Molecular Detection and Diagnosis of Cancer Ringkasan dari bahan bacaan (Disusun dalam bentuk presentasi)
Pendahuluan - Insiden kanker terus meningkat di dunia. - Deteksi dini terbukti meningkatkan survival rate pasien. - Tantangan: sebagian besar kasus terdiagnosis pada stadium lanjut. - Perlu metode deteksi molekuler yang lebih akurat dan sensitif.
Kanker sebagai Penyakit Molekuler - Kanker merupakan penyakit akibat perubahan genetik. - Mutasi menyebabkan proliferasi sel tidak terkendali. - Proses karsinogenesis: • Inisiasi • Promosi • Progresi
Molecular Biomarkers of Cancer - Onkogen: Ras, Raf, EGFR. - Gen supresor tumor: p53, Rb. - Perubahan epigenetik: metilasi DNA. - Perubahan ekspresi protein. - Biomarker digunakan untuk diagnosis, prognosis, dan terapi target.
Early Detection vs Diagnosis - Biomarker ideal harus sensitif dan spesifik. - Digunakan untuk deteksi dini sebelum gejala muncul. - Contoh keterbatasan biomarker: • PSA (Prostate Specific Antigen) → sensitifitas rendah. • CA-125 untuk kanker ovarium → tidak spesifik. - Perlu pengembangan biomarker baru dengan akurasi tinggi.
New Technologies for Detection - Analisis DNA skala besar (genome-wide). - Proteomics, transcriptomics, metabolomics. - High-throughput analysis untuk deteksi cepat. - Arah ke personalized medicine.
Specimens & Animal Models - Sumber spesimen: darah, serum, cairan tubuh. - Digunakan untuk analisis biomarker. - Model hewan penting untuk uji validasi awal biomarker sebelum klinis.
Translation to Clinic - Pengembangan biomarker melewati 5 fase: • Identifikasi • Validasi • Uji klinis awal • Uji klinis lanjutan • Implementasi klinis. - Tantangan: validasi, regulasi, biaya.
Era Baru Deteksi Molekuler - High-throughput technologies mendorong deteksi lebih presisi. - Aplikasi spesifik: kanker payudara, pankreas, ovarium, hati. - Menuju personalisasi diagnosis dan terapi.
Kesimpulan - Deteksi molekuler menjadi masa depan diagnosis kanker. - Biomarker sangat penting untuk diagnosis, prognosis, dan terapi. - Tantangan: validasi klinis, akurasi, serta keterjangkauan teknologi. - Kolaborasi riset dan klinis diperlukan agar dapat diimplementasikan luas.