Contoh slide apabila seminarhasil .pptx

JodiRodiUliArtaSinag 10 views 33 slides Sep 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 33
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33

About This Presentation

Hanya contoh saja


Slide Content

PENGARUH NILAI ABRASI AGREGAT KASAR TERHADAP STABILITAS CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-BASE (HRS-BASE) (STUDI KASUS : AGREGAT KASAR DARI DESA TUMBANG LITING, DESA PELANTARAN, DAN EKS. MERAK) oleh J ODI RODI ULI ARTA SINAGA NIM. 1930 2 0501068 JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA PALANGKA RAYA 202 3 Dosen Pembimbing Utama Ir. DESRIANTOMY, M.T NIP. 19621223 199002 1 001 Dosen Pembimbing Pendamping ROBBY, S.T., M.T NIP. 19730326 199903 1 003 Dosen Pembahas 1 I NA ELVINA , S.T., M.T NIP. 197 7 0816 200812 2 001 Dosen Pembahas 2 Ir. SALONTEN, S.T., M.T NIP. 19771203 200212 1 002 SEMINAR HASIL S K R I PS I

LATAR BELAKANG Agregat berperan penting dalam pembentukan lapisan perkerasan karena merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu 90-95% agregat berdasarkan presentase berat, atau 75-85% agregat berdasarkan presentase volume. Dengan demikian, kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat dan hasil campuran agregat dengan material lain. Salah satu sifat agregat yang menentukan kualitas perkerasan jalan adalah kekerasan, sifat ini terkait erat dengan ketahanan agregat terhadap beban. Dengan demikian tingkat keausan (nilai abrasi) dari agregat sangatlah berpengaruh terhadap keawetan dan mutu lapis perkerasan jalan. Agregat yang digunakan pada campuran HRS-BASE antara lain agregat kasar dari Desa Tumbang Liting, Desa Pelantaran, dan Eks. Merak. Penelitian ini diharapkan menginformasikan, karakteristik campuran aspal dan hubungan antara nilai abrasi setiap agregat kasar terhadap stabilitas campuran yang dihasilkan.

Apakah agregat kasar yang berasal dari Desa Tumbang Liting, Desa Pelantaran, dan Eks. Merak sebagai campuran pada HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE) memenuhi spesifikasi ? RUMUSAN MASALAH 01 02 03 Berapa nilai abrasi agregat kasar dari Desa Tumbang Liting , Desa Pelantaran , dan Eks . Merak ? Berapa nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) dan karakteristik Marshall yang dihasilkan dari masing-masing komposisi? 4 Bagaimana hubungan antara nilai abrasi setiap agregat kasar terhadap stabilitas campuran yang dihasilkan ?

Menganalisis apakah agregat kasar dari Desa Tumbang Liting, Desa Pelantaran, dan Eks. Merak dapat memenuhi persyaratan spesifikasi pada campuran HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE) . Menganalisis nilai abrasi agregat kasar dari Desa Tumbang Liting , Desa Pelantaran , dan Eks . Merak . Menganalisis nilai kadar aspal optimum (KAO) dan karakteristik marshall pada agregat kasar yang berasal dari Desa Tumbang liting , Desa Pelantaran , dan Eks . Merak pada campuran HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE). Menganalisis hubungan antara nilai abrasi setiap agregat kasar terhadap stabilitas campuran yang dihasilkan . TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN Mengetahui kualitas agregat kasar Desa Tumbang Liting, Desa Pelantaran dan Eks. Merak yang digunakan sebagai agregat kasar pada campuran HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE) . Memberikan informasi tentang hubungan antara nilai abrasi agregat kasar dari tiga lokasi /quarry yang berbeda terhadap karakteristik Marshall pada campuran HOT ROLLED SHEET BASE (HRS-BASE). Sebagai bahan informasi dan pertimbangan pada instansi terkait mengenai penggunaan agregat kasar yang memiliki daya tahan yang cukup kuat terhadap penurunan , pemecahan , dan penghancuran . Sehingga agregat kasar tersebut nantinya dapat digunakan pada lapisan perkerasan jalan .

Penelitian hanya dilakukan di Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya Pemeriksaan sifat-sifat agregat berdasarkan metode dan standar Bina Marga . Agregat kasar diambil tiga sampel dari daerah yang berbeda tempatnya . Aspal yang digunakan adalah aspal pen 60/70. BATASAN MASALAH

LOKASI P E N G A M B IL A N MATERIAL LOKASI P ENELITI A N Laboratorium Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya Peta Lokasi Pengambilan Material 1 2 3 Agregat Kasar dari Desa Tumbang Liting Agregat Kasar dari Desa Pelantaran Pasir dari Desa Tangkiling Agregat Kasar dan Abu Batu Eks.Merak dari Aspalt Mixing Plant (AMP), PT. Karya Halim Sampoerna

LOKASI P E N G A M B IL A N MATERIAL Sketsa Lokasi Pengambilan Material Agregat Kasar ( Desa Tumbang Liting Kabupaten Katingan ) Sketsa Lokasi Pengambilan Material Agregat Kasar (Desa Pelantaran Kabupaten Kotawaringin Timur) Sketsa Lokasi Pengambilan Material Agregat Kasar dan Abu Batu (Jl. Lingkar Luar Km 4,6 No. 88 Kota Palangka Raya, Aspalt Mixing Plant (AMP), PT. Karya Halim Sampoerna) Sketsa Lokasi Pengambilan Material Pasir (Daerah Tangkiling Kota Palangka Raya)

M E T O DE P EN ELIT I A N METODE UJI LABORATORIUM Untuk rancangan campuran yang digunakan adalah dengan metode Asphalt Institude , yang kemudian dibuat dalam 3 Komposisi . Metode ini terdiri dari dua cara yaitu cara diagonal dan cara coba-coba ( trial and error ). Pada Komposisi I menggunakan Batu Pecah Eks . Merak , Komposisi II menggunakan Batu Pecah dari Desa Pelantaran , Komposisi III menggunakan Batu Pecah dari Desa Tumbang Liting . Untuk masing-masing komposisi menggunakan Abu Batu dan Pasir yang sama yaitu Abu Batu Eks . Merak dari stockpile PT. Karya Halim Sampoerna dan Pasir dari Desa Tangkiling . Selanjutnya dibuat benda uji ( briket ) sebanyak 45 buah untuk dilakukan uji Marshall sehingga diketahui karakteristik campuran tersebut . B A G A N ALIR PENELITIAN

HASIL PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT ANALISA SARINGAN No. Saringan Persentase Lolos Saringan (%)       Inch       mm Agregat Kasar (CA) Agregat Halus (FA)     Batu Pecah Eks. Merak     Batu Pecah Eks.Pelantaran     Eks.Tumbang Liting     Abu Batu Eks. Merak      Pasir Eks.Tangkiling #3/4 19 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 #1/2 12,5 78,75 78,26 78,45 100,00 100,00 #3/8 9,5 40,95 41,04 43,01 100,00 100,00 No.8 2,36 3,44 2,57 5,33 70,30 78,65 No.30 0,60 1,34 0,88 3,29 36,63 42,65 No.200 0,075 0,19 0,13 0,45 8,58 11,27

HASIL PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT GRADASI GABUNGAN ANALISA SARINGAN KOMPOSISI I SARINGAN CA FA P AS IR % Spek #3/4 100,00 100,00 100,00 100,00 100 #1/2 78,75 100,00 100,00 92,92 90-100 #3/8 40,95 100,00 100,00 80,32 65-90 No.8 3,44 70,30 78,65 50,79 35-55 No.30 1,34 36,63 42,65 26,87 15-35 No.200 0,19 8,58 11,27 6,68 2-9 GRADASI GABUNGAN ANALISA SARINGAN KOMPOSISI II SARINGAN CA FA P AS IR % Spek #3/4 100,00 100,00 100,00 100,00 100 #1/2 78,26 100,00 100,00 92,75 90-100 #3/8 41,04 100,00 100,00 80,35 65-90 No.8 2,57 70,30 78,65 50,50 35-55 No.30 0,88 36,63 42,65 26,72 15-35 No.200 0,13 8,58 11,27 6,66 2-9 GRADASI GABUNGAN ANALISA SARINGAN KOMPOSISI II I SARINGAN CA FA PASIR % Sp e k #3/4 100,00 100,00 100,00 100,00 100 #1/2 78,45 100,00 100,00 92,82 90-100 #3/8 43,01 100,00 100,00 81,00 65-90 No.8 5,33 70,30 78,65 51,42 35-55 No.30 3,29 36,63 42,65 27,52 15-35 No.200 0,45 8,58 11,27 6,77 2-9

HASIL PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT FISIK AGREGAT Pemeriksaan Agregat Kasar (CA) Agregat Halus (FA) Spesifikasi Batu Pecah Eks. Merak Batu Pecah E ks . P elantaran B atu Pecah E ks . T u m b an g Liting Abu Batu Eks. Merak Pasir E ks . T a ngkiling Berat Jenis   2,548   2,533   2,615   2,376   2,545   - Berat Jenis Kering Permukaan / SSD     2,564     2,543     2,657     2,430     2,588     - Berat Jenis Semu   2,590   2,560   2,729   2,510   2,660 Min. 2,5 Penyerapan (%) 0,639 0,419 1,599 2,243 1,689 Maks. 3 Keausan / Abrasi (%) 21,56 16,50 36,01 - - Maks. 40 Sand E qu i v a l e nt (%)   -   `-   -   -   65,46   Min. 50

RENCANA KOMPOSISI CAMPURAN       Komposisi Berat Total Agregat 1200 Gram       Berat Total Agregat Variasi Kadar Aspal   Agregat Kasar (CA) Agregat Halus (FA)     6%     6,5%     7%     7,5%     8% Abu Batu Eks. Merak Pasir Tumbang Liting % gram % gram % gram Berat Kadar Aspal Terhadap Total Campuran (Gram)   I (Batu Pecah Eks. Merak)   40   480   30   360   30   360   1200   76,60   83,42   90,32   97,30   104,35 II (Batu Pecah Eks.Pelantaran)     40     480     30     360     30     360     1200     76,60     83,42     90,32     97,30     104,35 III (Batu Pecah Eks. Tumbang Liting)     40     480     30     360     30     360     1200     76,60     83,42     90,32     97,30     104,35

HASIL PENGUJIAN KARAKTERISTIK MARSHALL KOMPOSISI I (EKS. MERAK) Kadar Aspal (%) Parameter Marshall Keterangan Stabilitas (kg) Flow (mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ ( kN /mm) 6 919,963 3,23 16,940 3,735 77,953 285,859 VMA Tidak Memenuhi 6,5 969,634 3,47 17,912 3,612 79,840 279,622 Memenuhi 7 975,522 3,57 18,881 3,486 81,538 273,660 Memenuhi 7,5 936,050 3,50 19,716 3,198 83,779 267,533 Memenuhi 8 906,778 3,47 20,596 2,963 85,616 261,651 VIM Tidak Memenuhi Spesifikasi > 600 > 3 >17 3 - 5 > 68 > 250

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERSITIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL KOMPOSISI I (EKS. MERAK)

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI I (EKS. MERAK)

NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL PADA KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI I (EKS. MERAK) Komposisi Campuran KAO (%) Parameter Karakteristik Marshall Stabilitas (kg) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kg/mm) I 7,00 975,522 18,881 3,486 81,538 273,660 Spesifikasi - >600 >17 3 - 5 >68 >250

HASIL PENGUJIAN KARAKTERISTIK MARSHALL KOMPOSISI II (EKS. P ELANTARAN ) Kadar Aspal (%) Parameter Marshall Keterangan Stabilitas (kg) Flow (mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kN/mm) 6 994,852 3,28 16,823 3,646 78,329 303,188 VMA Tidak Memenuhi 6,5 1017,200 3,43 17,630 3,330 81,112 296,615 Memenuhi 7 1022,673 3,53 18,530 3,121 83,158 289,505 Memenuhi 7,5 954,608 3,40 19,530 3,032 84,485 282,204 Memenuhi 8 926,605 3,33 20,412 2,800 86,283 277,974 VIM Tidak Memenuhi Spesifikasi > 600 > 3 >17 3 - 5 > 68 > 250

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERSITIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL KOMPOSISI II (EKS. P ELANTARAN )

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI II (EKS. P ELANTARAN )

NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL PADA KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI II (EKS. P ELANTARAN ) Komposisi Campuran KAO (%) Parameter Karakteristik Marshall Stabilitas (kg) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kg/mm) II 6,82 1014,90 18,21 3,31 81,80 291,05 Spesifikasi - >600 >17 3 - 5 >68 >250

HASIL PENGUJIAN KARAKTERISTIK MARSHALL KOMPOSISI III ( EKS. TUMBANG LITING) Kadar Aspal (%) Parameter Marshall Keterangan Stabilitas (kg) Flow (mm) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kN/mm) 6 839,277 2,93 18,462 5,297 71,310 286,085 VIM Tidak Memenuhi 6,5 872,613 3,13 19,293 5,014 74,016 278,688 VIM Tidak Memenuhi 7 905,575 3,33 20,231 4,855 76,001 271,852 Memenuhi 7,5 855,099 3,23 21,154 4,679 77,883 264,611 Memenuhi 8 812,576 3,17 22,015 4,426 79,894 257,000 Memenuhi Spesifikasi > 600 - >17 3 - 5 > 68 > 250

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERSITIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL KOMPOSISI III ( EKS. TUMBANG LITING)

GRAFIK HUBUNGAN NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL TERHADAP KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI III ( EKS. TUMBANG LITING)

NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL PADA KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI III ( EKS. TUMBANG LITING) Komposisi Campuran KAO (%) Parameter Karakteristik Marshall Stabilitas (kg) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kg/mm) III 7,3 880,129 20,710 4,72 76,71 266,95 Spesifikasi - >600 >17 3 - 5 >68 >250

REKAPITULASI NILAI PARAMETER KARAKTERISTIK MARSHALL PADA KADAR ASPAL OPTIMUM (KAO) KOMPOSISI I, KOMPOSISI II, DAN KOMPOSISI III Komposisi Campuran KAO (%) Parameter Karakteristik Marshall Stabilitas (kg) VMA (%) VIM (%) VFA (%) MQ (kg/mm) I 7,00 975,522 18,881 3,576 81,062 273,660 II 6,82 1014,90 18,21 3,31 81,80 291,05 III 7,30 880,129 20,710 4,72 76,71 266,95 Spesifikasi - >600 >17 3 - 5 >68 >250

Analisis Hasil Pengujian Marshall dengan Variasi Nilai Abrasi Untuk menganalisisi hasil pengujian Marshall dengan variasi nilai abrasi, terlebih dahulu digunakan proporsi agregat penyusun dan nilai kadar aspal yang sama pada setiap komposisi, sehingga yang berbeda hanya pada nilai variasi abrasinya .       Komposisi Berat Total Agregat 1200 Gram       Berat Total Agregat Variasi Kadar Aspal   Agregat Kasar (CA) Agregat Halus (FA)   7% Abu Batu Eks. Merak Pasir Tangkiling % gram % gram % gram Berat Kadar Aspal Terhadap Total Campuran (Gram)   I (Batu Pecah Eks. Merak)   40   480   30   360   30   360   1200   90,32 II (Batu Pecah Eks.Pelantaran)     40     480     30     360     30     360     1200     90,32 III (Batu Pecah Eks. Tumbang Liting)     40     480     30     360     30     360     1200     90,32

Rekapitulasi Pengaruh Perbedaan Nilai Abrasi Terhadap Nilai Parameter Karakteristik Marshall Pada Komposisi I,Komposisi II, dan Komposisi III Komposisi Campuran Parameter Karakteristik Marshal l Kadar Aspal Nilai Abrasi Stabilitas VMA VIM VFA MQ % % (kg) % % % (kg/mm) I 7 21,56 975,522 18,881 3,49 81,538 273,660 II 7 16,5 1022,673 18,530 3,12 83,158 289,505 III 7 36,01 905,575 20,231 4,86 76,001 271,852 Spesifikasi - <40 >600 >17 03- 05 >68 >250

GRAFIK HUBUNGAN NILAI VARIASI ABRASI TERHADAP PARAMETER KARAKTERSITIK MARSHALL KOMPOSISI I, KOMPOSISI II, DAN KOMPOSISI III

GRAFIK HUBUNGAN NILAI VARIASI ABRASI TERHADAP PARAMETER KARAKTERSITIK MARSHALL KOMPOSISI I, KOMPOSISI II, DAN KOMPOSISI III

KESIMPULAN Agregat penyusun dalam perencanaan campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS-Base) dari hasil pemeriksaan sifat-sifat fisik agregat: pemeriksaan gradasi (analisa saringan), berat jenis dan penyerapan, serta keausan agregat, memenuhi persyaratan spesifikasi . Hasil pemeriksaan salah satu sifat-sifat fisik agregat yaitu pemeriksaan Keausan ( Abrasi ) pada masing-masing agregat kasar didapat nilai abrasi pada Eks . Merak sebesar 21,56% , Eks . Pelantaran sebesar 16,50% , dan Eks . Tumbang Liting sebesar 36,01% , Hasil nilai abrasi didapatkan berdasarkan berat dari agregat kasar yang tertahan pada saringan no.12 (1,70 mm). Kadar Aspal Optimum (KAO) yang dihasilkan pada Komposisi I = 7,00%, dengan nilai Karakteristik Marshall sebagai berikut: Stabilitas sebesar 975,522 kg, Rongga Dalam Agregat (VMA) sebesar 18,881%, Rongga Dalam Campuran (VIM) sebesar 3,486%, Rongga Terisi Aspal (VFA) sebesar 81,538% dan hasil Marshall Quotient (MQ) sebesar 273,66 kg/mm. Kadar Aspal Optimum (KAO) yang dihasilkan pada Komposisi II = 6,82%, dengan nilai Karakteristik Marshall sebagai berikut: Stabilitas sebesar 1014,902 kg, Rongga Dalam Agregat (VMA) sebesar 18,209%, Rongga Dalam Campuran (VIM) sebesar 3,31%, Rongga Terisi Aspal (VFA) sebesar 81,80% dan hasil Marshall Quotient (MQ) sebesar 291,05 kg/mm. Kadar Aspal Optimum (KAO) yang dihasilkan pada Komposisi III = 7,3%, dengan nilai Karakteristik Marshall sebagai berikut: Stabilitas sebesar 880,129 kg, Rongga Dalam Agregat (VMA) sebesar 20,71%, Rongga Dalam Campuran (VIM) sebesar 4,72%, Rongga Terisi Aspal (VFA) sebesar 76,71% dan hasil Marshall Quotient (MQ) sebesar 266,95 kg/mm. Berdasarkan hasil uji Marshall dengan nilai kadar aspal 7% dapat disimpulkan pada Komposisi I dengan nilai abrasi yang dihasilkan sebesar 21,56 % menghasilkan nilai stabilitas sebesar 975,522 kg, Komposisi II dengan nilai abrasi yang dihasilkan sebesar 16,50% menghasilkan nilai stabilitas sebesar 1022,673 kg, dan Komposisi III dengan nilai abrasi yang dihasilkan sebesar 36,01% menghasilkan nilai stabilitas sebesar 905,575 kg. Hal ini menunjukkan semakin rendah nilai abrasi (tingkat keausan) agregat kasar, maka semakin kuat daya tahan (ketahanan) dari agregat kasar tersebut untuk menerima beban sehingga mampu menghasilkan lapisan perkerasan yang mempunyai stabilitas dan durabilitas (keawetan) yang lebih tinggi.

R E K O M E N D A SI Agergat kasar Eks . Pelantaran bisa dijadikan alternatif pemilihan agregat kasar untuk campuran Hot Rolled Sheet Base (HRS- Base) apab ila sulit memperoleh agergat kasar Eks . Merak , sedangkan untuk agregat kasar Eks . Tumbang Liting dapat digunakan juga akan tetapi daya tahan terhadap tumpuan beban rendah disebabkan karena nilai abrasinya paling tinggi diantara agregat Eks . Merak dan Eks . Pelantaran . Karena penelitian ini hanya terbatas pada nilai variasi abrasi , maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dalam hal variasi pada variabel lain misalnya gradasi , shape dan sebagainya guna meningkatkan hasil penelitian yang lebih baik . Penelitian ini sifatnya masih belum sempurna karena masih ada kekurangan dalam hal pengerjaan seperti pemecahan kerikil masih dipecahkan secara manual, disarankan untuk penggunaan yang lebih efektif dalam pemanfaatan agregat kasar , maka kerikil pecah dapat dipecahkan menggunakan Stone Crusher terutama jika akan digunakan dalam skala besar.

SEKIAN DAN TER I MAKASIH
Tags