Do Not Resucitate (DNR) Jangan Lakukan Resusitasi KELOMPOK 2
Definisi DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis untuk tidak melakukan CPR. Hal ini berarti bahwa dokter , perawat , dan tenaga emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernapasan maupun jantung pasien berhenti . CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah suatu prosedur medis yang digunakan untuk mengembalikan fungsi jantung ( sirkulasi ) dan pernapasan spontan pasien bila seorang pasien mengalami kegagalan jantung maupun pernapasan .
Prisip Etik Prinsip Beneficence Pemulihan kesehatan dan fungsi-fungsinya serta meringankan rasa sakit dan penderitaan Prinsip Non Maleficence (Do No Harm ) Prinsip Otonomi Otonomi pasien harus dihormati secara etik dan legal Prinsip Keadilan (Justice ) H ak-hak untuk menerima sesuatu , persaingan untuk mendapatkan kepentingan pribadi dan menyeimbangkan tujuan sosial Prinsip Kesia-siaan (Principle of Futility )
Kecuali perintah DNR dituliskan oleh dokter untuk seorang pasien , maka dalam kasus-kasus henti jantung dan henti napas , tenaga emergensi wajib melakukan tindakan resusitasi Ketika memutuskan untuk menuliskan perintah DNR, dokter tidak boleh mengesampingkan keinginan pasien maupun walinya Perintah DNR dapat dibatalkan ( atau gelang DNR dapat dimusnahkan )
Kriteria DNR Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten mengambil keputusan , telah mendapat penjelasan dari dokternya , atau bagi pasien yang dinyatakan tidak kompeten , keputusan dapat diambil oleh keluarga terdekat , atau wali yang sah yang ditunjuk oleh pengadilan , atau oleh surrogate decision-maker Dengan pertimbangan tertentu , hal-hal di bawah ini dapat menjadi bahan diskusi perihal DNR dengan pasien / walinya : Kasus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR hanya menunda proses kematian yang alami Pasien tidak sadar secara permanen Pasien berada pada kondisi terminal Ada kelainan atau disfungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding keuntungan jika resusitasi dilakukan
NEXT.. Anggota keluarga atau teman terdekat dapat memberikan persetujuan atau consent untuk DNR hanya jika pasien tidak mampu memutuskan bagi dirinya sendiri dan pasien belum memutuskan / memilih orang lain untuk mengambil keputusan tersebut . Contohnya , dalam keadaan : Pasien dalam kondisi sakit terminal Pasien yang tidak sadar secara permanen CPR tidak akan berhasil (medical futility) CPR akan menyebabkan kondisi akan menjadi lebih buruk
Ada beberapa keadaan di mana CPR biasanya memberikan 0% kemungkinan sukses , misalnya pada kondisi klinis di bawah ini : Persistent vegetative state Syok septik Stroke akut Kanker metastasis (stadium 4) Pneumonia berat
Bagaimana perawatan pasien DNR? Pemberian tindakan perawatan dan tindakan medis pada pasien DNR tidak berbeda dengan pasien pada umumnya , tetap sesuai dengan advice dan kebutuhan pasien tanpa mengurangi kualitasnya . DNR hanya memiliki makna bahwa jika pasien meninggal tim medis tidak akan melakukan CPR/RJP.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2014 Penghentian terapi bantuan hidup (with-drawing life supports) adalah menghentikan sebagian atau semua terapi bantuan hidup yang sudah diberikan pada pasien . Penundaan terapi bantuan hidup (with-holding life supports) adalah menunda pemberian terapi bantuan hidup baru atau lanjutan tanpa menghentikan terapi bantuan hidup yang sedang berjalan .
3. Pada pasien yang berada dalam keadaan yang tidak dapat disembuhkan akibat penyakit yang dideritanya (terminal state) dan tindakan kedokteran sudah sia-sia (futile) dapat dilakukan penghentian atau penundaan terapi bantuan hidup .
Terapi bantuan hidup yang dapat dihentikan atau ditunda hanya tindakan yang bersifat terapeutik dan / atau perawatan yang bersifat luar biasa (extra-ordinary), meliputi : Rawat di Intensive Care Unit; Resusitasi Jantung Paru ; Pengendalian disritmia ; Intubasi trakeal ; Ventilasi mekanis ; Obat vasoaktif ; Nutrisi parenteral; Organ artifisial ; Transplantasi ; Transfusi darah ; Monitoring invasif ; Antibiotika ; dan Tindakan lain yang ditetapkan dalam standar pelayanan kedokteran
Terapi bantuan hidup yang tidak dapat dihentikan atau ditunda meliputi oksigen , nutrisi enteral dan cairan kristaloid .
Prinsip Tindakan DNR Harus tetap ada anggapan untuk selalu melakukan resusitasi kecuali telah dibuat keputusan secara lisan dan tertulis untuk melakukan resusitasi (DNR). Keputusan tindakan DNR ini harus dicatat di rekam medis pasien . Komunikasi yang baik sangatlah penting . Dokter harus berdiskusi dengan pasien yang memiliki kemungkinan henti napas / jantung mengenai tindakan apa yang pasien ingin tim medis lakukan jika hal ini terjadi . Pasien harus diberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai kondisi dan penyakit pasien , prosedur RJP dan hasil yang mungkin terjadi . Tanggung jawab dalam mengambil keputusan DNR terletak pada konsultan / dokter umum yang bertanggung jawab atas pasien . Jika terdapat keraguan dalam mengambil keputusan , dapat meminta saran dari dokter senior . DNR hanya berarti tidak dilakukan tindakan RJP. Penanganan dan tatalaksana pasien lainnya tetap dilakukan dengan optimal.
Peninjauan Ulang Instruksi DNR Keputusan mengenai DNR ini harus ditinjau ulang s ecara teratur dan rutin . Terutama jika terjadi perubahan apapun terhadap kondisi dan keinginan pasien . Frekuensi peninjauan ulang ini harus ditentukan oleh dokter senior yang saat itu sedang bertugas atas oleh konsultan penanggung jawab pasien . Biasanya peninjauan ulang dilakukan setiap 7 hari sekali , tetapi dapat juga dilakukan setiap hari pada kasus-kasus tertentu . Peninjauan ulang ini dipengaruhi oleh diagnosis pasien , potnsi perbaikan kondisi , dan respons pasien terhadap terapi / pengobatan .
Pembatalan DNR Instruksi DNR dapat dibatalkan kapanpun oleh pasien dengan merusak / menyobek formulir dan gelang DNR, atau dengan menyatakan secara lisan . Jika instruksi DNR tidak lagi berlaku , bagian pembatalan formulir DNR harus dilengkapi / diisi . Dituliskan tanggal dan ditandatangani oleh senior yang saat itu sedang bertugas atau oleh konsultan Pembatalan ini harus dengan jelas dicatat di dalam rekam medis .