Contoh Dokumen BAB 2 membuat PKP dalam PGSD

rayenmathew 14 views 12 slides Jan 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

BAB II


Slide Content

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peningkatan
Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI) (2007:1198) pengertian
peningkatkan adalah “proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan,
dan sebagainya”. Sedangkan menurut Samsu (2013;98) “ Peningkatan adalah
upaya untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas pembelajaran yang
menekankan belajar siswa dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu
efektif”.
B. Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar
Menurut Nasution (1993;44), maka usia sekolah dasar sebagai masa
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira
sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk
sekolah dasar, dan mulai sejarah baru dalam kehidupannya yanh akan merubah
sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai “masa
sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima
pendidikan formal. Tetapi bias juga dikatakan bahwa pada usia sekolah adalah
masa matang untuk belajar atau masa matang, untuk sekolah. Disebut masa
sekolah, karena anak sudah menamatkan taman kanak-kanak, sebagai lembaga
periapan bersekolah yang sebenarnya. Disebut masa amatng untuk belajar,
karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi perkembangan
aktivitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada
waktu akan melakukan aktivitasnya itu sendiri. Disebut masa matang untuk
bersekolah karena anakl sudah meningkatkan kecakapan-kecakapan baru yang
dapat diberikan oleh sekolah.
1. Karakteristik Umum Pendidikan SD
IG. A.K. Wardani, dkk (2013:2.16) mengatakan secara umum,
karakteristik pendidikan pada sekolah dasar menekankan pada
pembentukan kemelekwanaan, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
memecahkan masalah, dan kemampuan bernalar.
6

2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD
Siswa SD adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun, yang tentu saja
berbeda dengan usia siswa pada satuan pendidikan lainnya. Disamsing dari
segi usia, siswa juga mempunyai karakteristik fisik dan mental yang
berbeda. Dari segi kemampuan kognitif, siswa SD berbeda pada tahap
operasional konkret pada awal operasi abstrak, sedangkan siswa SMP dan
SMA sudah berada pada tahap operasi abstrak.
Suryobroto (1990:19), masa usia sekolah dianggap sebagai masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah, Tetapi dia tidak berani
mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah
dasar. Kesukaran penentuan ketepatan umur anak matang untuk masuk
sekolah dasar disebabkan kematangan itu tidak ditentukan oleh umur
semata-mata, namun pada umur antara 6 atau 7 biasanya anak memang
telah matang untuk masuk sekolah.
C. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan relative yang permanen dalam penelitian atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang diperkuat
belajar merupakan hasil dari interasksi anatara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilaku.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah bahwa bentuk input dan
output dari stimulus dalam bentuk tanggapan. Belajar adalah sktifitas mental
atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampialan,
nilai, dan sikap.
D. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
melihat pengguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Sedangkan
menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil belajar adalah apa yang diperoleh
siswa setelah dilakukan aktifitas belajar.
7

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimiliknya,
motivasi belajar minat dan perhatikan, sikap dan kebiasaan belajar,
ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor yang dating dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pembelajaran dan untuk menentukan perangkat
pembelajaran termasuk didalamnya buku, film, komputer Kurikulum dan
sebagainya. Sedangkan pengertian metode pembelajaran menurut Nurulwati
dalam Trianto (2000:10) adalah kerangka konseptual yang melakukkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar
mengajar. Jadi metode pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang
sistematis sebagai perancang bagi para pengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Terdapat banyak metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh seseorang
guru dalam merancang pembelajaran, dasar pemilihan tersebut antara lain :
a. Rumusan tujuan pembelajaran
b. Sifat dan jenis materi pembelajaran
c. Ketersediaan fasilitas
d. Kondisi dan karakteristik peserta didik
e. Alokasi waktu yang tersedia
G. Metode Pembelajaran Problem Based Learning
Menurut Handayani A, dkk (2021:1320) mengemukkan bahwa Model
pembelajaran Problem Based Learning merupakan urutan kegiatan belajar
8

mengajar dengan memfokuskan pemecahan masalah yang benar terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014 : 130) mengemukakan bahwa
pengertian dari model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran
berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang didalamnya
melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui
beberapa tahap metode ilmiah agar siswa belajar berfikir kritis dan dari
keterampilannya memecahkan masalah tersebut dapat memperoleh
pengetahuan.
1. Kelemahan Dan Kelebihan Metode Problem Based Learning
a. Kelemahan Metode Problem Based Learning
Pada hakikatnya sebuah ilmu yang tercipta oleh manusia tidak ada
yang sempurna, semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan. Jika kita
melihat metode Problem Based Learning dalam proses mengajar dan
belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat
kelemahan.
Kelemahan metode Problem Based Learning antara lain :
1.Manakala siswa tidak memiliki niat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan.
2.Untuk Sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman
mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan amsalah yang
sedang dipelajari maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari (Sanjaya : 2007).
9

b. Kelebihan metode Problem Based Learning
Menurut Sanjaya (2007) kelebihan model Problem Based Learning
(PBL) :
1.Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2.Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3.Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
4.Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5.Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6.Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dengan dunia nyata.
7.Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada Pendidikan formal telah berakhir.
8.Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2007)
Menurut Hamdani (2011) mengemukaakan beberapa kekurangan
model PBL sebagai berikut :
1.Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
2.Membutuhkan banyak waktu dan dana.
3.Tidak semua mata Pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
4.Dalam suatu kelas yang memiliki Tingkat keragaman siswa yang
tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
5.PBl kurang cocok untuk diterapkan disekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok.
10

6.PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
7.Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja
siswa dalam kelompok secara efektif.
2. Langkah-langkah metode pembelajaran Problem Based Learning
Syamsidah (2018) mengemukakan dalam bukunya, “Buku
Model Problem Based Learning (PBL)”. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Berbasis Masalah seperti dikemukakan oleh John Dewey
seorang ahli Pendidikan berkebangsaan Amerika. Beliau memaparkan
enam Langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini sebagai berikut :
1.Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk
menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran,
walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
2.Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3.Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan
berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki.
4.Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan
menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
5.Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan
mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan.
6.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta
didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai
rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
11

H. Penelitian Tindak Kelas
I.G.A.K Wardani, kuswaya Wihardit, Noihe Nasution merumuskan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam
kelasnya sendiri melalui reflekisi diri, dengan tujuan untuk memerbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan
menurut Lewin (Tahir 2012:77) PTK merupakan siasat guru dalam
mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamannya sendiri
atau dengan perbandingan dari guru lain.
Dalam bahasan yang sama Suryadi, 2012;18 mengemukkan bahwa PTK
secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan
kelas. Penelitian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan
menggunakan mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukkan
dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat
dimana sekelompok peserta didik menerima pelajaran dari guru yang sama.
I. Materi Panas dan Perpindahannya
a.Suhu dan Kalor
Sumber Energi Panas.
Sumber energi panas merupakan benda yang dapat menghasilkan
energi panas. Adapun yang termasuk sumber energi panas, antara lain :
matahari, api, Batubara, dan benda yang bergesekan. Dan matahari
merupakan sumber energi panas terbesar.
Manfaat energi panas matahari.
Energi panas matahari bermanfaat membantu proses pembuatan
makanan pada tumbuhan yang disebut sebagai proses fotosintesis.
Matahari juga membantu manusia pada aktivitas seperti :
- Mengeringkan padi setelah dipanen, mengeringkan garam,
mengeringkan ikan asin bahkan untuk menjemur pakaian yang basah
-Menguapkan air laut
12

-Mempertahankan suhu atmosfer
-Terjadinya siklus air dan perubahan musim.
b.Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda.
Suhu suatu benda menunjukkan Tingkat energi panas benda tersebut.
Satuan suhu benda menunjukkan Tingkat energi panas benda tersebut.
Satuan suhu yang digunakan di Indonesia adalah Celcius.
Alat untuk mengukur suhu disebut thermometer, sedangkan energy panas
merupakan salah satu energy yang dapat diterima dan dilepaskan oleh
suatu benda. Suatu benda dinyatakan dalam kalori dan diukur dengan
kalorimeter.
Perbedaan antara panas dan suhu adalah sebagai berikut:
1). Panas adalah salah satu bentuk energi. Sedangkan suhu adalah besaran.
2). Panas dapat diukur menggunakan kalorimeter. Sedangkan suhu dapat
diukur menggunakan thermometer.
3). Satuan panas adalah kalori. Sedangkan satuan suhu adalah derajat
Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin.
4). Panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya. Sedangkan
suhu tidak dapat berpindah, namun bias naik dan turun.
Perubahan Akibat Perubahan Suhu Energi panas dapat mengubah
benda. Beberapa benda akan mengalami perubahan seperti di bawah ini.
Pemuaian Yaitu bertambahnya ukuran panjang, lebar, luas atau berubah
volumenya karena terkena kalor atau panas.
Penyusutan  Yaitu perubahan suatu benda yang menjadi berkurangnya
panjang, lebar dan luas karena terkena suhu dingin dan melepas panas.
Berikut contoh pemuaian dan penyusutan benda karena perubahan suhu.
-Pemasangan pada kaca jendela Pemasangan kaca jendela diberi ruang
pemuaian dengan tujuan menghindari keretakan pada kaca saat terkena
13

matahari. Selain itu menghindari keretaka atau kaca pecah ketika terkena
bunyi yang terlalu besar, seperti ada petir maupun letusan.
-Pada ban sepeda, motor dan mobil
Ban akan meletus ketika terkena panas secara terus menerus.  Bukan
hanya ban saja, balon juga akan mengalami hal yang sama ketika terkena
panas secara terus menerus dan berlebihan. Balon meletus karena udara di
dalam balon menglami pemuaian.
-Pemasangan rel kereta api.
Pemasangan sambungan rel kereta api diberi celah dengan tujuan agar rel
kereta api tidak melengkung ketika terkena panas.
-Pada termometer
Saat digunakan cairan pada termometerakan memuai ketika terkena panas.
Panas ini diperoleh dari suhu badan kita.  Saat tidak digunakan cairan pada
thermometer akan kembali menyusut dan kembali lagi seperti semula.
-Pemasangan kabel listrik maupun kabel telepon.
Umunya pemasangan kabel listrik dibuat agak kendor dengan tujuan
mengurangi potensi putus ketika kabel listrik tersebut menyusut saat
terkena matahari. Pada siang hari kabel tampak kendor karena terkena
matahari, sehingga mengalami pemuaian. Sedangkan pada malam hari
mengalami penyusutan yaitu kabel menjadi lebih pendek.
c.Perpindahan Kalor.
Panas dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah. Panas dapat berpindah secara konduksi, konveksi dan
radiasi.
Konduksi (hantaran) Konduksi yaitu cara perpindahan panas melalui zat
perantara seperti benda padat. Contoh perpindahan secara konduksi dalam
kehidupan sehari-hari adalah :
- Panci logam yang panas karena diletakkan diatas kompor yang berapi.
- Sendok teras panas saat digunakan mengaduk air panas.
- Knalpot akan panas ketika mesin motor dihidupkan.
- Mentega akan meleleh ketika diletakkan di atas wajan panas.
14

Konveksi (aliran) Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai
dengan bagian zat perantaranya. Misalnya, air dalam panic yang dipanaskan
hingga mendidih. Contoh perpindahan secara konveksii dalam kehidupan
sehari-hari adalah :
- Memasak air.
- Menyalakan AC di ruangan yang panas.
- Terbentuknya awan cumulus dan kumulonimbus.
- Terjadinya angin darat dan angin laut.
- Efek cerobong asap.
Radiasi (pancaran) Radiasi adalah cara perpindahan panas dengan
pancaran yang tidak membutuhkan zat perantara.  Peristiwa radiasi yang
terjadi sehari hari adalah sinar matahari yang sampai ke bumi dan
menghangatkan udara serta makhluk hidup di bumi. Contoh perpindahan
secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari adalah :
- Radiasi panas dari bola lampu.
- Menetaskan telur ayam atau bebek.
- Menggunakan sinar lampu.
- Menjemur pakaian di siang hari.
- Radiasi panas dari tungku perapian.
- Menjemur bahan makanan mentah di siang hari.
d.Pengaruh Kalor terhadap Kehidupan
Bahan Konduktor 
Bahan Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan panas.
Contohnya bahan konduktor adalah wajan, panic, cerek , besi, dll. Bahan
Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan panas. Contohnya
adalah karet, kayu, kain, plastic. Demikianlah rangkuman materi kelas 5 tema 6
muatan pelajaran IPA. Semoga bermanfaat, dapat menambah ilmu pengetahuan
dan memudahkan siswa dalam belajar.
15

16

17
Tags