8. Interpersonal collabration (IPC) (IND)_new.pptx

rullyannisa1 0 views 38 slides Oct 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 38
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38

About This Presentation

collabration (IPC) (IND)_new.pptx


Slide Content

INTERPROFESIONAL COLLABORATION ( ipc ) Ns. Rully Annisa, M.Kep 1

Profesi keperawatan dihadapkan pada masalah perawatan kesehatan yang semakin kompleks akibat kemajuan teknologi dan medis, populasi yang menua, meningkatnya jumlah orang yang hidup dengan penyakit kronis, dan melonjaknya biaya. Kolaborasi adalah ide substantif yang berulang kali dibahas dalam dunia perawatan kesehatan. Meskipun manfaatnya sudah tervalidasi dengan baik, kolaborasi jarang dilakukan. 2 [email protected] Kolaborasi dalam keperawatan

ARTI Kata kolaborasi berasal dari kata Latin 'co' dan 'laborare' yang berarti “bekerja bersama.” Itu berarti interaksi antara dua individu atau lebih Kolaborasi mencakup berbagai tindakan seperti Komunikasi, Berbagi informasi, Koordinasi, Kerja sama, pemecahan masalah, perundingan 3

DEFINISI Kolaborasi adalah hubungan antar organisasi paling formal yang melibatkan wewenang dan tanggung jawab bersama untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi upaya bersama - Hord , 1986 Perawatan kolaboratif 'sebagai hubungan kemitraan antara dokter, perawat, dan penyedia layanan kesehatan lainnya dengan pasien dan keluarga mereka' - Virginia Henderson 4

TUJUAN KERJASAMA Memberikan perawatan yang diarahkan dan berpusat pada klien menggunakan kerangka kerja partisipatif, terintegrasi, dan multidisiplin Meningkatkan kesinambungan di seluruh rangkaian perawatan Meningkatkan kepuasan klien dan keluarga terhadap perawatan Memberikan perawatan berbasis penelitian yang berkualitas dan hemat biaya Mempromosikan rasa saling menghormati, komunikasi Mengembangkan saling ketergantungan 5

KEBUTUHAN KERJASAMA DALAM LAYANAN KESEHATAN Keinginan dan kebutuhan konsumen Konsumen perawatan kesehatan menuntut perawatan kesehatan yang komprehensif, holistik, dan penuh kasih sayang yang juga terjangkau. Mereka menginginkan perawatan ahli dan humanis yang memadukan teknologi yang tersedia dan menyediakan informasi serta layanan terkait dengan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Sebelumnya, masyarakat mengharapkan dokter untuk mengambil keputusan mengenai perawatan mereka: namun kini, konsumen mengharapkan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan. 6

Inisiatif swadaya Saat ini banyak orang mencari jawaban atas masalah kesehatan akut dan kronis melalui pendekatan perawatan kesehatan nontradisional. Pengobatan alternatif dan kelompok dukungan merupakan dua pilihan pengembangan diri yang paling populer. Terapi yang paling umum digunakan adalah teknik relaksasi, perawatan kiropraktik, imajinasi pijat, penyembuhan spiritual, dll. 7

Perubahan demografi dan epidemiologi Meningkatnya jumlah orang dewasa yang lebih tua dikombinasikan dengan fakta bahwa rata-rata orang dewasa yang lebih tua memiliki tiga atau lebih kondisi kronis , akan sangat memengaruhi sistem perawatan kesehatan dan perusahaan asuransi di masa mendatang. Berkaitan erat dengan berbagai pengaruh epidemiologi yang ditimbulkan oleh penyakit kronis. 8

Akses layanan kesehatan Beberapa sistem pemberian perawatan kesehatan alternatif telah diterapkan untuk mengendalikan biaya. 9

Kemajuan teknologi Teknologi memiliki pengaruh besar terhadap biaya dan layanan perawatan kesehatan dengan kemajuan dalam bidang kedokteran dan teknologi. Rentang hidup seseorang dalam banyak kasus dapat diperpanjang. 10

KEBUTUHAN KERJASAMA ANTARA PENDIDIKAN DAN LAYANAN Kesenjangan antara praktik dan pendidikan keperawatan berakar secara historis pada pemisahan sekolah keperawatan dari kendali rumah sakit tempat mereka bekerja. Pada saat sekolah keperawatan dioperasikan oleh rumah sakit, sebagian besar mahasiswalah yang bekerja di bangsal dan mempelajari praktik keperawatan di bawah bimbingan staf keperawatan. Namun, dalam situasi yang berlaku saat itu, kebutuhan layanan sering kali diutamakan daripada kebutuhan belajar siswa. Oleh karena itu, pembentukan lembaga pendidikan keperawatan yang terpisah dengan struktur administrasi, anggaran, dan staf yang independen dianggap perlu untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang efektif dalam rangka meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa dan meletakkan dasar bagi pengembangan pendidikan lebih lanjut. 11

KEBUTUHAN KERJASAMA ANTARA PENDIDIKAN DAN LAYANAN Meskipun pemisahan bermanfaat dalam memajukan pendidikan, namun pemisahan juga memiliki dampak buruk. Di bawah sistem terbagi, pendidik perawat bukan lagi perawat yang berpraktik di bangsal. Akibatnya, mereka tidak lagi terlibat langsung dalam pemberian layanan keperawatan dan tidak lagi bertanggung jawab atas kualitas perawatan yang diberikan di lingkungan klinis yang digunakan untuk pembelajaran siswa. Perawat yang berpraktik memiliki sedikit kesempatan untuk berbagi pengetahuan praktis mereka dengan mahasiswa dan tidak lagi berbagi tanggung jawab untuk memastikan relevansi pelatihan yang diterima mahasiswa. 12

KEBUTUHAN KERJASAMA ANTARA PENDIDIKAN DAN LAYANAN Seiring dengan melebarnya kesenjangan antara pendidikan dan praktik , kini terdapat perbedaan yang signifikan antara apa yang diajarkan di kelas dan apa yang dipraktikkan di lingkungan layanan. Sebagian besar pemimpin keperawatan juga menegaskan bahwa ada sesuatu yang hilang dengan perpindahan dari sekolah keperawatan berbasis rumah sakit ke lingkungan perguruan tinggi. Pengamatan umum bahwa perawat lulusan dapat "berteori tetapi tidak dapat melakukan kateterisasi" mencerminkan kekhawatiran bahwa perawat lulusan sering kali kurang memiliki keterampilan praktis meskipun mereka memiliki pengetahuan signifikan tentang proses dan teori keperawatan. Pendidik keperawatan mengetahui bahwa pengembangan keahlian teknis di rumah sakit modern hanya mungkin dilakukan melalui pemaparan langsung terhadap peralatan dan intervensi medis terkini. 13

KEBUTUHAN KERJASAMA ANTARA PENDIDIKAN DAN LAYANAN Sekolah keperawatan telah mencoba menjembatani kesenjangan ini dengan menggunakan laboratorium simulasi mutakhir, pengalaman klinis yang diawasi di rumah sakit, dan magang musim panas. Industri rumah sakit juga telah menyadari perlunya mendukung perawat lulusan dengan pelatihan tambahan. Akibatnya, perawat lulusan diharuskan menghadiri orientasi di rumah sakit dan menjalani praktik tambahan yang diawasi sebelum mereka dapat berfungsi secara mandiri di rumah sakit. Biaya orientasi lulusan keperawatan baru sangatlah besar, terutama dengan tingginya tingkat pergantian perawat (Reiter, Young, & Adamson, 2007). 14

Prinsip Kolaborasi – ART-533 A   Pernyataan, sikap dan nilai yang dibawa oleh setiap calon pasangan Akuntabilitas satu sama lain Perjanjian harus saling menguntungkan dan didokumentasikan Pengakuan atas kontribusi masing-masing Pencapaian yang dipantau 15

SENI - 533 R   Manfaat timbal balik Menghormati setiap pasangan Tanggung jawab-didefinisikan dengan baik dan disepakati 16

SENI -533 T   Waktu dan waktu Kebijaksanaan dan bakat Memercayai   17

CIRI KARAKTERISTIK KOLABORASI Usaha patungan Usaha koperasi Partisipasi yang bersedia Perencanaan dan pengambilan keputusan bersama Pendekatan tim Kontribusi keahlian Tanggung jawab bersama Hubungan non hierarkis Kekuasaan bersama (berdasarkan pengetahuan dan keahlian) 18

UNSUR-UNSUR KOLABORASI Komunikasi Saling Menghormati dan Percaya Pengambilan Keputusan 19

PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR atau Jenis-jenis kolaborasi Dengan rekan perawat Berbagi keahlian pribadi dengan perawat lain dan meminta keahlian orang lain untuk memastikan perawatan klien yang berkualitas. Mengembangkan rasa percaya dan saling menghormati dengan rekan sejawat yang mengakui kontribusi unik mereka. 20

PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR Dengan profesional perawatan kesehatan lainnya Berbagi tanggung jawab perawatan kesehatan dalam mengeksplorasi pilihan, menetapkan tujuan, dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga Mendengarkan pandangan masing-masing individu Berpartisipasi dalam penelitian interdisipliner kolaboratif untuk meningkatkan pengetahuan tentang masalah atau situasi klinis 21

PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR Dengan organisasi keperawatan profesional Mencari peluang untuk berkolaborasi dengan dan dalam organisasi profesional. Bertugas di komite di organisasi keperawatan negara bagian dan nasional atau kelompok spesialisasi Mendukung organisasi profesional dalam aksi politik untuk menciptakan solusi bagi permasalahan profesional dan perawatan kesehatan. 22

PERAWAT SEBAGAI KOLABORATOR Dengan undang-undang Berkolaborasi dengan penyedia layanan kesehatan lain dan mencermati peraturan perundang-undangan layanan kesehatan untuk melayani kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. 23

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Kolaborasi dan kekurangan perawat Bagi Perawat yang berpraktik, penempatan staf merupakan masalah profesional sekaligus pribadi. Tingkat staf yang tidak tepat tidak hanya mengancam kesehatan dan keselamatan pasien, dan menyebabkan perawatan yang lebih rumit, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan keselamatan Perawat dengan meningkatkan tekanan perawat, kelelahan, tingkat cedera, dan kemampuan untuk memberikan perawatan yang aman. Stres ini dapat menyebabkan kerja sama yang tidak efektif di antara para perawat. 24

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Lembur Wajib Para perawat di seluruh dunia melaporkan peningkatan dramatis dalam penggunaan lembur wajib sebagai alat kepegawaian. Praktik penempatan tenaga perawat yang berbahaya ini, sebagian disebabkan oleh kekurangan perawat, berdampak negatif terhadap perawatan pasien, memicu kesalahan medis, dan menjauhkan perawat dari tempat tidur pasien. 25

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Keselamatan di Tempat Kerja Perawat bekerja keras dalam pekerjaannya, tetapi mereka tidak seharusnya mempertaruhkan kesehatan mereka untuk melakukannya. Kecuali dan sampai lingkungan yang aman disediakan bagi perawat, kualitas perawatan yang mereka berikan juga akan terhambat. 26

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Penindasan di tempat kerja Penindasan di tempat kerja merupakan masalah serius yang memengaruhi profesi keperawatan. Hal ini didefinisikan sebagai segala jenis kekerasan berulang di mana korban perilaku bullying menderita kekerasan verbal, ancaman, perilaku yang memalukan atau mengintimidasi atau perilaku oleh pelaku yang mengganggu kinerja pekerjaannya dan dimaksudkan untuk menimbulkan risiko. 27

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Kurangnya rasa hormat Keperawatan dapat menjadi profesi yang memuaskan; namun, perawat terus mengalami kurangnya rasa hormat dari pasien, dokter, administrator, dan bahkan dari rekan kerja mereka. Medscape (2011) melaporkan bahwa 31,4 persen responden yang diwawancarai mengidentifikasi "kurangnya rasa hormat dari penyedia layanan kesehatan/non-perawat lain" sebagai salah satu faktor pekerjaan yang paling menyedihkan. Selain itu, dalam Survei Kesehatan dan Keselamatan ANA 2011, penyerangan fisik dan pelecehan verbal terbukti menurun tetapi masalah tersebut masih tetap menjadi perhatian besar. 28

Kurangnya rasa hormat Perawat terdaftar dalam survei tersebut melaporkan bahwa “serangan di tempat kerja” adalah salah satu dari tiga masalah keselamatan utama mereka. Survei melaporkan bahwa dalam periode 12 bulan, 11 persen RN diserang secara fisik dan 52 persen diancam atau dilecehkan secara verbal. Banyak kasus tidak dilaporkan karena beberapa orang merasa bahwa masalah ini hanyalah bagian dari pekerjaan mereka. Banyaknya masalah dalam keperawatan disebabkan oleh kurangnya peraturan perundang-undangan untuk mengatasi masalah ini. Karena industri perawatan kesehatan terus berkembang karena reformasi kesehatan, lebih banyak masalah akan terus muncul. 29

MASALAH KOLABORASI DALAM KEPERAWATAN Hambatan regulasi Masyarakat profesi medis terus mencoba membatasi praktik lanjutan melalui reformasi legislatif dan peraturan. Perundang-undangan dan regulasi telah menjadi penghalang dalam pelaksanaan peran kolaboratif. Kolaborasi tidak bisa dipaksakan. Ini adalah proses yang berkembang seiring waktu. 30

MASALAH KOLABORASI DI LUAR KEPERAWATAN Keperawatan merupakan tenaga kerja kesehatan terbesar di dunia Keperawatan, sebagai sebuah profesi, bisa sangat bermanfaat dan penuh tantangan, namun banyak masalah yang ada dan sebagian besar menjadi lebih buruk karena kurangnya undang-undang untuk mengatasi masalah ini. 31

Perbedaan disiplin Seringkali dokter berbeda dalam filosofi dasar perawatan mereka. Pada masa lampau, praktik yang dilakukan adalah dokter mengawasi praktik keperawatan tingkat lanjut. Namun kini muncul pandangan bahwa supervisi menghalangi pengembangan hubungan kolaboratif dan bahwa dokter tidak sepenuhnya mengawasi perawat tetapi bekerja sama dengan mereka. Daripada melakukan supervisi, sebaiknya ada ruang lingkup manajemen keperawatan yang otonom dan mengidentifikasi populasi berisiko tinggi dalam populasi atau praktik tertentu. 32

Memenuhi harapan pasien Satu dari tiga pasien yang dirawat di rumah sakit setidaknya satu malam, melaporkan bahwa “perawat tidak tersedia saat dibutuhkan atau tidak merespons permintaan bantuan dengan cepat.” (DI AS) Memenuhi harapan pasien sudah cukup sulit dan sebagian orang khawatir hal itu akan semakin memburuk seiring bertambahnya perawatan kesehatan dan populasi lansia. Mereka juga khawatir perawat akan kewalahan dan mungkin tidak mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan pasien mereka. 33

Kurangnya rasa hormat 34

MODEL KOLABORASI   Model sekolah klinis keperawatan (1995) Model Pengajaran Klinis Unit Pendidikan Khusus (1999) Model Penelitian Praktik (PRM) (2001) Pendidikan Klinis Kolaboratif Epworth Deakin (CCEED) (2003) Model Pendekatan Kolaboratif dalam Asuhan Keperawatan (CAN-Care) (2006) Model Jembatan menuju Praktik (2008) 35

kesimpulan Semua model ini mengejar kolaborasi sebagai sarana untuk membangun kepercayaan, mengakui nilai yang sama bagi para pemangku kepentingan dan membawa manfaat bersama bagi kedua mitra agar mempromosikan penelitian berkualitas tinggi, pendidikan profesional berkelanjutan, dan perawatan kesehatan berkualitas. Penerapan model-model ini dapat mengurangi kesenjangan yang dirasakan antara pendidikan dan Pelayanan keperawatan dengan demikian dapat membantu dalam pengembangan perawat yang kompeten dan efisien. perawat untuk kemajuan profesi keperawatan 36

37

38
Tags