KAJIAN TENTANG RUKUN IMAN OLEH : MUHAMMAD HABIB ICHSAN Khamis Shubuh , 19 September 2024
IMAN KEPADA KITAB RUKUN IMAN KE III AL-QUR’AN AL-KARIM
PENGELOMPOKAN SURAT DALAM AL-QUR’AN MA TERI KA JIAN
“ Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal . Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat , akan tetapi membenarkan ( kitab-kitab ) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu , dan sebagai petunjuk dan rachmat bagi kaum yang beriman “ (QS . Yusuf / 12 : 111)
Membudayakan nilai-nilai Al-Qur’an dalam Konteks Indonesia , di antaranya terdapat dalam ayat-ayat QS : Shaad / 38 : 29 , Al-Muzzammil / 73 : 20 , Al-Baqarah / 2 : 2, Yusuf / 12 : 111, An-Nachl / 16 : 102, An- Naml / 27 : 2 , dan QS. An-Naml / 27 : 2 . V I . MEMBUDAYAKAN NILAI-NILAI AL-QUR’AN AL KARIM Demikian juga dalam firman Allaah dalam Surat Al- Maa - idah / 5 : 44, Al- Chijr / 15 : 9, Al- Kahfi / 18 : 27, dan Al-Hajj / 22 : 52.
QS. A l - M a a- idah (5) ayat 44.
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya ( ada ) petunjuk dan cahaya (yang menerangi ), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allaah oleh orang-orang alim dan oleh pendeta-pendeta mereka , disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allaah dan mereka menjadi saksi terhadapnya . Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia , ( tetapi ) takutlah kepada -Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat - ayat -Ku dengan harga yang sedikit . Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allaah , maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir “ (QS. A l - M a a- idah / 5 : 44)
“ Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu , yaitu kitab Tuhan -mu (Al-Qur’an). Tidak ada ( seorang pun) yang dapat merubah kalimat - kalimat -Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripada -Nya “ (QS. Al - Kahfi / 1 8 : 2 7) “ Sesungguhnya Kami- lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya “ (QS. A l- Hijr / 1 5 : 9)
“ Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang r asul pun dan tidak (pula) seorang nabi , melainkan apabila ia mempunyai keinginan , syaithan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu , Allaah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaithan itu , dan Allaah menguatkan ayat - ayat -Nya. Dan Allaah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “ (QS. Al -Hajj / 22 : 5 2 )
“ Dari Abu Hurairah, ia bertutur ; Suatu ketika Rasulullaah saw bersabda : “ Berkumpullah kalian, karena aku hendak membacakan sepertiga al-Qur’an kepada kalian”. Orang-orang yang sempat berkumpul pada saat itu pun lantas berkumpul . Lalau Nabi saw keluar dan melafalkan : “ Qul huwallaahu achadun ” ( surat al- Ikhlaash )”. Setelah itu , beliau kembali masuk ( ke rumahnya ). Salah seorang di antara kami pun berkata kepada yang lain: “ M enurutku , ini termasuk kabar dari langit yang datang kepada beliau . Itulah yang menyebabkan beliau masuk kembali ”. Tidak lama kemudian , Rasulullaah saw keluar dan bersabda : “ Tadi kukatakan bahwa aku akan membacakan sepertiga al-Qur’an kepada kalian. Ketahuilah , ayat ini memang setara dengan sepertiga al-Qur’an “ (HR. Muslim, at- Tirmidzi , Achmad . No. 3978. Chadits no. 2737)
“ Dari Abu Sa’id Al- Khudri , ia berkata : “Kami bertanya : “ Ya Rasulullaah , apakah kami dapat melihat Tuhan kami kelak di hari Kiamat ?” Beliau menjawab : “ Apakah kalian merasa silau melihat matahari dan bulan jika udara bersih tidak berawan ?” Kami menjawab : “ Tidak ”. Beliau berkata : “ Demikianlah kalian tidak akan silau melihat Truhan kalian kelak kecuali kalian silau melihat keduanya ?” Kemudian beliau bersabda : “ Nanti terdengar seruan : “ Setiap kaum pergi kepada apa yang disembahnya , para penyembah salib bersama salibnya , para penyembah berhala bersama berhalanya , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … setiap golongan bersama tuhannya hingga tinggallah orang yang menyembah Allaah dari orang yang baik dan sisa-sisa ahli kitab , kemudian dihadapkan neraka Jahannam bagaikan fatamorgana , lalu dikatakan kepada orang-orang Yahudi : “ Apa yang kalian sembah ?” Mereka menjawab : “Kami menyembah Uzair putra Allaah ”. Lalu dikatakan : “Kalian dusta , Allaah tidak bersekutu dan tidak beranak , maka apakah yang kalian inginkan ?” Mereka menjawab : “Kami ingin minum ”. Dikatakan : “ Minumlah ”. Terus mereka berjatuhan di neraka Jahannam, hingga tersisa orang yang menyembah kepada Allaah dari orang yang baik dan tidak baik , lalu dikatakan : … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … “ Apakah yang menahan kalian padahal orang-orang sudah pergi ?” Jawabnya : “Kami telah memisahkan diri dari mereka ketika kami lebih berhajat pada hari ini , dan kami telah mendengar seruan yang berseru : “ Setiap orang pergi kepada apa yang disembahnya , dan kami hanyalah menunggu Tuhan kami, maka datanglah Tuhan Yang Maha Perkasa dalam bentuk yang lain bukan sebagaimana yang mereka lihat di awal mulanya . Lalu berkata : “ Aku adalah Tuhan -mu”. Mereka berkata : “ Engkau adalah Tuhan kami”. Maka tidak ada seorang pun yang dapat berbicara dengan -Nya kecuali para Nabi , lalu ditanya : … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … “ Apakah di antara kalian dengan -Nya ada tanda bukti yang kalian mengetahuinya ?” Mereka menjawab : “ Assaaq ”. Maka diperlihatkan kepada mereka Assaaq dan pada waktu itu setiap orang mukmin bersujud kepada Allaah , dan tinggallah orang yang bersujud kepada Allaah karena riya ’ dan sum’ah lalu ia pergi bersujud sebagaimana bersujud sedangkan punggungnya lurus merata sehingga mereka tidak dapat bersujud lalu dibentangkan kepada mereka shirat diletakkan di atas Jahannam. Kami bertanya : “ Wahai Rasulullaah , apakah jembatan itu ?” Beliau bersabda : “ … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … “ Jalan yang licin dan menggelincirkan mengandung pengait dan duri yang tajam bengkok sebagaimana di Najed disebut assa’dan , orang mukmin berjalan bagaikan kejap mata atau kilat atau angina dan secepat larinya kuda kencang atau pengendara yang cepat , maka ada yang selamat ada yang luka terkena kilat tetapi selamat dan ada pula yang tersungkur di dalam neraka Jahannam, sehingga berjalan orang yang terakhir dengan merangkak , pada waktu itu kalian tidak begitu keras tuntutanmu di dalam kebenaran sebagaimana telah nyata bagi orang mukmin pada waktu itu untuk Tuhan Yang Maha Perkasa. “ … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … Maka apabila mereka melihat telah selamat dan tinggal saudara-saudara mereka , mereka berkata : “ Ya Tuhan kami, sesungguhnya saudara-saudara kami dulunya shalat bersama kami, berpuasa , dan beramal ”. Allaah berfirman : “ Pergilah , maka barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya seberat dinar dari iman keluarkanlah dari neraka dan Allaah tetap mengcharamkan wajah mereka di dalam dari api neraka lalu pergi kepada mereka , dari sebagian dari mereka terbenam di dalam neraka sampai ke mata kakinya , dan ada yang sampai ke betis lalu dikeluarkan orang-orang yang mereka kenal , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … kemudian mereka kembali dan diperintahkan : “ Pergilah , barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya seberat setengah dinar dari iman keluarkanlah dari neraka ”. Lalu dikeluarkan orang-orang yang mereka kenal lalu kembali dan diperintahkan : “ Pergilah , barangsiapa yang mereka dapatkan di dalam hatinya seberat dzarrah dari iman keluarkanlah dari neraka ”. Lalu dikeluarkanlah orang-orang yang mereka kenal ”. Abu Said berkata : “ Jika kalian tidak percaya padaku , maka bacalah firman Allaah yang berbunyi : “ Innallaha laa yazhlimu mitsqaala dzarratin wa in taku chasanatan yudha’ifha ” ( … ) “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … ( sesungguhnya Allaah tidak tidak akan berlaku dzalim walau seberat dzarrah , jika itu suatu kebaikan maka akan dilipat gandakan pahalanya )”. Maka diberilah syafa’at pada Nabi , para malaikat , dan kaum mukmin . Lalu Allaah Yang Maha Penguasa berfriman : “ Kini tinggallah syafa’at -Ku”. Maka Allaah mengeluarkan dari mereka segenggam dan keluarlah orang-orang yang sudah menjadi hangus , dan dimasukkan dalam sungai surga dinamakan maul chayat (air kehidupan ), mereka tumbuh di sekitarnya seperti tumbuhnya biji di tanah yang subur , sebagaimana kalian melihatnya di samping padang pasir , … “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115)
“ … dan di samping pepohonan , bila terkena matahari ia menghijau , jika terkena rindag ia memutih , maka ia keluar sekan-akan permnata dikalungkan di leher-leher meraka dan masuk ke dalam surga , kemudian penduduk ahli surga berkata : “ Mereka itulah orang-orang yang dibebaskan Yang Maha Pengasih , dimasukkan ke dalam surga tanpa membawa amal dan kebaikan yang dihadirkannya , maka dikatakan kepadanya : “ Bagimu apa yang kalian lihat dan dua kali lipat dari itu “ ( Muttafaq Alaih / Al Lu’lu ’ wal Marjan : 115. Chadits no. 14)
“ Alkayyisu man daana nafsahu wa’amila limaa ba’dal-mawti , wal’aajizu man atba’a nafsahu hawaahaa watamannaa ‘ alallaahil-amaaniy “ “ Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat . Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah “ (HR. Abu Dawud )
“ ‘An ‘ aisyata : Anna al- nabiyya sh kaana yujmi’u ahla baytihi fayaquwlu : [ Idzaa ashaaba achadakum ghammun aw karbun falyaqul : Allaahu , allaahu rabbiy laa usyriku bihi syay -an] “ “ Dari ‘ Aisyah : Bahwa Nabi saw pernah mengumpulkan keluarganya . Lalu beliau bersabda : “ Jika salah seorang dari kalian mengalami keresahan dan kesulitan , maka ucapkanlah : “ Allaah , Allaahu rabbiy laa usyriku bihi syai -an ( Allaah , Allaah Rabbku . Aku tidak menyekutukan -Nya dengan sesuatu apa pun “ (HR. Ibnu Chibban dan at- Thabrani . No. 2755. Chadits no. 2740)
“ ‘An abiy mas’uwdinil-badriyyi marfuw’an : Aakhiru maa adrakan-naasu min kalaamin-nubuwwatil-uwlaa : “ Idzaa lam tastachi fashna ’ maa tsikta “ “ Dari Abu Mas’ud al- Badri , secara marfu ’: Kalimat terakhir yang didapatkan manusia dari kenabian pertama adalah : “ Jika kamu tidak malu , berbuatlah sesukamu “ (HR. Achmad dan Abu Nu’iam )
“ ‘An abiy ka’ab ibni ‘ ujrata ra , annan-nabiyyi sh faqad k a’aban , fasa -ala ‘ anhu ? Qaaluw : “ Mariydhun ”, fakhasara yamsyiy chattaa ataahu falammaa dakhala ‘ alayhi , qaala : (( Absyir yaa ka’bu !)) “, faqaalat Ummuhu : Haniy -an lakal-jannatu yaa ka’bu , faqaala : ((Man haadzihil-muta-alliyatu ‘ alallaahi ?)) Qaala : Hiya ummiy yaa rasulallaah . Qaala : (( Maa yudriyki yaa umma ka’bin ? La’alla ka’ban qaala maa laa ya’biyhi , aw mana’a maa laayughniyhi , aw mana’a maa laa yughniyhi ))”
“ Dari Ka’ab bin Ujrah ra ; Bahwasanya Nabi saw kehilangan Ka’ab . Maka beliau menanyakan tentangnya . Para sahabat pun menjawab : “ Ia sedang sakit ”. Lalu beliau berjalan keluar hingga tiba di rumah Ka’ab . Ketika Nabi saw masuk menemuinya , beliau berkata kepadanya : “ Bergembiralah hai Ka’ab !”. Lalu ibu Ka’ab berkata : Ini adalah berita gembira terkait Jannah ( Surga ) untukmu , wahai Ka’ab ”. Mendengar ucapan itu , Nabi saw berkata kepada Ka’ab : … “ (HR. Ibnu Abid Dun- ya , al- Khatib , Abu Nu’iam , dan ath-Thabrani )
“… “ Siapakah wanita yang berbicara lancang terhadap Allaah ini ?” Ka’ab berkata : Dia ibuku , wahai Rasulullah !” Kemudian Rasulullaah saw berkata kepada ibunya : “Dari mana kamu tahu itu , hai Ummu Ka’ab ? Mungkin saja Ka’ab pernah mengatakan sesuatu yang tidak berfaedah baginya , atau ia pernah menolak memberikan sesuatu yang tidak merugikan dirinya “ (HR. Ibnu Abid Dun- ya , al- Khatib , Abu Nu’iam , dan ath-Thabrani )
“ Dari ‘ Ubadah , ( yakni ) secara marfu ’: “ Berikanlah jaminan kepadaku dari kalian enam perkara ini , niscaya aku akan menjamin kalian masuk ke Surga : Jujurlah jika kalian berbicara , tepatilah jika kalian berjanji , tunaikanlah jika kalian diberi amanah , serta jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan juga tahanlah tangan kalian ( dari hal-hal yang dicharamkan ) “ (HR. Al- Chakim , Ibnu Chibban , Ibnu Khuzaimah , Achmad , ath-Thabrani . No. 1470)
“ Dari Abdullaah bin Amru : “ Bahwasanya manakala Mu’adz bin Jabal ingin bersafar , ia berkata kepada Nabi saw: “ Wahai Rasulul’Laah , berilah aku wasiat ”. Beliau bersabda : “ Beribadahlah kepada Allaah , dan janganlah menyekutukan -Nya dengan sesuatu apa pun!” Ia berkata lagi : “ Wahai Nabiyullaah , tambahkan untukku ”. Beliau bersabda : “ Jika kamu berbuat keburukan , iringilah dengan perbuatan baik ”. “ Wahai Nabiyullaah , tambahkan untukku ”. Beliau bersabda : “ Istiqamahlah , dan perbaiki achlaqmu “ (HR. Ibnu Chibban , dan al- Chakim . No. 1228)
“ Dari Abu Hurairah ra : Rasulullaah saw pernah ditanya : “ Siapakah manusia yang paling mulia ?” Rasullaah saw menjawab : “Yang paling bertaqwa kepada Allaah ”. Mereka menyahut : “ Bukan itu yang kami maksud ”. Beliau berkata : “ Jika demikian , manusia yang paling mulia adalah Yusuf Nabiyullah ( Ya’kub ) bin Nabiyullah ( Ishaq ) bin Khalilullah (Ibrahim)”. Mereka berkata lagi : “ Bukan itu yang kami maksud ”. Beliau berkata : “ Kalau begitu , kalian bertanya tentang kedudukan orang Arab? Manusia ibarat barang tambang . Orang-orang yang terbaik di masa Jahiliyah adalah orang-orang yang terbaik dalam Islam, apabila mereka berilmu “ (HR. Al-Bukhari, Muslim, al- Baghawi , Achmad . No. 3996)
“ ‘An usaamata bni syuraykin qaala : “ Kunnaa juluwsan ‘ indan-nabiyyi sh ka-annamaa ‘ alaaru-uwsinath-thayru , maa minnaa mutakallimun , idz jaa -a unaasun faqaaluw : “Man achabbu ‘ ibaadillahi ilaallaahi ? Qaala : (( Achsanuhum khuluqan )) “ “ Dari Usamah bin Syuraik , ia bertutur : “ Suatu ketika kami sedang duduk di sisi Nabi saw. Seolah-olah di kepala kami ada burung yang sedang bertengger , tidak ada seorang pun yang berbicara . Tiba-tiba datanglah sekelompok orang, mereka bertanya : “ Siapakah hamba Allaah yang paling dicintai Allaah ?” Nabi saw menjawab : ((Yang paling baik achlaqnya )) “ (HR. Ath-Thabrani . No. 1837)
“ ‘Anil- c hasani mursalan : (( Ichfazh lisaanaka , tsakilatka ummuka yaa Mu’aadzu ! Fahal yakubbun-naasa a laa wujuwhihim illaa alsinatuhum )) “ “ Dari al- Chasan , secara mursal : ((Jaga lidahmu , ibumu kehilanganmu , hai Mu’adz ! Tidaklah manusia jatuh tertelungkup pada wajah-wajah mereka melainkan akibat ulah lidah mereka )) “ (HR. As- Suyuthi , al- Khara - ithi , Achmad . No. 1122)
“ ‘An r ajulin min ashchaabin-nabiyyi sh anna rajulan qaala lin-nabiyyi sh : Achbirni bikalimatin a’iysyu bihinna walaa tuktsir ‘ alayya fa- ansyaa . Qaala : (( Ajtanibil-ghadhaba )). Tsumma a’aada ‘ alayhi faqaala : (( Ijtanibil-ghadhaba )) “
“ Dari seorang laki-laki yang berasal dari k alangan Shahabat Nabi saw; Bahwasanya ada seorang laki-laki yang meminta kepada Nabi saw: Beritahukanlah kepadaku beberapa kalimat yang dapat kujadikan pegangan hidup , akan tetapi jangan terlalu banyak hingga aku ( bisa ) lupa ( terhadapnya )” Rasulullaah saw pun bersabda : “ Jauhilah marah ”. Kemudian beliau mengulanginya , dan bersabda : “ Jauhilah marah “ (HR. Achmad )
“ ‘An abiy hurayrata , ‘ anin-nabiyyi sh annahu qaala : “ Atuchibbuwna an tajtahiduw fid- du’aa - i ? Quwluw : Allaahumma a’innaa ‘ alaa sykrika , wadzikrika , wachusni ‘ ibaadatika “ “ Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda : “ Apakah kalian mau bersungguh-sungguh dalam berdo’a ?”. Ucapkanlah : “ Allaahumma a’innaa ‘ alaa syukrika wadzikkrika wa chusni ‘ ibaadatik ( Yaa Allaah , tolonglah kami untuk selalu bersyukur pada -Mu, dan beribadahlah dengan sebaik-baiknya kepada -Mu “ (HR. Achmad dan Abu Nu’iam )
“ ‘An khuzaymata ibni tsaabitin marfuw’an : “ Ittaquw da’watal-madhluwmi , fa- innahaa tuchmalu ‘ alaal-ghamaami , yaquwluwllaaha jalla jalaaluhu : Wa’zzatiy wajalaaliy , la- anshurannaka walaw ba’da chiynin “ “ Dari Khuzaimah bin Tsabit , secara marfu ’: “ Waspadalah terhadap do’a orang yang dizhalimi ! Sebab , do’anya akan dibawa ( diangkat ) hingga melampaui awan ”. Allaah awj berfirman : “Demi kekuasaan dan kebesaran -Ku, A ku benar-benar akan menolongmu walaupun setelah beberapa saat “ (HR. Al-Bukhari, ad- Daulabi , dan Ath-Thabrani )
Beberapa firman Allah yang terkait dengan pelajaran dari Al-Qur’an, di antaranya QS. Ash-Shaffat (37) ayat 100-102 ) , Az-Zukhruf / 43 : 36, Al- Baqarah / 2 : 31, 282, Al- Maa - idah / 5 : 4, Yusuf / 12 : 6, 21, 37, An- Nuur / 24 : 44, Al- Qashash / 28 : 51, dan Yasin / 36 : 69 . VII. TIGA PELAJARAN DARI AL-QUR’AN