Untuk Memahami Gerakan Kedua Organisasi ini, salah satu buku yang jadi rujukan
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya , Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir tahun 1701di Uyainah , Nejd . Wahabi adalah gerakan pembaharuan dan pemurnian Islam yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman at- Tamimi . Istilah Wahabi telah dikenal semasa Ibn Abdul Wahab hidup , tapi bukan atas inisiatif dirinya melainkan berasal dari lawan-lawannya.Ini berarti , istilah Wahabi merupakan bagian dari rangkaian stigma terhadap gerakannya . Kaum Wahabi mengklaim sebagai muslim yang berkiblat pada ajaran Islam yang pure, murni . Mereka sering juga menamakan diri sebagai muwahiddun
Muhammad bin Abdul wahab dikenal orang yang haus ilmu . Ia berguru pada Syeikh Abdullah bin Ibrahim an-N ajdy , Syeikh Efendi ad Daghastany , Ismail al- Ajlawy , syeikh Abdul lathief al-‘ Afalaqy dan Syeikh Muhammad al-‘ afalaqy . Di antara mereka yang paling lama menjadi guru adalah Muhammad hayat Sindhi dan Syeikh Abdullah al- Najdy . Tidak puas dengan itu ia pergi ke syiria untuk belajar sambil berdagang . Disana ia menemukan buku-buku karya Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim yang sangat ia idolakan . Akhirnya ia semakin jauh terpengaruh terhadap dua aliran reformis itu . Tak lama kemudian ia pergi ke Basrah dan berguru pada Syeikh Muhammad al- majmuu’iyah . Di kota ini ia menghabiskan mencari ilmu selama empat tahun , sebelum akhirnya ia ditolak masyarakat karena pandangannya dirasa meresahkan dan bertentangan dengan pandangan umum yang berlaku di masyarakat setempat , (K urnia , 2012).
Kemudian Muhammad bin Abdul Wahab diusir dari tempat tersebut dan menuju ke subuah tempat yang bernama Najd. Di situlah Abdul Wahab bertemu dengan Abdul Aziz Al Sa’ud yang sedang memerintah Dir’iyyah . Beliau pun mendapat angin segar , karana Abdul Aziz Al Sa’ud menaungi kehidupannya ., bahkan menjadi pelindung nya . ( Nasir , 2010/289 ).
Dalam memahami gerakan “ekstrim” Wahabi, maka penting pula kita belajar tentang kondisi sosial masyarakat Islam ketika itu. Ketika itu, banyak praktik-praktik yang telah melenceng dari ajaran Islam. Di antaranya, memuliakan kuburan orang-orang shalih, pemuka agama menjadikan agama sebagai jualan. Perbedaan di antara pengikut imam mahdzab yang makin meruncing, serta praktik-praktik lainnya yang menurut Syaikh Ibn Muhammad bin Abdul Wahab harus diubah dengan cara yang ekstrim pula...
Bagaimana dengan Muhammadiyah Muhammadiyah dan P engikut Syeikh Wahabi , sama-sama menggunakan slogan “al- ruju ’ ila al- quran wa al- hadits ” atau kembali kepada Quran dan Hadis . Hanya saja, Kalangan Wahabi menerapkan doktrin ini dengan melakukan penafsiran atas Quran dan hadis secara tekstual . Sementara Muhammadiyah sama dengan yang dilakukan pengikut Syeikh Muhammad Abduh, yang cenderung melakukan penafsiran secara rasional atau menjalankan doktrin tersebut dengan mengutamakan argumen rasional .
Wahabi dan Gerakan Politik, Adalah sesuatu tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Muhammad bin Abdul Wahab membangun kesepakatan dengan Abdul Aziz Al Sa’ud yang sedang memerintah Dir’iyyah . Lalu keduanya melakukan perlawanan kepada Khalifah Utsmaniyah yang menguasai Arab Saudi. Menurut Abdul Qadim Zallum , Muhammad bin Abdul Wahab bersama Muhammad bin Saud (w. 1765) melakukan kerjasama melakukan perlawanan kepada Khilafah Utsmaniyah Turki
Lalu Bagaimana dengan Muhammadiyah? Secara kultur, Muhammadiyah yang didirikan di Yogya, terkesan lebih moderat, “soft” namun memanfaatkan semua peluang dalam berdakwah. Belum berpikir, untuk terjun langsung dalam politik dalam menjalankan misi dakwahnya. Apalagi menggunakan politik untuk lahan sebagai berdakwah
Jamaludin al- AFghani dan Muhammad Abduh , ulama yang kitab-kitabnya banyak menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, melakukan pembaharuan dengan mengadopsi gagasan-gagasan Barat atau lebih memandang ke depan . Sedangkan Muhammad bin Abdul Wahab melakukan pembaharuannya dengan meniru pandangan zaman salafiyah ( generasi awal Islam) atau bisa dikatakan dengan melihat ke belakang .