Mikotoksin adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada toksin yang dihasilkan oleh jamur lebih lengkapnya, mikotoksin didefinisikan sebagai racun atau toksin hasil dari proses metabolisme sekunder jamur yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis abnormal atau pathologis pada manusia dan hewan. Mikotoksikosis adalah peristiwa keracunan yang disebabkan oleh makanan atau pakan yang telah tercemar mikotoksin
P E N G A R U H PADA MANUSIA Toksin yang diproduksi jamur pada umumnya tidak menyebabkan penyakit akut pada manusia/hewan. Dapat akut, memunculkan penyakit secara cepat atau bersifat jangka panjang (bersifat kariogenik : kanker, kehilangan imunitas tubuh, teratogenic dan embryotoxic). Penyakit timbul disebabkan terkonsumsinya mikotoksin dalam jumlah kecil secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama (terakumulasi). PADA TUMBUHAN
JENIS - JENIS MIKO TOKSIN Mikotoksin mulai dikenal sejak ditemukannya aflatoksin yang menyebabkanTurkey X –disease pada tahun 1960. Hingga saat ini telah dikenal 300 jenis mikotoksin, lima jenis diantaranya sangat berpotensi menyebabkan penyakit baikpada manusia maupun hewan, yaitu aflatoksin, okratoksin A, zearalenon, trikotesen(deoksinivalenol, toksin T2) dan fumonisin.
1. Afla toksin Aflatoksin berasal dari singkatan aspergillus flavus toxin. Toksin ini pertama kali diketahui berasal dari jamur aspergillus flavus yang berhasil diisolasi pada tahun 1960. Aspergillus flavus sebagai penghasil utama aflatoksin umumnya hanya memproduksi aflatoksin b 1 dan b 2 (afb 1 dan afb 2 ) sedangkan aspergillus parasiticus memproduksi afb 1 , afb 2 , afg 1 , dan afg 2 . ( Aspergillus flavus ) ( Aspergillus parasiticus )
2. Citrinin Citrinin pertama kali diisolasi dari penicillium citrinum oleh thom pada tahun 1931. Mikotoksin ini ditemukan sebagai kontaminan alami pada jagung, beras, gandum, barley, dan gandum hitam (rye). ( P enicillium citrinum )
3. Fumonisin Fumonisin termasuk kelompok toksin fusarium yang dihasilkan oleh jamur fusarium spp., terutama fusarium moniliforme dan fusarium proliferatum . Mikotoksin ini relatif baru diketahui dan pertama kali diisolasi dari fusarium moniliforme pada tahun 1988. Selain fusarium moniliforme dan fusarium proliferatum , terdapat pula jamur lain yang juga mampu memproduksi fumonisin, yaitu fusarium nygamai , fusarium anthophilum , fusarium diamini dan fusarium napiforme . ( Fusarium proliferatum )
4. Deoksinivalenol Deoksinivalenol (don, vomitoksin) adalah mikotoksin jenis trikotesena tipe b yang paling polar dan stabil. Jenis mikotoksin ini diproduksi oleh jamur fusarium graminearium ( gibberella zeae ) dan fusarium culmorum , dimana keduanya merupakan patogen pada tanaman. ( Fusarium graminearium ) ( F usarium culmorum )
5. Patulin Patulin dihasilkan oleh penicillium, aspergillus, byssochlamys, dan spesies yang paling utama dalam memproduksi senyawa ini adalah penicillium expansum. Toksin ini menyebabkan kontaminasi pada buah, sayuran, sereal, dan terutama adalah apel dan produk-produk olahan apel sehingga untuk diperlukan perlakuan tertentu untuk menyingkirkan patulin dari jaringan-jaringan tumbuhan contohnya adalah pencucian apel dengan cairan ozon untuk mengontrol pencemaran patulin. ( Penicillium expansum )
6. Ocharo toxin Ochratoxin dihasilkan oleh jamur dari genus aspergillus , fusarium , and penicillium dan banyak terdapat di berbagai macam makanan, mulai dari serealia, babi, ayam, kopi, bir, wine , jus anggur, dan susu. Secara umum, terdapat tiga macam ochratoxin yang disebut ochratoxin a, b, dan c, namun yang paling banyak dipelajari adalah ochratoxin a karena bersifat paling toksik diantara yang lainnya.
7. Trichothecenes Terdapat 37 macam sesquiterpenoid alami yang termasuk ke dalam golongan trichothecene dan biasanya dihasilkan oleh fusarium, stachybotrys, myrothecium, trichodemza, dan cephalosporium. Toksin ini ditemukan pada berbagai serealia dan biji-bijian di amerika, asia, dan eropa toksin ini stabil dan tahan terhadap pemanasan maupun proses pengolahan makanan dengan autoclave.
8. Zearalenone Zearalenone adalah senyawa estrogenik yang dihasilkan oleh jamur dari genus fusarium seperti fusarium graminearum dan fusarium culmorum dan banyak mengkontaminasi nasi jagung, namun juga dapat ditemukan pada serelia dan produk tumbuhan. ( F usarium graminearum ) ( F usarium culmorum )
CARA MENGANTISIPASI BAHAYA MIKOTOKSIN Kontrol kadar air Kontrol kondisi lingkungan tempat penyimpanan pangan Kontrol agar pangan tetap segar Kebersihan peralatan Penggunaan Bahan Penghambat Tumbuhnya jamur (Mold inhibitor ) Antimikotik
Regulasi Mikotoksin Draft SNI tentang batasan cemaran mikotoksin, meliputi 5 jenis yaitu aflatoksin, deoksinivalenol, fumonisisn, okratoksin A, dan patulin sedang dibuat. Khusus untuk cemaran aflatoksin, batas maksimum yang ditetapkan pada berbagai produk pangan adalah sama seperti halnya pada Keputusan Kepala Badan POM (2004), yaitu pada kacang tanah dan produk olahannya serta jagung dan produk olahannya, adalah 20 ppb untuk AFB1 dan 35 ppb untuk total aflatoksin, dan pada susu dan produk olahannya adalah 0.5 ppb untuk AFM1