05. MPI 5 - SURVEILANS CAMPAK RUBELLA.pptx

jenadutatik 29 views 77 slides Aug 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 77
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77

About This Presentation

Surveilans campak rubella


Slide Content

PELATIHAN SURVEILANS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) BAGI PETUGAS SURVEILANS DI KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI MPI 5: SURVEILANS CAMPAK-RUBELA

TUJUAN PEMBELAJARAN Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini , peserta mampu melakukan surveilans Campak dan Rubella sesuai ketentuan yang berlaku . Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini , peserta dapat : Menjelaskan Konsep Surveilans Campak-Rubela Melakukan Penemuan Kasus Suspek Campak Melakukan Manajemen Spesimen Suspek Campak Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Suspek Campak Melakukan Analisis data dan rekomendasi Melakukan Sistim Kewaspadaan Dini (SKD) dan Respons Penyakit Campak-Rubela Melakukan Penanggulangan KLB Campak-Rubela 9/22/2022 dr. CORNELIA K 2

MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS Surveilans Campak-Rubela Surveilans CRS PENEMUAN KASUS CAMPAK-RUBELA Gejala dan Tanda Strategi Penemuan Kasus Tata Laksana Kasus Suspek Campak PENGELOLAAN SPESIMEN Cara dan Waktu Pengambilan Spesimen Kriteria Spesimen Adekuat Cara PengepakanSpesimen Pengiriman Spesimen Jejaring Laboratorium Rujukan PENCATATAN PELAPORAN Pencatatan Pelaporan PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA DAN REKOMENDASI Analisis Data Data Rekomendasi SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD) DAN RESPON Sistim Kewaspadaan Dini Respon PENANGGULANGAN KLB CAMPAK DAN RUBELA Penyelidikan Epidemiologi Strategi Penanggulangan KLB Campak Rubela 9/22/2022 dr. CORNELIA K 3

Materi Pokok 1: KONSEP SURVEILANS CAMPAK-RUBELA/CRS 9/22/2022 dr. CORNELIA K 4

SURVEILANS CAMPAK-RUBELA Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus berdasarkan data dan informasi tentang kejadian penyakit Campak-Rubela , Kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit Campak-Rubela , Memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan Campak-Rubela secara efektif dan efisien . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 5

Surveilans Campak Berbasis Kasus Individu /Case Based Measles Surveillance (CBMS) Setiap kasus suspek campak dilaporkan , dilakukan investigasi dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan diterima , dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara individual. CBMS yang sensitif sangat penting dalam memonitor kemajuan program eliminasi campak dan mempertahankan kondisi eliminasi campak-rubela . Tujuan CBMS adalah untuk mendeteksi , investigasi , mengklasifikasi semua kasus suspek , melakukan respon terhadap KLB dan pemeriksaan laboratorium untuk konfirmasi kasus . CBMS dibutuhkan untuk memonitor kemajuan eliminasi campak-rubela . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 6 Dalam Program Eliminasi Campak dikenal Case Based Morbilli Surveillance (CBMS) 

Eliminasi Campak-Rubela Tidak ditemukan wilayah endemis campak-rubela selama >36 bulan dan tidak ada transmisi virus campak dan rubela (zero transmission), dengan pelaksanaan surveilans campak-rubela yang adekuat . (WHO SEARO, 2019) Endemis Campak-Rubela Adanya penularan virus campak dan / atau virus rubela secara terus-menerus , yang terjadi selama ≥12 bulan di suatu wilayah tertentu . (WHO SEARO, 2019) Penyelidikan Epidemiologi (PE) Menyeluruh (Fully Investigated) PE pada suspek campak dan KLB suspek campak adalah melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mencari kasus tambahan dan pengambilan sampel serta mencatat kasus dalam format individu (MR01). 9/22/2022 dr. CORNELIA K 7

9/22/2022 dr. CORNELIA K 8 DEFINISI OPERASIONAL Untuk mendukung ELIMINASI CAMPAK, maka definisi yang digunakan adalah definisi yang sensitif: SUSPEK CAMPAK  setiap kasus pada SEMUA USIA dengan gejala : DEMAM DAN RUAM makulopapular

9/22/2022 dr. CORNELIA K 9 KLASIFIKASI KASUS Kasus Campak Klinis : SUSPEK CAMPAK yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak mempunyai hubungan epidemiologi dengan kasus pasti secara laboratorium Kasus Campak Pasti secara Lab  SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+) ; riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-) Kasus Campak-Rubela Pasti secara Epid  SUSPEK CAMPAK dg hub epid (+) dg kasus pasti secara LAB ATAU dg kasus pasti secara EPID yang lain DISCARDED (BUKAN KASUS CAMPAK & BUKAN KASUS RUBELA)  SUSPEK CAMPAK dg hasil lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)

B. SURVEILANS CRS Salah satu strategi untuk mengetahui dampak jangka panjang pelaksanaan program imunisasi campak-rubela adalah dengan melakukan surveilans CRS secara sentinel di rumah sakit (RS). Pelaksanaan surveilans CRS di RS sentinel akan melibatkan beberapa RS baik milik Pemerintah maupun daerah yang memenuhi kriteria yang ditentukan . Saat ini lokasi surveilans sentinel CRS terdapat di 18 rumah sakit di 15 provinsi terpilih . Secara bertahap lokasi sentinel akan diperluas sehingga akan diperoleh data yang lebih representatif dan komprehensif . Adalah pemantauan secara terus menerus dan sistematis terhadap penyakit CRS pada bayi usia <1 bulan ; dimulai dari pengumpulan , pengolahan , analisis dan interpretasi data serta diseminasi informasi sehingga menghasilkan rekomendasi . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 10

DEFINISI OPERASIONAL K ASUS CRS 9/22/2022 1 . Suspek CRS : Bayi usia <12 bln dengan minimal satu gejala klinis pada kelompok A 2. CRS klinis : Bayi usia < 12 bln dengan : Dua manifestasi klinis kelompok A ; ATAU Satu manifestasi klinis kelompok A DAN satu manifestasi klinis kelompok B Yang TIDAK dilakukan pemeriksaan LAB 3 . CRS Pasti : Kasus suspek CRS dengan hasil pemeriksaan LAB salah satu diantara berikut : jika usia bayi <6 bulan: IgM rubela (+) jika usia bayi 6 - <1 2 bulan : IgM dan IgG rubela (+); atau IgG dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 1 bulan (+) 4 . Bukan CRS ( D iscarded CRS ) : Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS klinis dan tidak memenuhi kriteria CRS pasti Manifestasi klinis CRS dr. CORNELIA K 11

Materi Pokok 2: PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK 9/22/2022 dr. CORNELIA K 12

GEJALA DAN TANDA SUSPEK CAMPAK DEMAM RUAM MAKULOPAPULAR MACULAR ATAU MACULOPAPULAR 9/22/2022 dr. CORNELIA K 13

STRATEGI PENEMUAN KASUS SUSPEK CAMPAK Melibatkan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang potensial , baik puskesmas , rumah sakit , termasuk fasyankes swasta seperti RS, klinik dan praktek mandiri ( dokter , bidan , perawat , mantri ) dalam penemuan dan pelaporan setiap kasus pada semua usia dengan gejala demam dan ruam makulopapular ; Melakukan PE dalam waktu 2 x 24 jam setelah laporan diterima serta dilakukan pemeriksaan laboratorium dan dicatat secara individual menggunakan form MR-01; Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu ( Case Based Measles Surveillance/ CBMS) dengan pemeriksaan serologi terhadap seluruh ( 100 %) suspek campak di seluruh kabupaten / kota ; Melakukan pengambilan spesimen urin /swab tenggorok terhadap kasus suspek campak yang ditemukan dalam periode 5 hari setelah onset, terutama kasus dengan gejala tambahan batuk , pilek atau conjunctivitis, minimal satu (1) kasus per kab / kota / tahun . Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat dan tenaga kesehatan untuk melaporkan setiap kasus pada semua usia dengan gejala demam dan ruam maculopapular 9/22/2022 dr. CORNELIA K 14

KILAT CAMPAK DEMAM ( PANAS ) DAN RUAM ( BINTIK-BINTIK MERAH ) ≥ 5 KASUS SUSPEK CAMPAK DALAM WAKTU 4 MINGGU BERTURUT-TURUT , MENGELOMPOK ( dalam satu daerah tertentu ) DAN ADA BUKTI KONTAK 1. KENALI 2. LAPORKAN 3. TINDAKAN AWAL PUSKESMAS SURVEILANS DINAS KESEHATAN KAB/KOTA SURVEILANS DINAS KESEHATAN PROVINSI Lakukan ISOLASI kasus dan KARANTINA kontak erat (minimal 7 hari ) Konsultasi dengan dokter terkait perawatan medis ; Siapkan obat turun panas dan vitamin A ( jika diperlukan ), berikan sesuai dosis ; Dipakaikan masker untuk menghindari penularan (minimal selama 7 hari sejak munculnya ruam ); Jika muncul komplikasi seperti sesak nafas , demam tetap tinggi atau diare rujuk ke Rumah Sakit . PENGAMBILAN SPESIMEN: Koordinasi dengan petugas laboratorium ; Satu spesimen serum sebanyak 1 mL ( dari 3-5 cc darah ) diambil pada hari ke-4 sampai ke-28 sejak munculnya ruam ; Satu spesimen urine diambil 60 mL / spesimen apus tenggorok pada hari ke-0 sampai ke-5 sejak muncul ruam ( pada kasus suspek campak yang disertai dengan batuk / pilek / konjungtivitis ) Segera dikirimkan dalam suhu 2-8 O C. SUSPEK CAMPAK JIKA: KLB SUSPEK CAMPAK JIKA: SEGERA

Materi Pokok 3: MANAJEMEN SPESIMEN 9/22/2022 dr. CORNELIA K 16

J ENIS SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN SUSPEK CAMPAK No Jenis Spesimen Waktu pengambilan Pemeriksaan 1. Darah /Serum 4-28 hari sejak Rash Serologi IgM Measles & Rubella 2. Urine -5 hari sejak Rash Isolasi virus, PCR Squencing Measles & Rubella 3. Swab nasofaring -5 hari sejak Rash Isolasi virus, PCR Squencing Measles & Rubella 9/22/2022 dr. CORNELIA K 17

PERSIAPAN Form MR-01 Form MR-04 Jas lab Sarung tangan Masker Kantong biohazard Desinfektan ( alkohol 70%) Dokumen APD PERALATAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH Spuit disposable 3 mL atau 5 mL atau sistem vaccutainer set tanpa koagulan / tanpa EDTA ( tutup merah atau kuning ) Wing needle ( jika diperlukan ) Kapas alkohol 70% Kapas Kering Cryotube tutup ulir Luar Pipet plastik Label specimen APD sesuai standar Vial 1,8 ml atau tabung Urin Container steril spesimen urine (air kemih ) Plastik klip Parafilm Virus transpor media (Hanks BSS atau sejenisnya ) Dacron swab Tongue spatel / penjepit lidah Label specimen APD sesuai standar PERALATAN PENGAMBILAN SPESIMEN URINE DAN SWAB PERALATAN PENGIRIMAN SPESIMEN Ice pack Cool box Label pengiriman Plastik klip Gunting Alat tulis Tissue 9/22/2022 dr. CORNELIA K 18

19 PERALATAN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PERALATAN PENGAMBILAN SPESIMEN URINE PERALATAN PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB Swab Dacron/Rayon VTM TABUNG URINE 9/22/2022 dr. CORNELIA K vaccutainer Vacutainer

CARA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH Gunakan APD sesuai standar , Lakukan pelabelan pada tabung / wadah spesimen sesuai dengan formulir MR01 ( Variabel : Nama; Jenis Kelamin ; Umur dan Tanggal ambil ) Lakukan vena punksi untuk mengambil darah vena sebanyak 3–5 ml lalu dimasukkan dalam Vaccutainer . Pengambilan darah dilakukan secara aseptik menggunakan spuit disposable. ( bayi cukup diambil sebanyak 1 ml) Tabung berisi darah didiamkan selama 10 - 15 menit pada suhu kamar . Kemudian lakukan sentrifugasi 1500-2000 rpm atau 1000xg selama 5-10 menit untuk memisahkan serumnya . Pisahkan serum secara aseptik dengan menggunakan pipet, lalu dimasukkan ke dalam cryo vial yang sudah diberi identitas pasien . Hindari menggunakan tabung kaca untuk mengirim spesimen serum ke laboratorium rujukan . Catatan : Pada kasus tidak tersedianya sentrifus , Darah dapat disimpan dulu pada suhu 2-8°C selama 24 jam sebelum dipisahkan serumnya Darah tidak boleh dibekukan dalam freezer. Isi formulir MR-01 sesuai data pasien disertai surat pengantar Tiga tanggal yang penting yang perlu dilengkapi Tanggal imunisasi campak-rubela terakhir Tanggal timbulnya rash ( kemerahan ) Tanggal pengambilan sampel 9/22/2022 dr. CORNELIA K 20

21 9/22/2022 dr. CORNELIA K

22 9/22/2022 dr. CORNELIA K

23 9/22/2022 dr. CORNELIA K Tabung vaccutainer

24 Sampel hemolisis 9/22/2022 dr. CORNELIA K

PENGAMBILAN SPESIMEN URIN Gunakan APD sesuai standar , lakukan pelabelan pada tabung / wadah spesimen sesuai dengan formulir MR01 ( Variabel : Nama; Jenis Kelamin ; Umur dan Tanggal ambil ) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan ( Wadah Penampung Urine Steril ) Sebaiknya yang ditampung adalah urin pagi ( setelah bangun tidur ) dengan Teknik Aliran MidStream (urine tengah ) Urine ditampung secara aseptis ( bbs mikroorganisme ) dengan volume 15 - 50ml (volume ideal urin adalah sebanyak ¾ dari wadah yang disediakan ) Segera disimpan dalam lemari es atau suhu 2-8 o C, sebelum dilakukan pengiriman ke laboratorium rujukan 9/22/2022 dr. CORNELIA K 25

VTM (Virus Transport Medium) Spesifikasi VTM sama dengan VTM yang digunakan untuk Pengambilan Spesimen COVID Pilih VTM yang tanpa Lysis Buffer ( BUKAN Inactivated virus ) VTM dalam keadaan Beku Posisi P engambilan Spesimen Swab pada Anak-anak 9/22/2022 dr. CORNELIA K 26

Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok Gunakan APD sesuai standar Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS atau sejenisnya ), berikan label identitas pasien . Gunakan swab yang terbuat dari Dacron/rayon steril dengan tangkai plastik . Lakukan usap pada lokasi yang diduga terdapat koplik spot/ bercak kolpik merah keabuan ( biasanya belakang pharynx ) dan hindarkan menyentuh bagian lidah . Pengambilan spesimen Usap Tenggorok 9/22/2022 dr. CORNELIA K 27

Untuk lebih jelasnya “Cara pengambilan spesimen usap /swab tenggorok ” dapat diperhatikan video berikut 9/22/2022 dr. CORNELIA K 28

9/22/2022 dr. CORNELIA K 29

Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok Kemudian masukkan swab tenggorok sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi virus transport medium . Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 30

Pengambilan Spesimen Usap Tenggorok Cryotube kemudian dililit parafilm . Cryotube yang sudah berisi swab di bungkus dalam tissue bersih lalu dimasukan ke dalam plastik klip. S impan dalam suhu 4-8°C sebelum dikirim . Jangan dibekukan dalam Freezer . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 31

SPESIMEN ADEKUAT Spesimen adekuat untuk serologi adalah serum yang dikumpulkan dalam rentang waktu 28 hari setelah onset ruam dengan volume ≥ 0,5 mL dan diterima di laboratorium dalam kondisi dingin dengan rentang waktu 5 hari sejak pengambilan . Spesimen adekuat untuk virologi adalah urin atau usap tenggorok ( dalam VTM) yang diambil dalam rentang waktu 0-5 hari setelah onset ruam dan diterima di laboratorium dalam kondisi dingin dengan rentang waktu 5 hari sejak pengambilan . HAL YANG PERLU DIHINDARI Mengirim spesimen menggunakan syringe;/ jarum suntik Mengirim spesimen dalam bentuk whole blood/ darah utuh yg ada eritrosit , leukosit , plasma Mengirim spesimen tanpa ditutup rapat ( sebaiknya gunakan wadah tutup ulir ); Mengirim spesimen tanpa data-data yang lengkap 9/22/2022 dr. CORNELIA K 32

Bungkus masing-masing sampel dengan plastik klip yang sudah dengan tisu bersih . Jika tidak tersedia plastik klip , dapat digunakan plastik biasa tetapi pastikan tertutup rapat . Masukkan seluruh spesimen ( sesuai no.1) dimasukkan ke dalam cool box yang berisi Ice pack yang terlebih dahulu dibekukan . Ice packs sebaiknya ditempatkan pada sisi kiri - kanan ( ditambahkan juga bagian atas-bawah jika memungkinkan ). Harus dapat dipastikan bahwa spesimen tetap terjaga kondisi suhunya tetap dingin saat diterima di laboratorium . Jangan lupa masukkan juga formulir MR-01 dan MR-04 yang telah diisi dan diberi label kedalam cool box dengan terlebih dahulu dimasukkan dalam wadah plastik . Ke dalam cool box juga bisa dimasukkan kertas pengganjal ( bisa berupa kertas koran yang diremas remas ) kemudian ditutup . Tutup cool box dengan selotip dan beri label pada sisi kanan dan atau kiri cool box, yang ditujukan ke laboratorium rujukan . PENGEPAKAN SPESIMEN Labeling Wadah spesimen harus disertai label identitas yang jelas . Identitas pada label terdiri dari : Nomor Epid Nama Umur Jenis kelamin . Asal Pengirim ( Kabupaten dan Provinsi ). Jenis spesimen . Tanggal dan Jam Pengambilan 9/22/2022 dr. CORNELIA K 33

PUSKESMAS Spesimen serum dikirim ke kabupaten / kota / provinsi setiap Senin dan Kamis disertai form MR-01. Spesimen urin dikirim ke laboratorium dengan suhu 2-8 dalam waktu 1x24 jam setelah pengambilan . Pengiriman dan pengepakan spesimen harus adekuat (volume) minimal 1 cc dan suhu 2-8 ˚C sampai ke laboratorium . PENGIRIMAN SPESIMEN DINKES KAB/KOTA Dinkes Kab /Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi ( Dinkes Provinsi ) atau ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan ( menggunakan Form MR-04). Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan spesimen disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke tempat tujuan . DINKES PROVINSI Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab /Kota ke Laboratorium CampakRubela rujukan dan spesimen harus diterima di laboratorium tersebut dalam 7 hari setelah pengambilan . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 34

JEJARING LABORATORIUM RUJUKAN CAMPAK-RUBELA/CRS LAB NASIONAL LAB SUB NASIONAL 9/22/2022 dr. CORNELIA K 35

Materi Pokok 4: PENCATATAN DAN PELAPORAN 9/22/2022 dr. CORNELIA K 36

Alur Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Campak-Rubela Puskesmas Suspek Campak RSUD Dokter Praktik Swasta Bidan Kader Masyarakat Dinas Kesehatan Kab / Kota Dinas Kesehatan Provinsi Pusat (Subdit Surveilans) Laboratorium Melaporkan Kasus campak / Suspek PD3I Lain ke Dinkes Kab/Kota dengan mengan menggunakan form notifikasi RS untuk suspek PD3I Investigasi kasus dengan Form MR01 dan pengambilan spesimen Melaporkan form MR01 dan mengirimkan spesimen ke Dinkes Kab/kota Koordinasi dg Puskesmas untuk melakukan investigasi jika ada laporan kasus PD3I dari RS RSUP Melaporkan Kasus campak / Suspek PD3I Lain ke Dinkes Kab /Kota dengan menggunakan form notifikasi RS untuk suspek PD3I Melaporkan form MR01 dan mengirimkan spesimen ke Dinkes Prov SETIAP MINGGU Merekap kasus campak ke List Penderita campak MR-02 Merekap setiap kejadian KLB campak ke List Rekap KLB Campak (MR-05) Koordinasi dg Dinkes Kab/Kota untuk melakukan investigasi jika ada laporan kasus PD3I dari RS Memberikan feedback performa surveilans PD3I Mengirim spsesimen ke Lab Rujukan Nasional dengan melampirkan MR01 dan form permintaan pemeriksaan spesimen Melaporkan form MR01 ke Pusat SETIAP MINGGU Merekap setiap laporan List Penderita campak dari Kab /Kota Merekap setiap laporan List Rekap KLB Campak dari Kab /Kota Mengirim database (MLIS) pemeriksaan spesimen campak Membuat ringkasan performa surveilans PD3I dan diseminasi ke Dinkes Prov LAPORAN MINGGUAN CAMPAK-RUBELA: MR01, MR02, MR05 9/22/2022 dr. CORNELIA K 37

Puskesmas Mingguan ke Dinkes Kab/Kota : Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak Rubella Dinkes Kab/Kota Mingguan ke Dinkes Prov : Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak Rubella MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak Rubella Individu MR05 Form Rekap KLB Campak Dinkes Provinsi Mingguan ke Pusat : Form MR01 Investigasi Kasus Suspek Campak Rubella MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak Rubella Individu MR05 Form Rekap KLB Campak Pusat Alur Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Campak-Rubela 9/22/2022 dr. CORNELIA K 38

INSTRUMEN PELAPORAN SURVEILANS CAMPAK - RUBELLA Instrumen UTAMA dalam investigasi kasus suspek campak rubella Berisikan identitas kasus , riwayat penyakit , riwayat imunisasi , riwayat bepergian , dll . Sebagai dokumen pendukung dalam pemeriksaan spesimen Dilaporkan segera setelah kasus ditemukan Form MR01 (Puskesmas) Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut Dapat berfungsi sebagai control nomor epid Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat : SETIAP MINGGU Form MR02 (Dinkes Kab/Kota/Prov) Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan praktek mandiri, klinik swasta) Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE Form MR03 (Fasyankes) Form permohonan pemeriksaan specimen suspek campak rubella Sebagai surat pengantar dari Dinkes Kab/Kota/Prov pada saat mengirim specimen ke lab rujukan Form MR04 (Dinkes Kab/Kota/Prov) Form rekapitulasi kejadian KLB campak -rubella Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat : SEGERA SETELAH KLB DITEMUKAN Form MR05 (Dinkes Kab/Kota/Prov) Form factor resiko KLB campak rubella Berfungsi untuk mengetahui dan menilai factor resiko pada KLB campak rubela Hanya digunakan pada saat terjadi KLB campak rubela Form MR06 (Dinkes Kab/Kota/Prov) 9/22/2022 dr. CORNELIA K 39

PEMBERIAN NOMOR EPID KASUS INDIVIDU KASUS KLB 9/22/2022 dr. CORNELIA K 40

Tugas petugas surveilans : Memeriksa kualitas data ( cek table analisis ! ) Verifikasi ke Dinas Kab /Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah ( Terutama : Nomor EPID, tanggal notifikasi dan investigasi , umur , tanggal rash, status imunisasi , tanggal ambil dan kirim specimen ) Rutin mengupdate hasil lab  Penting ! agar table analisis terupdate juga Form MR-02, List Kasus 9/22/2022 dr. CORNELIA K 41

Form SARS PD3I 9/22/2022 dr. CORNELIA K 42 Form MR-03 Form Notifikasi Fasyankes ke Dinkes Form Pemantauan Mingguan di RS

Form MR-04 9/22/2022 dr. CORNELIA K 43

Tugas petugas surveilans : Memeriksa kualitas data ( cek table analisis ! ) Verifikasi ke Dinas Kab /Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah ( Terutama : Nomor KLB, tanggal mula dan berakhir KLB, desa , kelompok umur , status imunisasi , jumlah specimen yang diperiksa ) Rutin mengupdate hasil lab  Penting ! agar table analisis terupdate juga Form MR-05, Rekap KLB 9/22/2022 dr. CORNELIA K 44

Form MR-06 9/22/2022 dr. CORNELIA K 45 Form Penilaian Faktor Risiko pada KLB campak-rubela

MR-01 9/22/2022 dr. CORNELIA K 46

Tidak Boleh kosong Tanggal pelacakan tidak boleh mendahului tanggal mulai rash Tanggal pengambilan dan pengiriman spesimen harus diisi dan sesuai dengan data pada form pengiriman spesimen Tidak Boleh kosong Tidak Boleh kosong 9/22/2022 dr. CORNELIA K 47

Latihan pengisian Form MR01 Tanggal 1 Mei 2019, Bu Nip yang bekerja di Puskesmas Padang Utara mendapati seorang pasien dengan rash berobat ke Puskesmas. Setelah berkoordinasi dengan dokter Puskesmas, ternyata pasien tersebut didiagnosis sebagai suspek campak dan sudah diambil darahnya untuk diperiksa. Sore harinya Bu Nip melakukan investigasi ke alamat pasien tersebut yang berada di desa Tawar Timur, Kecematan Padang Utara. Bu Nip mewancarai Ibu pasien yang bernama Malini, dan didapatkan bahwa pasien tersebut berinisial “KN”, berusia 2 tahun. Tanggal 25 April, “KN” mengalami demam dan 4 hari setelahnya timbul ruam merah di sekujur tubuhnya. Pasien juga mengalami pilek dan mata merah. Ibu Malini lalu membawa putrinya ke Puskesmas 2 hari kemudian. Melihat pada Buku KIA, pasien tersebut baru mendapatkan imunisasi campak rubella 1 kali saja di usia 9 bulan. Pada investigasinya, Bu Nip tidak menemukan keluarga lain dan tetangganya yang mengalami sakit yang sama. Keesokan harinya Bu Nip membawa specimen ke Dinas Kesehatan Kota Padang untuk dikirim kemudian ke Litbang Jakarta hari itu juga. 9/22/2022 dr. CORNELIA K 48

MR-02 9/22/2022 dr. CORNELIA K 49

Tugas petugas surveilans: Memeriksa kualitas data ( cek table analisis! ) Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah ( Terutama: Nomor EPID, tanggal notifikasi dan investigasi, umur, tanggal rash, status imunisasi, tanggal ambil dan kirim specimen ) Rutin mengupdate hasil lab 🡪 Penting! agar table analisis terupdate juga 9/22/2022 dr. CORNELIA K 50

Form SARS PD3I 9/22/2022 dr. CORNELIA K 51 Form MR-03 Form Notifikasi Fasyankes ke Dinkes Form Pemantauan Mingguan di RS

Form MR-04 9/22/2022 dr. CORNELIA K 52

MR-05 9/22/2022 dr. CORNELIA K 53

Tugas petugas surveilans: Memeriksa kualitas data ( cek table analisis! ) Verifikasi ke Dinas Kab/Kota atau Puskesmas jika masih ada data yang salah ( Terutama: Nomor KLB, tanggal mula dan berakhir KLB, desa, kelompok umur, status imunisasi, jumlah specimen yang diperiksa ) Rutin mengupdate hasil lab 🡪 Penting! agar table analisis terupdate juga 9/22/2022 dr. CORNELIA K 54

Materi Pokok 5: ANALISIS DATA DAN REKOMENDASI 9/22/2022 dr. CORNELIA K 55

Tujuan Analisis data Evaluasi pelaksanaan surveilans campak-rubela Mengetahui besar masalah campak-rubela di suatu wilayah tertentu Memahami pola penyebaran dan gambaran epidemiologi campak-rubela Memantau keberhasilan upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan Menentukan strategi intervensi serta menyusun rencana upaya pencegahan dan penanggulangan lebih lanjut ANALIS DATA Analisis data dilakukan : Setiap minggu dilakukan analisis data untuk mengetahui adanya peningkatan kasus berdasarkan wilayah kejadian . Analisis data berdasarkan orang, tempat , dan waktu . Setiap bulan dibuat rekapitulasi dan penyajian data menurut variable epidemiologi . Hasil kajian di pergunakan untuk menentukan rencana tindak lanjut program surveilans dan imunisasi . Hasil analisis data disampaikan pada saat kegiatan minilokarya lintas program dan lintas sektor . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 56

Analisis data dilakukan menurut : Waktu : Melihat tren dan kasus sdh berhenti atau belum Tempat : Melihat sebaran kasus , pemetaan dan intervensi yang akan dilakukan Orang : Gap Immunity , sasaran dan kasus per golongan umur REKOMENDASI Membuat rekomendasi dan tindak lanjut berdasarkan hasil kajian data epidemiologi . Hasil kajian dipergunakan untuk membuat dan memberikan rekomendasi dan menentukan rencana tindak lanjut program surveilans dan imunisasi . Membantu Kab / Kota dalam menentukan strategi intervensi Kasus Berdasarkan Kelompok Usia 9/22/2022 dr. CORNELIA K 57

Materi Pokok 6: SISTIM KEWASPADAAN DINI (SKD) DAN RESPON 9/22/2022 dr. CORNELIA K 58

SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON ALERT 9/22/2022 dr. CORNELIA K 59

ORI/ Imunisasi massal , pemberian obat pencegahan Deteksi dini dari surveillans  penanganan dini Verifikasi rumor Terlambat dilaporkan atau tidak dilaporkan SKD DAN RESPON Menemukan kasus sedini mungkin  mencegah terjadi penularan yang lebih luas Melakukan upaya containment  pelacakan kontak , karantina dan isolasi Upaya Eradikasi dan Eliminasi  menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang akan di- eliminasi atau di- eradikasi 9/22/2022 dr. CORNELIA K 60

9/22/2022 dr. CORNELIA K 61

Materi Pokok 6: PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA 9/22/2022 dr. CORNELIA K 62

PRINSIP DASAR 9/22/2022 dr. CORNELIA K 63

9/22/2022 dr. CORNELIA K 64 DEFINISI KLB CAMPAK-RUBELA KLB Suspek Campak : Apabila ditemukan lima ( 5) atau lebih suspek campak - rubela dalam waktu empat ( 4) minggu berturut-turut dan ada hubungan epidemiologi KLB Campak Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2) spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak dan ada hubungan epidemiologi KLB Rubela Pasti : Apabila hasil pemeriksaan laboratorium minimum dua (2) spesimen positif IgM rubela dari hasil pemeriksaan kasus pada KLB suspek campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM rubela dan ada hubungan epidemiologi KLB Mix : Apabila ditemukan minimum dua (2) spesimen positif IgM campak dan rubela KLB dinyatakan berhenti apabila tidak ditemukan kasus baru dalam waktu dua kali masa inkubasi atau rata-rata satu bulan setelah kasus terakhir .

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) CAMPAK-RUBELA KLB Campak - Rubela dimulai dari 1 kasus . Setiap kasus SUSPEK CAMPAK yang Anda laporkan berguna untuk mengidentifikasi terjadinya KLB lebih dini . KLB SUSPEK CAMPAK Adanya 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan mempunyai hubungan epidemiologi PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI MENYELURUH (FULLY INVESTIGATED) Kunjungan rumah ke rumah : Setiap kasus suspek campak dilacak untuk mencari kasus tambahan Pencatatan secara individual menggunakan form MR-01 Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin . Jika kasus suspek campak tersebut <10  s emua kasus diambil serumnya LAKUKAN 9/22/2022 dr. CORNELIA K 65

Penanggulangan KLB Berdasarkan hasil rekomendasi penyelidikan KLB Imunisasi Selektif : jika cakupan imunisasi campak daerah tersebut >90% atau jumlah balita rentan <20% cohort bayi 1 tahun .  imunisasi campak anak 6-59 bulan yang belum diimunisasi campak di daerah tersebut ; perkuat imunisasi rutin . Imunisasi Campak Masal : jika cakupan imunisasi rendah <90% atau jumlah balita rentan >20% cohort bayi 1 tahun , banyak gizi buruk , daerah padat-kumuh , mobilitas penduduk tinggi . 9/22/2022 dr. CORNELIA K 66

REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI NASIONAL ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL) DI WILAYAH KLB Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam ; Imunisasi pada kontak erat ( bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi , namun kontak erat yang remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi ); Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi MR maksimal 3 hari setelah kontak MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam Terapkan protocol kesehatan ( menggunakan masker dan peralatan makan / minum sendiri , jaga jarak , dll ) Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif 9/22/2022 dr. CORNELIA K 67

REKOMENDASI KOMITE VERIFIKASI NASIONAL ELIMINASI CAMPAK-RUBELA/CRS (2) INTERVENSI IMUNISASI CEPAT DI WILAYAH KLB Jika terdapat wilayah yang masuk kriteria KLB ( meskipun belum dideklarasikan )  lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi (ORI selektif /ORI massal ) Jika terdapat wilayah dengan peningkatan suspek campak -rubella  lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi ( imunisasi kejar /DOFU/Sweeping/Crash Program) Untuk wilayah berisiko tinggi yang berbatasan dengan wilayah terdampak KLB ( cakupan rendah dalam beberapa tahun terakhir )  lakukan intervensi imunisasi sesuai hasil kajian epidemiologi ( imunisasi kejar /DOFU/Sweeping/Crash Program) Libatkan organisasi profesi untuk sosialisasi campak -rubella; Kementerian Kesehatan membuat surat untuk provinsi terdampak KLB sebagai dasar advokasi Dinas Kesehatan ke Gubernur dan Bupati ; Lakukan revisi pedoman penanggulangan KLB sesuai dengan perkembangan situasi terbaru 9/22/2022 dr. CORNELIA K 68

PENUGASAN 1 9/22/2022 dr. CORNELIA K 69

PENUGASAN 2 9/22/2022 dr. CORNELIA K 70 Masing - masing anggota kelompok bergantian mensimulasikan : Bagaimana pengepakan spesimen (30 menit ) Bagaimana pengiriman spesimen (30 menit )

PENUGASAN 3 9/22/2022 dr. CORNELIA K 71 Peserta mengisi format laporan dari data yang tersedia : - Form MR 01, - Form MR 02, - Form MR 03, - Form MR 04, Peserta melakukan pengolahan dan Analisa data Peserta melakukan SKD dan respon Peserta melakukan penanggulangan KLB campak -rubella

9/22/2022 dr. CORNELIA K 72

9/22/2022 dr. CORNELIA K 73

9/22/2022 dr. CORNELIA K 74 Penugasan (IHB 6) Dari grafik tersebut diatas , pada minggu keberapa kasus campak muncul Interpretasikan grafik diatas secara deskriptif Pada minggu ke berapa puncak KLB terjadi ? Langkah-langkah PE apa yang dilakukan petugas surveilans puskesmas ? Penugasan (IHB 7) Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data hasil Penyelidikan Epidemiologi tersebut . Dari data tersebut tersebut apakah benar telah terjadi KLB campak ? Dasar apa yang dipakai untuk penetapan KLB? Apa tindakan sdr sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah terjadi KLB campak ? Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB campak ? Apa rencana tindak lanjut setelah KLB campak berakhir

TERIMA KASIH “JIKA ADA SESEORANG (ANAK/DEWASA) DENGAN DEMAM+RUAM , SEGERA HUBUNGI PETUGAS KESEHATAN/PUSKESMAS TERDEKAT ” TIM KERJA IMUNISASI WUS, SURVEILANS PD3I DAN KIPI Direktorat Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Email: [email protected] ; [email protected] 9/22/2022 dr. CORNELIA K 75

Nomor Epid Surveilans PD3I Nomer Identitas Kasus Nomor Epid Kasus AFP terdiri dari 9 digit: • Digit 1-2 : Kode epid Provinsi • Digit 3-4 : Kode epid Kab/Kota • Digit 5-6 : Tahun onset • Digit 7-9 : nomor urut kasus di kab/kota Contoh kasus AFP Kota Kupang (NTT) kasus pertama tahun 2023: 241323001 PD3I lainnya mengikuti pola yang sama dengan nomor epid kasus AFP dengan penambahan huruf di depan: Susp. Campak dimulai dengan C ( campak) Contoh: C – 010123001 Susp. Difteri dimulai dengan D Contoh: D – 010123001 Susp. TN dimulai dengan TN Contoh: TN – 010123001 Susp. Pertusis dimulai dengan P Contoh: P – 010123001 Pemberian nomor EPID dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang membawahi wilayah domisili/ tempat tinggal penderita AFP satu bulan sebelum kelumpuhan Jika kasus karena suatu hal dirawat di fasyankes di luar domisili, maka dinas kesehatan yang membawahi fasyankes harus melaporkan ke dinas kesehatan wilayah domisili. Pada kasus ini, pemberian nomor EPID dilakukan oleh kabupaten/kota yang membawahi wilayah tempat tinggal kasus satu bulan sebelum kelumpuhan. Pelacakan dikoordinasikan dengan kabupaten/kota asal (pertimbangan jarak/geografis )

Nomor Epid KAB/KOTA di NTT & Target penemuan kasus AFP / CAMPAK 2023 Kode Epid Kabupaten/Kota Target 2023 Kasus AFP dalam setahun Suspek Campak dalam setahun 2401 SUMBA_TIMUR 6 12 2402 SUMBA_BARAT 4 6 2403 MANGGARAI 8 16 2404 NGADA 4 8 2405 ENDE 6 12 2406 SIKKA 6 14 2407 FLORES_TIMUR 6 12 2408 KUPANG 8 18 2409 TIMOR_TENGAH_SELATAN 10 20 2410 TIMOR_TENGAH_UTARA 6 12 2411 BELU 6 10 Kode Epid Kabupaten/Kota Target 2023 Kasus AFP dalam setahun Suspek Campak dalam setahun 2412 ALOR 4 10 2413 KOTA_KUPANG 8 20 2414 LEMBATA 4 8 2415 ROTE_NDAO 4 8 2416 MANGGARAI_BARAT 6 12 2417 SUMBA_TENGAH 2 4 2418 SUMBA_BARAT_DAYA 8 16 2419 NAGEKEO 4 8 2420 MANGGARAI_TIMUR 6 12 2421 SABU_RAIJUA 2 6 2422 MALAKA 4 10   NUSA TENGGARA TIMUR 122 254 Seluruh kasus yang ditemukan di fasyankes ataupun di masyarakat HARUS DILAPORKAN  KITA TIDAK TAHU KASUS MANA YANG TERNYATA POSITIF.
Tags