1. Ahmad Ra'uf.pptxSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS

DEDIWAHYUDI45 0 views 22 slides Oct 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

S


Slide Content

PRINSIP ETIKA AKADEMIK (TANGGUNG JAWAB, KEJUJURAN, OBJEKTIVITAS, TRANSPARANSI) SERTA ADAB ILMUWAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Dipersembahkan oleh: Ahmad Ra’uf Dosen Pengampu: Dr. Dedi Wahyudi, M.Pd.I Program Studi: Magister Pendidikan Agama Islam Nomor Pokok Mahasiswa: 2471010002 01

Penelitian pendidikan tidak hanya menekankan hasil dan metode, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral terhadap subjek yang diteliti. Etika menjadi fondasi penting untuk menjamin penelitian berjalan dengan jujur, adil, bertanggung jawab, serta tidak merugikan pihak lain. Prinsip-prinsip utama etika seperti penghormatan terhadap otonomi subjek, perlindungan data pribadi, persetujuan tertulis yang jelas (informed consent), serta perlakuan yang adil, harus dijunjung tinggi untuk menjaga martabat dan kesejahteraan peserta penelitian. Namun, dalam praktiknya masih sering terjadi pelanggaran etika, seperti manipulasi data dan pengabaian izin tertulis, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya menjadikan etika bukan sekadar teori, melainkan budaya ilmiah yang melekat pada peneliti, sehingga penelitian tidak hanya sah secara akademis, tetapi juga bermanfaat bagi penguatan nilai kemanusiaan dan sosial di masyarakat. 02 Latar belakang PASCASARJANA UIN JUSILA

Rumus Masalah dan Tujuan PASCASARJANA UIN JUSILA 03 Rumus Masalah Apa prinsip-prinsip etika akademik seperti tanggung jawab, kejujuran, objektivitas, dan transparansi dalam penelitian ilmiah? Bagaimana adab seorang ilmuwan dalam perspektif Islam dapat diterapkan dalam kegiatan akademik? Apa relevansi etika akademik dan adab ilmuwan terhadap perkembangan pendidikan Islam Tujuan Pembahasan Untuk menjelaskan prinsip-prinsip etika akademik dalam kegiatan ilmiah. Untuk menguraikan adab seorang ilmuwan dalam perspektif Islam. Untuk menunjukkan hubungan antara etika akademik dan adab ilmuwan dengan kemajuan pendidikan Islam

Etika merupakan seperangkat prinsip yang mengatur hak, kewajiban moral, dan pedoman hidup manusia. Etika tidak hanya membahas benar atau salah, tetapi juga kebiasaan, adat, dan perjanjian yang disepakati masyarakat sebagai sesuatu yang baik. Sementara itu, penelitian didefinisikan sebagai proses sistematis dengan tujuan tertentu, seperti menemukan pengetahuan baru, memecahkan masalah, atau menguji hipotesis melalui metode ilmiah berbasis teori dan data. Dalam penulisan ilmiah, etika berfungsi sebagai aturan profesional yang menghindarkan penulis dari pelanggaran standar akademik meskipun karya telah ditulis secara benar. Dengan demikian, etika mencakup standar, nilai, dan moral yang berlaku di masyarakat maupun dunia akademik, serta refleksi filosofis tentang tanggung jawab moral, terutama dalam kegiatan penelitian dan penulisan ilmiah Etika Penelitian 04

Etika penelitian adalah fondasi moral yang memastikan integritas dan kualitas proses penelitian, mulai dari perencanaan hingga publikasi. Prinsip utamanya mencakup penghormatan terhadap peserta, di mana peneliti wajib memberikan penjelasan rinci dan mendapatkan persetujuan tanpa paksaan. Kemanfaatan (beneficence) menuntut penelitian untuk memaksimalkan manfaat bagi peserta sambil meminimalkan risiko, seperti menghindari gangguan atau tekanan psikologis. Keadilan (justice) mensyaratkan perlakuan yang sama bagi semua partisipan tanpa diskriminasi. Terakhir, integritas dan kejujuran ilmiah mewajibkan peneliti untuk melaporkan data secara akurat tanpa manipulasi, serta menghindari plagiarisme demi menjaga kredibilitas akademik. Etika Proses Penelitian 05 PASCASARJANA UIN JUSILA

Kode Etik Keberadaan Data Hasil Penelitian Validitas dan Objektivitas Data: Hasil penelitian harus valid, dapat diandalkan, dan bersifat objektif. Kewajiban Publikasi: Data hasil penelitian harus dipublikasikan, kecuali jika bersifat rahasia atau berpotensi menyebabkan keresahan publik. Penyimpanan Data: Data penelitian wajib disimpan selama minimal 10 tahun setelah dipublikasikan. Catatan Harian Peneliti (Logbook): Setiap aktivitas penelitian harus dicatat dalam buku harian (logbook) yang ditandatangani oleh peneliti dan disetujui oleh atasan. Hubungan dengan Responden: Penting untuk membangun hubungan baik dengan responden guna menjamin kualitas data yang diperoleh. 06 PASCASARJANA UIN JUSILA

PASCASARJANA UIN JUSILA Etika Mengutip Kutipan adalah proses pengambilan ide atau pendapat dari berbagai sumber, seperti laporan, artikel, atau media digital. Dalam mengutip, terdapat aturan dasar, yaitu tidak boleh memperbaiki kesalahan dari sumber asli, tetapi diperbolehkan menghilangkan bagian tertentu selama tidak mengubah makna aslinya. Ada dua jenis kutipan utama: kutipan langsung, yang mengambil teks persis seperti aslinya dan jika ada kesalahan harus ditandai dengan "sic!", dan kutipan tidak langsung, yang merupakan ringkasan atau ide pokok yang ditulis ulang dengan bahasa sendiri tanpa menggunakan tanda petik. 07

Kode Etik Kepemilikan Karya Ilmiah Secara resmi, dokumen ilmiah adalah sintesis dari fakta dan bukti eksternal dengan pemikiran pribadi penulis. Dokumen ini harus mencerminkan keaslian penulis, merupakan sintesis dari temuan dan pendapat, dan menunjukkan pengakuan yang jelas terhadap setiap sumber yang digunakan. Dengan demikian, dokumen ilmiah menjadi bukti bahwa penulis adalah bagian dari komunitas akademis yang menjunjung tinggi integritas. 08 PASCASARJANA UIN JUSILA

Etika Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian 09 PASCASARJANA UIN JUSILA Etika penelitian mencakup berbagai prinsip penting, diawali dengan kejujuran dan integritas, yang menuntut peneliti untuk bersikap konsisten, menepati janji, dan jujur dalam setiap tahapan, mulai dari pengumpulan data hingga publikasi hasil. Objektivitas mensyaratkan penelitian bebas dari bias, sementara ketepatan memastikan penggunaan instrumen dan metode yang valid serta andal. Selain itu, peneliti memiliki tanggung jawab sosial untuk memastikan penelitiannya bermanfaat bagi masyarakat. Publikasi terpercaya melarang publikasi ganda, dan kompetensi mengharuskan penelitian dilakukan oleh ahli di bidangnya. Terakhir, semua proses penelitian harus menjunjung tinggi legalitas dengan mematuhi peraturan yang berlaku.

Hak cipta memberikan serangkaian hak eksklusif kepada pencipta karya tulis untuk mengontrol penggunaan karya mereka. Hak-hak ini mencakup kemampuan untuk mereproduksi, mendistribusikan, dan mengubah karya menjadi bentuk lain (hak derivatif). Pemilik hak cipta juga berhak untuk menampilkan dan mengontrol aksesibilitas karya mereka kepada publik, serta memiliki hak untuk menolak publikasi jika dirasa merusak reputasi. Selain itu, ada hak moral yang melindungi reputasi pencipta, hak pemberitahuan sebelum karya digunakan, dan perlindungan hak cipta digital serta internasional yang memastikan karya dilindungi di berbagai platform dan negara. 10 Hak Cipta PASCASARJANA UIN JUSILA

Etika Penulisan Artikel Ilmiah PASCASARJANA UIN JUSILA 11 Kode etik penulisan ilmiah adalah standar moral yang mewajibkan penulis untuk bersikap jujur dan jelas dalam menyajikan ide dari sumber lain, serta mencantumkan referensi yang tepat untuk menghindari plagiarisme. Penulis juga harus meminta izin pemilik sumber bila memungkinkan. Etika ini menuntut penulis untuk menjunjung tinggi posisinya sebagai akademisi dengan menyajikan informasi yang benar dan bermanfaat, menulis secara akurat dan jelas, bertanggung jawab secara akademis dengan mengikuti prinsip penelitian baku, menghargai hak orang lain, dan menciptakan karya yang orisinil tanpa fabrikasi, falsifikasi, atau plagiasi. Pelanggaran terhadap kode etik ini dianggap sebagai pelanggaran moral yang merusak martabat penulis.

Berikut adalah prinsip-prinsip dasar dalam etika publikasi ilmiah: Keaslian Karya: Karya yang dipublikasikan harus orisinal dan bebas dari plagiarisme. Kejujuran Data: Data penelitian harus disajikan secara benar tanpa fabrikasi atau manipulasi. Kepengarangan yang Adil: Penulis harus ditentukan berdasarkan kontribusi nyata terhadap penelitian dan penulisan. Transparansi Konflik Kepentingan: Semua pihak harus mengungkapkan potensi konflik kepentingan. Larangan Publikasi Berganda: Artikel tidak boleh dipublikasikan di lebih dari satu jurnal secara bersamaan. Penghargaan terhadap Sitasi dan Hak Cipta: Setiap ide yang diambil dari sumber lain harus disitasi dengan benar. Kerahasiaan dan Objektivitas Peer Review: Penilaian naskah harus dilakukan secara objektif dan menjaga kerahasiaan. Akuntabilitas Penulis: Penulis bertanggung jawab penuh atas isi artikel yang dipublikasikan. Etika Publikasi Ilmiah 12

Orang yang berilmu akan bersikap bijak, terutama terhadap ayat-ayat Allah, dengan menunjukkan al-istislam (penerimaan) yang diikuti oleh al-tashdīq (pembenaran). Etika ini mengharuskan mereka untuk meyakini bahwa wahyu Allah didasarkan pada pengetahuan dan keadilan-Nya yang sempurna. Kesadaran bahwa ilmu yang mereka miliki adalah karunia dari Allah akan mendorong mereka untuk menerapkan syariat-Nya dengan rendah hati, sehingga terhindar dari kesombongan. Adab ilmuwan Dalam Pembahasan Al-Qur’an 13 PASCASARJANA UIN JUSILA

Ikhlas menjadi Ilmuwan Ikhlas, yang secara harfiah berarti membersihkan, adalah kejujuran hati dalam berkeyakinan dan bertindak semata-mata karena Allah. Seorang pendidik yang memiliki sifat ikhlas harus mengajar dengan tulus sebagai bentuk ibadah, menguasai disiplin ilmu, dan menjadi pribadi yang bertakwa. Selain itu, ia juga berperan aktif dalam membimbing, mengawasi, serta mengembangkan potensi dan karakter siswa, sambil selalu mendoakan kebaikan bagi diri dan muridnya. 14 PASCASARJANA UIN JUSILA

PASCASARJANA UIN JUSILA Mengamalkan Ilmu Keilmuan dan amal seseorang berlandaskan pada iman yang kuat, yang berfungsi sebagai fondasi agar ilmu dan amal tetap terarah. Ilmu dianggap sia-sia tanpa pengamalan, ibarat pohon yang tidak berbuah, karena tujuan utama mencari ilmu adalah untuk diamalkan. Menurut Fudhail ibn Iyadh, seseorang baru bisa disebut alim atau berilmu jika ia mengamalkan pengetahuannya. Dengan kata lain, ilmu dan amal saling melengkapi, dan seseorang yang memiliki ilmu tetapi tidak mengamalkannya sama saja dengan orang yang tidak berilmu. 15

Tawadhu’ Tawadhu' adalah sikap tunduk pada kebenaran dari Allah dan tidak menganggap diri lebih penting dari orang lain. Sifat ini tidak bisa didapat secara instan, melainkan melalui proses yang serius dan konsisten. Untuk mencapai tawadhu', seseorang perlu mengenal Allah, menyadari asal-usul dan aib diri sendiri, serta merenungkan nikmat-nikmat-Nya. Selain itu, penting juga untuk memikirkan manfaat dari tawadhu', menjauhi kesombongan, dan meneladani serta berteman dengan orang-orang saleh yang memiliki sifat ini. 16 PASCASARJANA UIN JUSILA

Menghormati Ulama Dan Majelis Ilmu 17 PASCASARJANA UIN JUSILA Adab menuntut ilmu sangat ditekankan dalam ajaran Islam, di mana Allah SWT dalam surah Al-Mujadalah ayat 11 memerintahkan umatnya untuk melapangkan tempat duduk bagi sesama, sebuah sikap yang menunjukkan penghormatan terhadap ilmu. Menurut KH. Hasyim Asy'ari, adab ini juga mencakup tiga prinsip utama: menghormati guru dengan tulus, menjaga niat yang bersih hanya untuk mencari rida Allah, serta menjaga lisan dan perilaku di hadapan guru. Prinsip ini diperkuat oleh perumpamaan bahwa "ilmu itu bagaikan cahaya, dan cahaya itu hanya akan masuk pada hati yang suci", menegaskan pentingnya kebersihan hati dalam proses menuntut ilmu.

Sabar adalah terapi efektif yang meningkatkan kualitas hidup, dan sifat ini sangat krusial dalam menuntut ilmu. Karena pemahaman ilmu diperoleh secara bertahap, kurangnya kesabaran dapat menyebabkan seseorang mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, kebosanan, atau kelelahan. Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Al-Qur'an (QS Al-Kahfi: 65–70) menjadi contoh nyata bahwa kesabaran dan ilmu saling melengkapi untuk mencapai pemahaman yang mendalam dan mendekati kebenaran. 18 Sabar Dalam Menuntut Ilmu PASCASARJANA UIN JUSILA

Kompetisi Dalam Menuntut Ilmu PASCASARJANA UIN JUSILA 19 Kompetisi, yang didefinisikan sebagai upaya memperebutkan sesuatu, memiliki manfaat signifikan dalam pendidikan. Melalui kompetisi, dapat tercipta suasana positif di kelas, yang mendorong siswa menjadi lebih aktif dan meningkatkan komunikasi dua arah. Adanya persaingan juga efektif dalam meningkatkan motivasi siswa untuk mencapai posisi terbaik dan mengasah daya pikir mereka untuk mempersiapkan diri lebih baik. Selain itu, kompetisi sangat penting untuk menumbuhkan rasa sportivitas, mengajarkan siswa untuk mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri maupun orang lain.

Kejujuran dan amanah merupakan pondasi utama dari akhlak yang baik. Kedua sifat ini, yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, sangat krusial dalam membentuk karakter dan dapat dipercaya. Amanah sendiri merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, dan diri sendiri. Karena iman yang sempurna tidak dimiliki oleh orang yang tidak memenuhi janjinya, sifat amanah adalah cerminan dari tanggung jawab. Oleh karena itu, penerapan sifat jujur dan amanah pada generasi muda, termasuk di kalangan pelajar, sangat penting untuk mencegah kebiasaan buruk seperti plagiarisme dan mencontek, yang bisa menjadi cikal bakal perilaku korupsi. Jujur dan Amanah 20

Banyak orang yang memiliki pengetahuan tinggi tidak memanfaatkannya untuk orang lain, padahal pada dasarnya mengajar dapat terjadi secara informal dengan membagikan informasi bermanfaat. Namun, hal ini berisiko menyebarkan informasi yang salah. Menurut Al-Maidah ayat 67, manusia diperintahkan untuk mengajarkan apa yang mereka ketahui, karena ilmu adalah amanat yang harus disampaikan agar terus berkesinambungan. Jika amanat ini tidak dilaksanakan, Allah mengancam mereka dengan siksa neraka, menegaskan bahwa menyebarkan ilmu adalah sebuah kewajiban. 21 Cara Menyebarkan Ilmu Dan Mengajarkannya PASCASARJANA UIN JUSILA

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa etika akademik merupakan landasan etika yang harus dianut oleh semua akademisi pada saat melakukan pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Etika akademik berfungsi sebagai cermin diri sendiri dan pedoman untuk karya ilmiah yang baik. Tanggung jawab, kejujuran, objektivitas, transparansi, penghargaan terhadap karya orang lain, disiplin, kebersamaan, dan penghormatan terhadap akademisi adalah prinsip etika akademik yang paling penting. Dengan menerapkan dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara konsisten, akan terbentuk akademis insan yang berbudi luhur, menjunjung tinggi nilai kebenaran ilmiah, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa 22 Simpulan Dosen Pengampu: Dr. Dedi Wahyudi, M.Pd.I Program Studi: Magister Pendidikan Agama Islam Nomor Pokok Mahasiswa: 2471010002
Tags