 unit @ Rp 1.000. Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp 2.000 per unit kain batik, dan Rp 600 per unit stagen . Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000. Hitunglah break-even point untuk kedua jenis produk tersebut!
BEP Kain Batik Stagen Total Biaya Tetap Penjualan-Biaya Variabel 28.275.000 18.850 Unit 3.500-2000 = 28.275.000 70.687 unit 1.000- 600 = Total Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi 28.275.000: 0.42= Rp. 67.321.429 Rasio MK = MK/Penjualan 3.500-2.000/3.500= 0.42 0.4
Margin of Safety (MOS) Kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas volume penjualan impas seberapa banyak penjualan boleh turun sebelum perusahaan menderita kerugian Menunjukkan tingkat resiko mendapatkan kerugian jika terjadi kenaikan titik impas akibat suatu kondisi
Margin of Safety (MOS)
Margin Of Safety
PT. OKKY PT. MAHARDIKHA Jumlah % Jumlah % Penjualan Biaya variabel Rp. 6 00.000 Rp . 450.000 100 75 Rp . 600.000 Rp . 300.000 100 50 Margin Kontribusi Biaya Tetap Rp. 150.000 Rp. 120.000 25 Rp . 300.000 Rp . 270.000 50 Laba Bersih Rp. 30.000 Rp . 30.000 Titik Impas Rp . 120.000 : 25% Rp . 270.000 : 50% Margin Pengaman / MOS ( Penjualan – BEP) Rp . 600.000 – Rp . 480.000 Rp . 600.000 – Rp . 540.000 Persentase MOS Rp . 120.000 : Rp . 600.000 Rp . 60.000 : Rp . 600.000 Rp . 480.000 Rp . 120.000 20% Rp. 540.000 Rp . 60.000 10%
20 21 20 22 Jumlah % Jumlah % Penjualan Biaya variabel Rp . 165 .000 Rp . 100 Rp . 17 0.000 Rp . 100 Margin Kontribusi Biaya Tetap Rp. 150.000 Rp. 120.000 25 Rp . 300.000 Rp . 270.000 50 Laba Bersih Rp. 30.000 Rp . 30.000 Titik Impas Rp . 120.000 : 25% Rp . 270.000 : 50% Margin Pengaman / MOS ( Penjualan – BEP) Rp . 600.000 – Rp . 480.000 Rp . 600.000 – Rp . 540.000 Persentase MOS Rp . 120.000 : Rp . 600.000 Rp . 60.000 : Rp . 600.000 Rp . 480.000 Rp . 120.000 20% Rp. 540.000 Rp . 60.000 10%
PT. Dihaza Memiliki data keuangan Hasil Penjualan dan Harga Jual PT. Dihaza Tahun 20 21 -20 22 20 21 20 22 Harga jual per unit 165.000 170.000 Jumlah unit terjual 12.731 13.989 Total penjualan Rp. 2.100.615.000 Rp. 2.378.130.000
PT. Dihaza Memiliki data keuangan 20 21 20 22 Biaya Tetap Biaya gaji 171.550.000 183.530.000 Biaya sewa 95.000.000 95.000.000 Biaya fasilitas dan utilitas 1.637.212 1.755.454 Biaya Variabel Komisi penjualan 44.985.990 40.513.171 Biaya iklan dan promosi 70.213.908 77.768.888 Biaya pengiriman 370.008.856 350.154.344 Biaya admin 37.754.772 35.129.648 Biaya fasilitas dan utilitas 71.035.179 68.584.421 Biaya perlengkapan kantor 12.739.101 14.512.994 Biaya lainnya (umum) 28.973.407 30.119.726
Hitunglah Break Even Point ( Unit) dan Break Even Point (Rupiah) Margin Of Safety (MOS) Gambarlah grafiknya Misalkan apabila perusahaan untuk memperoleh laba pada tahun berikutnya sebesar Rp. 1.500.000.000 maka besarnya penjualan yang harus dicapai untuk mencapai target laba tersebut ?
BEP dalam Rupiah Tahun 20 21 -20 22 Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel Penjualan BEP (Rupiah) 20 21 Rp. 268.187.212 Rp. 635.711.213 Rp. 2.100.615.000 Rp.383.124.588 20 22 Rp. 280.285.454 Rp. 616.783.192 Rp. 2.378.130.000 Rp. 378.764.127 BEP dalam Rupiah Tahun 20 21 -20 22 Tahun Biaya Tetap Biaya Variabel/Unit Harga/Unit BEP (unit) 20 21 Rp. 268.187.212 Rp. 49.934 Rp. 165.000 1.968 20 22 Rp. 280.285.454 Rp. 44.090 Rp. 170.000 2.226
Margin Of Safety (MOS) dalam Rupiah Tahun 20 21 -20 22 Tahun Penjualan Penjualan BEP MOS % 20 2 1 Rp. 2.100.615.000 Rp.383.124.588 Rp. 1.717.490.412 81,8% 20 22 Rp. 2.378.130.000 Rp. 378.764.127 Rp. 1.999.365.873 84,0%