ERGO LINGK MEI sssssssssssssssssssssss 2023.pptx

ajujkhadlelz 8 views 165 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 165
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145
Slide 146
146
Slide 147
147
Slide 148
148
Slide 149
149
Slide 150
150
Slide 151
151
Slide 152
152
Slide 153
153
Slide 154
154
Slide 155
155
Slide 156
156
Slide 157
157
Slide 158
158
Slide 159
159
Slide 160
160
Slide 161
161
Slide 162
162
Slide 163
163
Slide 164
164
Slide 165
165

About This Presentation

dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd


Slide Content

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3 ASPEK ERGONOMI, LINGKUNGAN KERJA DAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

PRE TEST Apa artinya Lingkungan Kerja ( bedakan dengan tempat kerja ) Apa manfaat perusahaan perlu menerapan prinsip Ergonomi di tempat kerja Bagaimana cara mencegah seorang tenaga kerja terhindar dari risiko bahaya suatu tempat kerja yang suhunya panas . Bagaimana cara masuk bahan kimia ke dalam tubuh sehingga mengakibatkan keracunan . Bagaimana pula cara mencegah dan mengendalikan terjadinya keracunan dalam tubuh . SELAMAT MENGERJAKAN

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN K3 ERGONOMI INDUSTRI

LATAR BELAKANG Manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan fisik , beban kerja fisik & psikologis 2. Tanpa penerapan konsep-konsep ergonomi di tempat kerja , ternyata meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan - dan penyakit akibat kerja 3. 25 % kasus kecelakaan kerja berkaitan dengan manual handling (HSE.2003), meskipun tidak fatal

4. Akibat aplikasi pekerjaan yang tidak ergonomis pengerahan tenaga dalam waktu lama ( Contoh : mendorong / menarik barang )., 2. sikap tubuh yang tidak alamiah ( Contoh : kursi tanpa sandaran ), 3. repetisi gerakan yang berlebihan ( Contoh : seleksi barang ) 4. sikap kerja yang statis ( Conttoh : operator sellulair ) Contoh : mengangkat barang 10 kg posisi tangan kedepan ( jarak 50 cm dari sumbu tubuh ) akan menekan tulang belakang di pinggang seberat 200 kg

6 Berbagai Faktor bahaya kesehatan di Tempat Kerja

9

PENGERTIAN > Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. > Ilmu aplikasi untuk mendesain pekerjaan dan tempat kerja agar sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia ergo = kerja nomos = hukum / penataan Fitting the job to the man and Fitting the man to the job The sciene of matching the job to the workers and the product to the users

PENGERTIAN Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan pekerja . Tujuan : MENYESUAIKAN PEKERJAAN DENGAN KONDISI TUBUH MANUSIA UNTUK MENURUNKAN RISIKO YANG AKAN DIHADAPI

Postur Netral Postur Netral Duduk & VDT

CARA BERKOMPUTER YG BAIK 1. Variasi dlm bekerja (20 – 20 – 20) 2. Ambil nafas , jangan menahan 3. Kedip mata dengan penuh & sering 4. Periksa mata rutin 5. Iluminasi yg sesuai 6. Suhu 24 – 26 derajat , Rh 65-80% 7. Lakukan peregangan . 5 menit tiap 1 jam . 10 menit tiap 2 jam

Manfaat Penerapan Konsep Ergonomi a. Keselamatan & kesehatan Kerja : - Mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja - Menurunkan insidens berbagai penyakit akibat kerja b. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan : - Peningkatan kemudahan penggunaan sistem - Penurunan kesalahan - Peningkatan produktifitas

c. Reliability & kualitas : - Bagi industri tertentu , tujuannya bukan terutama produktivitas tetapi reliabilitas , ( Contoh : industri penerbangan , tambang ) d. Kepuasan kerja & pengembangan pribadi (moral kerja ) - Meningkatkan kenyamanan - Peningkatan keamanan - Pengurangan kelelahan dan stres - Kesempatan untuk pengembangan diri

PENGGUNAAN DATA ANTROPOMETRI antara lain Sikap Kerja Clearance Reach Posture Strength ANTHROPOMETRI Suatu cabang ilmu dari Antropologi Fisik Mempelajari ukuran-ukuran tubuh manusia secara sistematis Sejak perang Dunia ke II u/ mendesain alat

Jenis pengukuran : STATIS Ukuran Panjang Ukuran lebar Ukuran Tebal

Ketidak serasian ( ukuran tubuh manusia dengan tempat kerja ) > akan mempengaruhi sikap tubuh saat bekerja , > dapat menyebabkan berbagai gangguan > muskuloskeletal , mulai dari nyeri sampai cedera otot > memperbesar risiko untuk terjadi kecelakaan

CLEARANCE Reach

Posture

Power Zone

Frekuensi pernafasan meningkat Denyut jantung & tekanan darah meningkat Aliran darah & oksigen meningkat ke otot yang aktif dan berkurang ke daerah inaktif Beban kerja yang yang dianjurkan 30-35% dari maksimum konsumsi Oksigen (VO2 maks ) 1. Kerja dinamis : Pergantian antara kontraksi otot dan relaksasi secara ritmis GERAK TUBUH

Dibandingkan kerja dinamis : > Konsumsi energi lebih tinggi > Frekuensi jantung lebih tinggi -> Memerlukan waktu istirahat lbh panjang Daya tahan untuk bekerja secara statis jauh lebih kecil daripada kerja dinamis , karena terjadinya hambatan pada aliran darah,sehingga menghambat pertukaran O2 2. Kerja statis : Kontraksi otot terjadi untuk waktu yang lama,biasanya untuk mempertahankan posisi tubuh tertentu

Menahan Beban Statis Sumber : Lampungnews.com Sumber : CNN.com

4. Gerak berputar Gerak mengangkat yang asimetri dan berputar  berbahaya Posisi asimetri meningkatkan beban tulang belakang 3. Gerakan berulang / repetitif Prinsip sama dengan kerja statis – Dengan otomisasi banyak pekerjaan dengan gerakan berulang

Pekerjaan Repetitif Sumber : Lampungnews.com Sumber : CNN.com

Aturan Tambahan 1 Kondisi memutar a. Bila memutar 45 derajat beban dikurangi 10 % b, Bila memutar 90 derajat dikurangi 45 % 2. Frekuensi pengangkatan a. Pengangkatan 2 kali / menit , beban dikurangi 30 % b. Pengangkatan 5 - 8 kali / menit beban dikurangi 50% c. Pengangkatan 12 kali / menit beban dikurangi 80 %

Hal hal lain perlu perhatian Posisi kaki, penggunaan celana dan sepatu dipertimbangkan untuk mendapat posisi yang stabil dan kemudahan bergerak Beban tidak disentakkan selama pengangkatan Pandangan ke depan selama pengangkatan Mengubah arah kaki lebih baik dari pada memutar pinggul

….. lanjutan 5. Beban sedekat mungkin dengan tubuh 6. Posisi awal pengangkatan , punggung sedikit membungkuk serta pinggul dan lutut diregangkan . 7. Tinggi pegangan alat bantu ( troly , gerobak ) ditempatkan diantara bahu dan pinggang 8. Memindahkan barang dengan cara mendorong lebih baik dari pada menarik .

5. Mengangkat Dan Mendorong Risiko yang terjadi sebanding dengan berat beban dan jarak beban dari tubuh seseorang ( baik ke depan atau ke samping ) > Umumnya kerja pengangkatan yang dimulai pada jarak tertentu dan mendekat ke tubuh akan lebih aman daripada sebaliknya

Kerja Otot Berlebih Sumber : OSHA

6. Angkat - Angkut Sering menimbulkan LBP/HNP (50% klaim ) & Hernia Pekerja berisiko - Kantin : kereta,baki,rak,dish - Tata graha : objek berat / tinggi,sapu,sikat - Klerk : kursi,meja,komputer,stasiun kerja - Laundry : tarik / dorong kereta - Maintenance : angkat,angkut objek / alat - Perawat : membantu pasien /bed

Kerja Otot Berlebih Sumber : OSHA

ANGKAT BEBAN YANG AMAN Aliran proses kerja untuk menghindari angkat obyek Pengurangan berat dan jarak angkat Landasan obyek kerja untuk angkat angkut pada power zone Hindari angkat angkut langsung dari lantai ( pakai penopang sehingga angkat angkut pada power zone/ alat bantu mekanik ) Pengurangan frekuensi angkat dan lamanya ( rotasi , variasi kerja )

……. lanjutan 6. Redesain container dengan diberikan pemegang 7. Beban yang tidak stabil isinya ( perkecil container, isi penuh , alat bantu) 8 Ruang kerja bersih bebas hambatan . 9. Penyediaan tangga portable untuk benda di atas kepala 10. Tehnik mengangkat yang benar

Saat mengangkat beban perhatikan Pegang obyek dengan aman Bila memungkinkan selalu gunakan kedua tangan Mengangkat secara perlahan ( jangan mendadak / mengangkat secara kejutan Obyek sedekat mungkin dengan tubuh

……. Lanjutan 5. Gunakan kaki untuk mendorong ke atas ( bukan punggung ) 6. Hindarkan memuntir pada saat mengangkat atau memindahkan barang 7. Istirahat cukup pada periode tertentu 8. Bila perlu menggunakan platform sebagai intermedia.

Cara mengangkat :

PEMINDAHAN / PELETAKKAN DENGAN BERBAGAI KETINGGIAN (STD Amerika ) NO KETINGGIAN LAKI LAKI WANITA 1. Antara bahu s/d kepala 10 Kg 3 – 7 Kg 2. Antara panggul s/d bahu 17,5 Kg 7 – 13 Kg 3. 4 Antara lutut s/d panggul Lebih rendah dari lutut 20 Kg 12,5 Kg 7 – 10 kg 5 – 15 kg

Menerapkan prinsip kenetis dalam angkat angkut Pegangan harus tepat Lengan harus berada sedekat dekatnya dengan badan dan dalam posisi lurus Punggung harus lurus , jangan membungkuk

BERAT ANGKAT ANGKUT (NIOSH) NO Karakteristik Beban Laki laki Wanita 1. Sisi rata Max 20 Kg 14 – 18 Kg 2 Sisi tidak rata / tajam Max 14 Kg Max 14 Kg 3 Beban diangkut 2 orang jarak dekat Max 90 Kg - 4. Beban diangkut 2 orang jarak jauh Max 45 Kg - 5 Mengangkat dengan ransel 22,5 – 25 Kg 17,5 – 20 Kg

Berbagai posisi membawa barang Dibahu dengan alat bantu / tidak Di punggung Di panggul Di atas kepala Di kepala dengan tali diikatkan di dahi Di jinjing dengan satu atau 2 tangan , dll Posisi tubuh yang ergonomis ketika mengangkat beban Beban diusahakan menekan pada oto tungkai yang kuat Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan

Tehnik Evaluasi Tingkat Risiko Ergonomi MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) – (NIOSH RWL) RWL (kg) = 23 X HM X VM X DM X AM X FM X CM RWL = RECOMMENDED WEIGHT LIMIT H = HORIZONTAL LOCATION OF THE OBYECT TO THE BODY V = VERTICAL LOCATION OF THE OBYECT RELATIF TO THE FLOOR D = DISTANCE THE OBYECT IS MOVED VERTICALLY A = ASYMETRY ANGLE OR TWISTING REQUIERMENT F = FREQUENCY AND DURATION OF LIFTING ACTIVITY C = COUPLING OR QUALITY OF WORKER GRIP TO THE OBYECT

7. Kerja Shift Banyak sekali jenis pekerjaan yang menuntut dilakukannya kerja shift Kerja shift akan menyebabkan gangguan pada irama sirkadian  bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan & gangguan sosiopsikologis - 2 – 2 – 2 atau2 – 2 – 3

8. BEBAN MENTAL Tuntutan pekerjaan terlalu tinggi : - Dibandingkan kapasitas fisik dan intelektual , tuntutan pekerjaan terlalu tinggi  stres kerja Dapat menimbulkan kelelahan mental, sampai berbagai penyakit mental maupun fisik

Cedera akibat Faktor Ergonomi Pada Syaraf Pembuluh darah Persendian ( kerangka ) Otot Faktor Penyebab antara lain 1. Postur Statis 2. Postur Non Netral 3. Kerja dengan tenaga besar / berlebih 4. Kerja berulang 5. Alat kerja / alas kerja keras

Beberapa hal diperhatikan dalam penerapan ergonomi Ukuran anthropometer Gerak tubuh ( Dinamis / statis ) Beban kerja Mengangkat dan mengangkut Gerakan putar Kerja shift. Beban mental Postur janggal

GANGGUAN KESEHATAN 1. Kelelahan : - umum - lokal 2. Sakit pinggang 3. Varices 4. Cervico brachial syndrome 5. Carpal tunnel syndrome 6. Stres kerja

PROGRAM ERGONOMI Bersifat “ Risk Based ” dan “ Job-related ” Health Risk Assessment. Initiatives  High Cost vs Low Cost : Low Cost Initiatives : e.a , Behavior; willingness; consistency Supervision, In-house training High Cost Initiatives : e.a , Engineering control Replacement of worker, etc. Prinsip Ergonomi : GET MORE WITH LESS

Metoda Penilaian Risiko.Ergonomi 1. Metoda OWAS ( Ovako Working Analysis Sistem ) Untuk menganalisa suatu pembebanan pada postur tubuh Didasarkan pada hasil pengamatan dari berbagai posisi yang diambil pada pekerja selama melakukan pekerjaan . Terdapat 251 posisi yang berbeda , sbg hasil kombinasi postur tubuh Bagian belakang = 4 posisi Lengan = 3 posisi Kaki = 7 posisi Pembebanan = 3 interval Menggunakan score dan dimasukkan dalam tabel  tingkat risiko  Perbaikan

2. Metoda RULA (The Rapid Upper Limb Assesment ) > Metoda dengan menggunakan target postur tubuh untuk mengestimasi terjadinya risiko gangguan system musculoskeletal khususnya pada anggota tubuh ata s . > Hasil pengamatan ditransfer system skoring . > Skore final digunakan sebagai pertimbangan untuk memberikan saran perbaikan . > Dinilai kedua sisi kanan dan kiri

3. Metoda REBA (Rapid Entire Body Assesmen t > Metoda ini sensitive terhadap pekerjaan yang melibatkan perobahan mendadak dalam posisi .  ditujukan untuk mencegah terjadinya risiko yang berkaitan dengan perobahan posisi . > Menggunakan Tabel skoring setiap bagian tubuh .

4. Metoda NBM (Nordic Body Map) Metoda ini digunakan untuk menilai tingkat keparahan atas terjadinya gangguan atau cedera pada system msukuloskelrtal (OWAS, RULA, REBA) ditujukan pada postur tubuh yang mengalami cedera . > Skoring berdasarkan berat ringannya keluhan yang dirasakan (0- 3 skore ) > Hasil final skore sbg informasi untuk perbaikan .

5. Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) Surv ey Metoda untuk menilai tingkat risiko ergonomi di tempat kerja yang dapat menimbulkan Cummulatif Trauma Disorder (CTD). Yang dinilai adalah Postur pergelangan , bahu , siku , leher , punggung dan kaki. Faktor beban , durasi dan frekuensi yang dialami oleh masing masing postur yang diukur . Menggunakan check list. 1. Penilaian pada postur diberikan nilai 1 bila melakukan postur berisiko ( terdapat 9 bagian tubuh yang dinilai ). Nilai jika tidak melakukan postur berisiko

2 . Penilaian beban , durasi dan frekuensi pada 9 bagiam tubuh yaitu tangan , pergelangan tangan ( ka-ki ), siku ( ka-ki ), bahu ( ka-ki ), leher , punggung dan kaki 3 . Setiap unit kerja dibuat analisa dengan metoda yang sama 4. Dibuat grafik Rekapitulasi scoring BRIEF survey  aktivitas yang memerlukan perbaikan . 5. Dimonitor kondisi awal postur tbuh dan setelah perbaikan Menggunakan check list. 1. Penilaian pada postur diberikan nilai 1 bila melakukan postur berisiko ( terdapat 9 bagian tubuh yang dinilai ). Nilai jika tidak melakukan postur berisiko

KELELAHAN KERJA Sifat : 1.Akut 2. Kronis Indikator Perasaan kelelahan kerja Waktu reaksi menurun Gilmer dan Cameron 1 Akibat pada pekerjaan – Penurunan kesiagaan danperhatian . Penurunan dan hambatan persepsi , Tidak cocok dengan lingkungan , kurang tenaga , depresi kehilangan ini siatif 2. Gejala Umum : - Sakit kepala , vertigo, gangguan fungsi paru dan jnatung , gangguan fungsi makan dan pencernaan

PENGUKURAN KELELAHAN 1. Pengukuran tanda vital - tekanan darah , nadi - pernafasan - suhu 2. Pengukuran waktu reaksi - reaksi thd rangsangan - Daniel app. 3. Electrocardiogram (EEG) - penilaian tepat 4. Bourdon Wiersma - untuk kelelahan mental

5. Flicker Fusion Test - kelelahan mata 6. Tremor Detector 7. Riken Fatique test - test perobahan air liur 8. Psychomotor test - menggunakan reaction time( Lakassidaya ) - test kerdipan mata dan pendengaran 9. Industrial fatigue Research Committee ( Subyectif Rating Rate)

10. Metoda Blink - melihat obyek bergerak dengan mata terkejap 11. Ekskresi katekolamin - peningkatan katekolamin meskipun tidak selalu 12. Stroop Test - Menyebutkan warna pada deretan huruf atau kata 13. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan BELUM ADA ALAT UKUR YANG TEPAT

PENATALAKSANAAN Rekayasa tehnik A. Penggunaan alat bantu mekanik ( troli , forklift, pallet truck dll ) B. Perbaikan lay out pekerjaan C. Pemindahan benda benda yang mengganggu . D. Perbaikan lingkungan kerja E. Buat obyek kerja yang mudah dipegang F. Redesain obyek kerja yang mudah dipegang G. Redesain pekerjaan ( menarik  mendorong obyek )

2. Pengendalian Administratif Keterlibatan organisasi pekerja Penggunaan petunjuk petunjuk ( yg spesifik ) Penyediaan pekerjaan yang bervariasi ( rotasi kerja , pengembangan ) Tim kerja Pertimbangan personil pekerja Buat obyek kerja lebih ringan

………… lanjutan g. Hindarkan pekerjaan manual handling yang dipaksakan h. Buat obyek kerja lebih stabil i . Buat obyek kerja menjadi kurang berbahaya . j. Modifikasi praktek kerja ( bekerja pada zona kekuatan optimal (power zone) k. Penyelenggaraan training l. Penyediaan waktu pemulihan

WORK-RELATED MUSCULO SKELETAL DISORDERS (WMSDs) GEJALA Nyeri didaerah yang terkena 2. Rasa tidak nyaman 3. Bengkak 4. Ngilu 5. Panas 6. Warna kemerahan 7. Kaku jika digerakkan Faktor risiko Postur tubuh yg janggal Gerakan berulang Mengangkat benda berat / memindahkan barang Getaran sedang-bera t

PRI N SIP ERGONOMI - Sikap tubuh yang baik - Kurangi beban - Ketinggian sesuai - mudah dijangkau - Kurang tenaga - Hindari gerakan ulangan - Ruang yang cukup - Kurang stres - Ganti posisi - Lingk . Aman selamat

Sikap Tubuh Yang Baik Tidak membungkuk Tidak jongkok Tidak memutar tubuh Tinggi tempat kerja antara tinggi pusat dan tinggi sikut Tidak meraih obyek / alat kerja melebihi tinggi bahu Letak obyek pada lapang pandang (30 derajat dari masing-masing mata – 60 derajat )

TIP UNTUK TATA LETAK “ GOOD WORK STATION ” Hindari “ stooping ” atau posisi tubuh tidak normal Hindari gerakan ekstensi tetap lengan , baik ke depan maupun ke samping Semua peralatan kerja diletakkan pada jangkauan normal Panel kontrol dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dengan jari tangan

Penyangga kaki diperlukan supaya kedua lengan bebas bergerak Tinggi dan letak sasaran pandang direncanakan sedemikian rupa sehingga objek pandang dapat jelas dilihat . Makin kecil objek penglihatan makin dekat jauh pandang Usahakan minimal gerakan bola mata Kerja statis dikurangi seminimal mungkin

EFEK INACTIVITAS DAN IMMOBILITAS 3 – 5 HARI : PENURUNAN LUAS GERAK SENDI  KEKAKUAN, , PENURUNAN SIRKULASI DARAH, KENAIKAN DENYUT NADI ISTIRAHAT 2. 2 PEKAN: PENURUNAN 10 – 15 % KEKUATAN OTOT 3. 3 PEKAN : PENURUNAN 50 % KEKUATAN OTOT, PENURUNAN VO2.MAX (TERGANTUNG O.R SEBELUMNYA)

PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA HAZARD Tubuh manusia Perilaku kesehatan Lingkungan Kerja Pekerjaan Pengorganisasian Budaya Kerja RISIKO Dinilai besar kecilnya / berat ringannya INTERVENSI Menghilangkan atau mengurangi risikoI

LINGKUNGAN KERJA adalah segala sesuatu yang berada di sekitar tenaga kerja yang dapat mempengaruhi tenaga kerja dalam melaksanakan tugasnya . FAKTOR FISIKA : kebisingan , pencahayaan , cuaca , getaran , radiasi , dll FAKTOR KIMIA : debu , gas, uap , asap, smoke, FAKTOR MENTAL PSIKOLOGI : hubungan kerja FAKTOR BIOLOGI : bakteri , cacing , virus, dll FAKTOR FISIOLOGI : sikap kerja , cara kerja , am keja dan istirahat , dll Beban tambahan

Lingkungan Kerja adalah aspek higiene industri di tempat kerja yang didalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja ( Permenaker N0.5 tahun 2018) Tujuan utama penyelenggaraan HI adalah : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang tinggi , dan sebagai alat untuk meningkatkan produktivitas . )

Unhealthy ENVIRONMENT Unhealthy person Diagnosis Treatment Healthy Person Identification, Recognation / Pengenalan Evaluation Prevention.& Control measurement Healthy ENVIRONMENT

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN KERJA : Merupakan serangkaian kegiatan dalam mengenali dan mengukur semua faktor-faktor lingkungan kerja dan stres agar diperolehnya suatu metoda yang logis dan sistematis untuk memungkinkan suatu masalah dievaluasi secara objektif Mengenal bahaya (hazard ) lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan dan paparan dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun masyarakat disekitarnya.Bahaya-bahaya (hazard) yang terkait dengan higiene industri antara lain ( Bahaya fisik , kimia , biologi , psikososial Dll )

A. PENGENALAN LINGKUNGAN KERJA : . Mengetahui faktor bahaya , proses , atau mengetahui efek buruk terhadap kesehatan Indikator langsung dari tempat kerja Pengalaman masa lalu dan informasi yang ada c. Observasi / survey pendahuluan Bagaimana melakukan Penilaian bahaya / risiko lingkungan kerja

B. Penilaian Faktor Lingkungan Kerja Mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif tingkat bahaya yang ada di tempat kerja . Lux Meter Sound Level Meter Dust Sampler

ALAT-ALAT MONITORING LINGKUNGAN KERJA Faktor Lingkungan Kerja Alat Ukur Intensitas Kebisingan Sound Level Meter Intensitas Pencahayaan Lux meter Getaran Vibrasi meter Iklim Kerja Heat Stress Apparatus Debu - Pada Lingkungan Kerja Low Volume Dust Sampler - Pada Tenaga Kerja Personal Dust Sampler Gas Tube detector, impinger

ALAT MONITORING Sound Level Meter Heat stress Apparatus Lux Meter Dust Sampler

C. EVALUASI Membandingkan Hasil Penilaian / Pengukur dengan Standar . Nilai Ambang Batas (NAB) 1. Sama 2. Di atas / di bawah Permen aker No. 5 /Men/X/201 8 . tentang K3 Lingkungan Kerja

2. NAB paparan singkat yang diperkenankan (PSD) Kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui agar TK yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak boleh lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan tubuh , maupun terbius ( Short Term Exp.Limit / STEL) 3. NAB Kadar Tertinggi yang diperkenankan (KTD ) : Kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap. ( Ceilling Value) Nilai Ambang Batas (NAB) Definisi 1. NAB : - adalah standard faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar TK masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaannya sehari hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. (Time Weight Av)

D. PENGENDALIA N / CONTROL/: Merupakan serangkaian kegiatan dalam mengendalikan hazards di tempat kerja sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja Dengan kata lain kegiatan pengendalian adalah untuk menekan konsentrasi atau dosis hazards yang memapar pekerja sampai pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan

Hirarkhi Pengendalian ELIMINATION SUBSTITUTION ENGINEERING CONTROL ADMINISTRATIVE CONTROL PPE Level of Protection Reliability Highest Most Least Lowest SAFE DESIGN SAFE WORKER

Hirarkhi Pengendaian Manages the Risk Elimination Substitution Engineering Manages the People Administration PPE Consider First Consider Last

A. FAKTOR FISIKA BISING/ GETARAN PENCAHAYAAN IKLIM KERJA RADIASI/ GEL. ELEKTROMAGNETIK

1, IKLIM KERJA / CUACA KERJA / MICRO CLIMATE Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi. dengan panas yang dihasilkan dari proses metabolisme

NAB IKLIM KERJA 90 Pengaturan Siklus Waktu Kerja ISBB ( ° C) Kategori Laju Metabolit Rendah Sedang Berat Sangat Berat 75% - 100% 31,0 28,0 - - 50% - 75% 31,0 29,0 27,5 - 25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0 0% - 25% 32,5 31,5 30,5 30,0

2. BISING Jenis Kebisingan di T K Kebisingan kontinu dengan frekuensi luas Mis : mesin , kipas angin , dapur pijar , 2. Kebisingan kontinu dgn frekuensi sempit Mis : gergaji sirkuler , katup Kebisingan yang terputus potus ( tiang pancang ) 4. Kebisingan impulsive ( dentuman Meriam) 5. Impact noise

DURASI PEMAPARAN KEBISINGAN DAN INTENSITAS BISING ( Permenaker No.5 / 20 18) Waktu Pemajanan hari , Intensitas kebisingan , dBA 8 jam 85 4 88 2 9 1 1 94 30 menit 97 15 10 7 .5 10 3 3,75 1 06

Jenis Vibrasi 1 . Vibrasi Seluruh Tubuh ( Whole Body Vibration ) - Terjadi bila seluruh tubuh di rambati oleh getaran ( posisi duduk di kursi atau berdiri pada alas yg bergetar ) - Mis : getaran tubuh dalam kendaraan atau dekat mesin . 3. VIBRASI / GETARAN

2. Vibrasi Setempat / Segmental ( Hand Arm Vibration ) - Umumnya terjadi pada tangan dan lengan , biasanya merambat pada tangan dan lengan dari peralatan . - Mis : gergaji , bor atau martil pneumatik .

NAB Vibrasi (Hand Arm Vibration) Permenaker No.5 tahun 2018 Jml waktu pemajanan Nilai percepatan per hari kerja m/dt 2 grav 4 jam & kurang dari 8 jam 4 0,40 2 jam & kurang dari 4 jam 6 0,61 1 jam & kurang dari 2 jam 8 0,81 Kurang dari 1 jam 12 1,22

4. Pencahayaan / Penerangan Potensi Gangguan Tajam penglihatan Buta warna Lapang Pandang Diplopia

PENCAHAYAAN Manfaatkan cahaya alami Cat tembok / plafon warna lembut Di Gang, tangga penerangan manyala Lampu ruang kerja merata Cahaya khusus untuk ketelitian Bila silau , pindahkan / beri pelindung Permukaan meja tidak menyilaukan Perawatan sumber cahaya

Pekerjaan u/ membedakan barang kasar diperlukan penerangan 50 lux. Pekerjaan membedakan barang yg kecil , dilakukan sepintas diperlukan penerangan 100 lux. Pekerjaan membedakan barang kecil dg teliti diperlukan penerangan 200 lux . Pekerjaan yg membutuhkan ketelitian diperlukan penerangan 300 lux . Pekerjaan yg membedakan barang-barang yg sangat halus dan kontras dalam waktu lama diperlukan penerangan 500 – 1000 lux. Pekerjaan membedakan barang yg sangat halus dan kurang kontras diperlukan penerangan 1000 lux. Standard Pencahayaan ( Permenaker No.5 tahun 2018 ) METODA PENGUKURAN PENCAHAYAAN DI TEMPAT KERJA (SNI 16-7062-2004

5. RADIASI Suatu cara perambatan energi dari suatu sumber ke lingkungannya Radiasi 2 jenis : 1. Radiasi mengion (ionizing radiation 2. Radiasi tidak mengion (non- ionizing radiation)

NAB GELOMBANG MIKRO Frekuensi Power Density ( mW/cm2 ) Kekuatan Medan listrik ( V/m ) Kekuatan medan magnit ( A/m ) Waktu pemaparan ( menit ) 30 kHz – 100 kHz 1842 163 6 100 kHz – 1 MHz 1842 16,3/f 6 1 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6 30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6 100 MHz – 300 MHz 10 61,4 * 0,163 * 6 300 MHz – 3 GHz f/30 6 3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f 1,079 30 GHz – 300 GHz 100 67,62/f 0,476 100 *Penambahan nilai pada kolom kekuatan medan listrik dan kekuatan medan magnit

6. TEKANAN UDARA TINGGI DAN RENDAH Tekanan udara rendah - tempat kerja yg tinggi - gejala akibat kurangnya O2 Tekanan udara tinggi - pekerja penyelam - akibat lepasnya Nitrogen dlm darah (dekompresi) Peny. Caisson - Dicegah dng naik pelan pelan

2. FAKTOR KIMIA

C. FAKTOR ERGONOMI (SIKAP DAN CARA KERJA) Manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan fisik , beban kerja fisik & psikologis Tanpa penerapan konsep-konsep ergonomi di tempat kerja , ternyata meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan - dan penyakit akibat kerja

D. FAKTOR BIOLOGI Faktor Risiko Serat Daun Bunga Debu Kuman , Virus

E. Faktor Psikososial Kondisi Lingkungan Kerja - Efek Psikologis ( baik / buruk ) ( lokasi , tata letak , warna cat, pemandangan , musik ) - Hubungan sesama karyawan - Hubungan antara atasan dan bawahan

Manajemen Stres ( Permenker No.5 / 2018) Melakukan pemilihan , penempatan , dan Dilkat bagi TK Mengadakan program kebugaran bagi TK Mengadakan program konseling Mengadakan komunikasi organisasinal secara memadai Memberikan kebebasan kepada TK untuk memberukan masukan dalam proses pengambilan keputusan Mengubah struktur organisasi fungsi dat atau dengan merancang kembali pekerjaan yang ada Menggunakan system pemberian imbalan tertentudan atau Pengendalian lainnya sesuai dengan kebutuhan

Permenaker No.5 /Men/2018 ttg K3 Lingkungan . Kerja Pelaksanaan hygiene industri melalui kegiatan: 1. P engukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja meliputi faktor fisika; kimia; biologi; ergonomi; dan psikologi .

2. P enerapan Higiene dan Sanitasi Bangunan Tempat Kerja; F asilitas Kebersihan; K ebutuhan udara; dan T ata laksana kerumahtanggaan. 3. Menetapkan petugas Higiene Industri yang kompeten dan trampil ` a. Ahli Higiene Industri Muda b. Ahli Higiene Industri Madya c. Ahli Higiene Industri Utama

Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lin g. Ker . dilakukan melalui kegiatan : 1. P engukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja yang meliputi fisika; kimia; biologi; ergonomi; dan psikologi 2. P enerapan Higiene dan Sanitasi meliputi: Bangunan Tempat Kerja; fasilitas Kebersihan; kebutuhan udara; dan tata laksana kerumahtanggaan.

V . PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA (Ps.6) 1 . Pengukuran Lingkungan Kerja dilakukan untuk mengetahui tingkat pajanan: Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi 2. Pengukuran Lingkungan Kerja dilakukan sesuai dengan metoda uji yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia / SNI . 3. Metoda uji lainnya sesuai dengan standar yang telah divalidasi oleh lembaga yang berwenang.

Sanitasi Industri Bagian dari persyaratan K3 Ling.ker Dibatasi pada Bangunan Tempat Kerja meliputi 1. Halaman 2. Gedung 3. Bangunan bawah tanah B. Fasilitas Kebersihan 1. Toilet dan kelengkapannya 2. Locker dan fruang ganti pakaian 3. Tempat sampah dan peralatan kebersihan

…. lanjutan C. Kebutuhan Udara 1. Kwalitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) 2. Ventilasi 3. Ruang Udara D. Tatalaksana kerumahtanggaan 1 . Memisahkan alat , perkakas dan bahan 2. Menata alat , bahan sesuai posisi 3. Menjaga kebersihan dan penataan alat 4. Penyimpanan yang rapi , menjamin kelancaran pekerjaan

1. HALAMAN Bersih , tertata rapi , berish Cukup luas untuk lalu lintas orang dan bahan 2. PERSYARATAN GEDUNG ( meliputi dinding dan langit2, atap , lantai ) Gedung : ( terpelihara , rapi , kuat / kukuh , cukup luas dan tinggi ) Dinding dan langit langit : ( kering , tidak lembab , dicat (5 x / th ) / nudah dibersihkan sekali setahun . Lantai : bahan keras , tahan air, datar , tidak licin Atap : memberi perlindungan panas , hujan kuat , system ventilasi , ada sumber pencahayaan , bersih terawat

3. PERSYARATAN TOILET DAN KELENGKAPANNYA Bersih , tidak bau , tidak ada serangga Tersedia air bersih dan pembuangan Memiliki penerangan dan ventilasi yang baik Dapat digunakan selama jam kerja Dibersihkan setiap hari Terpisah laki dan perempuan Jumlah mencukupi ( 15 orang / 1 jamban / kakus ) kecuali yg sifatnya sementara 19 orang / 1 jamban KELENGKAPAN TOILET Jamban Air bersih , sabin , alat pemnbilas , tempat cuci tangan Tempat sampah

4. Kebutuhan Udara KUDR (Unit administrative, fungsi manajamen , pelayanan umum ) 1. Suhu 26 – (-) 26 derajat C, kelembaban 40 %. 2. Kadar Oksigen 19,5 % - 23,5 % 3. Kadar kontaminan memenuhi standar VENTILASI untuk mengurangi kadar kontaminan c. Ruang udara > 10 M3, tinggi langit langit > 3 M.

5. TATALAKSANA KEBERSIHAN Memisahkan , menata dan membersihkan alat , perkakas dan bahan Menetapkan , melaksanakan dan mengembangkan prosedur kebersihan Penataan menjamin kelancaran pekerjaan Penyimpanan diberi label yang jelas

6. FASILITAS UMUM Rawat , jaga kebersihan keselamatan dan kesehatan Merawat ruang makan , ruang istirahat , fasilitas air minum Meningkatkan kesejahteraan Tersedianya a. ruang rapat dan pelatihan a. Alat Pelindung Diri (APD harus sesuai , mampu melindungi , dan mudah dirawat , dapat diterima ) 5 Perlu adaptasi , dilatih (SOP) 6. Tempat penyimpanan 7. Petugas khusus untuk merawat .

DR/HI_basic 118 Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada dibawah NAB (Nilai Ambang Batas) Pengendalian Faktor Biologi , Faktor Ergonomi , dan Faktor Psikologi Kerja agar memenuhi standar Penyediaan Fasilitas Kebersihan dan sarana Hygiene di Tempat Kerja yang bersih dan sehat Penyediaan personil K3 yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja Syarat dalam penerapan K3 Lingkungan Kerja Permenaker nomor 5 tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja

VIII . PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (Ps.58-68) Setiap Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya Lingkungan Kerja wajib dilakukan Pemeriksaan dan/atau Pengujian . Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menganalisis, membandingkan, dan mengevaluasi kondisi Lingkungan Kerja untuk memastikan terpenuhinya persyaratan Pengujian merupakan kegiatan pengetesan dan pengukuran kondisi Lingkungan Kerja yang bersumber dari alat, bahan, dan proses kerja untuk mengetahui tingkat konsentrasi dan pajanan terhadap Tenaga Kerja untuk memastikan terpenuhinya persyaratan

VII . PERSONIL K3 LINGKUNGAN KERJA (Ps. 45 – 57) Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja harus dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan Kerja , meliputi: Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja; Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja. Personil K3 harus memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri dan kewenangan K3 bidang lingkungan kerja .

Pelaksanaan Housekeeping yang baik Hal yang sangat mendasar dan perlu dimengerti pada pelaksanaan Hygiene Industri untuk mengingatkan dan metaati prosedur kerapian guna membantu bekerja secara aman yaitu dengan : Contoh : 1. Penandaan Pada Lantai (Marking OnThe Floor) 2. Jalan Masuk Lokasi Pekerjaan (Access to Work Locations) 3. tempat Penyimpanan Peralatan 4. Kotak Limbah (waste Boxes )

5-S INDONESIA (JEPANG) M A K S U D / A R T I 1-S S I S I H ( S E I R I ) SISIHKAN BARANG-BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN DI TEMPAT KERJA DAN BUANG 2-S S U S U N ( S E I T O N ) SUSUN BARANG-BARANG YANG DIPERLUKAN SUPAYA MUDAH DITEMUKAN OLEH SIAPA SAJA BILA DIPERLUKAN , SEPERTI: Ø SATU TEMPAT UNTUK BARANG SEJENIS Ø SEGALA SESUATU ADA PADA TEMPATNYA 3-S S A S A P ( S E I S O ) BERSIHKAN TEMPAT KERJA ANDA DENGAN TERATUR , SEHINGGA TIDAK TERDAPAT DEBU DI LANTAI, MEJA, LEMARI DAN PERALATAN 4-S S O S O H ( S E I K E T S U ) PELIHARA TARAF PENATAAN RUMAH TANGGAAN YANG BAIK DAN ORGANISASI TEMPAT KERJA SETIAP SAAT 5-S S U L U H ( S HITSUKE ) SULUH SEMUA ORANG UNTUK MEMATUHI DISIPLIN PENGURUSAN RUMAH TANGGA YANG BAIK ATAS KESADARAN SENDIRI A R T I 5-S :

Beberapa contoh Housekeeping yang baik Penandaan Pada Lantai (Marking On The Floor ) Penandaan pada lantai sangat membantu tenaga kerja dalam bekerja Penandaan pada lantai sangat efektif didalam pemeliharaan housekeeping .

X. P engawasan (Ps. 70) Pengawasan pelaksanaan K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Lingkungan Kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. X I . Sanksi (Ps. 71) Pengusaha dan/atau Pengurus yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

X III . Ketentuan Penutup (Ps. 73-74 ) 1 . Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja ; Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 684 ); Surat Edaran Menakertrans No. SE 01/Men/1978 tentang Nilai Ambang Batas Untuk Iklim Kerja dan Kebisingan ; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 2. Berlaku sejak tanggal 27 April 2018

PENGAWASAN K3 BAHAN KIMIA BERBAHAYA

INDUSTRIALISASI Kehidupan manusia dikelilingi oleh bahan kimia . Manusia hidup dengan bahan kimia . Tidak ada industri / kegiatan usaha bebas dengan bahan kimia Penggunaan mesin , peralatan dan berbagai bahan kimia baru 128

Paparan bahan kimia di Industri INDUSTRI PAPARAN KEMUNGKINAN PENYAKIT Pertanian Pestisida, gas, bahan infeksius Keracunan pestisida Farmer`s lung, kanker kulit Mobil Asbestos, timah hitam, pelarut Asbestosis, Asma Perkayuan Debu kayu, pengawet kayu, perekat Dermatitis, Kanket Keramik Talk, lumpur Pneumikoniosis Pengecatan Bahan cat, logam, pelarut Dermatosis, syaraf, kanker Industri gelas Pelarut, bubuk logam Katarak Pekerja Laundry Pemutih, sabun, alkali Pneumokoniosis,

Potensi bahaya faktor kimia di tempat kerja . . . 1. Kebutuhan bahan untuk peningkatan mutu kehidupan . 2. Secara kualitatif dan kuantitatif , bahan kimia banyak di gunakan untuk keperluan proses produksi . 3. Masih banyak bahan kimia yg digunakan belum diketahui sifat-sifat bahayanya . 4. Manual handling yang tidak baik ( tumpahan , ceceran dan kebocoran di tempat kerja . Efisiensi proses tidak 100 %. ( bahan samping , limbah ) Timbul potensi bahaya kesehatan dari bahan kimia ditempat kerja .

A. Bentuk Fisik 1. Gas , fume 2. Cair 3. Padat . B. Pembagian bahan kimia 1. Beracun 2, Tak beracun Contoh : asap, mist, kabut Karakteristik Bahan Kimia

LD-50 (LETHAL DOSE 50) Dosis (mg/kg) berat zat yang dapat menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan LC-50 (LETHAL CONCENTRATION 50) Kadar/ konsentrasi bahan kimia ( ppm ) yang dapat menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan 133 Effecctive Dose 50 (ED 50) : ialah dosis yang dapat menimbulkan efek spesifik selain kematian pada 50 % binatang percobaan. Target Organ  organ yang paling sensitif. ( tergantung banyak aliran darah, afinitas organ dan barrier organg tsb)

Xenobiotik yaitu sebutan untuk semua bahan asing bagi tubuh. Contoh : bahan obat, bahan kimia Tidak ada batasan yg jelas antara bahan yg berbahaya dengan bahan yg tidak bahaya - B ahan yg tak berbahaya kalau penanganan kurang baik menjadi bahaya Paracelsus (Abad 15) S emua bahan adalah racun , tidak ada satu bahanpun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah akan menjadi racun atau obat.

Klasifikasi Faktor Kimia Berdasarkan Bentuknya 1. Par t ikulat 2. Non partikulat Catatan 1. Partikulat : Titik cairan atau debu yang berukuran halus , diameter 0,02 – 500 mikron , mempunyai kecepatan jatuh rendah , berpotensi berada cukup lama di udara . 2. Non partikulat : - Gas : zat yg tidak mempunyai bangun sendiri , dapat berdifusi mengisi seluruh ruangan , wujud dapat di rubah dengan merubah suhu dan tekanan . - Uap : bentuk gas dari zat yg dalam keadaan normal berbentuk cair , tidak kelihatan dan berdifusi mengisi seluruh ruangan .

Yang tergolong partikulat : Debu ( partikel padat yang terjadi karena kekuatan mekanis atau alami ). Kabut / mist ( butiran halus yang terbentuk pada proses penyemprotan cairan ). Fume ( terjadi pada proses peleburan logam ). Asap ( partikel karbon < 0,5 µm bercampur dengan senyawa Hidrokarbon , pada proses pembakaran yg tidak sempurna ).

Klasifikasi Debu 1. Debu Respirabel : (0,5 – 4 µm) 2. Debu Thoracic : ( 5 – 10 µm). 3. Debu Inhalabel : (> 10µm – 100µm). 4. Serat ( bentuk karakteristik , rasio : - panjang : lebar adalah 3 : 1, - panjang min, 5 µm dan max. 100 µm) Ukuran berdasarkan aerodinamik 1. Kurang dari 7 mic. Tersaring di hidung, silia dan tr a chea 2. Kurang dari 0,2 keluar ikut udara Debu inert bisa menyumbat saluran nafas

……. lanjutan Berdasarkan sifatnya a. Mudah terbakar : benzena , aceton eter , hexan b Mudah meledak : amonium nitrat nitrogliserin c. Beracun : asam khlorida d. Korosif : asam khlorida e. Oksidator : perkhlorat , permanganate f. Reaktif thd air : natrium hibrida g. Asam kuat : HCl h. Radioaktif

Cara mengenal bahaya bahan kimia Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB ) Material / Chemical Safety Data Sheets (MSDS / / CSDS ) . Flow chart diagram proses produksi Label kemasan . Walk Through Observation. Kepustakaan / referensi ilmiah Distributor ( bahan kimia )

Simbol hazard kimia

Pengukuran Faktor K imia di Lingkungan K erja Tujuan : 1. Mengetahui kadar dan jenis faktor kimia di udara tempat kerja . ( bandingkan dengan NAB) 2.. Sebagai dasar perencanaan penyediaan alat kendali atau menilai efektifitas alat kendali . 4. Sebagai data pendukung pada kasus PAK 5. Untuk perencanaan APD yang cocok

Cara Pengukuran Faktor Kimia a. Pancaindera manusia ( tidak dianjurkan ). b. Binatang percobaan c. Alat deteksi ( Detektor ), direct reading. d. Pengambilan sampel dan analisa laboratorium

Personal Direct reading

Catatan : Pengambilan sampel (sampling) di lakukan selama 8 jam kerja (NIOSH min. 6 jam). Metoda : NIOSH, AIHA, SNI, . . . Titik pengukuran : - Dekat Sumber Emisi - Area/Unit Kerja ( umum ) - Pada Tenaga Kerja (Personal). Pada Breathing Zone Tehnik pengukuran : - Aktif sampling - Pasive sampling

Penilaian / Evaluasi Faktor Kimia di lIngkungan Kerja Bandingkan dengan standar yang berlaku , seperti : 1. Permenaker No.5 tahun 2018 ttg K3 Lingkungan Kerja . . 2. Threshold Limit Values (TLVs) for Chemical (ACGIH). 3. Permissible Exposure Limit (PEL) dari (OSHA).

Parameter Kadar kontaminan di udara LK NAB atau TLV-TWA Penilaian Asbestos 1 serat /cc 0,1 serat /cc NAB Pneumoconiosis Lung cancer mesothelioma Chlorine 0,4 ppm 0,5 ppm < NAB Iritasi mata Fume Cu 0,1 mg/m 3 0,2mg/m 3 < NAB Metal fume fever Penilaian FK

Pengendalian Faktor Kimia di Lingkungan kerja 1. Secara Operasional - Eliminasi - Substitusi - Engineering control ( contoh : Ventilasi ) Manajemen / Organisasi - Ketatarumahtanggaan / house keeping - Monitoring LK - Pengamatan medis tenaga kerja - Pendidikan / pelatihan (KIE) - Label, MSDS, SOP - Petugas Ahli / Petugas K3 Kimia. 3.PPE

Bahan Karsinogenik ( Penyebab Kanker ) Kate- gori Keterangan Contoh A1 Terbukti : kanker pada manusia, cukup data epidemi Senyawa Cr(VI), Asbes, VCM, Benzidin, B-naftilamina A2 Tebukti kanker pada binatang belum terbukti pada manusia Silika (quarts), formaldehida, Etilena oksida, CCl 4 A3 Terbukti kanker pada binatang (dosis tinggi) tidak ada relevansi pada manusia Hidrazin, DMS, Hidrogen peroksida, DDT, Anilina, PCP, TCA, p-Toluidin A4 Dapat bersifat karsinogenik pada manusia Krom (III), Stirena, belerang dioksida, Na-bisulfit, ozon A5 Tidak dicurigai karsinogenik pada manusia, tidak cukup bukti kanker pada binatang Kaprolaktam

Jalan masuk / Rute Faktor Kimia Masuk ke Dalam Tubuh Inhalasi ( melalui saluran pernafasan ), misalnya : gas, uap , debu , aerosol. Absorpsi ( melalui kulit ), misalnya : liquid. Ingestion ( melalui mulut ), misalnya : debu , liquid. Injeksi

Eliminasi / Pengeluaran Bahan kimia Paru-paru : udara pernafasan ( ekspirasi ) - Kulit : keringat , kelenjar minyak , pengelupasan ( deskuamasi ) - Liver/feces : karbon tetra khlorida , phosphor, vinil khloride , triklor etilen - Ginjal / saluran kemih : urine benzidine , beta naphtilamin , merkuri 150

Upaya lainnya Jaga kebersihan ( house keeping ) Tempat duduk istirahat tidak dalam tempat kerja /lab Tidak merokok , makan & minum di tempat kerja Menangani tumpahan bahan atau kebocoran gas secepat mungkin Menjaga almari asam atau “ local exhauster ” tetap beroperasi dengan baik Menyediakan alat-alat safety : - shower, pancuran air pencuci mata (eye wash fountain)

Pemantauan Biologis / Biologi Monitoring Pemantauan bahan kimia untuk mengetahui / memastikan adanya keracunan , baik sudah ada keracunan maupun belum melalui pengukuran kadar bahan kimia atau metabolitnya yang ada di dalam tubuh B. Biological Monitoring ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan secara periodik terhadap : urin , faeces , darah , kuku dan rambut .

C. Pengukuran dan penilaian berbagai bahan kimia dan metabolismenya dlm jaringan tubuh, udara pernafasan atau kombinasi nya . D. Beberapa pertimbangan : - Merupakan dosis internal dlm tubuh . - Lebih dpt dipercaya dibanding external - Tdk menentukan diagnosis penyakit . - Punya keterbatasan , sampling, analisa . - Belum semua ditentukan dosis internalnya .

Permenaker No.5 tahun 2018 (Ps. 20 Faktor Kimia ) Pengukuran dan pengendalian Faktor Kimia dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya bahan kimia . Dilakukan terhadap pajanan nya dan terhadap pekerja yang ter pajan (Biomonitoring) Pengukuran terhadap pajanan yang hasilnya untuk dibandingkan dengan NAB harus dilakukan paling singkat selama 6 (enam) jam . Pengukuran yang hasilnya untuk dibandingkan dengan Pajanan Singkat yang Diperkenankan (PSD) , harus dilakukan paling singkat selama 15 (lima belas) menit sebanyak 4 (empat) kali dalam durasi 8 (delapan) jam kerja.

….. lanjutan Pengukuran yang hasilnya untuk dibandingkan dengan Kadar Tertinggi yang Diperkenankan (KTD) harus dilakukan menggunakan alat pembacaan langsung untuk memastikan tidak terlampaui . Pengukuran Faktor Kimia terhadap pekerja yang mengalami pajanan dilakukan melalui Pemeriksaan kesehatan khusus pada spesimen tubuh Tenaga Kerja dan dibandingkan dengan IPB .

TLV dan BEI

Bahan Kimia Specimen Indikator Biologis Waktu sampling IPB Benzena Urine S.-fenil merkapturik ac i d Akhir shift 55 mg /g Carbon Monoksida Darah Nafas Karboksihemoglobin CO Akhir shift <3,5 % Hb < 20 ppm Pestisida organofosfat Darah/urine Kolinesterase Bebas 70 % Mercuri Urine Inorganik merkuri total Sebelum shift 35 micg / g Trikloroetilen Darah/urine Trikoloroehanol Akhir minggu 4 mg / L

Kepmen Naker No.Kep.187 / MEN / 1999 ttg : Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Ps.3 : - Pengendalian bahan kimia berbahaya a. Penyediaan LDKB dan label b. Penunjukkan Petugas Kimia dan Ahli K3 kimia Potensi Bahaya 1. Bahaya besar : > NAK 2. Bahaya menengah : < / = NAK

Nilai Ambang Kuantitas (NAK) 1. Beracun : 10 ton 2. Sangat beracun : 5 3. Reaktif : 50 4. Mudah meledak : 10 5. Oksidator : 10 6. Mudah terbakar : 200 7. Sangat mudah terbakar : 100 8. Gas mudah terbakar : 50

( Kepmen Naker No.1 87 /Men/1999) 1. Label dan LDKB a. Label / Etiket - sbg informasi - isi : - nama produk - tindakan pencegahan dll . b. LDKB - Hrs tersedia untuk semua bhn - Informasi dasar ttg bahan kimia , keselamatan pemakainya , kesiagaan dsb - Isi 1 6 item

2. Penunjukan Petugas dan Ahli K3 Kimia a. Potensi bahaya besar - Petugas K3 kimia : 2 (non shift) 5 (shift) - Ahli K3 kimia : 1 orang b. Potensi Menengah - Petugas K3 kimia : 1 (non shift) 3 (shift)

Permen Naker No.Per.03/MEN/1985 ttg : K3 pemakaian Asbes Asbes biru ( crosidolit ) dilarang Asbes & bahan tak boleh disemprotkan Pengujian lingk .< 3 bulan Tulisan ” pakaian mengandung Asbes ” - Pemeriksaan.Kesehatan . setahun sekali

Cara penanggulangan efek pada tubuh Memperkecil absorpsi atau laju absorpsi - membersihkan tubuh - mengusahakan mutah - memberikan absorben - pembilasan lambung - pengosongan lambung (laxantia) - mempercepat pengeluaran (ekscresi) mell.urine (diuretika)

2. Memperkecil kepekaan biologi (obyek biologi thd efek) - menggunakan antidote khusus Contoh ; atropin untuk fosfat 3. Meningkatkan eliminasi zat toksik - pembentukan suatu komplek zat tak aktif - mengubah pH urine  diuresis - laxantia

ABIIIIS …DEH !!!
Tags