CRITICAL THINKING dan CLINICAL REASONING.pptx

MutiaLubis2 0 views 15 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

a


Slide Content

CRITICAL THINKING dan CLINICAL REASONING

Critical Thinking

A. Pengertian Critical Thinking Critical Thinking merupakan seni gambaran sikap seseorang dalam menganalisis , mengevaluasi sesuatu yang dilihat , mengklarifikasi yang di dengar , metode pengetahuan untuk berifikir logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu yang dipahami untuk membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu hal . Critical Thinking ( Berpikir kritis ) merupakan dasar untuk melakukan manajemen asuhan kebidanan , sehingga tepatnya pembuatan keputusan dan tepatnya asuhan yang diberikan .

B. Tujuan Critical Thinking Merumuskan masalah dengan jelas dan tepat Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran Berkomunikasi secara efektif kepada orang lain dalam mencari tahu solusi untuk masalah yang komplek

Berpikir kritis memungkinkan bagi bidan untuk memanfaat potensi dirinya dalam melihat , memecahkan masalah dan menciptakan suatu hal baru dalam manajemen asuhan kebidanan . Critical Thinking meningkatkan kreativitas untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masal

C. Metode untuk Meningkatkan Critical Thinking Membaca dengan kritis . Untuk berpikir secara kritis , seorang profesi bidan harus bisa membaca dengan kritis pula. Semua informasi yang didapat dari berbagai sumber harus dipikirkan secara kritis , disesuaikan dengan kondisi klien disaat memberikan suatu asuhan Menulis dengan kritis . Seorang profesi bidan yang telah melakukan membaca dengan kritis harus menuliskan semua pemahaman yang ada dalam bentuk tulisan. Salah satu contohnya adalah dokumentasi dalam manajemen asuhan kebidanan Meningkatkan analisis yang dibaca dan ditulis . Asuhan kebidanan yang telah dituliskan dapat menjadi bahan diskusi untuk dievaluasi atau mencari penyelesainan masalah atau mendiskusikan hal terburuk yang mungkin terjad

4. Mengembangkan kemampuan observasi . Observasi atau mengamati suatu kondisi klien akan memudahkan seorang profesi bidan untuk menarik kesimpulan dari kondisi klien yang diamati 5. meningkatkan rasa ingin tahu , kemampuan bertanya dan refleksi . Pengajuan pertanyaan yang bermutu yaitu pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah atau pertanyaan yang mengharuskan seorang profesi bidan menjelaskan sehingga memperbanyak berpikir

Clinical Reasoning

A. Pengertian Clinical Reasoning Berpikir kritis yang dilakukan seorang bidan tidak terpisah dari clinical reasoning, artinya seorang bidan memusatkan pikirannya kearah diagnosa kebidanan yang memungkinkan berdasarkan campuran pola pengenalan dan penalaran deduktif hipotetik . Para ahli mengorganisasikan pengetahuan melalui tiga fase , yaitu akumulasi pengetahuan dasar , proses penggabungan pengetahuan dasar dengan kasus nyata dan proses menggunakan script yang sesuai untuk menangani kasus yang baru

B. Jenis - Jenis Clinical Reasoning Berdasarkan Pola Forward reasoning Proses menetapkan hipotesis berdasarkan data yang ada . Dibutuhkan pengumpulan data informasi mengenai pasien sebanyak-banyaknya Digunakan pada kasus sederhana / tunggal Harus memiliki pengorganisasian pengetahuan yang dimiliki oleh ahli Kurang cocok digunakan oleh pemula

B. Backward reasoning/ Hypothetico-deductive reasoning Diawali dengan penyusunan hipotesis berdasarkan data/ informasi awal Selanjutnya hipotesis diuji dengan melakukan penggalian informasi lebih dalam yang bersifat terarah sehingga setiap data yang masuk akan mempersempit hipotesis Dapat digunakan oleh pemula , dimana pengorganisasian pengetahuaannya belum terbentuk den

C. Illnes Script Diperkenalkan oleh Feltovich dan Barrows pada tahun 1984 Menyocokan diagnosa kasus yang saat ini dijumpai dengan kasus yang sudah pernah ditemui sebelumnya karena memiliki kesamaan pola Tanpa ada proses analisis yang mendalam

D. Scheme Inductive Reasoning 1. Skema ini bila digambarkan di atas kertas menyerupai peta jalan 2. Sering digunakan oleh ahli untuk menegakkan diagnosa pada kasus yang kompleks ( sudah muncul berbagai komplikasi ) 3. Kurang cocok bila digunakan oleh pemula

C. Aspek - Aspek Clinical Reasoning Penalaran berdasarkan pengetahuan atau ilmiah . Penalaran ilmiah digunakan untuk mengerti suatu kondisi yang sedang terjadi pada seseorang dan memutuskan untuk mengintervensinya Penalaran Naratif . Penalaran naratif artinya melibatkan cara berpikir dalam bentuk narasi . Penalaran naratif memahami arti kondisi atau penderitaan tersebut bagi penderita atau klien

3. Penalaran Pragmatik . Penalaran klinis merupakan ‘ kegiatan ’ dalam praktek klinis sehari-hari , maka isu-isu yang ditemukan tiap hari harus dapat teridentifikasi atau dibuktikan kebenarannya dan hal ini akan mempengaruhi proses terapi . 4. Penalaran Etis . Proses penalaran klinis lebih sering berakhir dalam keputusan etis , daripada berdasarkan ilmu pengetahuan , dan etika alami merupakan tujuan akhir dari penalaran klinis secara keseluruhan .
Tags