case report tht rhinitis koas periode tahun 2023

FeliscaCarisa 0 views 56 slides Oct 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 56
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56

About This Presentation

tht - rhinitis


Slide Content

LAPORAN KASUS RHINITIS KRONIK Pembimbing: dr. Fauzan Abdillah , Sp.THT -KL Disusun Oleh: Felisca Carisa (406212029) KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT RUMAH SAKIT SUMBER WARAS PERIODE 23 OKTOBER – 25 NOVEMBER 2023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

IDENTITAS PASIEN Nama : Tn . SP Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Desember 1993 Usia : 30 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : Karyawan Alamat : Jelambar Agama : Kristen

ANAMNESIS Telah dilakukan autoanamnesis terhadap pasien pada hari Kamis , 9 November 202 3 , pukul 10.00 WIB Keluhan Utama: hidung tersumbat sejak 5 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poli THT dengan keluhan hidung tersumbat sejak 5 bulan yang lalu. Hidung tersumbat dan terkadang disertai l endir keluar dari hidung , dirasakan lebih sering pada pagi hari saat bangun tidur disertai dengan bersin. Jika berada di ruangan yang berdebu pasien bersin-bersin dan hidung terasa gatal . Lendir yang keluar berupa ingus berwarna jernih dan encer . Keluhan lain seperti demam, mimisan, nyeri tenggorokan, batuk, rasa gatal di sekitar mata, keluar cairan dari telinga, dan telinga terasa penuh dan berdenging disangkal.

ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi terhadap debu   Riwayat Penyakit Keluarga Disangkal . Riwayat Pengobatan Pasien belum melakukan pengobatan .

ANAMNESIS Riwayat Kebiasaan Pasien tidak merokok dan minum alkohol. Pasien selalu memakai masker saat berada di luar rumah semenjak pandemi. Pasien tidak punya peliharaan seperti kucing atau anjing di rumah. Pasien makan 3 kali/hari dengan nasi, lauk, dan sayur bervariasi.

PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan pemeriksaan fisik pada hari Kamis , 9 November 202 3 , pk 10. 1 5 WIB di Poli THT RS Sumber Waras. Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis , GCS 15 (E4M6V5) Tanda-tanda vital Tekanan darah : 130/70 mmHg Nadi : 82 kali/menit, reguler, isi cukup Pernapasan : 18 kali/menit, reguler Suhu : 36, 4 o C

PEMERIKSAAN SISTEM Kepala Normocephali , tidak teraba benjolan , rambut warna hitam , terdistribusi merata , kulit kepala tidak tampak kelainan Mata Sklera ikterik (-/-), CA (-/-), RC (+/+), pupil bulat , isokor Leher Letak trakea di tengah, pembesaran KGB (-) Thorax Tidak dilakukan pemeriksaan Abdomen Tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas Akral hangat, sianosis (-/-), CRT ≤ 2 detik, edema (-/-) Kulit T urgor kulit baik , sianosis (-), ikterus (-)

STATUS LOKALIS Telinga Daun Telinga Kanan Kiri Bentuk Normotia Normotia Peradangan – – Sikatriks – – Keloid – – Fistula preaurikula – – Fistula retroaurikula – – Abses retroarutikula – – Nyeri Tarik daun telinga – – NT tragus – – NT mastoid – – Liang Telinga Kanan Kiri Ukuran Lapang Lapang Hiperemis – – Sekret – – Furunkel – – Serumen – – Benda asing – – Massa tumor – – Eksostosis – – Jaringan granulasi – – Membran Timpani Kanan Kiri Bentuk Utuh Utuh Warna Putih Mutiara Putih Mutiara Refleks cahaya + + Perforasi – – Atrofi – – Bercak putih – – Bulging – – Retraksi – –

Hidung Luar & SPN Kanan Kiri Bentuk Simetris Udara pernapasan Simetris Nyeri tekan sinus paranasal - - Vestibulum Nasi Kanan Kiri Furunkel - - Laserasi - - Bekuan darah - - Kavum Nasi Kanan Kiri Lapang/sempit Sempit Sempit Septum nasi Normal Normal Warna mukosa Pucat Pucat Sekret + + Konka nasi inferior Hipertrofi Hipertrofi Meatus nasi inferior Terbuka Terbuka Konka nasi media Normal Normal Meatus nasi media Terbuka Terbuka

Kavum Oris & Orofaring Kanan Kiri Gigi geligi Lengkap, karies (-) Warna mukosa Hiperemis (-) Lidah Normal, atrofi papil (-) Arkus faring anterior & posterior Normal Tonsil T1 T1 Kripta melebar - - Detritus - - Dinding posterior faring Hiperemis (-) Gerakan palatum mole Normal

Resume Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 30 tahun dengan keluhan hidung tersumbat sejak 5 bulan yang lalu. Hidung tersumbat dan terkadang disertai l endir keluar dari hidung , dirasakan lebih sering pada pagi hari saat bangun tidur disertai dengan bersin. Jika berada di ruangan yang berdebu pasien bersin-bersin dan hidung terasa gatal . Lendir yang keluar berupa ingus berwarna jernih dan encer . Pasien memiliki riwayat alergi debu . Dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang nasoendoskopi didapatkan hidung k anan dan kiri : kavum nasi kanan dan kiri tampak sempit , mukosa hidung kanan dan kiri tampak pucat , sekret (+), dan hipertrofi konka nasi inferior.

Diagnosis Kerja Rhinitis Kronis Rencana Diagnostik Skin prick t est Terapi Non Farmakologi - Menjelaskan tentang penyakit yang diderita dan komplikasinya - Menghindari factor pencetus - Menjelaskan tentang terapi yang diberikan - Konsumsi obat dan kontrol sesuai anjuran dokter Terapi Farmakologi - cetirizine 2x10mg - pseudoephedrine 3x60mg - fluticasone furoate 2x1 puff knds   PROGNOSIS Ad vitam : Bonam Ad functionam : Dubia ad b onam Ad sanationam : Dubia ad b onam  

T I N J A U A N P U S T A K A

ANATOMI

RHINITIS Rhinitis  salah satu penyakit bergejala pada membran mukosa di hidung  reaksi inflamasi ( peradangan ). Rhinitis ditandai dengan adanya satu gejala klinis atau lebih : gatal berlebihan bersin terlalu sering hidung tersumbat rhinorrhea ( hidung mengeluarkan banyak air dan mucus)

RHINITIS AKUT

DEFINISI Rhinitis akut  radang pada mukosa hidung yang berlangsung <12 minggu , dan biasanya dapat sembuh sendiri dan membaik spontan dalam 2-3 minggu . Disebabkan oleh  infeksi virus, bakteri , ataupun iritan

EPIDEMIOLOGI Rhinitis akut dapat dipengaruhi oleh  usia , jenis kelamin dan musim yang bervariasi Rhinitis akut  70% pasien berusia >20 tahun , 71% pasien berjenis kelamin perempuan

STADIUM

TATALAKSANA

RHINITIS KRONIS

DEFINISI Rhinitis kronis  proses inflamasi pada mukosa hidung yang dapat disebabkan oleh infeksi , alergi atau iritasi yang mempengaruhi selaput lendir hindung dan sistem pernapasan , gejala yang dirasakan dalam waktu minimal 12 minggu . Gejala  bersin , hidung gatal , rhinorrhea dan hidung tersumbat Rhinitis kronis dibagi menjadi : Disebabkan oleh peradangan  rhinitis hipertrofi , rhinitis atrofi , rhinitis sika, rhinitis kaseosa dan rhinitis spesifik ( difteri , jamur , tuberkulosa , sifilis ) Tidak disebabkan oleh peradangan  rhinitis alergi , rhinitis vasomotor dan rhinitis medikamentosa

EPIDEMIOLOGI Populasi di dunia  30% menderita rhinitis kronis Eropa  10,9% populasi menderita rhinitis kronis Indonesia  12,4% populasi menderita rhinitis kronis

RHINITIS SIMPLEKS Merupakan infeksi saluran napas atas yang disebabkan  infeksi virus Rhinovirus, myxovirus , coxsackie virus, virus ECHO Manifestasi klinis : Pada awal infeksi ( berlangsung beberapa jam)  rasa panas , kering dan gatal pada hidung Bersin berulang , hidung tersumbat Sekret hidung mula-mula encet dan banyak  menjadi mucoid, lebih kental dan lengket Demam dan nyeri kepala PF: Mukosa hidung tampak merah dan membengkak Jika ada infeksi sekunder oleh bakteri  rhinorrhea menjadi purulen

RHINITIS SIMPLEKS Tatalaksana : Istirahat Obat simptomatis  analgetic, antipiretik dan obat dekongestan Antibiotik  diberikan bila ada infeksi sekunder oleh bakteri Penyakit ini biasanya dapat sembuh sendiri dan sembuh spontan setelah 2-3 minggu Komplikasi : Sinusitis Faringitis Tonsilitis Bronkitis Pneumonia Otitis media

RHINITIS HIPERTROFI Rhinitis hipertrofi  perubahan mukosa hidung pada konka inferior yang mengalami hipertrofi  proses inflamasi kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri primer atau sekunder Gejala  hidung tersumbat , mulut kering , nyeri kepala , gangguan tidur , secret biasanya banyak dan mukopurulen PF: Konka hipertrofi terutama konka inferior Permukaan konka berbenjol-benjol Terdapat secret mukopurulen diantara konka inferior dan septum dan di dasar rongga hidung Tatalaksana : Atasi faktor pencetus Terapi simptomatis untuk mengurangi sumbatan hidung  trikloroasetat atau elektrokauterisasi

RHINITIS ATROFI Rhinitis atrofi  infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka Etiologi : Infeksi oleh kuman spesifik  Klebsiella ozaena ( tersering ), Staphylococcus, Streptococcus, Pseudomonas aeruginosa Defisiensi Fe Defisiensi vitamin A Sinusitis kronik Kelainan hormonal Penyakit kolagen Rhinitis atrofi terjadi pada: Wanita > pria Usia purbertas >> Tingkat sosial ekonomi rendah dan sanitasi yang buruk

RHINITIS ATROFI Gejala : Napas berbau Sekret kental berwarna hijau disertai krusta berwarna hijau Gangguan penghidu Sakit kepala Hidung tersumbat PF: Rongga hidung sangat lapang Konka inferior dan media hipotrofi atau atrofi Ada secret purulent dan krusta berwarna hijau

RHINITIS ATROFI PP: Pemeriksaan biopsi konka media Pemeriksaan mikrobiologi Uji resistensi kuman Ct-scan sinus paranasal Tatalaksana  mengatasi etiologi dan menghilangkan gejala Terapi konservatif  antibiotic spektrum luas atau sesuai uji resistensi kuman , obat cuci hidung , vit A 3x50.000 unit, preparat Fe Terapi operatif  operasi implantasi atau jabir osteoperiostel , bedah sinus endoskopik fungsional

RHINITIS SIKA Rhinitis sika s ering terjadi pada: Orang tua Orang yang bekerja di lingkungan berdebu , panas dan kering Anemia Peminum alcohol Gizi buruk Gejala : Mukosa hidung kering di bagian depan septum dan ujung konka inferior Krusta biasanya sedikit atau tidak ada Iritasi atau kering di hidung Terkadang epistaksis

RHINITIS KASEOSA Pembentukan jaringan granulasi dan akumulasi massa seperti keju yang menyerupai kolesteatoma  akibat dari penyembuhan sinusitis yang tidak sempurna Etiologi : Radang kronis dan nasal stenosis sekunder yang menyumbat nasal discharge Perubahan mekanis dan kimiawi dan deskuamasi mukosa secara terus-menerus  penumpukan massa seperti keju

RHINITIS KASEOSA Manifestasi klinis : Kotoran warna keputihan pada lubang hidung Tanda radang pada mukosa Abses yang menembus kulit serta kerusakan tulang Destruksi luas pada tulang  deformitas wajah dan pelebaran batang hidung Sinus maksila membengkak dan letak fistula kadang terlihat Tatalaksana : Membersihkan kotoran hidung  mencuci dan mengeluarkan kotoran Massa kaseosa  diambil dan diikuti dengan irigasi

RHINITIS DIFTERI Rhinitis difteri  disebabkan oleh Corynebacleium diphteriae Dugaan adanya rinitis difteri harus dipikirkan pada penderita dengan riwayat imunisasi yang tidak lengkap . Penyakit ini semakin jarang ditemukan , karena cakupan program imunisasi yang semakin meningkat . Gejala : Demam Toksemia Terdapat limfadenitis dan mungkin ada paralisis otot pernapasan Pada hidung ada ingus yang bercampur darah Pseudomembran putih yang mudah berdarah Krusta coklat di nares anterior dan rongga hidung Diagnosis  pemeriksaan kuman dari sekret hidung . Tatalaksana : ADS, penisilin lokal dan intramuskuler Harus diisolasi sampai hasil pemeriksaan kuman negatif .

RHINITIS SIFILIS Penyakit ini sudah jarang ditemukan , penyebab  Treponema pallidum Rinitis sifilis yang primer dan sekunder gejalanya serupa dengan rinitis akut lainnya , hanya terdapat bercak mukosa Pada rinitis sifilis tersier  gumma atau ulkus , yang terutama mengenai septum nasi dan dapat mengakibatkan perforasi septum PF: Sekret mukopurulen yang berbau dan krusta Mungkin terlihat perforasi septum atau hidung . Diagnosis  p emeriksaan mikrobiologik dan biopsi . Tatalaksana : Penisilin Obat cuci hidung Krusta harus dibersihkan secara rutin .

RHINITIS TUBERKULOSA Rinitis tuberkulosa  kejadian infeksi tuberkulosa ekstra pulmoner Tuberkulosis pada hidung berbentuk noduler atau ulkus , terutama mengenai tulang rawan septum  perforasi . PF: sekret mukopurulen dan krusta  hidung tersumbat . Diagnosis  basil tahan asam (BTA) pada sekret hidung . PP  pemeriksaan histopatologi ditemukan sel datia Langhans dan limfositosis . Tatalksana  antituberkulosis dan obat cuci hidung

RHINITIS JAMUR Dapat terjadi bersama dengan sinusitis dan bersifat invasif atau non- invasif . Rinitis jamur non- invasif  menyerupai rinolit dengan inflamasi mukosa yang lebih berat . Rinolit  gumpalan jamur , biasanya tidak terjadi destruksi kartilago dan tulang Tipe invasif  ditemukannya hifa jamur pada lamina propria. Jika terjadi invasi jamur pada submukosa  perforasi septum atau hidung Jamur sebagai penyebab dapat dilihat  pemeriksaan histopatologi pemeriksaan sediaan langsung atau kultur jamur  Aspergillus, Candida, Histoplasma, Fussarium dan Mucor PF : sekret mukopurulen mungkin terlihat ulkus atau perforasi pada septum disertai dengan jaringan nekrotik berwarna kehitaman

RHINITIS JAMUR Tatalaksana : rinitis jamur non-invasive mengangkat seluruh gumpalan jamur Pemberian obat jamur sistemik maupun topikal jika diperlukan . rinitis jamur invasif pemberian anti jamur oral dan topical Cuci hidung dan pembersihan hidung  mengangkat krusta . Bagian yang terinfeksi dapat pula diolesi dengan gentian violet. Kadang-kadang diperlukan debridement seluruh jaringan yang nekrotik dan tidak sehat . Kalau jaringan nekrotik sangat luas  destruksi  tindakan rekonstruksi .

RHINITIS ALERGI Gangguan simtomatik pada hidung yang disebabkan oleh inflamasi yang dimediasi oleh imunoglobulin E (Ig E) akibat paparan zat asing , yang disebut sebagai allergen WHO ARIA  Kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin , rinore , rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE

ETIOLOGI Tungau Debu Rumah Kecoa Serpihan Epitel Kulit Binatang Rerumputan Jamur Susu Sapi Telur Coklat Ikan Laut Udang Kepiting Kacang-kacangan Penisilin Sengatan Lebah Bahan Kosmetik Perhiasan Alergen Inhalasi Alergen Ingestan Alergen Injektan Alergen Kontak

Faktor Resiko Riwayat atopi dalam keluarga ( yaitu , kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit alergi ) Penggunaan antibiotik sejak dini Paparan merokok ibu pada tahun pertama kehidupan Paparan alergen dalam ruangan, seperti alergen tungau debu Imunoglobulin E (IgE) serum >100 unit internasional/mL sebelum usia 6 tahun Adanya IgE spesifik alergen

Patofisiologi

Gambaran Histologi Saat Serangan Akut , muncul : Dilatasi pembuluh darah Pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mucus Pembesaran ruang inter seluler Penebalan membrane basal Infiltrasi sel-sel eosinofil pada jaringan mukosa dan submukosa hidung . Jika sudah Kronik , muncul  PERUBAHAN IREVERSIBEL Proliferasi jaringan ikat Hiperplasia mukosa Mukosa hidung menebal

Klasifikasi Rinitis Musiman (Seasonal, Hay Fever, Polinosis ) Negara yang mempunyai 4 musim Allergen : tepungsari (pollen), rerumputan , dan spora jamur Rinitis Sepanjang Tahun (Perennial) Intermiten atau terus menerus , tanpa variasi musim Penyebab yang paling sering ialah alergen inhalan dan alergen ingestan . Berdasarkan “Sifat” :

Intermitten ( Kadang-kadang ) Bila gejala kurang dari 4 hari / minggu atau kurang dari 4 minggu . Persisten / Menetap Bila gejala lebih dari 4 hari / minggu dan lebih dari 4 minggu . Berdasarkan “WHO Initiative ARIA” :

Ringan Tidak ditemukan gangguan tidur , gangguan akivitas harian , bersantai , berolahraga , belajar , bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu . Berat Terdapat salah satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas . Berdasarkan “ Keparahan ” :

Anamnesis Bersin Paroxysmal Rhinorrhea Sumbatan Hidung Hidung Gatal Postnasal Drip Batuk Gatal pada palatum dan telinga dalam Tidak diobati, timbulkan : Pernapasan yang terganggu saat tidur Kualitas Hidup : Kecemasan, depresi, penurunan kinerja akademik dan produktivitas kerja Peningkatan sensitivitas seiring waktu

Pemeriksaan Fisik Allergic Shiners Edema infraorbital dan penggelapan karena vasodilatasi subkutan Dennie-Morgan lines Garis atau lipatan yang ditekankan di bawah kelopak mata bawah Allergic Salute Lipatan hidung melintang yang disebabkan oleh gesekan berulang kali dan mendorong ujung hidung ke atas dengan tangan

Pemeriksaan Fisik Allergic Facies Anak- anak , terdiri dari mulut terbuka karena pernapasan mulut , dan maloklusi gigi Mukosa hidung pasien dengan rinitis alergi aktif sering memiliki pale bluish hue atau pucat bersama dengan edema turbinat . Rhinorrhea yang jernih dapat terlihat di anterior, atau jika saluran hidung tersumbat , rhinorrhea dapat terlihat menetes ke faring posterior. Membran timpani dapat retraksi atau cairan serosa dapat menumpuk di belakang membran timpani pada pasien dengan pembengkakan mukosa hidung yang signifikan dan disfungsi tuba eustachius

Pemeriksaan Penunjang Serologi Skin prick test Tes serum untuk alergi

Diagnosis Banding Anak < 2 tahun Anak > 2 tahun & Dewasa Hipertrofi Adenoid Sinusitis Akut Atau Kronis Kelainan Bawaan (Atresia Choanal) Benda Asing Polip Hidung Rinitis Infeksi Akut Rhinitis non-alergi kronis Rinosinusitis kronis Rhinitis medicamentosa Rhinitis karena obat sistemik Rhinitis atrofi

RHINITIS ALERGI vs NON ALERGI ? Jika Non- Alergi : Onset di usia lanjut Tidak adanya gatal hidung , mata , dan bersin yang menonjol Hidung tersumbat dan drainase postnasal adalah gejala yang menonjol Gejalanya abadi

Tatalaksana Anak < 2 tahun Antihistamin Cetirizine dan Fexofenadine  Usia 6 bulan Diphenhydramine dan Chlorpheniramine . Semprotan hidung Cromolyn Isi : Natrium Kromoglikat Penggunaan secara luas pada bayi dan anak kecil dan merasa sangat berguna bila diterapkan secara konsisten

Semprotan Hidung Glukokortikoid Mometasone furoate, fluticasone furoate, dan triamcinolone acetonide disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan pada anak-anak 2 tahun

Anak > 2 tahun & Dewasa Antihistamin Cetirizine dan Fexofenadine  Usia 6 bulan Loratadine dan fexofenadine  Untuk anak 2 tahun Semprotan hidung antihistamin FDA telah menyetujui penggunaan azelastine intranasal pada anak-anak >6 tahun Olopatadine intranasal pada anak-anak >12 tahun

Anak > 2 tahun & Dewasa Semprotan hidung glukokortikoid Lebih efektif daripada antihistamin Mometasone furoate, fluticasone furoate, dan triamcinolone acetonide disetujui oleh FDA untuk digunakan pada anak-anak 2 tahun Semprotan hidung Cromolyn Diberikan secara teratur atau sesuai kebutuhan ( idealnya 30 menit sebelum paparan )  cromolyn sangat membantu untuk eksposur singkat ( menit ke jam).

Komplikasi Inspisited mucous glands, akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+) Hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa . Polip Hidung Sering residif Sering pada anak-anak Otitis Media Inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal. Terjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus Sinusitis Parasnasal
Tags