7.Strategi Pemanfaatan Bacaan Multimodal dalam Penguatan Lingkungan Belajar (litnum).pptx

SudarwatiSudarwati4 2 views 50 slides Sep 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 50
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50

About This Presentation

Strategi pemanfaatan bacaan multimodal dalam penguatan lingkungan belajar berbasis literasi dan numerasi (litnum) merupakan salah satu inovasi penting dalam dunia pendidikan. Bacaan multimodal tidak hanya mengandalkan teks tertulis, tetapi juga mengintegrasikan berbagai bentuk representasi informasi...


Slide Content

Strategi Pemanfaatan Bahan Bacaan Multimodal dalam Penguatan Lingkungan Belajar yang mengembangkan Literasi dan Numerasi

Pembukaan Sesi ini yang memiliki tujuan belajar sebagai berikut: Kompetensi Umum : Kompetensi 1 : Mengenali beragam strategi membangun lingkungan fisik kaya teks (teks multimodal) untuk penumbuhan minat baca Kompetensi 2 : Mengenali beragam strategi membangun lingkungan afektif untuk menumbuhkan minat baca Kompetensi 3: Mengenali lingkungan afektif untuk menumbuhkan kemampuan numerasi Kompetensi 3 : Mempraktikkan strategi membangun lingkungan akademik melalui pemanfaatan bahan bacaan untuk meningkatkan minat baca Kompetensi Khusus: Peserta bimtek memahami konsep lingkungan kaya teks multimodal Peserta bimtek memahami konsep lingkungan sosial afektif untuk menumbuhkan minat baca dan kemampuan numerasi Peserta bimtek memahami prinsip dan langkah pemanfaatan bahan bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan numerasi 2 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pembukaan M enurut Ibu Bapak, jika kelas kondisinya seperti gambar berikut, peserta didik akan bagaimana ? 3 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

4 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pembukaan Menurut Ibu Bapak, a pakah p erpustakaan ini dapat menumbuhkan minat baca? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI (BEERS & beers, 2007) Tersedia bahan bacaan untuk aktivitas membaca yang menyenangkan dan pembelajaran. Lingkungan sekolah dihiasi bahan kaya teks. Tersedia waktu khusus untuk membaca Kepsek, guru, tendik mendukung dan memberi apresiasi terhadap kegiatan membaca yang menyenangkan. Sekolah membuat event penumbuhan kebiasaan membaca. Guru merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi peserta didik . Guru menguatkan kecakapan literasi baca-tulis melalui kegiatan pengayaan. Guru melakukan strategi untuk mengembangkan kecakapan berpikir. Guru memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan Pembuka 5 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Peningkatan kecakapan literasi Lingkungan fisik sekolah Lingkungan sosial- afektif Lingkungan akademik

Aktivitas Sudah Berjalan … … … … Yakinkah Anda bahwa aktivitas tersebut merupakan bagian dari lingkungan kaya teks multimodal dan dapat meningkatkan minat baca dan berpikir kritis peserta didik ? Apa yang Anda ketahui terkait praktik sekolah dalam menciptakan lingkungan kaya teks multimodal untuk menumbuhkan minat baca peserta didik dan berpikir kritis peserta didik ? 6 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aktivitas 1. Mulai dari Diri Curah pendapat

7 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Definisi Lingkungan Kaya Teks Apakah yang dimaksud dengan lingkungan kaya teks? Lingkungan kaya teks dimaknai sebagai lingkungan di mana anak-anak berinteraksi dengan berbagai bentuk bahan cetak, termasuk tanda-tanda, sudut belajar yang berlabel, cerita dinding, pajangan teks, mural berlabel, papan buletin, grafik dan diagram, puisi, serta berbagai bahan cetak lain (Kadlic and Lesiak, 2003, dalam Dewayani, dkk., 2021). Lingkungan kaya teks menawarkan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan kebiasaan dan keterampilan literasi. Sumber: Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah oleh Sofie Dewayani, dkk. (2021) dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Membangun Lingkungan Teks Multimodal untuk Menumbuhkan Minat Baca 8 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

9 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Area Lingkungan Kaya Teks Multimodal Perpustakaan Sekolah Lokasi: bagian dalam dan luar perpustakaan sekolah. Isi: rak buku dengan sebagian buku ditata dengan sampul menghadap depan, buku audio (audio book), alat peraga pembelajaran dalam bentuk video/suara, sinopsis buku di mading, koleksi film pendek dalam bentuk tautan/kode QR. Sudut Baca Lokasi: bagian depan/belakang ruang kelas. Isi: rak berisi buku cetak, daftar laman buku nonteks dalam bentuk tautan/kode QR, koleksi film pendek dalam bentuk tautan/kode QR. Area Sudut Baca ditata sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik . Pojok Baca Lokasi: di koridor, ruang tunggu, tempat warga sekolah ( peserta didik , guru, orang tua) berkumpul, kantin. Isi: rak berisi buku dengan tema yang umum dibaca oleh warga sekolah, koleksi film pendek dalam bentuk tautan/kode QR. Lingkungan Sekolah Karya peserta didik di mading, petunjuk arah, poster tentang pentingnya membaca, kutipan/quotes motivasi, profil taman dalam bentuk cetak/tautan/kode QR.

Mengembangkan Sudut Baca Kelas Dok. ProVisi/Room to Read Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

memiliki pencahayaan dan sirkulasi yang cukup, memiliki lantai yang selalu dalam kondisi baik, bersih dan nyaman untuk tempat membaca, memiliki tempat penyimpanan buku yang memadai, memiliki koleksi buku yang direkomendasikan oleh pustakawan, mengatur sirkulasi buku untuk menghindari kebosanan peserta didik, menata dekorasi sesuai dengan kenyamanan peserta didik, misalnya dilengkapi meja, kursi, dan karpet untuk keperluan membaca dan berdiskusi membuat dan menyepakati peraturan untuk menggunakan/membaca koleksi buku di Sudut Baca Kelas. selalu memperbarui koleksi buku untuk mempertahankan minat baca anak. Eksplorasi Konsep: Sudut Baca Perlu Memperhatikan Hal-Hal Berikut: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

12 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Cara Memajang Buku A B Bagaimana cara memajang buku dengan tepat? Referensi : Cara Membuat Pojok Baca Sederhana (PMM) Dok. ProVisi/Room to Read Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

13 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi A B Label jenjang dan buku disusun berdasarkan jenjang (jenjang rendah dipajang di bagian bawah rak buku) Sampul buku untuk pembaca dini, awal, dan semenjana dipajang menghadap ke depan Eksplorasi Konsep: Cara Memajang Buku Dok. ProVisi/Room to Read Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Contoh Eksplorasi Konsep: Area Baca dan Lingkungan Sekolah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

15 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Perpustakaan Kaya Teks Multimodal Ruang perpustakaan yang aman, nyaman, dan menarik bagi anak Koleksi buku beragam yang sesuai dengan kemampuan membaca seluruh peserta didik Tanggung jawab bersama yang jelas Jadwal rutin pe manfaatan perpustakaan Dok. ProVisi/Room to Read Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Setelah mendiskusikan lingkungan kaya teks, mari kita lakukan refleksi. Mari berefleksi pada tautan berikut: https://s.id/aktif2 Hal yang Sudah Dijalankan Hal yang Perlu Ditingkatkan 16 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aktivitas 2. Elaborasi Pemahaman: Membangun Lingkungan Kaya Teks Multimodal untuk Menumbuhkan Minat Baca

Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 17 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Lingkungan sosial afektif dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah Guru merupakan kolega dan proses komunikasi bersifat terbuka Orang tua dan guru bekerja sama sebagai mitra Kepsek, staf dan guru dapat berkomunikasi secara efektif, dan saling mendukung serta saling percaya

Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 18 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif Ada pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun. Tidak hanya menghargai prestasi akademik peserta didik tetapi juga sikap dan upaya peserta didik.

Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran 19 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Sosial Afektif Sekolah bisa menyelenggarakan festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya, agar literasi dapat mewarnai semua perayaan penting di sekolah sepanjang tahun.

Menurut Anda, dengan menggunakan buku-buku berikut ini, bentuk-bentuk kegiatan membaca apa saja yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik ? 20 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Pengembangan Lingkungan Akademik Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca

21 Eksplorasi Konsep: Strategi Membangun Lingkungan Akademik Multimodal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Guru membacakan nyaring atau membaca bersama Anak membaca buku secara mandiri maupun berpasangan Guru mendampingi dan mengapresiasi anak membaca Guru menjadi ‘teladan’ dalam membaca Ragam Kegiatan Membaca, Asesmen, dll, klik ini Dok. ProVisi/Room to Read

Membaca Nyaring 22 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring Membacakan nyaring adalah proses peserta didik menggunakan mata, telinga, dan otak mereka untuk menerima rangkaian cerita, mendengarkan suara narator, dan memahami apa yang mereka lihat dan dengar. (Gurdon, 2019; Trelease, 2013) 22 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Apa Perbedaannya? 23 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring dan Mendongeng 23 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Membaca Nyaring Mendongeng Menggunakan teks sehingga terhubung langsung dengan membaca Tidak menghadirkan buku dan tidak terhubung langsung dengan membaca Kata-kata dalam cerita sudah ditetapkan di dalam buku Fleksibel dalam pemilihan kata Komunikasi non verbal dengan tetap memegang buku Komunikasi non verbal dengan bebas dan gerak seluruh tubuh Partisipasi peserta berdasarkan cerita Partisipasi peserta spontan

Mari kita simak video kegiatan membaca nyaring! 24 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca 24 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi https://youtu.be/qVqPCQL4838?si=uZ3erqOJHbfrOzLa

Sebelum 25 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bentuk-bentuk Kegiatan Membaca ( Aktivitas 3) Selama Sesudah 25 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apa yang dilakukan oleh “guru” Sebelum, Selama, dan Sesudah Membaca Nyaring? Potongan kertas sdh disiapkan ,

Sebelum 26 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Langkah-Langkah Kegiatan Membaca Nyaring Selama Sesudah Perkenalkan judul buku, penulis, ilustrator Perkenalkan kosakata baru Tunjukkan sampul buku, minta anak menerka apa yang akan terjadi Baca dengan intonasi, ekspresi, dan gerakan yang menarik Baca dengan suara yang jelas dan dapat didengar anak Ajukan pertanyaan prediksi Tunjukkan gambar dalam buku Ajukan pertanyaan tentang cerita Minta anak menirukan gerakan/suara yang ada dalam cerita 26 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apakah Ibu Bapak ada yang menerapkan alur langkah yang berbeda?

27 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Prinsip Membaca Nyaring 27 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Prinsip Membaca Nyaring Berdialog dengan anak saat membaca nyaring Anak dapat melihat gambar Interaksi dan koneksi ; dorong anak berbicara, beri tanggapan, perluas dan perdalam jawaban Aktivasi pengetahuan latar anak Ajukan pertanyaan pemantik Apresiasi anak

28 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring Bagaimana perasaan Ibu/Bapak saat dibacakan seperti tadi? Menurut Ibu/Bapak, jika kita membacakan cerita dengan cara seperti tadi, bagaimana perasaan anak-anak? Menurut Ibu/Bapak, bagaimana membuat kegiatan membaca nyaring menjadi LEBIH menyenangkan? 28 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Apa yang Membuat Membaca Nyaring LEBIH Menyenangkan? 29 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Membaca Nyaring Buat cerita LEBIH HIDUP dengan: Memilih buku yang sesuai Membaca dengan ekspresi : ubah suara, tempo, volume Membaca dengan intonasi sesuai cerita Gunakan isyarat dan gerakan : gerakkan tangan, tunjukkan emosi Beri jeda saat membaca: bangun ketegangan Kontak mata dengan anak 29 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Apa yang penting dilakukan sebelum membacakan nyaring pada peserta didik? 30 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Prinsip Membaca Nyaring 30 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Persiapan Prabaca: baca buku terlebih dahulu, pahami cerita, telusuri tanda baca Temukan kata yang mungkin sulit bagi peserta didik Tentukan pertanyaan yang akan diajukan Tentukan gerakan/suara yang akan ditirukan peserta didik Berlatih, berlatih, berlatih!

Tindak lanjut dari kegiatan membaca: meringkas, membuat sinopsis, mendiskusikan buku, dan memerankan adegan dalam bacaan, menyesuaikan dengan kemampuan peserta didik . Kegiatan tindak lanjut ini diupayakan tidak membebani/terlalu sulit/disertai penilaian sehingga mengganggu kesenangan membaca peserta didik. 31 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Konsep: Tindak Lanjut Kegiatan Membaca

Apakah kita dapat mengkoneksikan kegemaran dengan kegiatan membaca ? 32 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Refleksi: Membaca untuk Kesenangan 32 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Benar! Kita dapat mengkoneksikan kegemaran dengan kegiatan membaca. Hal ini dapat disebut sebagai membaca untuk kesenangan. 33 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aktivitas 2b Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan 33 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Dari poin-poin berikut, poin-poin berapakah yang termasuk ke dalam konsep membaca untuk kesenangan? Membaca buku dengan topik yang disukai peserta didik Membaca untuk dinilai Aktivitas membaca yang menumbuhkan kesenangan dan kepuasan diri Aktivitas membaca yang membuat peserta didik menginginkan untuk membaca sesering mungkin 34 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan 34 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Dari poin-poin berikut, poin-poin berapakah yang termasuk ke dalam konsep membaca untuk kesenangan? Membaca buku dengan topik yang disukai peserta didik ✅ Membaca untuk dinilai ❌ Aktivitas membaca yang menumbuhkan kesenangan dan kepuasan diri ✅ Aktivitas membaca yang membuat peserta didik menginginkan untuk membaca sesering mungkin ✅ 35 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep: Membaca untuk Kesenangan 35 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

36 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kesimpulan: Membaca untuk Kesenangan 36 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apa anak akan lebih bahagia ketika membaca lebih banyak? anak berusia 5-12 tahun yang “sangat sering” atau “sering” membaca LEBIH BAHAGIA anak yang “jarang” atau “tidak pernah” membaca dibandingkan Hasil penelitian menemukan dampak positif membaca pada anak. Sebanyak 92% anak yang sering membaca lebih aktif secara fisik dibandingkan teman-teman mereka yang jarang membaca, yaitu hanya 40% yang melakukan aktivitas fisik secara teratur. Anak yang “sering” atau “sangat sering” membaca menunjukkan imajinasi yang jauh lebih aktif , yaitu 95% dibandingkan dengan 57% dari anak yang jarang atau tidak pernah mendalami buku. Membaca juga menumbuhkan ketahanan dan keterampilan memecahkan masalah . Saat menghadapi masalah, sebagian besar pembaca setia secara aktif mencari solusi : 52% mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri, dan 69% mendekati orang tua mereka untuk meminta bimbingan dan dukungan. anak yang sering membaca berupaya untuk memecahkan sendiri situasi dan tantangan negatif yang dihadapi anak yang jarang membaca tidak berupaya untuk memecahkan situasi sulit yang dihadapi Sumber: NYPost, 2023

Mengapa gemar membaca itu penting? peserta didik yang gemar membaca cenderung percaya diri, lebih tenang, lebih mudah berkonsentrasi, dan lebih empati terhadap orang lain. Prestasi akademik peserta didik lebih baik, lebih cakap membaca, dan kemampuan numeriknya lebih baik. Orang dewasa yang gemar membaca cenderung lebih toleran dan memahami budaya orang lain. Mereka juga lebih memiliki kesadaran untuk melayani orang lain. Orang tua yang gemar membaca cenderung berkomunikasi dengan peserta didik secara lebih baik dan memiliki pola pengasuhan yang lebih baik ketimbang orang tua yang kurang gemar membaca. Orang dewasa yang berkebutuhan khusus atau pasien yang gemar membaca cenderung memiliki sikap hidup yang positif, pola hidup yang lebih sehat, dan tidak mengalami demensia. sehingga meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 37 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kesimpulan: Membaca untuk Kesenangan Sumber: Seri Manual GLS: Membaca untuk Kesenangan oleh Sofie Dewayani (2018) dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 37 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Kegiatan literasi apa yang sudah berjalan baik dan sudah menyenangkan di sekolah Anda sehingga mampu menumbuhkan minat baca? Adakah kegiatan literasi di sekolah Anda yang menurut Anda perlu dibuat lebih menyenangkan agar mampu menumbuhkan minat baca peserta didik ? Elaborasi Pemahaman: Kegiatan Literasi untuk Menumbuhkan Minat Baca 38 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mari refleksi di:

Kesimpulan 39 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Apabila kita telah memiliki pemahaman yang sama, mari kita menggali pengetahuan kita lebih dalam! Sumber: Seri Manual GLS: Membaca untuk Kesenangan oleh Sofie Dewayani (2018) dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sudahkah kita sepakat bahwa lingkungan kaya teks mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, serta minat baca peserta didik ? menumbuhkan budaya membaca untuk kesenangan membutuhkan dukungan dan teladan dari Kepala sekolah , guru dan tenaga kependidikan melalui kegiatan yang menyenangkan? kegiatan lanjutan menanggapi teks multimodal (diskusi, menulis, bercerita, dll) diupayakan tidak membebani/terlalu sulit/dinilai sehingga mengganggu kesenangan membaca peserta didik ?

Tambahan : mohon fasilitator mengajak atau mendemokan membuka : Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar , dengan memastikan peserta tahu dimana link sumber belajar dibuka

B. STRATEGI PENGUATAN NUMERASI Menyediakan sarana lingkungan fisik yang memberikan stimulus numerasi kepada peserta didik serta lingkungan berkarya (makerspace) yang memfasilitasi interaksi numerasi . Membangun lingkungan sosial-afektif positif yang mendukung growth mindset bahwa numerasi merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh semua peserta didik dan merupakan tanggung jawab semua orang, bukan hanya peran dari guru matematika saja . Mengimplementasi berbagai program sekolah yang komprehensif dan sesuai untuk berbagai kelompok peserta didik yang ditargetkan , misalnya program numerasi dini untuk peserta didik pendidikan usia dini . Menekankan penalaran dan proses pemodelan pemecahan masalah di dalam mata pelajaran matematika dan menerapkan numerasi lintas kurikulum di mata pelajaran nonmatematika .

1. Strategi Implementasi pada Lingkungan Fisik dan Membangun Lingkungan Berkarya (Makerspace)

45 45 Pada tahun 2022 Kemendikbudristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu disertai pelatihan dan pendampingan untuk lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan di Indonesia

46 Untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa , diperlukan kualitas pembelajaran yang baik yang disertai oleh ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan yang tepat Pelatihan disertai Buku Bacaan menaikkan nilai literasi siswa sebanyak 8% pada Kemampuan Membaca dan 9% pada Kemampuan Mendengar Sumber : INOVASI Literacy thematic study (2020) Responden : 4.784 siswa kelas 1-3

Tujuan Input di Tingkat Nasional ( Leading Sector ) Penyediaan dan pengiriman buku berjenjang yang berkualitas Pelatihan pengelolaan dan pemanfaatan buku (pelatihan nasional, regional, dan kabupaten) Capaian Antara Tingkat Satuan Pendidikan Capaian Langsung Tingkat Satuan Pendidikan Keluaran di Tingkat Satuan Pendidikan PTK mampu memanfaatkan buku bacaan secara optimal Akses siswa terhadap buku bacaan meningkat Persepsi positif terhadap buku Minat baca meningkat Kebiasaan membaca meningkat Sosialisasi/Advokasi kebijakan peningkatan budaya literasi ke Pemda Capaian Antara Tingkat Daerah Capaian Langsung Tingkat Daerah Keluaran di Tingkat Daerah Tersedianya manajer buku, fasilitator dan pendamping bagi satuan pendidikan Regulasi Pemda yang mendukung budaya literasi di daerah Anggaran & Program Pemda yang berorientasi pada peningkatan minat baca siswa Meningkatnya komitmen daerah Kerjasama pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan budaya literasi Meningkatnya pemahaman Pemda terkait program pembudayaan literasi Buku diterima di satuan pendidikan Jumlah guru yang dilatih meningkat Kemampuan Literasi Siswa Meningkat Pemahaman keterampilan PTK meningkat dalam mengelola buku bacaan Satuan Pendidikan mampu membangun kemitraan dengan orang tua dan masyarakat 47

Program Organisasi Penggerak (Eps. 4): Melalui Program Organisasi Penggerak, 156 lembaga telah mendampingi sekolah. Salah satu fokus kegiatan lembaga ini adalah penguatan literasi. Kurikulum Merdeka (Eps. 15): Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih leluasa bagi guru untuk memanfaatkan buku-buku bacaan dalam pembelajaran. Kampus Mengajar (Eps. 2): Literasi menjadi muatan utama program Kampus Mengajar. Hingga saat ini, lebih dari 70.000 mahasiswa membantu 15.000 sekolah menggiatkan program literasi. Program Buku Bacaan Bermutu melengkapi berbagai program Merdeka Belajar lainnya, yang berfokus untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa 48

49 bbpmpjateng Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kita simak lebih dalam , terkait peningkatan literasi dan numerasi di Lingkungan sekolah dibawah ini! https://www.youtube.com/watch?v=SHgtC19ghno

Aktivitas 3 Menyusun rencana pengembangkan lingkungan fisik , sosial-afektif dan akademik ( praktik baik pembelajaran ) berbasis literasi dan numerasi yang meliputi : - Aspek yang direncanakan - Permasalahan - Sumber daya yang dimiliki - Faktor penghambat / Tantangan - Upaya untuk mengatasi - Siapa saja yang terlibat Rencana dibuat dalam bentuk infografis atau lainnya sesuai minat masing-masing dan diunggah di link : https://s.id/kumpulhasilaktivitas