IX: ILMU PERUNDANG-UNDANGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENDAHULUAN Proses p’bentukan perat per-UU tdk hanya menjadi tanggung jawab Presiden & DPR, tetapi juga melibatkan partisipasi masyarakat .
Pasal 96 UU No.12 Th 2011 Masy berhak memberikan masukan scr lisan dan / atau tertulis dlm TUK Perat Per-UU. ( 2) Masukan scr lisan dan / atau tertulis sbgmn dimaksud pd ayat (1) dpt dilakukan melalui : a. rapat dengar pendapat umum ; b . kunjungan kerja ; c . sosialisasi ; dan / atau d . seminar , lokakarya , dan / atau diskusi . ( 3) Masy sbgmn dimaksud pd ayat (1) adalah orang perseorangan atau POK orang yg mempunyai kepentingan atas substansi R.Perat Per-UU.
Penjelasan Psl 96 (3): Termasuk dlm kelompok orang a.l : P ok / organisasi masy , P ok profesi , LSM & masy adat . (4) Utk memudahkan masy dlm memberikan masukan scr lisan dan / atau tertulis sbgmn dimaksud pd ayat (1), setiap R.Perat Per-UU hrs dpt diakses dgn mudah oleh masy .
Melalui Putusan MK No. 91/PUUXVIII/2020 , MK menekankan pentingnya mewujudkan konsep partisipasi masy yg bermakna ( meaningful participation ) dlm proses pembentukan per-UU sbg bentuk pemenuhan asas keterbukaan . Hal ini juga mrpk realisasi dari Psl 22A UUD NRI 1945 . Peran MK sbg lembaga legislatif negatif juga berperan penting dlm hal ini , karena keputusan yg diambil oleh MK memiliki sifat erga omnes atau utk semua orang, yg berarti bahwa putusan tsb berlaku utk semua pihak , baik individu maupun lembaga negara
p artisipasi bermakna mrpk prinsip yg tdk hanya penting scr konstitusional , tetapi juga dlm proses pembentukan UU. Dgn partisipasi yg signifikan , masy dpt mempengaruhi proses pembentukan perat per-UU, utk membuat kebijakan yg lebih responsif & berpihak kpd kepentingan masy scr luas
Keterlibatan masy yg signifikan dlm pembentukan perat per-UU sangat penting krn memiliki manfaat : 1 . Meningkatkan kualitas perat per-UU krn partisipasi publik dpt memberikan masukan & saran yg berharga dlm proses pembentukan perat . 2 . Memastikan bahwa perat yg disusun akan mengakomodir kepentingan publik serta tdk akan merugikan masy . 3 . Meningkatkan legitimasi perat krn partisipasi masy dpt mendukung&persetujuan thd perat yg dsusun 4 . Meningkatkan transparansi & akuntabilitas dlm proses per-UU, krn partisipasi publik dpt memastikan prosesnya terbuka & dpt dipertanggungjawabkan .
PRINSIP-2 MEANING PARTICIPATION Partisipasi melibatkan peran aktif & berarti dr b’bagai pihak dlm m’berikan masukan , pendpt , & pemahaman yg berkontribusi thd kebijakan publik yg lebih baik & inklusif . Utk memastikan partisipasi yg bermakna , terdpt prinsip2 yg perlu dipahami & diterapkan . Prinsip2 ini akan m’berikan kerangka kerja yg kokoh utk memastikan bahwa partisipasi publik dlm p’bentukan perat per-UU Ind memiliki dampak yg signifikan & berarti .
Dlm Putusan MK No. 91/PUU-XVIII/2020, MK mengartikan partisipasi yg bermakna sbg : hak komunitas utk didengarkan , hak komunitas utk dipertimbangkan , & hak komunitas utk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yg disampaikan .
Prinsip2 meaningful participation dlm pembentukan perat per-UU. Hak Untuk Didengar Pendapatnya M enjamin setiap individu atau pok masy memiliki hak utk mengemukakan pendpt mereka dlm proses p’bentukan perat per-UU. Masy diberi kesempatan utk menyampaikan sudut pandang , masukan & saran terkait kebijakan yg sedang dibahas . Sesuai Psl 28 & Psl 28E (3) UUD NRI 1945 m’jamin kebebasan berpendapat & berbicara . Dgn memastikan hak utk didengar pendapatnya , pemerintah menunjukkan komitmen mereka thd prinsip demokrasi & keadilan dlm proses p’bentukan perat per-UU.
Prakteknya , P em perlu m’berikan ruang partisipasi yg terbuka & inklusif bagi masy . Mekanisme spt konsultasi publik , forum diskusi & pelibatan masy scr aktif dpt digunakan utk memastikan bahwa suara masy didengar & dipertimbangkan dgn serius dlm proses pembentukan perat per-UU. Dgn menghormati hak utk didengar pendapatnya , pem dpt m’bangun hubungan yg lebih kuat antara pem & masy , serta mewujudkan kebijakan yg lebih responsif thd kebutuhan & aspirasi masy scr keseluruhan .
2. Hak untuk Dipertimbangkan Prinsip ini menegaskan bahwa pendapat yg disampaikan oleh masy hrs dipertimbangkan dgn serius oleh pembuat kebijakan . Setiap masukan yg diberikan hrs dinilai scr objektif & dijadikan pertimbangan dlm proses pengambilan keputusan . Hal ini menunjukkan adanya tanggung jawab pemerintah utk menghormati partisipasi masy & mengakui nilai kontribusi mereka dlm pembentukan perat per-UU.
3. Hak utk Mendapatkan Penjelasan atau Jawaban Atas Pendapat yg Diberikan Prinsip ini menjamin bahwa masy berhak mendptkan p’jelasan atau jawaban thd pendpt atau masukan yg mereka sampaikan dlm proses p’bentukan perat per-UU. Masy memiliki hak utk mengetahui bgmn pendpt mereka diperlakukan & bgmn masukan mereka diakomodasi dlm kebijakan yg dihasilkan . Hal ini mencerminkan transparansi & akuntabilitas pem dlm menjawab & m’berikan penjelasan thd partisipasi masy .
Prinsip2 tsb bertujuan utk memastikan partisipasi masy dlm pembentukan perat per-UU di Indonesia. Hal ini sejalan dgn prinsip demokrasi yg dianut oleh Indonesia, di mana rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi & pelaksanaannya diatur oleh konstitusi . Prinsip2 tsb juga diatur dlm UU No. 12 Th 2011.
Tantangan dlm Implementasi Meaningful Participant atau partisipasi yg bermakna , a.l : 1. Kurangnya pemahaman ttg konsep partisipasi yg bermakna menjadi salah satu tantangan utama . Banyak kasus di mana partisipasi masy hanya menjadi formalitas belaka , tanpa memberikan pengaruh nyata dlm pembentukan perat per-UU.
2. Tidak adanya keseragaman pd perat per-UU terkait nomenklatur & prosedur partisipasi masy juga menjadi kendala . Ketidakkonsistenan dpt membingungkan masy & menghambat partisipasi yg efektif . Penting utk melakukan konsolidasi & harmonisasi perat yg berkaitan dgn partisipasi masy guna menciptakan kerangka kerja yg jelas & terstandarisasi .
3. Kurangnya kapasitas masy utk berpartisipasi dlm pembentukan perat per-UU. 4. Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan masih menjadi permasalahan .
STRATEGI DALAM IMPLEMENTASI MEANINGFUL PARTICIPANT , a.l : 1 . Meningkatkan akses informasi adalah langkah penting dlm mengedukasi masy ttg proses p’bentukan perat per-UU. 2 . Peningkatan kapasitas masy melalui pelatihan & pendidikan . 3 . Keterlibatan aktif masy hrs didorong dgn menyediakan ruang partisipasi yg terbuka & inklusif .
4 . Penting utk memastikan keterwakilan masy yg beragam . 5 . Pengaruh nyata dari masukan & saran masy hrs diakui & diintegrasikan dlm pembentukan perat per-UU. 6 . Terakhir , pemerintah hrs terbuka thd kritik & masukan dari masy .
Dgn menerapkan strategi ini , pem dpt meningkatkan implementasi partisipasi yg bermakna dlm pembentukan perat per-UU. Hal ini akan menghasilkan kebijakan yg lebih inklusif , responsif & memiliki legitimasi y g kuat krn melibatkan masy scr langsung dlm proses pengambilan keputusan
KESIMPULAN Partisipasi masy dlm proses p’bentukan perat per-UU di Indonesia. Hal ini didukung Putusan MK No. 91/PUUXVIII/ 2020 yg memberikan 3 kriteria meaningful participation , yaitu didengarkan pendptnya , dipertimbangkan pendapatnya & mendapatkan tanggapan atau penjelasan atas gagasan yg telah disampaikan . Konsep partisipasi yg bermakna tsb dpt mendorong pembentukan perat per-UU yg responsif .
Partisipasi masy yg bermakna meningkatkan kualitas peraturan , memastikan kepentingan publik terakomodasi , meningkatkan legitimasi perat & meningkatkan transparansi & akuntabilitas . Dgn mengimplementasikan prinsip2 meaningful participation dpt menjadi lebih efektif & memberikan dampak yg signifikan dlm kebijakan publik yg dibuat .