Asuhan-Keperawatan-Anak-dengan-Kasus-Autisme

natasyalingganawu 0 views 10 slides Oct 10, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

AUTISM


Slide Content

Asuhan Keperawatan Anak dengan Kasus Autisme Presentasi ini membahas pendekatan holistik dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (GSA).

Definisi Autisme Gangguan Neurobiologis Autisme atau Gangguan Spektrum Autisme (GSA) adalah kondisi perkembangan saraf yang kompleks. Ini mempengaruhi cara otak memproses informasi sosial dan komunikasi. Defisit Inti Ditandai dengan kesulitan yang persisten dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang. Bersifat Spektrum GSA bermanifestasi secara berbeda pada setiap individu. Tingkat keparahan dan kombinasi gejala sangat bervariasi, itulah sebabnya disebut 'spektrum'. Penting untuk diingat bahwa autisme bukanlah penyakit mental, melainkan perbedaan dalam perkembangan saraf yang membutuhkan pemahaman dan dukungan yang tepat.

Tanda dan Gejala Autisme pada Anak Gejala seringkali terlihat jelas sebelum usia 3 tahun dan melibatkan tiga area utama. Komunikasi & Bahasa Keterlambatan atau kurangnya perkembangan bicara. Penggunaan bahasa yang berulang (ekolalia) atau tidak lazim. Kesulitan memahami isyarat non-verbal. Interaksi Sosial Kurangnya kontak mata. Kesulitan berbagi minat atau emosi. Tidak merespons panggilan nama. Preferensi untuk bermain sendiri. Perilaku Berulang Pergerakan tubuh berulang (flapping tangan, body rocking). Kebutuhan akan rutinitas yang ketat. Minat yang sangat spesifik dan intens.

Penyebab Autisme Penyebab Autisme diyakini bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor Genetik Autisme sangat dipengaruhi oleh genetik. Banyak gen telah diidentifikasi terkait risiko GSA, meskipun tidak ada satu pun gen yang menjadi penyebab tunggal. Risiko meningkat jika ada riwayat keluarga GSA. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan prenatal, seperti usia ayah yang lanjut, paparan obat-obatan tertentu (misalnya, asam valproat) selama kehamilan, infeksi, atau komplikasi kelahiran, dapat meningkatkan kerentanan. Interaksi Gen-Lingkungan Teori terkini menunjukkan bahwa GSA terjadi ketika individu yang secara genetik rentan terpapar faktor lingkungan tertentu pada periode kritis perkembangan otak, yang mengubah koneksi sinaptik.

Manifestasi Klinis Autisme Kesulitan Sensorik Hiposensitivitas (kurang bereaksi) atau Hipersensitivitas (bereaksi berlebihan) terhadap rangsangan sensorik seperti suara, sentuhan, cahaya, atau tekstur makanan. Ini sering memicu krisis atau perilaku menghindar. Regulasi Emosi Buruk Kesulitan mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka sendiri atau orang lain. Hal ini dapat menyebabkan ledakan amarah (meltdown) ketika stres atau frustrasi memuncak. Perilaku Stereotipik Perilaku motorik berulang (stimming) seperti menjentikkan jari, berputar, atau mondar-mandir. Ini berfungsi sebagai mekanisme menenangkan diri atau regulasi sensorik. Minat Terbatas Keterlibatan yang sangat intens dan fokus pada subjek tertentu (misalnya, kereta api, dinosaurus, atau matematika) seringkali mengesampingkan minat lainnya.

Contoh Kasus Anak Autisme Mari kita lihat studi kasus hipotetis untuk memahami bagaimana GSA bermanifestasi dalam kehidupan sehari-hari. Kasus "Raihan" (5 tahun) An. R didiagnosis GSA Level 2. Dia tidak dapat mengikuti instruksi dua langkah dan hanya mengucapkan kata-kata yang diulang dari orang lain (ekolalia). Dia sangat sensitif terhadap suara keras, menutupi telinganya di lingkungan yang ramai. Komunikasi: Hanya menggunakan kata kunci atau mengulang ucapan; kesulitan memulai interaksi sosial dengan teman sebaya. Perilaku: Menghabiskan waktu berjam-jam menyusun balok dalam urutan warna yang sangat spesifik. Jika urutan terganggu, ia mengalami tantrum yang parah. Sensorik: Hanya mau makan makanan dengan tekstur lembut. Sangat reaktif terhadap label pakaian atau bahan yang kasar. Fokus Asuhan Keperawatan: Mengatasi defisit komunikasi dan mengajarkan mekanisme koping terhadap hipersensitivitas sensorik, serta mendukung keluarga dalam manajemen perilaku.

Diagnosis Keperawatan Autisme (SDKI) Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), beberapa diagnosis keperawatan yang relevan untuk anak dengan GSA adalah: 1 Gangguan Interaksi Sosial Berhubungan dengan hambatan perkembangan (seperti defisit dalam interpretasi isyarat sosial), dibuktikan dengan kurangnya kontak mata, kurangnya minat dalam aktivitas bermain dengan teman sebaya, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan norma sosial. 2 Risiko Cedera Berhubungan dengan respons hipersensitif terhadap lingkungan (misalnya, suara keras) yang menyebabkan perilaku merusak diri sendiri atau agresif, atau berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan bahaya (ketidakmampuan mengenali risiko). 3 Hambatan Komunikasi Verbal Berhubungan dengan kesulitan kognitif atau perkembangan yang ditandai dengan kurangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa ekspresif atau reseptif yang fungsional, dan adanya ekolalia. 4 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan faktor psikologis (misalnya, perilaku makan selektif karena masalah sensorik/tekstur), dibuktikan dengan asupan makanan yang tidak mencukupi atau berat badan di bawah rentang normal.

Intervensi Keperawatan Autisme (SIKI): Strategi Penanganan Intervensi keperawatan harus individual dan berfokus pada penguatan keterampilan yang kurang dan pengelolaan gejala perilaku yang menantang (SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia). 1 Dukungan Interaksi Sosial Promosikan bermain paralel, gunakan isyarat visual untuk komunikasi, dan sediakan lingkungan yang terstruktur untuk mengurangi kecemasan sosial. 2 Modifikasi Perilaku dan Lingkungan Identifikasi pemicu perilaku (antecedent), gunakan penguatan positif untuk perilaku adaptif, dan pastikan lingkungan yang tenang, minim stimulasi sensorik yang berlebihan. 3 Fasilitasi Komunikasi Gunakan alat bantu visual (kartu PECS/Picture Exchange Communication System), berbicara dengan bahasa yang sederhana, dan berikan waktu tunggu (wait time) untuk memproses informasi. 4 Manajemen Sensorik Identifikasi preferensi sensorik (misalnya, musik penenang, alat tekanan/berat), sediakan ruang sensorik, dan bantu anak untuk mengatur respons terhadap rangsangan yang mengganggu.

Implementasi Tindakan Keperawatan Implementasi menuntut kesabaran, konsistensi, dan pemanfaatan pendekatan visual untuk memfasilitasi pemahaman anak. Penggunaan Jadwal Visual (Visual Schedules) Memasang jadwal aktivitas harian dalam bentuk gambar atau foto. Ini membantu anak GSA memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya, mengurangi kecemasan, dan menguatkan rutinitas. Penerapan Penguatan Positif Memberikan pujian, token, atau hadiah yang segera setelah perilaku yang diinginkan ditampilkan. Konsistensi dalam memberikan penguatan sangat krusial. Penyediaan Zona Tenang (Quiet Zone) Ketika anak mengalami overstimulasi, membimbingnya ke area yang aman dan minim rangsangan. Ini mencegah eskalasi tantrum (meltdown) dan mengajarkan regulasi diri. Teknik Komunikasi Terstruktur Gunakan kalimat pendek, langsung, dan konkret. Hindari metafora atau sarkasme. Berikan instruksi satu per satu, bukan sekaligus.

Evaluasi Asuhan Keperawatan: Mengukur Keberhasilan Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai. Keberhasilan diukur dari peningkatan fungsi adaptif anak. 50% Peningkatan Interaksi Anak menunjukkan peningkatan 50% dalam durasi kontak mata dan inisiasi interaksi bermain dengan perawat atau teman sebaya. 3/5 Keterampilan Koping Anak berhasil menggunakan 3 dari 5 strategi koping yang diajarkan (misalnya, meminta istirahat, menggunakan mainan sensorik) saat menghadapi pemicu stres. 100% Kepatuhan Rutinitas Anak menyelesaikan 100% dari langkah-langkah dalam jadwal visual harian tanpa insiden tantrum yang signifikan. Evaluasi harus selalu melibatkan masukan dari orang tua dan guru. Pendekatan SMART (Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, Batas Waktu) digunakan untuk memastikan tujuan keperawatan jelas dan dapat dipantau.
Tags