Deep Learning review untuk memahami Pembelajaran Mendalam

YusrotulFariha 9 views 96 slides Sep 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 96
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96

About This Presentation

Pemahaman Deep Learning


Slide Content

Tranformasi Peran Guru dalam Kurikulum Nasional Melalui Pendekatan Deep Laerning Oleh: Miftah Sirojudin BDK Surabaya Provinsi Jawa Timur

TAHAPAN IMPLEMENTASI DEEP LEARNING

Kata Kemendikbud: Menurunnya kualitas pembelajaran Literasi dan numerasi yang masih rendah Guru kurang kreativ dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis peserta didik Kompetensi guru yang masih harus selalu ditingkatkan secara masiv Pendekatan PM mampu menghasilkan kualitas capaian pembelajaran yang tinggi, sedangkan metode pembelajaran yang kurang mendalam cenderung menghasilkan capaian pembelajaran yang rendah (Smith & Colby, 2007). LATAR BELAKANG DEEP LEARNING??

Apa sebenarnya Tugas Seorang Pendidik? Guru ialah seorang pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan sejak anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

guru mendorong peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan secara aktif dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. guru bersikap aktif memberikan respon terhadap setiap proses belajar peserta didik. guru menciptakan lingkungan belajar yang mendukung peserta didik belajar, memberikan ruang kepada peserta didik untuk menciptakan strategi belajarnya sendiri sehingga peserta didik memiliki kemandirian, percaya diri, dan rasa kebersamaan.

KONSEP DEEP LEARNING

Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam terhadap konsep, bukan sekadar hafalan fakta. Fokus: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Relevansi: Diperlukan untuk menghadapi tantangan abad ke-21, seperti problem solving ,, inovasi, dan adaptasi teknologi. Esensi Deep Learning (Pembelajaran Mendalam/PM) Menurut Mendikbud

MENGAPA HARUS DEEP LEARNING?? P roses pembelajaran yang dilakukan guru masih menggunakan pendekatan maupun metode pembelajaran tradisional dan tidak siapn ya peserta didik untuk belajar Pembelajaran masih didominasi ceramah satu arah A sesmen yang mengandalkan hanya hafalan, dan, P roses-proses pembelajaran lain yang tidak menumbuhkan kemampuan kreativitas dan berpikir kritis bagi peserta didik Dibutuhkan penguatan dimensi profil lulusan melalui membangun kesadaran akan pentingnya ilmu yang dipelajari ( Mind-full ) , pembelajaran yang bermakna untuk kehidupan sehari-hari ( Meaning-full ) , dan pembelajaran yang menyenangkan ( Joy- full )

Berbeda dengan pembelajaran tradisional yang lebih berfokus pada penguasaan materi secara superficial , deep learning menekankan pada pengembangan pemahaman yang lebih luas, kritis, dan aplikatif terhadap topik yang dipelajari. Konsep ini bukan hanya berkaitan dengan mengingat informasi, melainkan dengan menghubungkan dan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks yang lebih kompleks dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

EMPAT KERANGKA KERJA DEEP LEARNING/ PEMBELAJARAN MENDALAM (PM) (1) Dimensi Profil L ulusan/DPL (2) Prinsip P embelajaran (3) Pengalaman B elajar (4) Kerangka P embelajaran

EMPAT KERANGKA KERJA DEEP LEARNING/ PEMBELAJARAN MENDALAM (PM)

01 Delapan Dimensi Profil Lulusan dalam Deep Learning /Pembelajaran Mendalam (PM) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME ; 02 Kewargaan; 03 penalaran kritis; 04 Kreativitas; 05 kolaborasi 06 kemandirian 07 kesehatan 08 komunikasi

Dimensi Profil Lulusan

Dimensi Profil Lulusan

Dimensi Profil Lulusan

Dimensi Profil Lulusan

Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing elit sed do eiusmod tempor Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipiscing elit sed do eiusmod tempor 3-Prinsip Pembelajaran (1) (2) (3)

Asmaul Husnah Al- Matiin

Pengalaman Belajar pada Deep Learning Kerangka Kerja PM ke-3

TIGA PENGALAMAN BELAJAR DEEP LEARNING (1) Proses MEMAHAMI (2) Proses meng -APLIKASI-kan (3) Proses me -REFLEKSI-kan Catatan: Ke tiga pengalaman belajar tersebut masuk dalam kegiatan inti pada RPP/Modul Ajar deep learning

Pengalaman belajar “MEMAHAMI”; Mengetahui dalam pendekatan PM adalah fase awal pembelajaran yang bertujuan membangun kesadaran peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, mendorong peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar peserta didik dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Jenis pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan pengetahuan nilai dan karakter. Guru memberikan pengetahuan yang esensial dan diaplikasikan dalam berbagai konteks, dengan mengintegrasikan dengan nilai dan karakter. Setelah memperoleh pengetahuan, tahap ini mendorong peserta didik untuk memahami informasi yang diperolehnya. Dengan pendekatan aktif dan konstruktif, peserta didik tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif, sehingga membentuk fondasi pemahaman yang menjadi dasar untuk mengaplikasi pengetahuan dalam situasi kontekstual atau tahapan selanjutnya.

Pengalaman belajar “MENGAPLIKASIKAN”; Mengaplikasi merupakan pengalaman belajar yang menunjukkan aktivitas peserta didik mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik pada tahapan memahami diaplikasikan sebagai proses perluasan pengetahuan. Tahapan ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan baik secara individu maupun kolaboratif. Pendalaman pengetahuan ini dilakukan dalam bentuk pengalaman belajar pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan lainlain . Pengaplikasian pengetahuan ini mengimplementasikan kebiasaan pikiran dalam mengaplikasi pengetahuan yang melibatkan penerapan pola pikir yang mendukung proses belajar, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara efektif. Peserta didik melakukan praktik pemecahan masalah/isu yang kontekstual dan memberikan pengalaman nyata peserta didik. Guru menghadirkan isu/masalah dalam konteks lokal/ nasional/ global atau di dalam dunia profesional. Pendekatan multidisiplin dan interdisiplin antar materi pelajaran berperan penting pada tahapan ini. Pada tahap ini, peserta didik membangun solusi kreatif dan inovatif dalam pemecahan masalah konkret, yang hasilnya dapat berupa produk/kinerja peserta didik. Keterlibatan peserta didik ini dapat memberikan manfaat tidak hanya keterampilan akademik namun juga keterampilan hidup sehingga menumbuhkan kepedulian atas perannya sebagai bagian dari lingkungan sosial .

Pengalaman belajar “MEREFLEKSI”; Merefleksi merupakan proses saat peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Refleksi ini bertujuan untuk memahami sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai, serta mengeksplorasi kekuatan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka. Regulasi diri memungkinkan siswa untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, meningkatkan motivasi intrinsik, dan mencapai tujuan belajar secara efektif. Dalam proses ini, peserta didik menerima umpan balik yang spesifik dan relevan dari guru, teman sebaya, komunitas, atau pihak terkait untuk membantu mereka meningkatkan kompetensi. Refleksi dilakukan secara personal untuk pengembangan diri dan secara kontekstual untuk memahami kontribusi dan peran mereka dalam lingkungan sosial. Dengan refleksi yang efektif, peserta didik tidak hanya menyadari keberhasilan dan kekurangannya, tetapi juga mampu merumuskan langkah-langkah konkret untuk perbaikan di masa depan, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkelanjutan.

HEADLINE SLIDE 1 2 3 4 Praktik Pedagogis Lingkungan Pembelajaran Pemanfaatan Tehnologi Digital Kemitraan Pembelajaran KERANGKA PEMBELAJARAN PADA DEEP LEARNING

PRAKTEK PEDAGOGIS Praktik pedagogis merujuk pada strategi mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk mewujudkan PM guru berfokus pada pengalaman belajar peserta didik yang autentik, mengutamakan praktik nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi. Strategi yang dapat digunakan seperti Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran berbasis Pemikiran Desain ( Design Thinking ), STEAM ( Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematic ), SETS ( Science, Environment, Technology, and Society ), dan sebagainya

LINGKUNGAN BELAJAR Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung PM. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide, sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar peserta didik dengan optimal. Budaya belajar dalam PM melibatkan pembentukan norma positif yang berpusat pada nilai-nilai utama, seperti keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, penguatan sikap kewarganegaraan, keterampilan komunikasi, penalaran kritis, kreativitas, pengembangan sikap kolaborasi dan kemandirian, serta kesehatan jiwa raga ( well-being ). Dengan integrasi ini, lingkungan pembelajaran tidak hanya mendukung perkembangan pengetahuan, tetapi juga membentuk keterampilan dan karakter yang holistik sesuai dengan dimensi profil lulusan.

PEMANFAATAN TEHNOLOGI DIGITAL Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada peserta didik. Peran teknologi digital tidak terbatas hanya sebagai alat presentasi dan penyedia informasi (misalnya menampilkan materi, video, dan mencari informasi), namun juga berperan sebagai alat kolaborasi (misalnya melalui platform workspace atau platform e- learning ), serta merupakan media yang mendukung eksplorasi dan inovasi peserta didik sehingga mereka mampu memilih dan menyaring informasi secara kritis.

KEMITRAAN PEMBELAJARAN Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama. Guru dapat membangun peran peserta didik sebagai rekan belajar yang aktif mendesain dan mengarahkan strategi belajar mereka. Guru dapat melibatkan keluarga, masyarakat, atau komunitas sebagai mitra yang memberikan dukungan serta konteks otentik dalam pembelajaran. Serta memfasilitasi koneksi dengan ahli atau mitra profesional untuk memberikan umpan balik dan meningkatkan relevansi pembelajaran.

Poin Bahasan Kedua Karakteristik Kurikulum dalam Implementasi PM

(1) Dinamis, Fleksibel, dan Responsif Kurikulum bersifat dinamis, fleksibel dan responsif, sehingga memungkinkan adanya pembaruan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kurikulum yang dinamis, fleksibel dan responsif terhadap perkembangan teknologi dan sosial budaya akan meningkatkan relevansi pembelajaran dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian, sekolah dapat mengimplementasikan kurikulum yang disesuaikan dengan konteks sekolah. (2) Berpusat pada Peserta Didik Kurikulum yang responsif terhadap minat, motivasi, renjana ( passion ), dan bakat peserta didik memberikan kesempatan untuk personalisasi dan memberi ruang bagi peserta didik untuk menjadi agen dalam perjalanan pembelajaran mereka. Kurikulum yang berpusat pada peserta didik akan mendukung pengembangan potensi setiap individu dan memungkinkan mereka belajar sesuai dengan gaya serta ritme masing-masing.

(3) pembelajaran Terpadu Kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengikuti pembelajaran terpadu multidisiplin dan antardisiplin . Pembelajaran terpadu menyiapkan peserta didik agar dapat menghubungkan pengetahuan antar bidang ilmu dan menerapkannya dalam kehidupan masyarakat. (4) R elevan dan Peduli terhadap Lingkungan Masyarakat Kurikulum memuat substansi pelajaran terkait dengan isu-isu dan tantangan kehidupan, mendorong peserta didik untuk mampu hidup, memiliki penghidupan, dan berkontribusi pada kehidupan. Peserta didik terlibat dalam proyek-proyek belajar yang berhubungan dengan antara lain kehidupan sosial, kesehatan masyarakat, politik, perubahan iklim, energi, dan inovasi teknologi. Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan masyarakat akan memberi kesempatan peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang kontekstual.

(5) Pengembangan Ketrampilan Tingkat Tinggi Kurikulum berorientasi pada pengembangan keterampilan tingkat tinggi, seperti kreativitas, pemecahan masalah, kolaborasi, dan berpikir kritis. Oleh karena itu, desain kurikulum harus berfokus pada pengembangan keterampilan-keterampilan itu melalui pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis penyelidikan, dan pembelajaran berbasis pengalaman. (6) Pemanfaatan Tehnologi Digital Karakteristik pedagogi PM memberi perhatian yang besar terhadap interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, peserta didik dengan mitra belajar dan pemangku kepentingan lainnya. Interaksi memberi umpan balik pada proses pembelajaran yg mencirikan PM. Interaksi akan lebih optimal terjadi jika pembelajaran memanfaatkan teknologi digital. Pemanfaatan teknologi digital bahkan untuk wilayah yang belum terjangkau fasilitas internet dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti sekarang, termasuk Semi Online, atau Internet Offline (Digital Library), WAN, LAN dan sebagainya .

Poin Bahasan Kedua Contoh Penerapan PM

Pembelajaran Mindful dalam Deep Learning ; Mindful learning adalah proses pembelajaran di mana siswa belajar dengan kesadaran penuh, fokus, dan terlibat secara aktif dalam apa yang sedang mereka pelajari. Mindfulness dalam pendidikan bukan hanya tentang meditasi, tetapi juga tentang menciptakan kondisi di mana siswa merasa nyaman, fokus, dan dapat mengamati serta memahami materi secara lebih dalam tanpa gangguan. Pendekatan mindful juga membantu siswa untuk lebih sadar akan proses belajar mereka. Misalnya, guru dapat mengajarkan teknik mindfulness seperti pernapasan dalam atau refleksi pribadi sebelum atau sesudah belajar untuk membantu siswa mengelola emosi dan stres. Teknik ini membantu siswa untuk tetap fokus, rileks, dan mampu menyerap materi dengan lebih baik, sehingga mereka dapat memahami materi secara mendalam.

Mulai dengan “ Mengapa ” (Purpose First) Strategi : Jelaskan mengapa materi ini penting bagi kehidupan siswa (sampaikan dengan memberi gambar, video, atau cerita — kaitkan dengan manfaat dalam kehidupan sehari-hari, masa depan mereka, atau isu- isu sosial yang relevan. Contoh : “Kita belajar tentang perubahan iklim karena ini memengaruhi masa depan bumi tempat kalian akan hidup dan membangun keluarga.” 2) Gunakan Refleksi Awal Strategi : Ajak siswa merenung atau menulis refleksi singkat tentang apa yang sudah mereka ketahui , dan kenapa menurut mereka topik itu penting atau tidak penting. Ini mengaktifkan kesadaran awal dan keterlibatan. Pertanyaan Pancingan : “Apa yang kamu tahu tentang topik ini?” “Apa tujuan dan dampaknya buat hidupmu atau masyarakat?” Strategi Pembelajaran Mind-ful

3) Koneksi Emosional & Relevansi Personal Strategi : Ceritakan kisah nyata, kutipan inspiratif, atau gunakan video/berita yang menggugah perasaan dan relevan dengan materi. Tujuan : Menumbuhkan rasa ingin tahu dan empati. 4) Inquiry-Based Learning ( Pembelajaran Berbasis Pertanyaan ) Strategi : Mulai pelajaran dengan pertanyaan besar atau masalah nyata yang mendorong keingintahuan. Lebih meyakinkan lagi jika menampilkan video/gambar fakta terkait materi. Contoh : “Mengapa ketidaksetaraan masih terjadi di masyarakat modern?” Mengapa kita harus belajar berhitung? Dan sebagainya. 5) Latihan Kesadaran Diri Sebelum Belajar Strategi : Lakukan sesi singkat mindful breathing atau hening sejenak untuk membantu siswa menenangkan pikiran dan hadir secara penuh dalam pelajaran. Atau dengan ice breaking konsentrasi (teka-teki, permainan, dsb ), durasi 1-2 menit. Strategi Pembelajaran Mind-ful

6) Tetapkan Tujuan Belajar Bersama Strategi : Libatkan siswa dalam merumuskan tujuan belajar dan kaitkan dengan tujuan pribadi atau cita-cita mereka. Manfaat : Meningkatkan rasa memiliki terhadap proses belajar. 7) Dialog Reflektif di Akhir Sesi Strategi : Tutup pelajaran dengan refleksi, misalnya: “Apa hal paling bermakna yang kamu pelajari hari ini?” “Bagaimana pelajaran ini bisa mengubah cara pandangmu?” Bisa juga memberi PR tapi berupa tugas, misalnya membuat kliping iklim-iklim negara ASEAN, dsb. Strategi Pembelajaran Mind-ful

Pembelajaran Meaningful dalam Deep Learning ; Pembelajaran meaningful adalah proses pembelajaran di mana siswa merasa bahwa apa yang mereka pelajari memiliki makna dan relevansi dalam kehidupan mereka. Pembelajaran meaningful sangat penting dalam deep learning karena memungkinkan siswa untuk merasa bahwa ilmu yang mereka peroleh bukan hanya sekadar angka atau fakta di atas kertas, tetapi sesuatu yang berharga dan relevan. Contoh Dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru dapat mengajak siswa untuk menulis cerita atau artikel tentang topik yang mereka minati, seperti cerita tentang lingkungan atau peristiwa lokal. Melalui tugas seperti ini, siswa akan merasa bahwa keterampilan menulis dan bahasa yang mereka pelajari memiliki makna yang lebih dalam karena bisa disesuaikan dengan minat dan pengalaman mereka.

Strategi Meaning-ful Hubungkan Materi dengan Kehidupan Nyata Strategi : Kaitkan konsep pelajaran dengan situasi nyata yang siswa alami atau saksikan di sekitarnya. Contoh : Saat mengajar matematika statistik, gunakan data tentang kebiasaan konsumsi air di rumah tangga siswa. 2) Gunakan Pertanyaan Bermakna ( Essential Questions ) Strategi : Ajukan pertanyaan besar dan terbuka yang tidak memiliki satu jawaban pasti, tapi mendorong eksplorasi dan refleksi. Contoh : “Apa arti keadilan dalam kehidupan sehari-hari?” 3) Interdisipliner dan Proyek Nyata (Project- Based Learning ) Strategi : Ajak siswa mengerjakan proyek yang memadukan beberapa mata pelajaran dan menghasilkan solusi nyata. Contoh Proyek : Merancang kampanye kebersihan lingkungan sekolah berbasis data dan komunikasi efektif.

Strategi Meaning-ful 4) Diskusi Reflektif & Dialog Kritis Strategi : Ajak siswa untuk berdiskusi, berbagi pendapat, dan mendengarkan perspektif orang lain, menggali, mencari, melihat secara langsung (observasi). Manfaat : Membantu mereka mengaitkan pelajaran dengan nilai, emosi, dan pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-hari. 5) Ciptakan Koneksi Emosional Strategi : Mulai pelajaran dengan cerita, puisi, atau lagu yang membangkitkan empati dan rasa ingin tahu, atau video faktual sesuai materi sebagi bahan diskusi. Contoh : Cerita anak yang putus sekolah karena konflik sosial saat belajar tentang HAM. 6) Jadikan Guru sebagai Fasilitator, Bukan Sumber Segalanya Strategi : Dorong siswa mencari, menganalisis, dan membangun pengetahuan mereka sendiri baik melalui internet, wawancara dengan orang lain dengan bimbingan guru,.

Pembelajaran Joyful dalam Deep Learning ; Joyful learning atau pembelajaran yang menyenangkan merupakan elemen penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang positif. Ketika siswa merasa bahagia dan tertarik selama proses belajar, mereka lebih mudah untuk menyerap informasi dan mempertahankan apa yang telah mereka pelajari. Pembelajaran joyful tidak hanya tentang bermain atau beraktivitas tanpa beban, tetapi menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, menantang, dan penuh rasa ingin tahu. Selain itu, joyful learning juga bisa diterapkan melalui kegiatan seni. Dalam pelajaran sains, siswa dapat diajak untuk membuat model atau ilustrasi visual dari konsep yang dipelajari, seperti sistem tata surya atau siklus air. Melalui aktivitas ini, siswa bisa mengekspresikan kreativitas mereka sambil memahami konsep ilmiah dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan. Contoh pembelajaran joyful bisa dilihat dalam penggunaan gamifikasi . Guru dapat mengubah proses pembelajaran menjadi permainan dengan memberikan poin, tantangan, atau penghargaan untuk setiap pencapaian siswa. Misalnya, dalam pelajaran geografi, siswa dapat diajak bermain permainan kuis berbasis tim di mana mereka harus menjawab pertanyaan seputar negara, iklim, atau benua. Kegiatan ini bukan hanya membuat suasana kelas lebih menyenangkan, tetapi juga mendorong siswa untuk berkolaborasi dan memotivasi mereka untuk lebih bersemangat dalam belajar.

Strategi Joyful Learning Strategi Cara dan Contoh Suasana Kelas Positif Mulai dengan “ morning greeting ritual” — saling sapa, tepuk semangat, atau lagu singkat. Hias sudut kelas dengan karya siswa & warna ceria . Gamifikasi Ringan Ubah tugas jadi permainan: kuis Kahoot , escape room kertas, “tantangan misi” berlevel dengan poin & badge sederhana buatan guru Pilihan & Suara Siswa Beri 2-3 opsi produk akhir: poster, podcast , vlog , atau komik digital. Rasa otonomi meningkatkan kegembiraan Integrasi Seni & Gerak Gunakan drama, rap, puisi berantai, atau tari sederhana untuk menjelaskan konsep ( mis . gerak parabola jadi koreografi melengkung). Break Singkat “ Brain Gym Setiap 20–25 mnt , lakukan 1-2 mnt peregangan, tepuk irama, atau mindful breathing agar energi terjaga Lingkungan Aman Emosional Terapkan aturan “boleh salah, asal belajar”— guru memberi teladan menerima kesalahan sebagai bagian proses. Refleksi Gembira Tutup sesi dengan “ Emoji Exit Ticket ”: siswa pilih emoji + satu hal paling seru yang mereka pelajari hari itu.

Asesmen pembelajaran yang mengimplementasi PM difokuskan tidak hanya pada asesmen hasil belajar, tetapi juga asesmen proses yang mengarahkan peserta didik untuk terus belajar dan berkembang, serta merasakan kegembiraan dalam proses belajar. Asesmen menjadi sarana refleksi peserta didik dan guru untuk mengembangkan pembelajaran yang memotivasi, berkesadaran , bermakna, bergembira, dan memberikan pengalaman holistik. Asesmen dalam penerapan PM memiliki prinsip antara lain keadilan, keterbukaan, objektivitas, keberlanjutan, holistik, keanekaragaman, integritas, akuntabilitas, responsivitas , dan keterhubungan dengan tujuan pendidikan. Prinsip-prinsip asesmen ini harus berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran, pengembangan kompetensi peserta didik, dan memberikan gambaran yang akurat tentang pencapaian hasil belajar. Pembelajaran Mendalam membutuhkan asesmen formatif yang memberikan umpan balik berkala yang membantu peserta didik memahami kemajuan belajar mereka, kekuatan, dan area yang perlu diperbaiki agar peserta didik mampu memperdalam pemahaman mereka dan melakukan perbaikan proses belajar secara berkelanjutan. Pada akhir pembelajaran, asesmen sumatif pada tingkat sekolah memberikan gambaran yang jelas tentang sejauh mana peserta didik telah memahami dan menguasai materi yang diajarkan, dan Hasil asesmen ini menjadi indikator pencapaian kompetensi peserta didik secara keseluruhan. Asesmen Deep Learning (PM)

Pemberian Proyek Otentik: Berikan tugas yang relevan dengan kehidupan nyata siswa. Pemanfaatan Teknologi: Gunakan alat digital untuk memperluas akses belajar Kontekstualisasi Materi: Kaitkan materi pembelajaran dengan budaya dan lingkungan siswa. Evaluasi Formatif: Fokus pada umpan balik berkelanjutan untuk memperbaiki proses belajar. Penguatan Hubungan Guru-Siswa: Guru perlu membangun hubungan yang mendukung pembelajaran yang mendalam. Strategi Dee p Learning

Penerapan Kontekstualisasi Mindful , Meaningful , dan Joyful Learning dalam Satu Kegiatan Terpadu Misalnya, dalam program kunjungan ke hutan mangrove , siswa belajar tentang ekosistem hutan mangrove , pentingnya menjaga kelestarian alam, dan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Kegiatan ini melibatkan kontekstualisasi , karena siswa belajar di lokasi yang nyata dan dapat melihat langsung apa yang mereka pelajari. Proses ini juga mindful karena siswa harus fokus dan mengamati lingkungan sekitar dengan seksama. Selain itu, pengalaman ini meaningful karena siswa memahami bahwa hutan mangrove bukan hanya konsep abstrak dalam buku, tetapi ekosistem yang penting bagi kehidupan. Joyful learning tercipta melalui kegiatan interaktif seperti menjelajahi hutan, berdiskusi dengan pemandu lokal, dan berinteraksi langsung dengan alam.

4 Kunci Deep Learning (1) Pendidikan Berbasis Nilai: Pembelajaran yang mendalam harus melibatkan aspek moral dan karakter (2) Kompetensi Holistik : Mencakup kompetensi akademik, keterampilan hidup, dan kesadaran sosial. (3) Transformasi Guru : Guru sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan memahami secara kritis. (4) Teknologi dan Konteks Lokal : Menggunakan teknologi untuk memperkuat pembelajaran, tetapi tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat

5 Ciri Deep Learning Kolaboratif dan Reflektif: Menekankan diskusi kelompok dan refleksi pribadi untuk memperkuat pemahaman Berorientasi pada Proses, Bukan Hanya Hasil: Fokus pada perjalanan belajar, bukan sekadar nilai akhir Mengintegrasikan Pengetahuan Multidisiplin : Menghubungkan berbagai bidang ilmu untuk pemahaman menyeluruh . Berbasis Masalah (Problem- Based Learning ): Siswa belajar melalui pemecahan masalah nyata Memanfaatkan Teknologi Secara Optimal: Teknologi digunakan sebagai alat bantu, bukan tujuan utama

Dalam pelajaran biologi tentang ekosistem, guru dapat membawa siswa ke lingkungan sekitar untuk mengamati ekosistem lokal. Melalui observasi langsung, siswa dapat melihat bagaimana organisme berinteraksi, memahami rantai makanan, serta dampak manusia terhadap ekosistem tersebut. Contoh Pemberian Proyek Otentik: Berikan tugas yang relevan dengan kehidupan nyata siswa. Dalam pelajaran sejarah, siswa bisa diajak untuk menggali sejarah lokal atau keluarga mereka. Proses ini tidak hanya membuat siswa lebih dekat dengan pelajaran, tetapi juga meningkatkan minat mereka dalam memahami asal-usul dan identitas sosial-budaya mereka sendiri.

Poin Bahasan Kedua Perencanaan Pembelajaran

Poin Bahasan Kedua Contoh Perencanaan Pembelajaran

Pembelajaran deep learning yang mengintegrasikan kontekstualisasi , mindful , meaningful , dan joyful learning memberikan pendekatan yang menyeluruh dalam mendidik siswa Dengan kontekstualisasi , siswa memahami relevansi materi dalam kehidupan nyata. Melalui mindful learning , mereka belajar dengan fokus dan penuh kesadaran. Pendekatan meaningful learning membantu siswa menemukan makna dari apa yang mereka pelajari, Sementara joyful learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh antusiasme. 1 2 3 4 5 Kesimpulan Penerapan Kontekstualisasi , Mindful , Meaningful , dan Joyful Learning dalam Satu Kegiatan Terpadu

Pendekatan pembelajaran ini tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan akademik, tetapi juga mengembangkan karakter dan keterampilan hidup yang akan sangat berharga bagi mereka di masa depan Pembelajaran deep learning yang kontekstual, mindful , meaningful , dan joyful mendorong siswa untuk menjadi pembelajar yang berpengetahuan, bermakna, penuh rasa ingin tahu, dan bahagia dalam belajar. Akhirnya.... Selamat ber ful-ful ria dalam pembelajaran ... Berikan yang terbaik buat generasi kita.

Terima Kasih Bapak Ibu Guruku.. Teruslah menebarkan ilmu, Jadikan anak-anak bercahaya Sesuai bakat, minat dan kemampuannya
Tags