Diskusi Dasar Pemrograman Pertemuan Ke-4.pdf

HendroGunawan8 17 views 25 slides Nov 18, 2024
Slide 1
Slide 1 of 25
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25

About This Presentation

Definisi Pseudocode
 Pseudocode adalah deskripsi informal tingkat tinggi dari prinsip operasi sebuah program komputer atau algoritma lainnya. Ia menggunakan konvensi struktural bahasa pemrograman, tetapi dimaksudkan untuk dibaca manusia daripada mesin.


Slide Content

1


Dasar Pemrograman
Pertemuan ke-4
Nama : Hendro Gunawan
NIM : 200401072103
Kelas : IF-101
BAB 4
PSEUDOCODE
4.1. Pseudocode
4.2. Definisi Pseudocode
➢ Pseudocode adalah deskripsi informal tingkat tinggi dari prinsip operasi sebuah program
komputer atau algoritma lainnya. Ia menggunakan konvensi struktural bahasa pemrograman,
tetapi dimaksudkan untuk dibaca manusia daripada mesin.
➢ Pseudocode:
• Pseudo: semu atau tidak sebenarnya
• Code: kode
4.3. Aturan Penulisan Pseudocode
1. Tulis satu pernyataan setiap baris
2. Tulis kata kunci dengan huruf kapital
3. Indent untuk menunjukkan hirarki
4. Akhiri struktur multi baris
5. Jaga independensi bahasa pernyataan
4.4. Tulis Satu Pernyataan Setiap Baris
• Setiap pernyataan dalam pseudocode harus mengungkapkan hanya satu aksi untuk komputer.
Tabel 3.1. Langkah-langkah Proses dengan Pseudocode
Sumber: (Penulis 2024)
Uraian Kegiatan Pseudocode
Read name, hour worked, rate of pay GET Name
GET hoursWorked
GET payRate
Platform calculations LET gross = hourseWorked*payRate
Write name, horse worked, gross GIVE name, hourseWorked, gross

4.5. Tulis Kata Kunci dengan Huruf Kapital
• Tulis kata kunci dengan huruf kapital untuk menentukan sebuah instruksi.

2


• Kata kunci: GET, SET, LET, IF, ELSE, WHILE, GIVE, dst.
Tabel 3.2. Gros Pay
Sumber: (Penulis 2024)
Pseudocode
GET name
GET hoursWorked
GET payRate
LET gross = hourseWorked*payRate
GIVE name, horseWorked, gross

Gambar di atas menjelaskan pseudocode tentang sebuah program sederhana yang digunakan untuk
menghitung gaji kotor (gross pay) berdasarkan jumlah jam kerja (hourseWorked) dan tarif per jam
(payRate).
Penjelasan:
1. GET name
Program meminta nama pekerja.
2. GET hourseWorked
Program meminta jumlah jam kerja pekerja.
3. GET payRate
Program meminta tarif per jam.
4. LET gross = horseWorked*payRate
Program menghitung gaji kotor dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan tarif per jam.
5. GIVE name, hourseWorked, gross
Program menampilkan nama pekerja, jumlah jam kerja, dan gaji kotor.
Tujuan:
Pseudocode ini digunakan untuk mendeskripsikan alur logika sederhana dari sebuah program
penghitungan gaji karyawan sebelum diimplementasikan dalam bahasa pemrograman tertentu.
4.6. Indent Untuk Menunjukkan Hirarki
• Setiap struktur kendali memiliki pola indentasi yang berbeda:
➢ Sequence: setiap pernyataan mulai pada kolom yang sama
➢ Selection: inden pernyataan yang berada dalam struktur selection, kecuali kata kunci selection
(IF, ELSE, ELSE, dll).
➢ Loop: inden pernyataan yang berada dalam struktur loop, kecuali kata kunci loop (WHILE,
FOR, TO, DO, dll).

3


4.7. Akhiri Struktur Multi Baris
• IF diakhiri dengan ENDIF
• WHILE diakhiri dengan ENDWHILE
• FOR diakhiri dengan ENDFOR
3.8. Jaga Independensi Bahasa Pernyataan
• Pseudocode merupakan bahasa universal. Jangan gunakan bahasa pemrograman yang spesifik
dalam menuliskan pseudocode.
• Ingat, di sini kita mendeskripsikan logika dalam sebuah program, belum melakukan programing.
4.9. Pseudocode VS Flowchart
Tabel 3.3. Pseudocode VS Flowchart
Sumber: (Penulis 2024)
Pseudocode Flowchart
Kelebihan: Kelebihan:
✓ Mudah diubah ✓ Terstandarisasi
✓ Menerapkan konsep terstruktur ✓ Memiliki gambaran secara visual
✓ Dilakukan dengan mudah pada Word Processor
Kekurangan: Kekurangan:
✓ Tidak visual ✓ Sulit untuk memodifikasi
✓ Tidak ada standar yang diterima dan sangat
variatif
✓ Elemen desain terstruktur tidak diterapkan
✓ Software khusus yang diperlukan

4.10. Contoh-contoh Penulisan Pseudocode
1. Menampilkan tulisan Test
Start
Print “Test”
End
2. Menampilkan variabel berisi tulisan Test
Start
A = “Test”
Print A
End
3. Menghitung hasil penjumlahan
Start
Read b, c

4


d = b + c
Print b, “ditambah”, c, “hasilnya”, d
End
4. Menampilkan isi variabel yang hanya lebih kecil dari 10
Start
Read e
If e < 10 Then
Print e
Else
Print “Masukkan angka kurang dari 10!
End if
End
5. Menampilkan isi variabel yang hanya di antara 0 dan 10
Start
Read f
If f < 10 then
Print f
Else
Print “Masukkan angka di antara 0 dan 10!”
End if
End
6. Menampilkan mata pelajaran sesuai nomor yang dimasukkan
Start
Print “Masukkan nomor mata pelajaran Anda (1-3):”
Read g
Switch g
Case 1 : Print “Matematika”
Case 2 : Print “Bahasa Indonesia”
Case 3 : Print “Bahasa Inggris”
Else : Print “Masukkan hanya nomor 1-3”
End Switch
End
7. Menampilkan tulisan Test sebanyak 5 kali dengan fungsi For
Start
For h = 1 To 5 Do

5


Print “Test”
End For
End
8. Menampilkan tulisan Test sebanyak 5 kali dengan fungsi While-Do
Start
j = 1
Repeat
Print “Test”
j = j + 1
End While
End
9. Menampilkan tulisan Test sebanyak 5 kali dengan fungsi Repeat-Until
Start
j = 1
Repeat
Print “Test”
j = j + 1
Until j <= 5
End
4.11. Latihan
• Tulislah algoritma (deskripsi & method) berdasarkan flowchart dengan menerapkan aturan dalam
penulisan pseudocode.
4.12. Presentasi Flowchart 1

6



Gambar 3.1. Flowchart 1
Sumber: Modul Dasar Pemrograman Pertemuan 4 - Pseudocode

7


4.12.2. Representasi Flowchart Menggunakan Flowgorithm

Gambar 3.2. Flowchart 1 menggunakan Flowgorithm
Sumber: (Penulis)
4.13.3. Contoh Output
Contoh 1 Jika diberikan input nilai N1 = 10, N2 = 100, N3 = 5 maka hasil output nya adalah 100
Contoh 2 Jika N1 = 95, N2 = 50, dan N3 = 25 maka hasil output nya adalah 95

1
2

8


Gambar 3.3. Contoh Output
Sumber: (Penulis 2024)
4.12.4. Representasi Flowchart Menggunakan Office Word (Bagan Alur)































Gambar 3.4. Flowchart 1 Menggunakan Office Word (Bagan Alur)
Sumber: (Penulis 2024)
Berdasarkan flowchart yang ada pada gambar 3.1, 3.2, dan 3.3 di atas berikut adalah algoritma dalam
bentuk deskripsi dan pseudocode.
4.13.5. Deskripsi Algoritma 1
1. Algoritma ini menerima tiga input berupa bilangan N1, N2, dan N3.
2. Langkah pertama adalah membandingkan nilai N1dengan N2:
o Jika N1>N2, maka nilai sementara dari Largest adalah N1.
o Jika tidak, maka nilai sementara dari Largest adalah N2.
3. Setelah itu, bandingkan nilai N3 dengan nilai Largest:
o Jika N3>Largest, maka nilai Largest diperbarui menjadi N3.
START
BIG3
Get N1
Get N2
Get N3
If (N1>N2)
Let Largest = N2 Let Largest = N1
If (N3> Largest)
Let Largest = N1 Let Largest = N1
Give Largest
STOP
BIG3

9


4. Algoritma mengembalikan nilai terbesar (Largest) dari ketiga bilangan yang diberikan.


NAME : BIG3
GIVENS : N1, N2, N3
RESULTS : Largest
INTERMEDIATES: N1, N2, N3, Largest
DEFINITION : Largest := BIG3(N1, N2, N3)
-----------------------------------------------------------------------------------------
METHOD :
Get N1
Get N2
Get N3
If N1 > N2 Then
Let Largest N1
Else
Let Largest N2
If N3 > Largest Then
Let Largest N3
4.13.6. Penjelasan Algoritma
Algoritma BIG3 dirancang untuk menemukan nilai terbesar (Largest) dari tiga angka input (N1, N2,
dan N3). Berikut adalah langkah-langkah penjelasan secara detail:
1. Nama Algoritma
• Nama: BIG3
• Tujuan: Menentukan angka terbesar di antara tiga input (N1, N2, dan N3).
2. Input (Givens)
• N1, N2, N3: Tiga angka yang akan dibandingkan untuk mencari nilai terbesar.
3. Hasil (Results)
• Largest: Variabel yang akan menyimpan nilai terbesar di antara N1, N2, dan N3.
4. Variabel Sementara (Intermediates)
• N1, N2, N3: Angka input.
• Largest: Variabel sementara untuk membandingkan nilai terbesar saat proses berlangsung.
5. Definisi
• Algoritma ini didefinisikan sebagai Largest := BIG3(N1, N2, N3).
o Artinya, hasil terbesar (Largest) akan dihasilkan oleh proses BIG3 berdasarkan N1, N2, dan
N3.
ALGORITMA 1

10


6. Metode
Langkah-langkah yang diikuti oleh algoritma:
1. Get N1, N2, N3:
o Membaca atau mendapatkan tiga angka input dari pengguna.
2. Perbandingan Pertama (N1 vs N2):
o Jika (N1 > N2):
▪ Set nilai Largest = N1.
o Jika Tidak:
▪ Set nilai Largest = N2.
3. Perbandingan Kedua (N3 vs Largest):
o Jika (N3 > Largest):
▪ Set nilai Largest = N3.
4. Hasil Akhir:
o Nilai variabel Largest sekarang berisi angka terbesar di antara N1, N2, dan N3.
Algoritma BIG3 menggunakan logika sederhana untuk membandingkan tiga angka input satu per satu.
Hasil akhirnya adalah angka terbesar yang ditemukan di antara N1, N2, dan N3.
Dengan metode ini, algoritma secara efisien menentukan nilai terbesar dengan hanya dua langkah
perbandingan.
4.13.7. Pseudocode
BEGIN BIG3
GET N1, N2, N3 // Input tiga bilangan

// Bandingkan N1 dan N2
IF (N1 > N2) THEN
LET Largest = N1
ELSE
LET Largest = N2
ENDIF

// Bandingkan N3 dengan Largest
IF (N3 > Largest) THEN
LET Largest = N3
ENDIF

// Output nilai terbesar
GIVE Largest
END BIG3
Penjelasan Pseudocode:
1. BEGIN BIG3: Menandakan awal algoritma.
2. GET: Membaca nilai masukan.
3. LET: Menyatakan variabel atau memperbarui nilai variabel.

11


4. IF-THEN-ELSE: Struktur logika untuk perbandingan nilai.
5. GIVE: Menampilkan hasil akhir.
6. END BIG3: Menandakan akhir algoritma.
Pseudocode ini telah disesuaikan dengan aturan baku dan sesuai dengan logika dari flowchart.
4.14. Presentasi Flowchart 2

Gambar 3.5. Flowchart 2
Sumber: Modul Dasar Pemrograman Pertemuan 4 – Pseudocode

12


Berdasarkan flowchart pada gambar 3.4, berikut algoritma dan pseudocode untuk sorting tiga nilai X1,
X2, dan X3 menggunakan metode pertukaran (swap).
4.14.1. Algoritma 2


NAME : SORT3
GIVENS : X1, X2, X3
RESULTS : Temp
INTERMEDIATES : X1, X2, X3, Temp
DEFINITION : Temp := SORT3(X1, X2, X3)
---------------------------------------------------------------------------
METHOD :
Get X1
Get X2
Get X3
If X1 > X2 Then
Let Temp = X1
Let X1 = X2
Let X2 = Temp
If X2 > X3 Then
Let Temp = X2
Let X2 = X3
Let X3 = Temp
If X1 > X2 Then
Let Temp = X1
Let X1 = X2
Let X2 = Temp
Give X1
Give X2
Give X3
Penjelasan Algoritma SORT3
Algoritma SORT3 digunakan untuk mengurutkan tiga angka input (X1, X2, dan X3) dalam urutan
menaik (ascending order). Berikut adalah detail dari algoritma tersebut:
1. Nama Algoritma
• Nama: SORT3
• Tujuan: Mengurutkan tiga angka input (X1, X2, X3) dalam urutan menaik.
ALGORITMA 2

13


2. Input (Givens)
• X1, X2, X3: Tiga angka yang akan diurutkan.
3. Hasil (Results)
• X1, X2, X3 dalam urutan menaik (ascending order).
4. Variabel Sementara (Intermediates)
• X1, X2, X3: Angka input yang akan diurutkan.
• Temp: Variabel sementara untuk menyimpan nilai saat proses pertukaran (swap).
5. Definisi
• SORT := SORT3(X1, X2, X3):
o Setelah proses selesai, X1, X2, dan X3 akan berisi nilai yang telah diurutkan secara
menaik.
6. Metode
Langkah-langkah algoritma SORT3:
1. Membaca Input (Get X1, X2, X3):
o Ambil tiga angka input dari pengguna.
2. Perbandingan Pertama (X1 > X2):
o Jika X1 lebih besar dari X2:
▪ Simpan nilai X1 di variabel sementara Temp.
▪ Tukar nilai X1 dengan X2.
▪ Set nilai X2 dengan Temp.
3. Perbandingan Kedua (X2 > X3):
o Jika X2 lebih besar dari X3:
▪ Simpan nilai X2 di variabel sementara Temp.
▪ Tukar nilai X2 dengan X3.
▪ Set nilai X3 dengan Temp.
4. Perbandingan Ketiga (X1 > X2):
o Jika X1 lebih besar dari X2:
▪ Simpan nilai X1 di variabel sementara Temp.
▪ Tukar nilai X1 dengan X2.
▪ Set nilai X2 dengan Temp.
5. Menghasilkan Output (Give X1, X2, X3):
o Setelah tiga perbandingan selesai, nilai X1, X2, dan X3 akan diurutkan dalam urutan
menaik.
Kesimpulan

14


1. Algoritma SORT3 menggunakan metode perbandingan dan pertukaran (swap) untuk
mengurutkan tiga angka dalam urutan menaik.
2. Tiga langkah perbandingan memastikan bahwa hasil akhir adalah:
o X1 ≤ X2 ≤ X3.
3. Proses ini efisien karena hanya membutuhkan maksimal tiga perbandingan dan pertukaran,
sesuai dengan input yang terbatas pada tiga angka.
Deskripsi Algoritma 2
1. Algoritma menerima tiga input X1, X2, dan X3.
2. Bandingkan X1 dengan X2:
o Jika X1>X2, tukar nilai X1 dengan X2 menggunakan variabel sementara Temp.
3. Bandingkan X2 dengan X3:
o Jika X2>X3, tukar nilai X2 dengan X3 menggunakan Temp.
4. Bandingkan X1 dengan X2 lagi untuk memastikan urutan benar:
o Jika X1>X2, tukar nilai X1 dengan X2.
5. Algoritma akan mengembalikan nilai X1, X2, dan X3 dalam urutan naik (ascending order).
3.14.2. Pseudocode
BEGIN SORT3
// Input tiga bilangan
GET X1, X2, X3

// Bandingkan X1 dengan X2
IF (X1 > X2) THEN
LET Temp = X1
LET X1 = X2
LET X2 = Temp
ENDIF

// Bandingkan X2 dengan X3
IF (X2 > X3) THEN
LET Temp = X2
LET X2 = X3
LET X3 = Temp
ENDIF

// Bandingkan X1 dengan X2 lagi
IF (X1 > X2) THEN
LET Temp = X1
LET X1 = X2
LET X2 = Temp
ENDIF

// Output hasil
GIVE X1, X2, X3
END SORT3

15



Penjelasan Pseudocode:
1. BEGIN SORT3: Menandakan awal algoritma.
2. GET: Membaca input X1, X2, dan X3.
3. LET: Menyatakan atau memperbarui variabel (termasuk operasi swap).
4. IF-THEN-ELSE: Struktur logika untuk perbandingan nilai.
5. GIVE: Menampilkan hasil akhir berupa X1, X2, dan X3 dalam urutan ascending.
6. END SORT3: Menandakan akhir algoritma.
Pseudocode ini mencerminkan alur dan logika pada flowchart secara lengkap dan terstruktur.
4.14.3. Presentasi Flowchart Menggunakan Flowgorithm

16


Gambar 3.6. Flowchart menggunakan Flowgorithm
Sumber: (Penulis 2024)
Contoh Output
Jika diberikan inputan X1 = 3, X2 = 2, dan X3 = 1 maka keluarannya adalah 1, 2, 3

Gambar 3.7. Contoh Output
Sumber: (Penulis 2024)

17


4.15. Presentasi Flowchart 3

Gambar 3.8. Presentasi Flowchart 3
Sumber: (Penulis2024)

18


4.12. Algoritma 3


NAME : FARE
GIVENS : Age
RESULTS : Price
DEFINITION : Price := Fare(Age)
-----------------------------------------------------------------------------------------
METHOD :
Get Age
If (Age < 16) Then
Let Price = $7
Else If (Age > 65) Then
Let Price = $5
Else
Let Price = $10
Give Price
Deskripsi Algoritma 3
Algoritma FARE digunakan untuk menentukan harga tiket (Price) berdasarkan usia (Age) dengan
aturan sebagai berikut:
1. Input yang Dibutuhkan:
o Age: Usia dari individu yang akan membeli tiket.
2. Logika dan Proses:
o Jika usia (Age) kurang dari 16 tahun, maka harga tiket (Price) ditetapkan sebesar $7.
o Jika usia (Age) lebih dari 65 tahun, maka harga tiket (Price) ditetapkan sebesar $5.
o Untuk usia di luar rentang tersebut (16 hingga 65 tahun, inklusif), harga tiket (Price)
ditetapkan sebesar $10.
3. Output:
o Harga tiket (Price) yang telah dihitung berdasarkan usia individu.
4. Langkah-langkah Operasi:
o Baca atau ambil input Age.
o Periksa kondisi:
▪ Jika Age < 16, set Price = $7.
▪ Jika Age > 65, set Price = $5.
▪ Jika tidak memenuhi kedua kondisi di atas, set Price = $10.
o Berikan output nilai Price.
ALGORITMA 3

19


Tujuan Algoritma
Algoritma ini bertujuan untuk menentukan harga tiket secara dinamis berdasarkan kategori usia, yang
biasanya diterapkan pada sistem seperti tiket transportasi, hiburan, atau acara lainnya.
Contoh Penggunaan
• Input: Age = 12
Output: Price = $7
• Input: Age = 70
Output: Price = $5
• Input: Age = 30
Output: Price = $10
4.12.1. Presentasi Flowchart 3 menggunakan Flowgorithm

Gambar 3.9. Presentasi Flowchart 3 menggunakan Flowgorithm
Sumber: (Penulis 2024)

20


Contoh Output:
Contoh 1 Jika Age = 10 maka price = $7 Contoh 2 Jika Age = 70 maka price = $5

Contoh 3 Jika Age = 43 maka price = 10

Gambar 3.10. Contoh Output
Sumber: (Penulis)
4.12.2. Presentasi Flowchart Menggunakan Office Word (Bagan Alur)

21
























Gambar 3.11. Flowchart Menggunakan Office Word (Bagan Alur)
Sumber: (Penulis)
4.13. Pseudocode
BEGIN FARE
// Input usia
GET Age

// Cek usia untuk menentukan harga tiket
IF (Age < 16) THEN
LET Price = $7
ELSE IF (Age > 65) THEN
LET Price = $5
ELSE
LET Price = $10
ENDIF

// Tampilkan harga tiket
GIVE Price
END FARE
Penjelasan Pseudocode:
1. BEGIN FARE: Menandakan awal algoritma.
2. GET: Membaca input berupa usia (Age).
START
FARE
Price = $7
Age<16
Get Age
Give Price
STOP
FARE
Age>65
Price = $7 Price = $7

22


3. IF-ELSE IF-ELSE: Struktur logika untuk mengevaluasi kondisi:
o Age < 16: Menetapkan harga tiket $7.
o Age > 65: Menetapkan harga tiket $5.
o Default (usia lainnya): Menetapkan harga tiket $10.
4. LET: Menggunakan variabel untuk menyimpan harga tiket.
5. GIVE: Menampilkan harga tiket ke pengguna.
6. END FARE: Menandakan akhir algoritma.
4.14. Diskusi
Kita sudah membahas lebih dari 2 pertemuan tentang konsep dari Pseudocode dan cara membuatnya.
Banyak jenis dan cara penulisan Pseudocode yang berbeda-beda dan sebagian besar merujuk ke bahasa
pemrograman (Coding) yang populer. Tetapi harus tetap diingat Pseudocode dan Bahasa Pemrograman
(Coding) ini jelas 2 hal yang berbeda. Menurut Anda apa yang membedakan Pseudocode dengan
Coding? Akan lebih baik lagi jika Anda dapat memberikan contohnya.
4.15. Jawaban Diskusi
Perbedaan utama antara pseudocode dan coding (kode pemrograman) terletak pada tujuan, bentuk, dan
penggunaannya. Berikut penjelasannya:
1. Definisi dan Tujuan
Pseudocode:
Adalah representasi logika algoritma yang ditulis dalam bahasa yang mirip dengan bahasa manusia,
tidak mengikuti aturan sintaksis bahasa pemrograman tertentu.
Tujuannya adalah untuk mempermudah memahami alur logika atau algoritma sebelum
diimplementasikan dalam kode pemrograman.
Pseudocode digunakan untuk perencanaan, diskusi tim, dan menjelaskan konsep kepada orang lain.
Coding:
Adalah implementasi teknis dari algoritma menggunakan bahasa pemrograman tertentu (misalnya
Python, Java, C++).
Tujuannya adalah untuk membuat program yang dapat dijalankan oleh komputer.
Coding memerlukan kepatuhan pada sintaks bahasa pemrograman yang digunakan.
2. Sintaks
Pseudocode: Tidak memiliki aturan ketat terkait sintaks, dan lebih fleksibel. Penulisan disesuaikan
agar mudah dipahami.
Coding: Harus mengikuti aturan sintaks bahasa pemrograman yang spesifik, misalnya tanda kurung,
titik koma, atau spasi yang harus konsisten.
3. Contoh

23


Pseudocode
BEGIN FARE
// Input usia
GET Age

// Cek usia untuk menentukan harga tiket
IF (Age < 16) THEN
LET Price = $7
ELSE IF (Age > 65) THEN
LET Price = $5
ELSE
LET Price = $10
ENDIF

// Tampilkan harga tiket
GIVE Price
END FARE

Coding (Python)
#include <iostream>
using namespace std;

int main() {
int age; // Variabel untuk menyimpan usia
int price; // Variabel untuk menyimpan harga tiket

// Input usia
cout << "Masukkan usia: ";
cin >> age;

// Cek usia untuk menentukan harga tiket
if (age < 16) {
price = 7; // Harga tiket untuk usia di bawah 16 tahun
} else if (age > 65) {
price = 5; // Harga tiket untuk usia di atas 65 tahun
} else {
price = 10; // Harga tiket untuk usia di antara 16 hingga 65 tahun
}

// Tampilkan harga tiket
cout << "Harga tiket adalah $" << price << endl;

return 0; // Mengakhiri program
}
Contoh Output:
Jika umur = 10

24


Jika umur = 43

Jika umur = 70

4. Penggunaan
Pseudocode: digunakan saat tahap desain sistem atau algoritma untuk membantu tim memahami
logika.
Coding: digunakan untuk menjalankan logika yang telah dirancang dalam pseudocode menggunakan
bahasa pemrograman yang sebenarnya.
Kesimpulan
Pseudocode adalah langkah awal dalam pemecahan masalah yang berfokus pada logika tanpa
memperhatikan detail teknis. Sementara itu, coding adalah langkah implementasi logika tersebut
menjadi program yang dapat dijalankan oleh komputer. Kedua hal ini saling melengkapi dalam
pengembangan perangkat lunak.
Daftar Pustaka
[1] Riad Sahara, S. M. (2024). Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-4. Jakarta: Universitas Siber
Asia.
Link File
?????? https://drive.google.com/file/d/1hKlOe90hWKMC4-
sPD0ODUIHRYBg1gWGo/view?usp=sharing

??????

25