Epidemiologi_dan_Aplikasi_dalam_kebidana.ppt

TengkuSyarifahraysha 0 views 80 slides Oct 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 80
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80

About This Presentation

Diagnosis Ruptur Uteri
Diagnosis ruptur uteri perlu ditegakkan dengan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janin. Jika dicurigai ada tanda dan gejala ruptur uteri selama persalinan, dokter akan segera memeriksa kondisi ibu dan menilai kondisi janin dengan USG kandungan dan cardiotocography.

Pada USG k...


Slide Content

EPIDEMIOLOGI DALAM EPIDEMIOLOGI DALAM
PELAYANAN KEBIDANANPELAYANAN KEBIDANAN
IMAM WAHJOEDI, SKM, MPH

4.1.14.1.1
Kegunaan Epidemiologi dalam KIA

DEFENISIDEFENISI
Epidemiologi adalah studi yang
mempelajarai distribusi dan
determinan penyakit dan keadaan
kesehatan pada populasi, serta
penerapannya untuk pengendalian
masalah - masalah kesehatan (CDC,
2002; Last 2001, Gordis 2000).

Epidemiologi dalam pelayanan
kebidanan yaitu epidemiologi yang
mengkaji distribusi serta determinan
peristiwa morbiditas (kesakitan) dan
mortalitas (kematian) yang terjadi dalam
layanan kebidanan

TUJUANTUJUAN
Tujuan epidemiologi kebidanan adalah
untuk mengenal faktor risiko terhadap ibu
selama periode kehamilan, persalinan dan
masa nifas (42 hari setelah berakhirnya
kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan
mempelajari cara penanggulangan nya.

Faktor Resiko Pada Ibu Hamil Faktor Resiko Pada Ibu Hamil
1.Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2.Anak lebih dari 4.
3.Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang  < 2 tahun.
4.Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau
penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5.Anemia dengan haemoglobin <11 g/dl. Tinggi badan <145 cm atau dengan kelainan
bentuk panggul dan tulang belakang.
6.Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
7.Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TB, kelainan jantung-ginjal-
hati, psikosis, kelainan endokrin (DM, SLE, dll), tumor dan keganasan.
8.Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola hidatidosa, KPD, bayi
cacat kongenital. Riwayat persalinan dengan komplikasi: persalinan dengan SC,
ekstraksi vacum/forcep.
9.Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan post partum, infeksi masa nifas, post
partum blues.
10.Riwayat keluarga menderita penyakit DM, hipertensi, dan riwayat cacat kongenital.
11.Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin dampit, monster.

MANFAATMANFAAT
Untuk mengidentifikasi penyebab
terjadinya penyakit dalam pelayanan
kebidanan.
Untuk pengambil kebijakan berkaitan
dengan perencanaan sumber daya
kesehatan (tenaga dan fasilitas pelayanan
kesehatan) khususnya berkaitan dengan
pelayanan kebidanan.

Mengenai kegunaan epidemiologi secara umum yang sesuai dengan Mengenai kegunaan epidemiologi secara umum yang sesuai dengan
tujuan epidemiologi kebidanan dalam prakteknya sebagai berikut :tujuan epidemiologi kebidanan dalam prakteknya sebagai berikut :
1. Menguraikan distribusi dan besarnya masalah suatu penyakit dalam
masyarakat.
2. Memberikan data untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program-proram pencegahan, pemberantasan dan pengobatan
penyakit , serta untuk menentukan urutan prioritas program-program
diatas.
3. Mengenal faktor-faktor penyebab penyakit (patogenesis).
4. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
5. Untuk meneliti dan mengevalasi program pemberantasan
penyakit
dan masalah dalam kesehatan.
6. Untuk mendapatkan data dalam upaya mengklasifikasikan
penyakit.
7. Untuk menyusun program pencegahan penyakit.

Kegunaan epidemiologi diatas dapat Kegunaan epidemiologi diatas dapat
diringkas menjadi 3 hal, yakni :diringkas menjadi 3 hal, yakni :
1.Mendiskripsikan fenomena kesehatan
masyarakat.
2.Mengkaji hubungan-hubungan sebab-akibat.
3.Melakukan evaluasi program kesehatan dan
program intervensi.

4.1.24.1.2
Prinsip-Prinsip Epidemiologi

Latar Belakang
-Angka kematian ibu(AKI) sebagai salah satu
indikator kesehatan ibu,dewasa ini masih tinggi di
indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya.
-Menurut data dari survai demografi kesehatan
indonesia (SDKI)1998-2003 AKI di indonesia adalah
307 per 100.000 kelahiran hidup dan menjadi 228
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
-Dari lima juta kelahiran tiap tahunnya diperkirakan
20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan
atau persalinan.

-Sebagian besar penyebab kematian ibu secara
langsung menurut survai kesehatan rumah tangga
2001 sebesar 90% adalah komplikasi yang terjadi
pada saat persalinan dan segera setelah bersalin.
-Penyebab tersebut dikenal dengan Trias Klasik
yaitu:
-Perdarahan(28%)
-Eklamsi(24%)
-Infeksi(11%).
-Sedangkan penyebab tidak langsungnya antara
lain adalah: ibu hamil menderita kurang energi
kronis(KEK)37%,Anemia (Hb kurang dari 11gr%)
40%.Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan
meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu
dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Selain itu beberapa sebab yang tidak
langsung berkaitan dengan masalah
kesehatan ibu yaitu:
“4 Terlalu” dalam melahirkan yaitu:
Terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
dan terlalu banyak.
“ 3 Terlambat “ yaitu: terlambat
mengambil keputusan, terlambat untuk
dikirim ke tempat pelayanan
kesehatan,dan terlambat mendapatkan
pelayanan kesehatan.

Upaya untuk menurunkan angka kematian ibu telah
dicanangkan oleh badan internasional dan
pemerintah guna meningkatkan kesadaran dunia
tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta
untuk mendapatkan pemecahan masalahnya.
Upaya tersebut antara lain dibuatnya strategi yang
mengacu pada Indonesia sehat 2010 Making
Pregnancy Safer(MPS) dan di susunnya Millennium
Development Goal’s (MDG’s) yang bertujuan
mengatasi permasalahan perkembangan global dan
harus tercapai pada tahun 2015

Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan upaya
untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI yaitu
making pregnancy safer(MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada
tahun 2000.
Strategi ini memfokuskan pada 3 pesan kunci yaitu:
1.Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap upaya pencegahan
kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplkasi
keguguran

-Pelaksanaan strategi MPS diterapkan secara desentralisasi
sehingga diharapkan dapat lebih terarah dan sesuai
dengan permasalahan setempat.
-Dengan adanya variasi antar daerah dalam hal demografi
dan geografi maka kegiatan dalam program kesehatan ibu
dan anak (KIA) juga berbeda.
-Namun agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan
lancar ,aspek peningkatan mutu pelayanan program KIA
tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas baik ditingkat
puskesmas maupun ditingkat kabupaten/kota

The Millennium Development Goals terdiri dari:
1.Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2.Mencapai pendidikan dasar universal
3.Mempromosikan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
4.Menurunkan kematian balita
5.Meningkatkan kesehatan ibu
6.Memerangi penyakit HIV/AIDS , malaria dan
penyakitlainnya
7.Menjamin kelestarian lingkungan
8.Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan

Prinsip pengelolaan program KIA
Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan
pokok sebagai berikut:
1.Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan
dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran
2.Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga kesehatan secara berangsur.
3.Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi kebidanan baik
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun
bayi serta penganan dan pengamatannya secara terus menerus
4.Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan
pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan
5.Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai
standar dan menjangkau seluruh sasaran

a.Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal selengkapnya mencangkup banyak hal
yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik(umum dan
kebidanan),pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi,
serta intervensi dasar dan khusus( sesuai resiko yang ada
termasuk penyuluhan dan konseling).Namun dalam
penerapan operasionalnya dikenal standar minimal “5T”
untuk pelayanan antenatal, yang terdiri atas:
1.Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2.(Ukur )Tekanan darah
3.(Ukur) Tinggi fundus uteri
4.(Pemberian imunisasi) Tetanus toksoid lengkap
5.(Pemberian) Tablet tambah darah minimal 90 tablet
selama kehamilan

-Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan
antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,
dengan ketentuan waktu sebagai berikut:
= Minimal 1 kali pada triwulan pertama
= Minimal 1 kali pada triwulan kedua
= Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
ditentukan untuk menjamin mutu pelayanan,
khususnya dalam memberi kesempatan yang
cukup dalam menangani kasus resiko tingi yang
ditemukan.

b. Pertolongan Persalinan
Dalam program KIA dikenal beberapa jenis tenaga yang
memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat,
jenis tenaga tersebut adalah: dokter spesialis
kebidanan,dokter umum,bidan, perawat maternitas.
Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dari
anggota keluarga dalam masyarakat terpencil seperti yang
banyak ditemukan di propensi papua, namun penolong
persalinan ini umumnya tidak tercatat dan sulit untuk di
identifikasi.
Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1.Sterilitas atau pencegahan infeksi
2.Metode pertolongan persalinan yang sesuai dengan standar
pelayanan
3.Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang
lebih tinggi

c. Deteksi dini ibu hamil beresiko
Faktor resiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
1.Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun
2.Anak lebih dari 4
3.Jarak persalinan yang terakhir dan kehamilan sekarang
kurang dari 2 tahun
4.Tinggi badan kurang dari 145 cm
5.Berat badan kurang dari 38 kg atau lila kurang dari 23,5
cm
6.Riwayat keluarga menderita kencing manis,hipertensi dan
riwayat cacat kongenital
7.Kelainan bentuk tubuh misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul

Resiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi.
Resiko tinggi /komplikasi pada kehamilan meliputi:
-Hb kurang dari 8 gr %
-Tekanan darah tinggi ( sistole> 140mmhg, diastole > 90 mmhg)
-Oedema yang nyata
-Eklamsia
-Perdarahan pervaginam
-Ketuban pecah dini
-Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
-Letak sungsang
-Infeksi berat atau sepsis
-Persalinan prematur
-Kehamilan ganda
-Janin yang besar
-Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru dll
-Riwayat obstretri yang buruk ,riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan

d. Penanganan komplikasi kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi
diperkirakan terdapat pada sekitar antara 15-20%
ibu hamil. Komplikasi pada kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya,
sehingga ibu hamil harus selalu berada sedekat
mungkin dengan sarana pelayanan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal
emergensi dasar(PONED)
Kebijakan Depkes dalam penyediaan puskesmas
mampu PONED adalah bahwa setiap kabupaten
atau kota harus mempunyai minimal 4 puskesmas
mampu PONED.

Untuk keperluan tersebut Depkes RI telah
menerbitkan pedoman khusus yang dapat
menjadi acuan pengembangan puskesmas
mampu PONED
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di puskesmas
mampu PONED meliputi pelayanan obstetri yang
terdiri dari:
1.Pencegahan dan penanganan perdarahan
2.Pencegahan dan penanganan preeklamsi dan
eklamsi
3.Pencegahan dan penanganan infeksi
4.Penanganan partus lama/macet
5.Pencegahan dan penanganan abortus

4.1.34.1.3
Frekunsi Masalah Kesehatan

Terjadinya Masalah KesehatanTerjadinya Masalah Kesehatan
Merujuk kepada paradigma epidemiologi
klasikal yang berasumsi bahwa terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan sebagai
hasil akhir (output) interaksi antara
penjamu (Host), Agent dan
lingkungan (environmen), maka dalam
pelayanan kebidanan dapat diuraikan
bahwa:

Host (penjamu) adalah ibu hamil
Agent adalah hasil konsepsi yaitu
janin/fetus yang ada dalam kandungan ibu
hamil
Environmen adalah lingkungan sosial
budaya serta pelayanan kesehatan yang
diterima oleh ibu hamil

Perbedaan epidemiologi pelayanan kebidanan
dengan epidemiologi penyakit infeksi, al:
Pada penyakit infeksi agent merupakan faktor
yang harus dieleminasi, akan tetapi pada
epidemiologi kebidanan agent adalah hasil
konsepsi/janin yang harus dilindungi, yang pada
kelanjutannya akan menimbulkan masalah
kesehatan sendiri.

Ilustrasi,,,,,,!!!Ilustrasi,,,,,,!!!
Host adalah subjek
Agent adalah objek
Lingkungan adalah keteranga tempat
1. Contoh penyakit infeksi/menular:
Budi digigit nyamuk di pemakaman
2. Contoh pada pelayanan kebidanan:
Rina melahirkan bayi di BPS

Faktor-faktor Risiko Faktor-faktor Risiko
Dalam Pelayanan KebidananDalam Pelayanan Kebidanan
Faktor risiko bagi kematian ibu
(mortalitas) dapat dibedakan, al:
1.Faktor-faktor reproduksi
◦Usia
◦Paritas
◦Kehamilan tak diinginkan

2.Faktor-faktor komplikasi kehamilan
◦Perdarahan pada abortus spontan/alamiah
◦Kehamilan ektopik/diluar cavum endometrium
◦Perdarahan pada trimester III kehamilan
◦Perdarahan postpartum
◦Infeksi nifas
◦keracunan kehamilan (tekanan darah +, kaki membengkak, urien
kemerahan)Eklampsia (bawaan, kurang gizi, Asam Arachidonat/kacang2,
kecemasan berlebihan)
◦Distosia/kesulitan persalinan
◦Abortus provokatus

3. Faktor-faktor pelayanan kesehatan
◦Kesukaran untuk memperoleh pelayanan
kesehatan
◦Asuhan medis yang kurang baik
◦Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat
esensial

4. Faktor-faktor sosial budaya
◦Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar
pelayanan yang baik
◦Ketidaktahuan dan kebodohan
◦Kesulitan transportasi
◦Status wanita yang rendah
◦Pantangan makanan tertentu pada wanita
hamil

Ruang lingkup epidemiologi Ruang lingkup epidemiologi
kebidanankebidanan
Mempelajari dan mendiskripsikan keadaan
keadaan:
1.Pre Kehamilan
2.Kehamilan
3.Persalinan
4.Post natal
5.Infant
6.Chill hood

Konsep Konsep
Perjalanan kehamilan dan persalinanPerjalanan kehamilan dan persalinan
Pre Kehamilan
Kehamilan
Persalinan
kehidupan
pertama
pada bayi.
Pertumbuhan anak
Pra sekolah anak

Faktor – faktor risiko kematian Faktor – faktor risiko kematian
maternal McCarthy dan Maine (1992) maternal McCarthy dan Maine (1992)
1.Determinan dekat
2.Determinan antara
3.Determinan jauh

1. Determinasi dekat1. Determinasi dekat
Komplikasi kehamilan
◦Perdarahan
◦Preeklamsia
◦Eklamsia
◦dan infeksi
Komplikasi persalinan dan nifas
Perdarahan
Partus macet atau partus lama
dan infeksi akibat trauma pada persalinan.

2. Determinan antara2. Determinan antara
Status kesehatan ibu
Status gizi (LILA)
Anemia
Penyakit yang diderita ibu
Status reproduksi
Usia ibu hamil, (< 20 tahun)
Jumlah kelahiran
Jarak kehamilan
 dan status perkawinan ibu.
Akses terhadap pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan

3. Determinan jauh3. Determinan jauh
Sosio kultural
Ekonomi
Keagamaan
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Kemiskinan.

Keadaan kehamilan Keadaan kehamilan
Umur Ibu
Jarak Kehamilan dengan Persalinan
Sebelumnya
Paritas
Tinggi Badan
Imunisasi TT
Penyakit Infeksi
Anemia
Hamil Kembar 2
Riwayat kehamilan dan Persalinan
Sebelumnya
Tekanan Darah Tinggi

Indikator pelayanan (LassiIndikator pelayanan (Lassi et al. et al., ,
2010)2010)
Indikator pelayanan yang diberikan bidan
desa selama kehamilan antara lain
cakupan pemberian tablet fe pada ibu
hamil, cakupan pemeriksaan selama
kehamilan (K1 dan K4).
Indikator cakupan pelayanan persalinan
meliputi cakupan pertolongan persalinan
normal tenaga kesehatan, cakupan
pelayanan rujukan.

Indikator cakupan program kesehatan ibu dan Indikator cakupan program kesehatan ibu dan
anak Van Lonkhuijzen anak Van Lonkhuijzen et al.et al. (2009) (2009)
Angka persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Angka kematian ibu
Angka kejadian sepsis (respon inflamasi terhadap infeksi)
Angka kejadian rupture uteri (Janin pada ruptur uteri yang terjadi
di  luar rumah sakit sudah dapat dipastikan meninggal dalam kavum
abdomen biasanya dukun).
Angka kejadian perdarahan
Angka kejadian obstruksi persalinan.

•Untuk menangani angka kematian ibu (AKI)
Depkes bersama dengan WHO, UNICEF
dan UNDP sejak tahun 1990-1991 telah
melaksanakan program Safe Motherhood .
•Upaya intervensi dalam program tersebut
yang dinamakan sebagai Empat Pilar Safe
Motherhood:
–KB
–Pelayanan ante natal (perawatan kehamilan)
–Persalinan yang aman
–Pelayanan kebidanan esensial

pelayanan antenatal care
1.Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi
2.Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu serta janin
3.Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil
4.Mempersiapkan persalinan cukup bulan; melahirkan dengan
selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada
ibu dan bayi
5.Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan
mempersiapkan pemberian asi eksklusif
6.Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
dan tumbuh kembang bayi

4.1.44.1.4
Prosedur Kerja Epidemiologi dan
anak

EPIDEMIOLOGI…EPIDEMIOLOGI…
Cabang ilmu kesehatan
Analisis penyebaran dan sifat masalah
kesehatan pada penduduk tertentu
Pelajari sebab timbulnya masalah dan
gangguan kesehatan
Fokus: pencegahan dan penanggulangan
(preventive, curative)
5 W (what, who, where, when, why)

EPIDEMIOLOGI…EPIDEMIOLOGI…
Filosofi dasar-dasar ilmu kesehatan
‘proses logis’ hubungan interaksi proses fisik,
biologis dan fenomena sosial berhubungan erat
dengan:
- Derajat kesehatan
- Kejadian penyakit
- Gangguan kesehatan
 penilaian kuantitatif (rate, ratio, dll)
 Faktor penyebab, hub sebab akibat

Epidemiologi DeskriptifEpidemiologi Deskriptif
Analisis masalah yang ada
Jelaskan keadaan dan sifat masalah
Variabel di ukur berdasarkan kejadian
masalah di masyarakat (prevalensi,
rate, ratio)
Sering digunakan: analisis derajat
kesehatan, masalah kesehatan suatu
populasi

Contoh..Contoh..
Penanggulangan wabah penyakit
menular
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya angka
gizi buruk di….

Peran EpidemiologiPeran Epidemiologi
Menerangkan besarnya masalah
dan gangguan kesehatan (penyakit
dan penyebarannya)
Menyiapakan data dan informasi
(perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi)
Identifikasi faktor penyebab
terjadinya masalah

Penilaian Keadaan PenyakitPenilaian Keadaan Penyakit
Risk (peluang)
Rate (perhitungan angka)
 besarnya peristiwa terjadi terhadap jumlah
keseluruhan penduduk, berlangsung dalam batas
waktu tertentu
 Mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi
terhadap peristiwa tertentu

4.1.54.1.5
Ukuran-ukuran epidemiologi dalam
KIA

Ukuran-ukuran EpidemiologiUkuran-ukuran Epidemiologi
Makna rate (angka) merupakan jumlah
peristiwa yang terjadi dalam populasi
tertentu dan pada periode waktu
tertentu. (misalnya: angka natalitas
(kelahiran), angka morbiditas (kesakitan)
dan angka mortalitas atau fatalitas
(kematian)

•Mengapa rate (angka) penting kaitan
dengan epidemiologi ?
karena dengan rate kita dapat
membandingkan KLB yang terjadi pada waktu
dan tempat yang berbeda.
Karena dapat membandingkan kasus
kematian ibu tahun ini dibandingkan dengan
tahun lalu.
Membandingkan kematian ibu bersalin yang
ditolong oleh dukun dengan yang bukan
dukun, sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa bersalin pada dukun lebih
berbahaya dibandingkan pada bukan dukun.

Insidensi adalah jumlah kasus baru suatu
penyakit dalam suatu populasi yang
berisiko (mereka yang ada dalam suatu
populasi yang rentan terhadap penyakit)
pada periode waktu tertentu.
◦Kasus influensa yang terjadi pada minggu
sebelumnya tidak masuk dalam perhitungan
insidensi.

◦Insidensi penting pada penyakit akut yaitu
penyakit yang puncak keparahan gejalanya
muncul dan mereda selama beberapa hari atau
minggu (biasanya < 3 bulan), penyakit ini
bergerak dengan cepat dalam suatu populasi.
Mis: pilek, influenza.

Angka prevalensi dihitung dengan
membagi semua kasus suatu penyakit saat
ini (kasus baru dan lama) dengan populasi
total.
◦Pervelansei sangat cocok untuk penyakit
kronis yaitu penyakit yang berlangsung selama
3 bulan atau lebih
◦Angka prevalensi sangat cocok untuk
perencanaan kesehatan.

Prevalensi

Prevalensi
Kasus
Baru
Base Line Prevalensi
Insidensi
Death

Angka serangan (attack rate) yaitu
angka insidensi khusus dihitung untuk
suatu populasi tertentu selama KLB
suatu penyakit dan dinyatakan dalam
persentase
◦Misalnya 100 org naik pesawat mengalami
kesakitan yang serupa 10 org, diduga
kesakitan disebabkan karena penerbangan itu
sendiri, sehingga Attack ratenya adalah 10%

Angka kasar (crude rate) yaitu angka yang
pembilangnya mencakup seluruh populasi.
◦Angka kelahiran kasar (crude birth rate), jumlah
kelahiran hidup pada tahun tertentu dibagi dengan
jumlah populasi pertengahan tahun dikali 1.000
◦Angka kematian kasar (crude death rate), yaitu
jumlah total kematian pada tahun tertentu dari semua
penyebab dibagi dengan jumlah populasi pertengahan
tahun dikali 1.000

Angka spesifik (spesific rate) yaitu mengukur
morbiditas dan mortalitas untuk populasi atau
untuk penyakit tertentu.
◦Salah satu angka spesifik yang sangat penting adalah
angka kematian menurut penyebab (cause spesific
mortality rate/CSMR ) yaitu angka kematian karena
penyekit tertentu
◦Angka kasus fatalitas (case fatality rate/CFR),
berkaitan dengan kemampuan virulensi agen penyakit,
dengan menghitung kematian saja.

Jenis Angka Defenisi Angka Pengali
Angka kelahiran kasar
(CBR)
Jumlah kehairan hidup
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
1.000
Angka kematian kasar
(CDR)
Jumlah kematian (semua penyebab)
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
1.000
Angka kematian
menurut usia
Jumlah kematian usia 15-24 thn
Perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun, usia 15-24 thn
100.000
AKB Jumlah kematian bayi usia < 1 tahun
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AKN Jumlah kematian bayi usia < 28 hari
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AKI Jumlah kematian ibu
Jumlah kelahiran hidup
100.000
AK menurut penyebab Jumlah kematian (diabetes)
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
100.000

Jenis Angka Defenisi Angka Pengali
Angka kematian
menurut usia
Jumlah kematian usia 15-24 thn
perkiraan jumlah penduduk pertengahan
tahun
100.000
CFR Jumlah kematian karena kasus tertentu
Jumlah kasus
100%

1. Studi Kasus (4 soal)1. Studi Kasus (4 soal)
Kabupaten X berdasarkan keterangan dari BPS
diketahui jumlah penduduk pertengahan tahun
200.000 jiwa, dengan jumlah kelahiran 10.000
kelahiran dan jumlah kematian 5.000 kematian,
diketahui juga jumlah kematian usia 15-24 tahun
karena diabetes 1.000 org, jumlah penduduk
usia 15-24 tahun 10.000 .
◦Hitung CBR, CDR, angka kematian menurut usia,
angka kematian menurut penyebab sesuai usia.

2. Studi Kasus (3 soal)2. Studi Kasus (3 soal)
Kota Y hasil data BPS pertengahan tahun
diperoleh jumlah penduduk 100.000 jiwa, hasil
perhitungan target sasaran KIA diapatkan angka
kelahiran hidup sebanyak 10.000 KH, dan hasil
evaluasi pelayanan KIA didaptkan jumlah ibu
yang meninggal 20 org, bayi dibawah 1 tahun
meninggal 30 org dan bayi dibawah umur 28
hari meninggal 2 org.
◦Hitung MMR, IMR dan NMR

3. STUDI KASUS (1 soal)3. STUDI KASUS (1 soal)
Diketahui di wilayah Puskesmas H jumlah
penduduk pertengahan tahun 30.000, 10%
penduduknya menderita diare dengan
jumlah kematian 30 org.
◦Hitung Case Fatalityy Rate (CFR) kasus
tersebut

DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES
NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)
JENIS PELAYANAN
DASAR
SPM
INDIKATOR TARGET THN
PELAYANAN
KESEHATAN DASAR
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 95% 2015
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani. 80% 2015
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan
90 % 2015
Cakupan pelayanan Nifas 90% 2015
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani. 80% 2010
Cakupan kunjungan bayi. 90% 2010
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI).
100% 2010
Cakupan pelayanan anak balita. 90% 2010

DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES DANG KESEHATAN DI KAB/KOTA (KEPMENKES
NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)
JENIS PELAYANAN DASAR SPM
INDIKATOR TARGET THN
PELAYANAN KESEHATAN
DASAR
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.
100% 2010
Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan. 100% 2010
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat.
100% 2010
Cakupan peserta KB Aktif. 70% 2010
Cakupan Penemuan dan penanganan penderita
penyakit.
100% 2010
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat
miskin.
100% 2015
PELAYANAN KESEHATAN
RUJUKAN
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin.
100% 2015
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
100% 2015
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
DAN PENANGGULANGAN KLB
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.
100% 2015
PROMOSI KESEHATAN DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Cakupan Desa Siaga Aktif. 80 % 2015

4.1.6.4.1.6.
Istilah Epidemiologi dalam KIAIstilah Epidemiologi dalam KIA

Beberapa IstilahBeberapa Istilah
• Epidemik = Wabah = KLB
• Pandemik = Epidemi Lintas negara / Benua
• Endemik = penyakit yg selalu ada di suatu area tertentu
• Sporadis = kasus-kasus yg tdk mempunyai hub epid
• Common Source = epidemik yg timbul dari sumber yg sama
• Propagated = epidemik yg timbul akibat penyebaran
• Cluster KLB

Beberapa IstilahBeberapa Istilah
• Exposure = Terpapar
Kesempatan dari suatu Host yg rentan mendapat infeksi
• Patogen = kemampuan Agent menimbulkan penyakit
• Virulensi = tingkat patogenitas agen penyakit

Standar 5 T adalah standar pemeriksaan Standar 5 T adalah standar pemeriksaan
/perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care)/perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care)
1.Pemeriksaan/pengukuran TINGGI DAN BERAT
BADAN
2.Pemeriksaan/pengukuran TEKANAN DARAH
3.Pemeriksaan/pengukuran TINGGI FUNDUS
4.Pemberian imunisasi TETANUS TOXOID
5.Pemberian TABLET BESI/TABLET TAMBAH DARAH
Depkes 2009 7 T (K1 dan K4) Tri Wulan
1.Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling),
2.Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (Sifilis, HIV, Malaria, TBC)

PWS KIA (Pemantauan Wilayah PWS KIA (Pemantauan Wilayah
Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)Setempat Kesehatan Ibu dan Anak)
Alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA
disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan
tindak lanjut yang cepat dan tepat.
Program KIA
pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi
kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir
dengan komplikasi, bayi, dan balita

PONED DAN PONEKPONED DAN PONEK
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus
Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan
pengawasan dokter. Puskesmas PONED merupakan puskesmas
yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari
polindes dan puskesmas
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif di Rumah Sakit. RS PONEK 24 Jam adalah RS yang
memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk
meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas

Pre eklampsian dan EklampsiaPre eklampsian dan Eklampsia
Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan/atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu
atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum
umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan
atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan
timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia

Paritas, Primipara, Multipara, Paritas, Primipara, Multipara,
GrandemultiparaGrandemultipara
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin
yang mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO,
2008)
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar
(Varney, 2006)
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang
anak lebih dari satu kali
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih (Varney, 2006)

Obstetri, ginekologi, NeonatusObstetri, ginekologi, Neonatus
“Obstetri “ (berasal dari bahasa Latin “obstare”, yang berarti “siap
siaga/ to stand by”) adalah spesialisasi pembedahan yang menangani 
pelayanan kesehatan wanita selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas
ginekologi adalah ilmu yang mempelajari kewanitaan. (science of
women).  Namun  secara khusus adalah ilmu yang mempelajari dan
menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan
yang terdiri atas rahim, vagina dan indung telur)
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim

Terima kasihTerima kasih