d12a8ead-4787-4285-8b8d-b6176d652886.pptx

rifsusanto1 1 views 45 slides Aug 31, 2025
Slide 1
Slide 1 of 45
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45

About This Presentation

Ok


Slide Content

KAJIAN TENTANG RUKUN IMAN OLEH : MUHAMMAD HABIB ICHSAN Khamis Shubuh , 19 September 2024

IMAN KEPADA KITAB RUKUN IMAN KE III AL-QUR’AN AL-KARIM

PENGELOMPOKAN SURAT DALAM AL-QUR’AN MA TERI KA JIAN

“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal . Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat , akan tetapi membenarkan ( kitab-kitab ) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu , dan sebagai petunjuk dan rachmat bagi kaum yang beriman “ (QS . Yusuf / 12 : 111)

Membudayakan nilai-nilai Al-Qur’an dalam Konteks Indonesia , di antaranya terdapat dalam ayat-ayat QS : Shaad / 38 : 29 , Al-Muzzammil / 73 : 20 , Al-Baqarah / 2 : 2, Yusuf / 12 : 111, An-Nachl / 16 : 102, An- Naml / 27 : 2 , dan QS. An-Naml / 27 : 2 . V I . MEMBUDAYAKAN NILAI-NILAI AL-QUR’AN AL KARIM Demikian juga dalam firman Allaah dalam Surat Al- Maa - idah / 5 : 44, Al- Chijr / 15 : 9, Al- Kahfi / 18 : 27, dan Al-Hajj / 22 : 52.

QS. A l - M a a- idah (5) ayat 44.

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya ( ada ) petunjuk dan cahaya (yang menerangi ), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allaah oleh orang-orang alim dan oleh pendeta-pendeta mereka , disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allaah dan mereka menjadi saksi terhadapnya . Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia , ( tetapi ) takutlah kepada -Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat - ayat -Ku dengan harga yang sedikit . Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allaah , maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir “ (QS. A l - M a a- idah / 5 : 44)

“ Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu , yaitu kitab Tuhan -mu (Al-Qur’an). Tidak ada ( seorang pun) yang dapat merubah kalimat - kalimat -Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada -Nya “ (QS. Al - Kahfi / 1 8 : 2 7) “ Sesungguhnya Kami- lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya “ (QS. A l- Hijr / 1 5 : 9)

“ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang r asul pun dan tidak (pula) seorang nabi , melainkan apabila ia mempunyai keinginan , syaithan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu , Allaah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaithan itu , dan Allaah menguatkan ayat - ayat -Nya. Dan Allaah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “ (QS. Al -Hajj / 22 : 5 2 )

“ ‘ An abiy hurayrata , qaala : Qaala rasuwlullaahi saw: [ Ichsiduw , fa- inniy sa - aqra -u ‘ alaykum tsulatsa al- qur’aani ]. Fachasyada man chasada , tsumma kharaja nabiyyullaahi sh faqara -a: [ Qul huwallaahu achadun ] Tsumma dakhala , faqaala ba’dhunaa liba’zhin : … “ (HR. Muslim,, at- Tirm,idzi , Achmad . No. 3978. Chadits no. 2737)

“… Inniy uraa haadzaa khabarunjaa -ahu minaw-samaa-i , fadzaa al- ladziy adkhalahu , tsumma kharaja nabiyyullaahi sh faqaala : [ Inniy qultu lakum : sa - aqra -u ‘ alaykum tsulutsa al- qur’aani , alaa innahaa ta’dilu tsulutsa al- qur’aani ] “(HR. Muslim,, at- Tirm,idzi , Achmad . No. 3978. Chadits no. 2737)

“ Dari Abu Hurairah, ia bertutur ; Suatu ketika Rasulullaah saw bersabda : “ Berkumpullah kalian, karena aku hendak membacakan sepertiga al-Qur’an kepada kalian”. Orang-orang yang sempat berkumpul pada saat itu pun lantas berkumpul . Lalau Nabi saw keluar dan melafalkan : “ Qul huwallaahu achadun ” ( surat al- Ikhlaash )”. Setelah itu , beliau kembali masuk ( ke rumahnya ). Salah seorang di antara kami pun berkata kepada yang lain: “ M enurutku , ini termasuk kabar dari langit yang datang kepada beliau . Itulah yang menyebabkan beliau masuk kembali ”. Tidak lama kemudian , Rasulullaah saw keluar dan bersabda : “ Tadi kukatakan bahwa aku akan membacakan sepertiga al-Qur’an kepada kalian. Ketahuilah , ayat ini memang setara dengan sepertiga al-Qur’an “ (HR. Muslim, at- Tirmidzi , Achmad . No. 3978. Chadits no. 2737)

“ Dari Abu Sa’id Al- Khudri , ia berkata : “Kami bertanya : “ Ya Rasulullaah , apakah kami dapat melihat Tuhan kami kelak di hari Kiamat ?” Beliau menjawab : “ Apakah kalian merasa silau melihat matahari dan bulan jika udara bersih tidak berawan ?” Kami menjawab : “ Tidak ”. Beliau berkata : “ Demikianlah kalian tidak akan silau melihat Truhan kalian kelak kecuali kalian silau melihat keduanya ?” Kemudian beliau bersabda : “ Nanti terdengar seruan : “ Setiap kaum pergi kepada apa yang disembahnya , para penyembah salib bersama salibnya , para penyembah berhala bersama berhalanya , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … setiap golongan bersama tuhannya hingga tinggallah orang yang menyembah Allaah dari orang yang baik dan sisa-sisa ahli kitab , kemudian dihadapkan neraka Jahannam bagaikan fatamorgana , lalu dikatakan kepada orang-orang Yahudi : “ Apa yang kalian sembah ?” Mereka menjawab : “Kami menyembah Uzair putra Allaah ”. Lalu dikatakan : “Kalian dusta , Allaah tidak bersekutu dan tidak beranak , maka apakah yang kalian inginkan ?” Mereka menjawab : “Kami ingin minum ”. Dikatakan : “ Minumlah ”. Terus mereka berjatuhan di neraka Jahannam, hingga tersisa orang yang menyembah kepada Allaah dari orang yang baik dan tidak baik , lalu dikatakan : … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … “ Apakah yang menahan kalian padahal orang-orang sudah pergi ?” Jawabnya : “Kami telah memisahkan diri dari mereka ketika kami lebih berhajat pada hari ini , dan kami telah mendengar seruan yang berseru : “ Setiap orang pergi kepada apa yang disembahnya , dan kami hanyalah menunggu Tuhan kami, maka datanglah Tuhan Yang Maha Perkasa dalam bentuk yang lain bukan sebagaimana yang mereka lihat di awal mulanya . Lalu berkata : “ Aku adalah Tuhan -mu”. Mereka berkata : “ Engkau adalah Tuhan kami”. Maka tidak ada seorang pun yang dapat berbicara dengan -Nya kecuali para Nabi , lalu ditanya : … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … “ Apakah di antara kalian dengan -Nya ada tanda bukti yang kalian mengetahuinya ?” Mereka menjawab : “ Assaaq ”. Maka diperlihatkan kepada mereka Assaaq dan pada waktu itu setiap orang mukmin bersujud kepada Allaah , dan tinggallah orang yang bersujud kepada Allaah karena riya ’ dan sum’ah lalu ia pergi bersujud sebagaimana bersujud sedangkan punggungnya lurus merata sehingga mereka tidak dapat bersujud lalu dibentangkan kepada mereka shirat diletakkan di atas Jahannam. Kami bertanya : “ Wahai Rasulullaah , apakah jembatan itu ?” Beliau bersabda : “ … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … “ Jalan yang licin dan menggelincirkan mengandung pengait dan duri yang tajam bengkok sebagaimana di Najed disebut assa’dan , orang mukmin berjalan bagaikan kejap mata atau kilat atau angina dan secepat larinya kuda kencang atau pengendara yang cepat , maka ada yang selamat ada yang luka terkena kilat tetapi selamat dan ada pula yang tersungkur di dalam neraka Jahannam, sehingga berjalan orang yang terakhir dengan merangkak , pada waktu itu kalian tidak begitu keras tuntutanmu di dalam kebenaran sebagaimana telah nyata bagi orang mukmin pada waktu itu untuk Tuhan Yang Maha Perkasa. “ … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … Maka apabila mereka melihat telah selamat dan tinggal saudara-saudara mereka , mereka berkata : “ Ya Tuhan kami, sesungguhnya saudara-saudara kami dulunya shalat bersama kami, berpuasa , dan beramal ”. Allaah berfirman : “ Pergilah , maka barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya seberat dinar dari iman keluarkanlah dari neraka dan Allaah tetap mengcharamkan wajah mereka di dalam dari api neraka lalu pergi kepada mereka , dari sebagian dari mereka terbenam di dalam neraka sampai ke mata kakinya , dan ada yang sampai ke betis lalu dikeluarkan orang-orang yang mereka kenal , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … kemudian mereka kembali dan diperintahkan : “ Pergilah , barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya seberat setengah dinar dari iman keluarkanlah dari neraka ”. Lalu dikeluarkan orang-orang yang mereka kenal lalu kembali dan diperintahkan : “ Pergilah , barangsiapa yang mereka dapatkan di dalam hatinya seberat dzarrah dari iman keluarkanlah dari neraka ”. Lalu dikeluarkanlah orang-orang yang mereka kenal ”. Abu Said berkata : “ Jika kalian tidak percaya padaku , maka bacalah firman Allaah yang berbunyi : “ Innallaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa in taku chasanatan yudha’ifha ” ( … ) “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … ( sesungguhnya Allaah tidak tidak akan berlaku dzalim walau seberat dzarrah , jika itu suatu kebaikan maka akan dilipat gandakan pahalanya )”. Maka diberilah syafa’at pada Nabi , para malaikat , dan kaum mukmin . Lalu Allaah Yang Maha Penguasa berfriman : “ Kini tinggallah syafa’at -Ku”. Maka Allaah mengeluarkan dari mereka segenggam dan keluarlah orang-orang yang sudah menjadi hangus , dan dimasukkan dalam sungai surga dinamakan maul chayat (air kehidupan ), mereka tumbuh di sekitarnya seperti tumbuhnya biji di tanah yang subur , sebagaimana kalian melihatnya di samping padang pasir , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)

“ … dan di samping pepohonan , bila terkena matahari ia menghijau , jika terkena rindag ia memutih , maka ia keluar sekan-akan permnata dikalungkan di leher-leher meraka dan masuk ke dalam surga , kemudian penduduk ahli surga berkata : “ Mereka itulah orang-orang yang dibebaskan Yang Maha Pengasih , dimasukkan ke dalam surga tanpa membawa amal dan kebaikan yang dihadirkannya , maka dikatakan kepadanya : “ Bagimu apa yang kalian lihat dan dua kali lipat dari itu “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115. Chadits no. 14)

“ Alkayyisu man daana nafsahu wa’amila limaa ba’dal-mawti , wal’aajizu man atba’a nafsahu hawaahaa watamannaa ‘ alallaahil-amaaniy “ “ Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat . Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah “ (HR. Abu Dawud )

“ ‘An ‘ aisyata : Anna al- nabiyya sh kaana yujmi’u ahla baytihi fayaquwlu : [ Idzaa ashaaba achadakum ghammun aw karbun falyaqul : Allaahu , allaahu rabbiy laa usyriku bihi syay -an] “ “ Dari ‘ Aisyah : Bahwa Nabi saw pernah mengumpulkan keluarganya . Lalu beliau bersabda : “ Jika salah seorang dari kalian mengalami keresahan dan kesulitan , maka ucapkanlah : “ Allaah , Allaahu rabbiy laa usyriku bihi syai -an ( Allaah , Allaah Rabbku . Aku tidak menyekutukan -Nya dengan sesuatu apa pun “ (HR. Ibnu Chibban dan at- Thabrani . No. 2755. Chadits no. 2740)

“ ‘An abiy mas’uwdinil-badriyyi marfuw’an : Aakhiru maa adrakan-naasu min kalaamin-nubuwwatil-uwlaa : “ Idzaa lam tastachi fashna ’ maa tsikta “ “ Dari Abu Mas’ud al- Badri , secara marfu ’: Kalimat terakhir yang didapatkan manusia dari kenabian pertama adalah : “ Jika kamu tidak malu , berbuatlah sesukamu “ (HR. Achmad dan Abu Nu’iam )

“ ‘An abiy ka’ab ibni ‘ ujrata ra , annan-nabiyyi sh faqad k a’aban , fasa -ala ‘ anhu ? Qaaluw : “ Mariydhun ”, fakhasara yamsyiy chattaa ataahu falammaa dakhala ‘ alayhi , qaala : (( Absyir yaa ka’bu !)) “, faqaalat Ummuhu : Haniy -an lakal-jannatu yaa ka’bu , faqaala : ((Man haadzihil-muta-alliyatu ‘ alallaahi ?)) Qaala : Hiya ummiy yaa rasulallaah . Qaala : (( Maa yudriyki yaa umma ka’bin ? La’alla ka’ban qaala maa laa ya’biyhi , aw mana’a maa laayughniyhi , aw mana’a maa laa yughniyhi ))”

“ Dari Ka’ab bin Ujrah ra ; Bahwasanya Nabi saw kehilangan Ka’ab . Maka beliau menanyakan tentangnya . Para sahabat pun menjawab : “ Ia sedang sakit ”. Lalu beliau berjalan keluar hingga tiba di rumah Ka’ab . Ketika Nabi saw masuk menemuinya , beliau berkata kepadanya : “ Bergembiralah hai Ka’ab !”. Lalu ibu Ka’ab berkata : Ini adalah berita gembira terkait Jannah ( Surga ) untukmu , wahai Ka’ab ”. Mendengar ucapan itu , Nabi saw berkata kepada Ka’ab : … “ (HR. Ibnu Abid Dun- ya , al- Khatib , Abu Nu’iam , dan ath-Thabrani )

“… “ Siapakah wanita yang berbicara lancang terhadap Allaah ini ?” Ka’ab berkata : Dia ibuku , wahai Rasulullah !” Kemudian Rasulullaah saw berkata kepada ibunya : “Dari mana kamu tahu itu , hai Ummu Ka’ab ? Mungkin saja Ka’ab pernah mengatakan sesuatu yang tidak berfaedah baginya , atau ia pernah menolak memberikan sesuatu yang tidak merugikan dirinya “ (HR. Ibnu Abid Dun- ya , al- Khatib , Abu Nu’iam , dan ath-Thabrani )

“ ‘An ‘ u baadata marfuw’an : (( Idhmanuw yuwsufa nabiyyullaahi bni nabiyyillaahi bni nabiyyullaahi bni khaalillaahi )). Qaluw : Laliy sittan min anfusikum adhman lakumul-jannata : Ushduquw idzaa chaddatstum , wa-awfuw idzaa wa’adtum , wa-adduw idzaak-tumintum , wachfazhuw furuwjakum , waghuzhzhuw abshaarakum , wakuffuw aydiyakum ))”

“ Dari ‘ Ubadah , ( yakni ) secara marfu ’: “ Berikanlah jaminan kepadaku dari kalian enam perkara ini , niscaya aku akan menjamin kalian masuk ke Surga : Jujurlah jika kalian berbicara , tepatilah jika kalian berjanji , tunaikanlah jika kalian diberi amanah , serta jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan juga tahanlah tangan kalian ( dari hal-hal yang dicharamkan ) “ (HR. Al- Chakim , Ibnu Chibban , Ibnu Khuzaimah , Achmad , ath-Thabrani . No. 1470)

“ ‘An ‘ a bdillaahi i bni amruw : Inna mu’aadzabni jabalin araada safaraa , faqaala : Yaa rasuwlallaahi , awshiniy , qaala : (( U’budilallaaha walaa tusyrik bihi syay -an)). Qaala : Yaa nabiyyallaahi , zinniy , qaala : (( Wa-idzaa asakta fa- achsin )) Qaala : Yaa nabiyyallaahi zidniy , qaala : (( Istaqim wal-tuchassin khuluqaka ))”

“ Dari Abdullaah bin Amru : “ Bahwasanya manakala Mu’adz bin Jabal ingin bersafar , ia berkata kepada Nabi saw: “ Wahai Rasulul’Laah , berilah aku wasiat ”. Beliau bersabda : “ Beribadahlah kepada Allaah , dan janganlah menyekutukan -Nya dengan sesuatu apa pun!” Ia berkata lagi : “ Wahai Nabiyullaah , tambahkan untukku ”. Beliau bersabda : “ Jika kamu berbuat keburukan , iringilah dengan perbuatan baik ”. “ Wahai Nabiyullaah , tambahkan untukku ”. Beliau bersabda : “ Istiqamahlah , dan perbaiki achlaqmu “ (HR. Ibnu Chibban , dan al- Chakim . No. 1228)

“ ‘An abiy hurayrata ra : Su- ila rasulullaahi sh : Man akramun-naawi ? Qaala : (( Atqaahum lillaahi )). Qaaluw : Laysa ‘an haadzaa nas-aluka . Qaala : ((Fa- akramun - naasi y uwsufa nabiyyullaahi bni , nabiyyillaahi bni , nabiyyullaahi bni khaalillaahi )). Qaluw : Laysa ’an haadzaa nas’aluka . Qaala : (( Fa’an ma’ adinil -’ a rabi tas’aluwniy ? Annasu ma’aadinu ; khiyaaruhum fil- jahiliyyati khiyaaruhum fil- Islaami idzaa faquhuw ))”

“ Dari Abu Hurairah ra : Rasulullaah saw pernah ditanya : “ Siapakah manusia yang paling mulia ?” Rasullaah saw menjawab : “Yang paling bertaqwa kepada Allaah ”. Mereka menyahut : “ Bukan itu yang kami maksud ”. Beliau berkata : “ Jika demikian , manusia yang paling mulia adalah Yusuf Nabiyullah ( Ya’kub ) bin Nabiyullah ( Ishaq ) bin Khalilullah (Ibrahim)”. Mereka berkata lagi : “ Bukan itu yang kami maksud ”. Beliau berkata : “ Kalau begitu , kalian bertanya tentang kedudukan orang Arab? Manusia ibarat barang tambang . Orang-orang yang terbaik di masa Jahiliyah adalah orang-orang yang terbaik dalam Islam, apabila mereka berilmu “ (HR. Al-Bukhari, Muslim, al- Baghawi , Achmad . No. 3996)

“ ‘An usaamata bni syuraykin qaala : “ Kunnaa juluwsan ‘ indan-nabiyyi sh ka-annamaa ‘ alaaru-uwsinath-thayru , maa minnaa mutakallimun , idz jaa -a unaasun faqaaluw : “Man achabbu ‘ ibaadillahi ilaallaahi ? Qaala : (( Achsanuhum khuluqan )) “ “ Dari Usamah bin Syuraik , ia bertutur : “ Suatu ketika kami sedang duduk di sisi Nabi saw. Seolah-olah di kepala kami ada burung yang sedang bertengger , tidak ada seorang pun yang berbicara . Tiba-tiba datanglah sekelompok orang, mereka bertanya : “ Siapakah hamba Allaah yang paling dicintai Allaah ?” Nabi saw menjawab : ((Yang paling baik achlaqnya )) “ (HR. Ath-Thabrani . No. 1837)

“ ‘Anil- c hasani mursalan : (( Ichfazh lisaanaka , tsakilatka ummuka yaa Mu’aadzu ! Fahal yakubbun-naasa a laa wujuwhihim illaa alsinatuhum )) “ “ Dari al- Chasan , secara mursal : ((Jaga lidahmu , ibumu kehilanganmu , hai Mu’adz ! Tidaklah manusia jatuh tertelungkup pada wajah-wajah mereka melainkan akibat ulah lidah mereka )) “ (HR. As- Suyuthi , al- Khara - ithi , Achmad . No. 1122)

“ ‘An r ajulin min ashchaabin-nabiyyi sh anna rajulan qaala lin-nabiyyi sh : Achbirni bikalimatin a’iysyu bihinna walaa tuktsir ‘ alayya fa- ansyaa . Qaala : (( Ajtanibil-ghadhaba )). Tsumma a’aada ‘ alayhi faqaala : (( Ijtanibil-ghadhaba )) “

“ Dari seorang laki-laki yang berasal dari k alangan Shahabat Nabi saw; Bahwasanya ada seorang laki-laki yang meminta kepada Nabi saw: Beritahukanlah kepadaku beberapa kalimat yang dapat kujadikan pegangan hidup , akan tetapi jangan terlalu banyak hingga aku ( bisa ) lupa ( terhadapnya )” Rasulullaah saw pun bersabda : “ Jauhilah marah ”. Kemudian beliau mengulanginya , dan bersabda : “ Jauhilah marah “ (HR. Achmad )

“ ‘An abiy hurayrata , ‘ anin-nabiyyi sh annahu qaala : “ Atuchibbuwna an tajtahiduw fid- du’aa - i ? Quwluw : Allaahumma a’innaa ‘ alaa sykrika , wadzikrika , wachusni ‘ ibaadatika “ “ Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Apakah kalian mau bersungguh-sungguh dalam berdo’a ?”. Ucapkanlah : “ Allaahumma a’innaa ‘ alaa syukrika wadzikkrika wa chusni ‘ ibaadatik ( Yaa Allaah , tolonglah kami untuk selalu bersyukur pada -Mu, dan beribadahlah dengan sebaik-baiknya kepada -Mu “ (HR. Achmad dan Abu Nu’iam )

“ ‘An khuzaymata ibni tsaabitin marfuw’an : “ Ittaquw da’watal-madhluwmi , fa- innahaa tuchmalu ‘ alaal-ghamaami , yaquwluwllaaha jalla jalaaluhu : Wa’zzatiy wajalaaliy , la- anshurannaka walaw ba’da chiynin “ “ Dari Khuzaimah bin Tsabit , secara marfu ’: “ Waspadalah terhadap do’a orang yang dizhalimi ! Sebab , do’anya akan dibawa ( diangkat ) hingga melampaui awan ”. Allaah awj berfirman : “Demi kekuasaan dan kebesaran -Ku, A ku benar-benar akan menolongmu walaupun setelah beberapa saat “ (HR. Al-Bukhari, ad- Daulabi , dan Ath-Thabrani )

Beberapa firman Allah yang terkait dengan pelajaran dari Al-Qur’an, di antaranya QS. Ash-Shaffat (37) ayat 100-102 ) , Az-Zukhruf / 43 : 36, Al- Baqarah / 2 : 31, 282, Al- Maa - idah / 5 : 4, Yusuf / 12 : 6, 21, 37, An- Nuur / 24 : 44, Al- Qashash / 28 : 51, dan Yasin / 36 : 69 . VII. TIGA PELAJARAN DARI AL-QUR’AN
Tags