Hukum Darcy's (aliran) :
Darah dapat mengalir dengan mudah
disebabkan karena:
-perbedaan tekanan darah, tahanan
pembuluh darah & diameter
pembuluh darah
•Hemodinamik : Pemeriksaan aspek
fisik dari sirkulasi darah, termasuk
fungsi jantung dan karakteristik
fisiologis vaskuler perifer
( Mosby 1998 )
Pergerakan darah yang dinamik didalam
sistem kardiovaskular
•Mengevaluasi fungsi dasar kardiovaskular
•Memastikan adanya disfungsi
kardiovaskular
•Petunjuk untuk tindakan khusus yang
berguna memperbaiki fungsi
kardiovaskular
•Mengevaluasi kegunaan tindakan
lanjutan
•Deteksi dini, mengidentifikasi, dan dapat
memberikan terapi pada kasus mengancam
jiwa seperti gagal jantung dan tamponade
jantung
•Mengevaluasi respons pasien dengan cepat
tehadap pemberian obat obatan dan
dukungan mekanik
•Mengevaluasi keefektifan dari fungsi
kardiovaskular
•Penurunan fungsi jantung: seperti
AMI,CHF,Cardiomyopathy
•Pada pasien semua tipe kardigenik
syok,neurologis,anapilaksis
•Penurunan urine output yang disebabkan
karena dehidrasi, perdarahan gastro
intestinal atau pembedahan
PRELOAD
•Regangan serabut otot sebelum sistole
(volume dalam ruang jantung sebelum
akhir diastole)
•Hukum Starling’s (semakin regang
serabut otot-otot jantung sampai pada
batas-batas tertentu, semakin kuat
kontraksinya.
Afterload
•Tekanan atau tahanan yang harus dilawan
oleh ventrikel waktu ejection
•Ditentukan oleh resistensi katup aorta,
tekanan arterial sistemik dan viskositas
•SVR left ventrikel afterload
•PVR right ventrikel afterload
Kontraktilitas
•Kekuatan kontraksi ventrikel
•Bagaimana jantung memompa
dengan baik
•No direct measure
Right
Atrium
Right
ventricle
Left
ventricle
Pulmonal
vein
Lung
Left atrium
SVR =
Blood Pressure
organ
Systemic
Vascular
Resistance
Faktorygberpengaruh
TekananDarah
•CO
•Tahanan pembuluh darah
perifer
•Elastisitas arteri
•Volume darah
•Kekentalan darah
•Usia
•Emosi
•Aktifitas
MONITORING
NON INVASIF
•Mengkaji status hemodinamik
melalui monitoring EKG, denyut
nadi, Non invasif BP,status
mental, pulse oksimetri dan
produksi urine.
NON INVASIVE
Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah:
•adalah kekuatan tekanan darah yang
menekan pembuluh darah secara vertikal
pada saat darah dipompakan dari jantung
keseluruh anggota tubuh
•Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan
jumlah darah yang dipompa oleh jantung
dan fleksibilitas dan ukuran dari nadi
•SBP (Systole Blood Pressure)
–Tekanan darah tertinggi pada setiap peredaran
darah
•DBP (Diastole Blood Pressure)
–Tekanan darah terendah pada setiap peredaran
darah
•MAP (Mean Arterial Pressure)
–Nilai rata-rata tekanan darah
–MAP = SP + (DP x2 ) /3
TEKANAN DARAH
•Tenaga yg dihasilkan oleh darah untuk
melawan setiap unit dari dinding pembuluh
darah
•Tekanan arteri sistemik terdiri dari:
✓Tekanan sistolik, ( N = 100-130 mmHg )
✓Tekanan diastolik, ( N = 60-90 mmHg )
✓Tekanan arteri rata-rata (MAP)
MAP = SP + (DP x 2) / 3
lanjutan
•Periode sistolik 1/3 siklus jantung.
•Periode diastolic 2/3 siklus jantung
•Perbedaan antara tekanan sistolik dengan
tekanan distolik dinamakan: "pulse pressure
(PP)"
•SP -DP = PP Normal antara: 40 -65 mmHg
•PP dekat dapat disebabkan : Aortic Stenosis,
Hypovolum, Congestive heart failure.
•PP menjauh dapat disebabkan: Aortic
Regurgiitasi, Hipertensi sistemik.
Pengukuran Tekanan Darah Secara Tidak Langsung =
Pengukuran Tekanan Darah Non Invasif
Arteri Brakhialis merupakan tempat pengukuran yang paling
umum :
Mendekati jantung
Pengukuran konvensional
Pengukuran di tempat lain :
Lengan depan / arteri radialis
Pengukuran Tekanan Darah secara tidak langsung yang paling
umum adalah dengan metode auskultasi
Sphygmomanometry
Pemilihan Manset
yang Tepat
•Ukuran manset yang kecil akan menimbulkan
overestimasi tekanan darah. Pemilihan
ukuran mansetdilakukan dengan pengukuran
lingkar lengan pada titik tengah lengan atas
(pertengahan antara acromion danolecranon)
lanjutan
•Lebar manset harus berukuran kira-kira 40%
dari lingkar lengan atas (sekitar 12-14 cm pada
orang dewasa)
•Letak manset 2 jari diatas fosa cubiti
•Kesalahan umum dalam mengukur tekanan
darah adalah penggunaan
manset yang ukurannya
tidak sesuai dengan pasien
Pemilihan Manset
yang Tepat
Pulse detector
(stethoscope or microphone)
Manometer
(mercury or capsule type)
d
d + 20%
Pemilihan Manset
yang Tepat
•Lingkar lengan dan ukuran manset yang
disarankan adalah berturut turut sebagai
berikut (dalam centimeter):
•22-26: manset 12×22 (small adult arm)
•27-34: manset 16×30 (adult arm)
•35-44: manset 16×36 (large adult arm)
•45-52: manset 16×42 (adult thigh)
Posisi
•Posisi yang benar sangat menentukan keakuratan
pengukuran
•Punggung dan tungkai bawah pasiensebaiknya
ditopang, dengantungkai bawah tidak boleh
menyilangdan kaki berada pada permukaan yang
datar dan keras
•Pada lengan di mana tekanan darah akan
diukurdiupayakanlonggar sampai ke bahu,
lengandari pakaianjika diangkat harus longgar
sehingga tidak mengganggualiran darah atau tidak
mengganggumansettensimeter
•Lengansebaiknya diletakkan sedemikian rupa
sehingga beradasejajar dengan jantung
•Manometerjuga sebaiknyadiposisikansejajar
denganmata pemeriksa
Posisi
Mempersiapkan
Pengukuran Tekanan Darah
•Tidak boleh ada fistula arteriovenosa untuk
dialisis, jaringan parut karena pemotongan
arteri brakhialis sebelumnya atau tanda
limfedema (terlihat setelah diseksi nodus
aksilaris atau terapi radiasi)
•Palpasi arteri brakhialis untuk memastikan
denyutnya masih aktif
Mengukur Tekanan Darah
•Tempatkan manset di tengah arteri brakhialis.
Bagian tepi bawah manset sekitar 2.5 cm di atas
lipatan antekubital. Lingkarkan manset dengan
tepat. Posisikan lengan pasien sehingga sedikit
fleksi pada area siku
•Letakkan stetoskop pada arteri brakhialis,
pastikan telah mengunci bagian ujung
pengeluaran udara dengan memutar penuh
penutup udara
Mengukur Tekanan Darah
•Terusturunkantekanansecaraperlahan
•Sejalandenganpengenduranmanset,akan
terdengarturbulensialirandarahmelalui
arteribrakialismenimbulkanrangkaian
suara(Korotkoff)
lanjutan
•Suara(Korotkoff)dikelompokkanmenjadi5(lima)fase:--Fase
1ditandaiolehsuarayangjelas,suaramenghentakdan
berulang,bersamaandenganpemunculankembalidenyut
nadiyangteraba
•Pemunculan awal suara fase 1 ini sama dengan tekanan darah
sistolik
•Selama fase 2, suara murmur terdengar
•Pada fase 3 dan 4, perubahan mulai terjadi dimana suara nadi
mulaimelemah (biasanya 10 mmHg diatas tekanan darah
diastolik yang sebenarnya)
•Pada fase 5, suara mulai hilang, dan menunjukkan tekanan
darah diastolik
Mengukur
Tekanan Darah
•Untuk lebih meyakinkan pengamatan
sebaiknya dilanjutkan hingga 10 mmHg
dibawah fase 5
•Tunggu selama 2 menit atau lebih dan ulangi
,Rata-ratakan hasil pembacaan
•Jika dua pembacaan pertama memiliki
perbedaan lebih dari 5 mmHg lakukan
pembacaan selanjutnya
⚫Saturasi oksigen adalah suatu indikator dari
persentase hemoglobin yg tersaturasi dgn oksigen
pada saat pengukuran
⚫Saturasi oksigen adalah perbandingan
hemoglobin yg tersaturasi terhadap hemoglobin
dalam darah.
Edit title on Slide Master using Insert >
Header & Footer | March 25, 2016 |
Confidential, for internal use only
SPO2 FOREHEAD SENSOR
Forehead sensorprovides highly
accurate saturation reading faster in
patient scenarios where other sensors
cannot get a reading
Some patients represent a monitoring challenge because of:
▪Intense vasoconstriction
▪Hypovolemia
▪Hypothermia
▪Therapeutic hypothermia
▪Low cardiac index
▪Septic shock
▪Severe peripheral vascular diseases
▪Peripheral access in the OR
Prosedurpenggunaan
probe saturasi
•Periksa sensor dan kabel dari kerusakan
sebelum dipasang
•Pilih daerah yg hangat dengan perfusi yg baik
(vasokontriksi/gangguan vaskuler →sensor
pada nasal/earlobe)
•Hindari penempatan sensor pada daerah yg
edema/daerah distal dari pemasangan arteri
line atau cuff tekanan darah
NilaiSpO2
Keakuratan nilai SpO2 dipengaruhi oleh :
✓Nilai hemoglobin
✓Aliran darah ke pembuluh vaskular
✓Suhu tempat sensor diletakan
✓Kemampuan oksigenasi dari pasien
✓FiO2
✓Ventiasi-perfusi mismatch
✓Kondisi cahaya lingkungan
✓Aliran darah balik pada lokasi probe
DENYUT JANTUNG
(HR)
▪Cara pengukuran: manual danotomatisdgn
pemasanganEKG lead
▪KomponenpentingdalamCurahjantung
▪Pasientdkstabil:
➢Evaluasidgnauskultasisuarajantung
➢Hati2 →PEA (pulselesselectrical activity )
→adanyagbranEKG ygtdkdisertaikontraksi
CO = stroke volume x HR
Tujuan Pemantauan
Hemodinamik Secara Invasif
•Mengevaluasi fungsi dasar
kardiovaskular
•Menentukan adanya disfungsi sistem
kardiovaskular dan derajatnya
•Mengarahkan pada intervensi khusus
•Evaluasi efektifitas intervensi
PARAMETER
HEMODINAMIK invasif
Central Venous Pressure
(CVP)
monitoring
Central Venous Presure (CVP) merupakan
tekanan pada vena besar thorak yang
menggambarkan aliran darah ke jantung
(Oblouk, Gloria Darovic, 2002).
CVP merefleksikan tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava (Carolyn, M. Hudak,
et.al, 1998). Pada umumnya jika venous return
turun, CVP turun, dan jika venous return naik,
CVP meningkat
•Memberikan cairan intravena: volum yang
banyak dan jalur vena perifer tidak adekuat
•Memberikan obat-obat i.v seperti; obat
vasoaktif, obat yang dapat menyebabkan
iritasi
•Pemberian parenteral nutrisi
•Pemantauan hemodinamik: CVP
•Intervensi terapetik seperti: hemodialisis, TPM
•Pengambilan xample darah
Penatalaksanaan Monitoring
Hemodinamik Invasive
•Secara invasif dapat dilakukan
pengukuran dengan dua cara, yaitu:
1) teknik pengukuran dapat
menggunakan manometer air
2)teknik pengukuran dapat
menggunakan transduser
Teknik pengukuran CVP
menggunakan manometer air
Cara Merangkai
•Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
•Mengeluarkan udara dari selang infus
•Menghubungkan skala pengukuran dengan
threeway stopcock
•Menghubungkan three way stopcock dengan
selang infus
lanjutan
•Menghubungkan manometer line dengan
three way stopcock
•Mengeluarkan udara dari manometer line
•Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25
cmH2O
•Menghubungkan manometer line dengan
kateter yang sudah terpasang
Cara Pengukuran dengan
tehnik manometer air
•Memberikan penjelasan kepada pasien
•Megatur posisi pasien
•Lavelling, adalah mensejajarkan letak jantung (atrium kanan)
dengan skala pengukur atau tansduser
•Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila
•Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada
manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi
•Membereskan alat-alat
•Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
Leveling System
•Posisi Phlebostatic Axis
Letakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta ke 4
Komplikasi
Pemasangan CVP
•Pneumothorak
•Infeksi
•Disritmia
•Gangguan pembuluh darah
•Emboli udara
•Perdarahan
•Tanggal dan jam pemasangan CVP
•Lokasi pemasangan
•Ukuran kateter CVP yang digunakan
•Hasil pengukuran
•Dokumentasikan pemantauan
hemodinamik sebelum, selama ,dan
setelah pemasangan CVP
INVASIVE
•Pemantauantekananmelaluipenempatanbebe
rapakateterkedalamsistimsirkulasi
•Bertujuan untuk terus menerus atau
intermitten memantau tekanan intra arterial,
intra cardial, tekanan arteri pulmonal, dan
parameter O
2
•Informasi ini dimanfaatkan untuk mengetahui
dan mengenali dg pasti hasil pengkajian yg
akurat yg berhubungan dg perubahan sirkulasi
terutama pd pasien kritis
02/05/2023 Aliana Dewi 74
ManfaatPemantauan Monitoring
Hemodinamik Invasive
•Mengukurtekanan darah
•Mengetahuigelombangtekanandi dalam
ruangjantung
•Tempatpengambilansampeldaraharteri
•Tempatmemasukanobatobatan
•Pacujantung
02/05/2023 Aliana Dewi 75
KeuntunganPemantauanSecaraInvasive
•Lebih akurat dan dapat dibacasecara
continue
•Perubahantekanan kecildapat dideteksi
•Tercapainyaoptimalisasiterapi
•Pengambilan sampeldarah mudah
•Bentukgelombangdapat dilihatmelalui
sistimtranduser
02/05/2023 Aliana Dewi 76
Lanjutan Komponen Monitoring Hemodinamik……….
•Monitor Display
Layar monitor (gambarangelombang, nilai
pressure)
•Catheter tubing / flush system
Perawatan kateter
Heparinized solution (✓protokol)
Pressure bag
02/05/2023 Aliana Dewi 78
Persiapan Alat
pengukuran tehnik tranduser
1.Flush Solution
2.Infusor Bag
3.I.V. Administration set
4.Transducer disposible/flush device
5.Extension Tubing with stopcock
6.Transducer Interface Cable and Monitor
7. Catheter (e.g PA, CVC, Arterial
catheter…etc)
Basic Components
for Monitoring System
1.FlushSolution
Maintains fluid pathway for
transmission of pressure
to the electrical
components.
(With Heparin to prevent
clotting, and maintain
patency of the catheter
and vessel.)
2.Infusor/Pressurebag
Compressesthesolutionbag.
Pressurizationoftheflushsolutionisnecessaryto
maintainproperfunctioningoftheflushdeviceand
preventbleedback.
infusr Bag
(Pressure
Bag)
Normal
Saline
Solution
Pressure
Indicator
X-Caliber
Pressure
Gauge
150
LINE
300
LINE
Cont…
3.I.V.AdministrationSet
Transportthe flush solution to
the flush device.
➢Non-vented chamber
prevents air intake.
➢Micro-dripset allows a
rapid verificationof the
system’s flow rate.
➢Fluid filterreduces air
bubbles in system when
filling and fast-flushing.
Cont…
4.ADisposableTransducerintegratedwithFlow/FlushDeviceoraFlush
DeviceandaDisposableDiaphragmDome.
Maintainsacontinuousflowrateof2to4cc/hr.
Allowsafastflushwhennecessary.
Serveasachamberfortheliquidthattransmitspressuretothe
sensingdiaphragmofthetransducer.
Line from Ad set
Cont
…
5. Extension tubing/Manometer line dan
Stopcock
Penghubung antara kateter dan
disposible tranducer/flush device.
Extension tubing
Threeway stopcock
Cara pengkuran
Tehnik monitor tranduser
•Mengambil heparin sebanyak 500 unit
kemudian memasukkannya ke dalam
cairan infus
•Menghubungkan cairan tsb dg infus
•Mengeluarkan udara dari selang infus
•Memasang cairan infus pada kantong
tekanan
•Menghubungkan tranduser dg alat infus
lanjutan
•Memasang threeway stopcock dg alat flush
•Menghubungkan bagian distal selang infus dengan alat
flush
•Menghubungkan manometer dg threeway stopcock
•Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat
pemantauan
•Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
•Menghubungkan kabel transduser dengan monitor
•Menghubungkan manometer dengan kateter yang sudah
terpasang
•Melakukan kalibrasi alat sebelumpengukuran
Pada glbg CVP terdapat tiga
gelombang positif (a, c, dan v) yang
berkaitan dg tiga peristiwa dalam siklus
mekanis yang meningkatkan tekanan atrium
dan dua glbg negatif (x dan y) yang
dihubungkan dengan berbagai fase yg
berbeda dari siklus jantung dan sesuai
dengan gambaran EKG normal.
Gelombang CVP
GelombangCVPC
r
e
a
t
e
d
b
y
k
r
i
s
n
a
Kontraksi
atrium
a c
v
x y
Kontraksi
ventrikel
Penutupan
katup
trikuspid
Relaksasi
atrium
Pembukaan katup
trikuspid
Normal 6-12 mmHg (FCCS)
(1 cmH2O = 1,3 mmHg)02/05/2023 Aliana Dewi 92
Interpretasi
Gelombang CVP
•Gelombang a : diakibatkan oleh
peningkatan tekanan atrium pada saat
kontraksi atrium kanan. Dikorelasikan
dengan gelombang P pada EKG
•Gelombang c : timbul akibat penonjolan
katup atrioventrikuler ke dalam atrium
pada awal kontraksi ventrikel iso
volumetric. Dikorelasikan dengan akhir
gelombang QRS segmen pada EKG
Monitoring Arterial BP Invasive
•Indikasi:
–TD tidak stabil
–Titrasi vasopresor sering
–Pemeriksaan AGD berulang
–Tidak dapat dipasang NIBP
•Lokasi:
–A. radialis; A. brachialis, A. dorsalis pedis, A.
femoralis.
•Komplikasi:
–Hematom, Trombosis, iskemi distal line, kerusakan
arteri, infeksi
Vessels Catheter Transducer Monitor
Pressure
Signal
Electric
Signal
Wave and
Number
Dicrotic notch signifies the closure of
the aortic valve.
Bentuk gelombang
Over Damping
▪Gambarangelombangarteriyang
terlalulandai
▪Adagelembungudara
▪Posisikinking/tertekuk
▪TaksiranSBP rendah
▪TaksiranDBP tinggi
Underdamping
•Gambarangelombangarteri
yang berlebihan
•Adanyabekuandarah
•Kinking
•Manometer line ygterlalu
panjang
Looseconnection
pARAMETER
HEMODINAMIK invasif
Pulmonal artery
and wedge
PRESSURE
Monitoring
Pulmonary Artery Catheter
•Fig. 66-7
02/05/2023 Aliana Dewi 105
02/05/2023 Aliana Dewi 106
02/05/2023 Aliana Dewi 107
PemantauanTekanan
ArteriPulmonalisSwan-Ganz
FUNGSI
Utk mengkaji fungsi LV, CO, tek. RA,
tek. RV, tek. PA, dan pulmonari
capillary wedge pressure (PCWP)
Aliana Dewi02/05/2023 108
Gelombang kateter PA
Parameter Yang Dapat Diukur
Dengan PA Kateter
PA Pressure
PCW Pressure
CVP
CARDIAC OUTPUT
BLOOD TEMPERATURE
MIXED VENOUS OXYGEN SATURATION
02/05/2023 Aliana Dewi 110
Indikasi Pemasangan Kateter PA
•Assessing volume status
•Diagnosing RV failure
•Diagnosing LV failure
•Diagnosing PH
•Assessing vascular disease
•Early diagosis of ischaemia
02/05/2023 Aliana Dewi 111
Komplikasi pemasangan PA kateter
•Infeksi
•Pulmonal Artery Rupture
•Pulmonary Thromboembolism
•Pulmonary Infarction
•Catheter Kinking and Intracardiac Knotting
•Arrhythmias
•Air Embolization
02/05/2023 Aliana Dewi 113
Parameter Yang Dapat Diukur
Dengan PA Kateter
•PA Pressure
•PCW Pressure
•CVP
•CARDIAC OUTPUT
•BLOOD TEMPERATURE
•MIXED VENOUS OXYGEN SATURATION
Leveling System
•Posisi Phlebostatic Axis
Letakan tinggi tranduser pada titik pertemuan midaxila dgn intercosta ke 4
Zeroing System
Memindahkan efek tekanan
atmospere dari sistem, yaitu
dengan menutup arah stopcock
pada pasien, dan terbuka pada
pada posisi transducer sehingga
berhubungan dengan tekanan
atmospere
(Darovic, 2002)
Zeroing
•Menutup threeaway ke arah pasien dan membuka
threeway ke arah udara
•Mengeluarkan cairan ke udara
•Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor
terlihat angka nol
•Membuka threeway kearah klien dan menutup ke
arah udara
•Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca
dengan baik
119
Preload
Afterload
Heart Rate
Contractility
Demand
O
2Extraction
Diastolic Time
Diastolic Pressure
Coronary Artery Flow
Supply
Myocardial Oxygen Balance
•Preload
•Contractility
•Afterload
•HR
Dengan melihat perubahan TD:
PERUBA
HAN BP
PERUBA
HAN CO
PERUBA
HAN SVR?
Inotropik/
cairan
Obat
Vasoaktif
S
V
Preloa
d
Kontr
akt.
Afterl
oad
Hemodynamic Monitoring
Monitoring critically ill patients:
•What are we really worried about?
“Tissue Hypoperfusion”
•What do we really want to monitor?
“Adequate Oxygen Delivery”
•Definition of Shock:
“Inadequate tissue perfusion affecting multiple
organ systems.”
KeuntunganDan Kerugian
PemantauanSecaraInvasif
KEUNTUNGAN
•Akuratdandptdibacaterus
menerus
•Memperolehnilaisistem
kardiovaskularygtidak
dapatdiukursecaranon
invasif
•Dapatdigunakanutkterapi
yang optimal
•Untukmengambilsample
darah
•Efisiendalamhalwaktu
Kerugian
▪Meningkatkanresiko
infeksi.
▪Memerlukankeahlian
khusus
▪Dapatmemberikan
informasiygsalah
Nilai-Nilai hemodinamik
MAP, tekanan rata-rata di aorta saat cardiac cycle(Systolic + (Diastolic x2) ) : 370 –105 mmHg
CO, Volume darah yang diejeksikan dalam 1 menitDihitung dengan termodilusi4 –8 L/menit
CI, CO yang diindekskan pada ukuran tubuh CO / BSA 2.5 –4 L / min/m 2
SV, Volume darah yang diejeksikan setiap kontraksiCO/HR 60 –100 ml/beat
CVP, Tek. di RA, indikasi venour return & preloadDiukur pd proximal PA cath.2 –6 mmHg
PAP, Tek. PA saat balon dikempiskan, PA diastolic
merefleksikan LAP dan LVEDP
Diukur pd distal PA kateter
dgn balon dikempiskan
PAS 15 -30 mmHg
PAD 5 -15 mmHg
PAWP, Tek di PA dengan balon dikembangkan, refleksi
LAP dan LVEDP
Diukur pd distal PA kateter
dgn balon dikembangkan
6 –12 mmHg
SVR, Faktor utama yang menentukan LV afterload( (MAP-CVP) x80 ) : CO 900 –1400 dyne /sec/cm-5
CAPP, Tekanan arteri coroner saat diastolik Diastolic BP –PAWP 50 –80 mmHg
Masalah Yg Sering Ditemukan
Dan Pemecahannya
Masalah Penyebab Pemecahan
Darahbalikke
tubing
Tidakadagambar
gelombang
▪Sambunganlepas
▪Stopcock tertutupkeflush
system danterbukakeudara
luar
▪Tidakadekuatkantong
tekanan
•Sumberlistrikmati
•Tranducertidakterbukake
kateter
•Tranducertidakterhubung
dgnmonitor
▪Ceksambungandan
kencangkan
▪Bukastopcock
▪Isikantongtekanan
300 mmHg
•Cekaliranlistrik
•Ceksistem
•Hubungkantranduser
kemonitor
Masalah Penyebab Pemecahan
Pembacaan
tidakakurat
•Perubahanreference level
transduser
•Transduserdiatasreference
pointkesalahanhasil
pembacaanrendah
•Transducer dibawahreference
point kesalahanhasil
pembacaantinggi
•Udaraataubekuan
pd sistem
•Pertahankantransduser
padaplebostaticaxis
ataukatetertip level
padasaatmelakukan
pembacaan
•Ceksistem: aspirasi
udaraataubekuan
darisistem
Masalah Penyebab Pemecahan
Lines tidak
dapat di flush
a.posisi stopcock tidak
benar
b.tekanan pada pressure
bag tidak adekuat
c.kinking pada tubing
d. adanya clot di kateter
a. Pastikan stopcock pada
posisi yg benar/tepat
b. Pastikan tekanan pada
pressure bag 300 mmHg
dan kolf tidak kosong
c. Cek tubing terhadap
kinking
d. Usahakan aspirasi clot
dengan spuit jika lines
tetap tidak dapat di
flush usahakan bilas
dengan larutan heparin
Masalah Penyebab Pemecahan
Damping a.Bubble udara
b. Adanya clot di kateter
c. Darah balik kembali ke line
a.Amankan semua sambungan
b. Keluarkan udara dr lines &
tranduser
c. Teliti dan ganti alat yang retak
atau rusak
d. Usahakan aspirasi clot dengan
spuit jika tetap tidak dapat di
flushganti lines.
e. Pastikan posisi stopcock benar
dansambungan tidak
longgar.
Manajemen Keperawatan
•Cegah komplikasi
•Pastikan tempat area kateter terlihat dengan
jelas
•Pastikan sirkuit/ manometer line tersambung
dengan kuat dan aman
•Pasang label setiap kateter yang terpasang
sesuai standar warna (CVP warna biru, AL
merah, PAP warna kuning)
Lanjutan
•Pastikan cairan pressure bag adekuat
•Selalu menggunakan cairan Nacl 0,9%
•Pastikan bahwa tekanan yang di pressure
bagselalu 300 mmhg
•
lanjutan
•Jangan sampai cairan di pressure bag
kehabisan
•Gunakan hanya manometer line yang lengkap
dengan set tranduser
•Observasi dan buang jika ada gelembung
udara
•Untuk anak-anak < 10 th gunakan syringe 50
cc untuk cairan flush
lanjutan
•Pantau warna dan suhu ekstremitas bagian
distal dari arterial line dan bandingkan dengan
ekstremitas yang lain
•Pantau gelombang arteri setiap saat
•Zero dan levelling kembali tranduser setiap
pergantian shift dan pergantian posisi pasien
•DON’T TREAT THE MONITOR
BUT TREAT THE PATIENT
•Efisiensi, penggunaan dan managemen
yg aman dari invasive monitoring
hemodinamik diperlukan perawat yg
terlatih dan kompeten dibidangnya.
•Lakukanpersiapanalatyang sesuai
kebutuhandenganbaik
•Kalibrasi, Zeroing terlebihdahulusetelah
kateterterpasang/ sebelumdicatat
parameter yang kitapantau
•Memahamimaknadaripadaparameter
yang kitapantau, segerakolaborasibila
adaperubahanyang signifikan