4._Manajemen_Ruang_Lingkup_Proyek_2[1].pptx

d1011241039 0 views 32 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

mpk


Slide Content

Manajemen Ruang Lingkup Proyek Instruksi Part 2 4 th Meeting by Andantino Putra Palsamu Manajemen Proyek Konstruksi Universitas Tanjungpura

Agenda Style 01 Konsep Dasar Manajemen Ruang Lingkup Proyek Konstruksi & Verifikasi Lingkup 02 Teknik Work Breakdown Structure (WBS) & Organitation Analysis Table (OAT) 03 Lingkup Pengendalian Proyek Konstruksi

Konsep Dasar Manajemen Ruang Lingkup Proyek Konstruksi & Verifikasi Lingkup

Tujuan Elemen Penting Konsep Dasar Manajemen Ruang Lingkup Proyek Konstruksi proses memastikan bahwa proyek mencakup semua pekerjaan yang diperlukan ( dan hanya pekerjaan yang diperlukan ) untuk menyelesaikan proyek dengan sukses Mendefinisikan secara jelas apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam proyek . Mencegah scope creep ( perubahan lingkup tanpa kendali ). Memastikan semua deliverable sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan . Scope Statement ( Pernyataan Ruang Lingkup ) : Dokumen yang menjelaskan deliverable, batasan , asumsi , dan kriteria penerimaan . WBS (Work Breakdown Structure) : Pemecahan proyek menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan mudah dikelola . Scope Baseline : Kombinasi dari scope statement, WBS, dan WBS Dictionary

Proses Utama dalam Manajemen Ruang Lingkup Perencanaan Ruang Lingkup (Plan Scope Management) Menentukan bagaimana lingkup proyek akan didefinisikan, dikontrol, dan divalidasi Mengumpulkan Persyaratan (Collect Requirements) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan Mendefinisikan Lingkup (Define Scope) Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Membuat WBS (Create WBS) Menguraikan pekerjaan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil . Validasi Lingkup (Validate Scope) Mendapatkan persetujuan formal dari pemangku kepentingan atas deliverable yang telah selesai Mengendalikan Lingkup (Control Scope) Memantau status lingkup proyek dan mengelola perubahan baseline lingkup

1. Perencanaan Ruang Lingkup (Plan Scope Management) proses awal dalam manajemen ruang lingkup proyek yang bertujuan untuk mendefinisikan bagaimana ruang lingkup proyek akan direncanakan , dikelola , dan dikendalikan sepanjang siklus proyek Tujuan Menetapkan aturan main bagaimana ruang lingkup akan : Ditetapkan (define) Disahkan (validate) Dikendalikan (control) Mencegah scope creep ( penambahan lingkup tanpa persetujuan ). Menjamin semua pihak memahami batasan proyek Input Proses Plan Scope Management Project Charter ( Piagam Proyek ) Project Management Plan ( dari proses sebelumnya ) Faktor Lingkungan Perusahaan (EEF) Aset Proses Organisasi (OPA)

Output Scope Management Plan → berisi : Bagaimana lingkup proyek akan didefinisikan dan didokumentasikan . Bagaimana WBS akan dibuat . Bagaimana validasi lingkup akan dilakukan . Bagaimana pengendalian perubahan lingkup dilakukan . Requirements Management Plan → cara mengelola persyaratan proyek . Contoh dalam Proyek Konstruksi Lingkup Proyek : Pembangunan Gedung 10 Lantai . Isi Scope Management Plan : Semua perubahan lingkup harus melalui Change Control Board (CCB) . WBS harus diverifikasi oleh manajer proyek sebelum digunakan . Setiap deliverable ( pondasi , struktur , finishing) harus disetujui oleh konsultan pengawas

2. Mengumpulkan Persyaratan (Collect Requirements) proses menentukan , mendokumentasikan , dan mengelola kebutuhan pemangku kepentingan untuk memenuhi tujuan proyek Input Collect Requirements Project Charter → visi , misi , dan sasaran proyek . Project Management Plan → termasuk Scope Management Plan. Dokumen bisnis → studi kelayakan , analisis manfaat . Stakeholder Register → daftar pemangku kepentingan . EEF & OPA → faktor lingkungan & prosedur perusahaan . Tujuan Memastikan semua kebutuhan proyek dikumpulkan secara lengkap . Menjadi dasar dalam perumusan ruang lingkup dan pembuatan WBS . Mengurangi risiko perubahan lingkup (scope creep) akibat kebutuhan yang tidak teridentifikasi di awal

Output Collect Requirements Requirements Documentation → daftar kebutuhan proyek ( fungsi , kinerja , regulasi ). Requirements Traceability Matrix (RTM) → tabel untuk melacak setiap kebutuhan hingga menjadi deliverable. Contoh Requirements dalam Proyek Konstruksi Fungsional : Gedung 10 lantai dengan kapasitas 500 orang. Teknis : Beton mutu K-350, pondasi tiang pancang . Regulasi : Memenuhi SNI, peraturan K3. Estetika : Desain modern, hemat energi (green building). Lingkungan : Sistem pengelolaan limbah konstruksi

3. Mendefinisikan Lingkup (Define Scope) proses mengembangkan deskripsi terperinci tentang proyek dan produk , sebagai dasar pengambilan keputusan dan pengendalian Input Define Scope Project Charter → sasaran proyek . Scope Management Plan → pedoman definisi lingkup . Requirements Documentation → hasil dari Collect Requirements. EEF & OPA → standar , regulasi , kebijakan . Tujuan Menetapkan apa yang termasuk dan apa yang tidak termasuk dalam proyek . Memberikan dasar yang jelas untuk perencanaan waktu , biaya , dan kualitas . Mencegah terjadinya scope creep ( penambahan pekerjaan di luar rencana )

Output Define Scope Project Scope Statement ( Pernyataan Lingkup Proyek ) Updates pada Dokumen Proyek ( jika ada perubahan ). Contoh Project Scope Statement ( Proyek Gedung 10 Lantai ) Deskripsi : Pembangunan gedung perkantoran 10 lantai dengan fasilitas parkir . Deliverable: Gambar kerja , pondasi , struktur , instalasi listrik , plumbing. Batasan : Tidak termasuk interior furniture dan landscaping luar gedung . Kriteria Penerimaan : Gedung siap huni , sesuai SNI, lulus uji kelayakan . Asumsi : Material tersedia tepat waktu . Kendala : Anggaran Rp 50 M, durasi 18 bulan

4. Membuat WBS (Create WBS) proses membagi deliverable proyek dan pekerjaan proyek menjadi komponen yang lebih kecil (work packages) untuk memudahkan perencanaan , pelaksanaan , dan pengendalian Input Project Scope Statement → hasil dari Define Scope. Requirements Documentation . Scope Management Plan . EEF & OPA ( prosedur , template WBS). Tujuan Memecah proyek besar menjadi pekerjaan yang lebih detail dan terukur . Menjadi dasar penyusunan jadwal , anggaran , dan pengendalian . Menghindari ruang lingkup yang tidak jelas (scope ambiguity). Output WBS (Work Breakdown Structure) . WBS Dictionary ( deskripsi detail setiap komponen ). Scope Baseline (Scope Statement + WBS + WBS Dictionary).

Contoh WBS Proyek Konstruksi ( Gedung 10 Lantai ) Level 1: Proyek Gedung 10 Lantai 1.0 Pekerjaan Persiapan  1.1 Pembersihan Lahan  1.2 Pemasangan Pagar  1.3 Mobilisasi Alat 2.0 Pekerjaan Struktur  2.1 Pondasi   2.1.1 Penggalian   2.1.2 Pemasangan Tiang Pancang  2.2 Struktur Lantai   2.2.1 Lantai 1   2.2.2 Lantai 2-10 3.0 Pekerjaan Arsitektur  3.1 Dinding  3.2 Plafon  3.3 Lantai 4.0 Pekerjaan MEP ( Mekanikal , Elektrikal , Plumbing)  4.1 Instalasi Listrik  4.2 Plumbing  4.3 Fire System 5.0 Pekerjaan Finishing  5.1 Cat Dinding  5.2 Pemasangan Pintu & Jendela

Contoh WBS Pekerjaan Jalan Beton

5. Validasi Lingkup (Validate Scope) proses memformalkan penerimaan deliverable yang selesai oleh pelanggan atau sponsor proyek Tujuan Memastikan bahwa hasil pekerjaan sesuai dengan kriteria penerimaan (acceptance criteria). Mendapatkan persetujuan formal (sign-off) dari stakeholder. Menghindari perselisihan tentang hasil akhir proyek Input Project Management Plan → terutama Scope Baseline. Requirements Documentation → daftar kebutuhan yang harus dipenuhi . Requirements Traceability Matrix (RTM) → untuk melacak kebutuhan terhadap deliverable. Verified Deliverables → hasil pekerjaan yang sudah lulus quality control

Output Accepted Deliverables → deliverable yang disetujui. Change Requests → jika ada ketidaksesuaian. Work Performance Information → status kemajuan pekerjaan. Updates pada Dokumen Proyek . Contoh Proses Validasi dalam Proyek Konstruksi Tahap 1 : Struktur lantai 1 selesai → Konsultan Pengawas melakukan inspeksi → Semua sesuai gambar → Owner menandatangani BAST ( Berita Acara Serah Terima ) → Accepted Deliverable . Tahap 2 : Instalasi listrik → ditemukan tidak sesuai → dibuat Change Request untuk perbaikan

6. Mengendalikan Lingkup (Control Scope) proses mengawasi status proyek dan lingkup produk , serta mengelola perubahan terhadap scope baseline Tujuan Memastikan proyek tetap sesuai dengan scope baseline . Mengelola change request ( perubahan lingkup ). Menjaga kesesuaian deliverable dengan persyaratan Input Project Management Plan → terutama Scope Baseline (Scope Statement + WBS + WBS Dictionary). Work Performance Data → progres pekerjaan . Requirements Documentation . Change Requests .

Output Work Performance Information → laporan status lingkup . Change Requests → untuk perubahan lingkup . Updates pada Dokumen Proyek → scope baseline, jadwal , biaya Contoh Situasi di Proyek Konstruksi Owner meminta tambahan ruang meeting → Kontraktor ajukan Change Request → CCB evaluasi → jika disetujui , jadwal dan biaya diperbarui . Jika kontraktor menambah pekerjaan tanpa persetujuan → scope creep , harus dicegah

Verifikasi Lingkup (Scope Verification / Validate Scope) Aktivitas Utama : Proses formal untuk memverifikasi bahwa produk atau deliverable proyek telah selesai sesuai dengan persyaratan yang disepakati dan mendapatkan persetujuan resmi dari pemangku kepentingan Definisi Melakukan inspeksi terhadap hasil pekerjaan . Memeriksa apakah deliverable memenuhi kriteria penerimaan yang sudah ditetapkan . Mendapatkan sign-off ( persetujuan tertulis ) dari pemilik proyek atau pihak terkait Output: - Deliverable yang diterima (Accepted Deliverables). - Permintaan perubahan jika ada ketidaksesuaian . - Dokumen validasi lingkup (Scope Validation Document).

Teknik Work Breakdown Structure (WBS) & Organitation Analysis Table (OAT)

Work Breakdown Structure (WBS) Struktur hierarki yang menguraikan proyek menjadi bagian-bagian (deliverable) yang lebih kecil , hingga level yang dapat dikelola ( work package ) Definisi Tujuan Prinsip Memecah lingkup proyek menjadi unit kerja kecil yang jelas . Menjadi dasar untuk perencanaan jadwal , biaya , dan sumber daya . Mempermudah pengawasan dan pengendalian Berdasarkan deliverable ( bukan aktivitas ). Bersifat hierarkis . Tingkat paling bawah = work package ( dapat diestimasi biaya dan durasi )

Contoh WBS Proyek Konstruksi ( Gedung 10 Lantai ) Level 1: Proyek Gedung 10 Lantai 1.0 Pekerjaan Persiapan  1.1 Pembersihan Lahan  1.2 Pemasangan Pagar  1.3 Mobilisasi Alat 2.0 Pekerjaan Struktur  2.1 Pondasi   2.1.1 Penggalian   2.1.2 Pemasangan Tiang Pancang  2.2 Struktur Lantai   2.2.1 Lantai 1   2.2.2 Lantai 2-10 3.0 Pekerjaan Arsitektur  3.1 Dinding  3.2 Plafon  3.3 Lantai 4.0 Pekerjaan MEP ( Mekanikal , Elektrikal , Plumbing)  4.1 Instalasi Listrik  4.2 Plumbing  4.3 Fire System 5.0 Pekerjaan Finishing  5.1 Cat Dinding  5.2 Pemasangan Pintu & Jendela Contoh WBS Pekerjaan Jalan Beton

RACI Matrix & Organization Analysis Table (OAT) sebuah alat atau format analisis yang digunakan untuk memetakan dan mengevaluasi hubungan antara berbagai komponen dalam sebuah organisasi , seperti tujuan , aktivitas , peran , sumber daya , serta alur kerja , agar dapat memastikan keselarasan antara struktur organisasi dengan strategi dan operasional yang dijalankan

Apa itu RACI? RACI adalah model matriks untuk menetapkan peran dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan: R = Responsible Orang atau pihak yang melaksanakan pekerjaan ( pelaksana utama ). A = Accountable Orang atau pihak yang bertanggung jawab penuh atas pekerjaan tersebut . Hanya boleh 1 orang per aktivitas . C = Consulted Pihak yang memberikan masukan dan konsultasi sebelum keputusan diambil . I = Informed Pihak yang diberi informasi tentang progres atau hasil , tetapi tidak ikut mengambil keputusan .

Contoh OAT (RACI) Proyek Gedung Paket Kerja Owner Manajer Proyek Konsultan Kontraktor Pembersihan Lahan A R C I Pemasangan Tiang Pancang I R C A Struktur Lantai 1 I R C A Instalasi Listrik I R C A Pemasangan Dinding I R C A

Contoh OAT (RACI) Proyek Jalan Rabat Beton Paket Kerja Owner Manajer Proyek Konsultan Kontraktor Pembersihan Lahan A R C I Pemasangan Bouwplank A R C I Penggalian Tanah I R C A Pemadatan Tanah Dasar I R C A Pemasangan Bekisting I R C A Pengecoran Beton Rabat I R C A Pembongkaran Bekisting I R C A Finishing Permukaan I R C A

LINGKUP PENGENDALIAN PROYEK KONSTRUKSI

Definisi Seluruh aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan , baik dari segi waktu , biaya , mutu , sumber daya , dan lingkup pekerjaan . Tujuan Pengendalian Proyek Menghindari keterlambatan . Mengendalikan pembengkakan biaya . Memastikan kualitas sesuai spesifikasi . Menjaga kepuasan stakeholder. Mengelola perubahan secara terkendali .

Komponen Utama Komponen Utama dalam Pengendalian Proyek Pengendalian Waktu (Schedule Control) Memastikan proyek berjalan sesuai jadwal . Menggunakan alat seperti CPM, PERT, Gantt Chart. Pengendalian Biaya (Cost Control) Mengendalikan pengeluaran agar sesuai anggaran (budget). Menggunakan metode seperti Earned Value Management (EVM). Pengendalian Mutu (Quality Control) Memastikan hasil pekerjaan sesuai standar dan spesifikasi . Inspeksi , pengujian material, dan sertifikasi . Pengendalian Lingkup (Scope Control) Mengelola perubahan agar lingkup proyek tetap sesuai rencana . Melibatkan Change Control Board (CCB) untuk persetujuan perubahan . Pengendalian Risiko (Risk Control) Memantau risiko proyek dan merencanakan mitigasi . Pengendalian Sumber Daya (Resource Control) Memastikan penggunaan tenaga kerja , peralatan , dan material efisien .

THANK YOU

Instruksi Tugas Pilih salah satu jenis proyek konstruksi berikut : Proyek Jalan Rabat Beton Proyek Gedung Bertingkat Proyek Jembatan Sederhana Buat Work Breakdown Structure (WBS) minimal sampai level 3 untuk proyek yang dipilih . Tentukan peran pihak-pihak dalam proyek ( misalnya : Owner, Manajer Proyek , Konsultan , Kontraktor ). Susun Organizational Analysis Table (OAT) menggunakan metode RACI : R = Responsible (yang mengerjakan ) A = Accountable (yang bertanggung jawab penuh ) C = Consulted (yang memberi masukan ) I = Informed (yang diberi informasi ) Tugas dibuat dalam format pdf dan dimasukkan ke dalam googledrive jadi satu folder Sertakan nama , NIM, kelas pada cover. Paling Lambat Kamis tgl 10 September 2025

Paket Kerja Owner Manajer Proyek Konsultan Kontraktor Pembersihan Lahan A R C I Pemasangan Bouwplank A R C I Halaman 1: Cover Judul Tugas Nama & NIM Halaman 2: WBS Dalam bentuk hierarki ( pohon ) atau tabel Halaman 3: OAT (RACI) Dalam bentuk tabel seperti ini : Aspek Bobot Struktur WBS (lengkap & benar) 40% OAT (RACI Matrix jelas) 40% Kerapian & format 20% Kriteria Penilaian
Tags