Botox injection ( anti aging and aesthetic medicine

Botox

1. PENGGUNAAN BOTULINUM A
EXOTOXIN DALAM KOSMETIK

2. BOTOX

Botulinum toksin tipe A berasal dari bakteri
Clostridium botulinum.

Mekanisme kerja: menghambat pelepasan
acetylcholine (Ach) dari presynaptic neuron ke
neuromuscular junction (NMJ).

Hasil: mengurangi aktifitas otot yang bersifat
sementara.

5. INDIKASI PENGGUNAAN BOTOX

Tujuan terapeutik:
Blepharospasm dan hemifacial spasm
Cervical dystonia
Hyperhidrosis
Migraine
Tension type headache

Tujuan estetik

6. PENGENCERAN

7. PENYIMPANAN

Botox sebelum diencerkan bisa bertahan sampai 3
tahun. Disimpan dalam lemari pendingin pada suhu
2-8
o
C atau dalam freezer pada suhu ≤-5
o
C

Botox setelah diencerkan dapat disimpan selama
lebih dari 42 hari. Disimpan dalam lemari
pendingin pada suhu 2-8
o
C

8. PENGGUNAAN BOTOX DALAM
BIDANG ESTETIK
Target
botox
untuk
wajah
bagian
atas

9. ACTIONS OF FACIAL MUSCLES

10. PERSIAPANPERSIAPAN INJEKSI INJEKSI
•Asepsis dengan alkohol, biarkan sampai kering
•Kulit bisa didinginkan guna mengurangi sakit
•Anestesi topikal mengurangi nyeri masuknya
jarum
•Anestesi topikal tidak mengurangi rasa nyeri
pada waktu BTX masuk dalam otot

11. TEKNIK INJEKSITEKNIK INJEKSI
•Pasien dalam posisi duduk atau sedikit miring
•Pasien kontraksikan otot
•Tandai atau tentukan tempat suntikan
•Suntikan selektif dengan jarum no 30 gauge
•Injeksikan pada waktu otot pasien relaks
supaya lebih nyaman

12. TEKNIK INJEKSITEKNIK INJEKSI
•Ganti jarum 30 Gauge setiap 4 sampai 5
suntikan. Jarum yang tajam akan kurang sakit
•Catat letak, jumlah suntikan dan dosis secara
akurat untuk mengetahui keberhasilan, over
atau under treatment

13. TEKNIK INJEKSITEKNIK INJEKSI
•Pasien disarankan untuk menghentikan
konsumsi OAINS, vitamin E, gingko biloba
seminggu sebelum suntik untuk menghindari
lebam
•Pegang gauze pada tangan yang tidak
menyuntik untuk segera memberikan tekanan
ringan pada titik2 yang berdarah untuk
meminimalkan terjadinya lebam.

14. POTENTIAL SIDE EFFECTSPOTENTIAL SIDE EFFECTS
•Bruising
•Odema lokal
•Diplopia – jarang
•Excessive brow elevation – Mr Spock

15. Kontra Indikasi
Ibu hamil dan menyusui
Inflamasi dan infeksi setempat
Hipersensitif terhadap obat
Kelainan neuro muskular
Pemakaian anti pembekuan darah

16. SESUDAH PENYUNTIKANSESUDAH PENYUNTIKAN
•Minta pasien mengkontraksikan otot sesering
mungkin selama 1 jam pertama
•Tidak tiduran selama 4 jam pasca penyuntikan

17. BASIC INJECTION TECHNIQUES

18. TARGET MUSCLES FOR GLABELLAR
FROWN LINES

19. FROWN LINE – INJECTION SITES

21. TARGET MUSCLES FOR CROW’S FEET

22. INJECTION TECHNIQUE
CROW’S FEET INFRAORBITAL CROW’S FEET

23. TARGET MUSCLES FOR HORIZONTAL
FOREHEAD LINES

24. HORIZONTAL FOREHEAD LINES
INJECTION TECHNIQUE INJECTION SITES

25. ADVANCED INJECTION TECHNIQUES

26. HYPERTROPHIC ORBICULARIS -
PRETARSAL

27. HYPERTROPHIC ORBICULARIS – PRETARSAL:
INJECTION SITES AND TECHNIQUES

Dilution: 2.5cc

Subcutaneous injection

Dose: per site 0.05cc (2U)

Technique:
1)Inject tangentially from lateral direction to avoid globe
injury.
2)Inject 2 units of botox 2mm below lash margin in mid-
pupillary line.
3)Consider a supplemental injection midway between mid-
pupillary line and lateral cantus.

28. POOR CANDIDATES FOR PRETARSAL
INJECTION

29. POOR CANDIDATES FOR PRETARSAL
INJECTION

30. NASAL SCRUNCH OR “BUNNY LINE”

31. NASAL SCRUNCH - TECHNIQUE

32. Caused by contraction of Nasalis
m.

33. NASAL FLARE
1)- Dillution: 2.5cc
2)- IM injection
3)- Dose: per site
0.05 – 0.1cc (2-
5U)
4)- Technique:
inject 2-5units
into the medial
aspect of the
alar rim

34. NASOLABIAL FOLDS

35. NASOLABIAL FOLDS

36. PERIORAL LIP LINES

37. PERIORAL LIP LINES – INJECTION
TECHNIQUE

38. DEPRESSOR ANGULI ORIS pulls down
mouth corner

39. MARIONETTE LINES (Sad Lines)

40. MENTAL CREASE

41. MENTAL CREASE

42. POPPLY (dimpled) CHIN

43. POPPLY (dimpled) CHIN

44. PLATYSMA ANATOMY

45. AGING PLATYSMA BANDS

46. PLATYSMAL BANDS – INJECTION
TECHNIQUE

47. HORIZONTAL NECK LINES

48. HORIZONTAL NECK LINES –
INJECTION TECHNIQUE

Dilution: 2.5cc

Intradermal injection

Dose: per site 0.05cc (2U)

Technique:
1)Inject 1-2 units at 2cm intervals along each horizontal
line
2)Around 50% response rate for this treatment
3)May need to combine botox with other therapies for
best results

49. BROW ELEVATORS AND DEPRESSORS:

50. BROW LIFT/SHAPING: Patient
Assessment

Understand the musculature involved in brow
shaping

Assess natural shape of brow

Look for any pre-existing asymmetry to correct

Understand patient preference for shape

Overdosing may result in undesirable brow shape
or asymmetry – start cautiously

51. THE ARCHED BROW – INJECTION
SITES

52. THE ARCHED BROW – INJECTION
SITES

53. THE FLARED BROW – INJECTION SITES

54. THE FLARED BROW – INJECTION SITES

55. THE HORIZONTAL BROW –
INJECTION SITES

56. THE HORIZONTAL BROW –
INJECTION SITES

57. SHAPING AND CONTOURING TECHNIQUES

58. MASSETER ANATOMY

59. MASSETER HYPERTROPHY

60. INJECTION TECHNIQUE

61. MASSETER HYPERTROPHY

5 units per site

Per masseter dose of 25-30
units

At the initial injection, 40-50
units may be used in males
or patients with particularly
bulky muscles

Do not inject too deeply into
the pterygoid

At 4-6 weeks post injection
for touch-ups, if required

At 3 months for re-injection,
if required
INJECTION TECHNIQUE RE-EVALUATION SCHEDULE

62. CALF CONTOURING

63. CALF CONTOURING

64. SELECTED INDICATIONS

65. HYPERHIDROSIS

66. HYPERHIDROSIS

67. RESULTS