Tugas Kuliah Studi Hadits, PPT tentang Fitrah dan Implikasinya dalam Perkembangan Manusia
Size: 1.51 MB
Language: none
Added: Sep 07, 2025
Slides: 10 pages
Slide Content
FITRAH DAN IMPLIKASINYA DALAM PERKEMBANGAN MANUSIA Oleh : Nur Hidayatul Fadilah
HADITS FITRAH: حدَثنا عبدان أخبرنا عبد الله أخبرنا يونس عن الزهريّ أخبرني أبو سلمة بن عبد الرحمن أنّ أبا هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: ما من مولود إلّا يولد على الفطرة فأبواه يهوّدانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه كما تنتج البهيمة بهيمةً جمعاء هل تحسّون فيها من جدعاء ثمّ يقول: ( ) Abdan telah menceritakan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami, Yunus mengabarkan kepada kami dari Az-Zuhri berkata: Abu Salamah bin Abd Ar-Rahman mengabarkan kepadaku, sesungguhnya Abu Hurairah r.a dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang anak yang terlahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani maupun Majusi, sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak yang tanpa cacat. Apakah kalian merasa bahwa binatang ternak itu akan ada yang terpotong telinganya (misalnya)? “Kemudian Abu Hurairah berkata: (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah” (QS. Ar-Ruum/30: 30).
KUALITAS HADITS FITRAH: Natijah sanad hadits tentang fitrah dari jalur Imam Al-Bukhari, keseluruhan periwayatnya terjadi persambungan sanad dan adanya pertemuan ( liqa’ ) antara guru dan murid, walaupun periwayatannya ada yang menggunakan metode ‘an, serta keseluruhan periwayatnya dinilai siqah . Oleh karena itu , jalur sanad hadits dari Imam Al- Bukhari kuat dan dapat disimpulkan bahwa sanad haditsnya berkualitas sahih al- isnad . Dengan memperhatikan tolak ukur matan hadits, yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, tidak bertentangan dengan hadits yang lebih kuat , tidak bertentangan dengan akal sehat , panca indra dan fakta sejarah dan susunan matannya menunjukkan sabda kenabian , maka dapat diambil natijah bahwa matan hadits fitrah berkualitas shahih matan .
FITRAH DALAM HADITS RASUL: Fitrah dalam kamus Al- Munjid berarti : الابتداع والاختراع: الصفة التي يتصف بها كل موجود في أول زمان خلقية, صفة الإنسان الطبيعية, الدين, السنة. Yaitu menciptakan yang belum ada padanan dan menciptakan sesuatu tanpa sebab ; sifat yang terdapat pada setiap yang ada di awal saat penciptaannya , sifat alami manusia , agama, sunah . Menurut Ainul Yaqin , fitrah yang dimaksudkan adalah sebagai “ kesucian asal penciptaan ” , bahwa setiap manusia pada asal atau awal penciptaannya , mereka dilahirkan dalam keadaan fitrah , suci dan bersih dari noda-noda kemaksiatan , kesyirikan dan bentuk pelanggaran lainnya dan juga adanya kesaksian akan Ketuhanan Allah SWT, sewaktu penciptaan mereka dalam sulbi , sebagaimana yang termaktub dalam Al-Qur’an Q.S. Al- A’raf : 172-173. Dan juga fitrah dalam arti “agama tauhid , agama Islam” sebagaimana dalam Surat Ar-Ruum ayat 30. Ibnu Taimiyah membagi fitrah menjadi dua macam , yaitu : Fitrah Al- Munazzah Yaitu fitrah dari luar yang masuk ke dalam diri manusia , berupa petunjuk Al-Qur’an dan sunnah , yang digunakan sebagai kendali dan pembimbing bagi fitrah gharizah . Fitrah Al- Gharizah Yaitu fitrah yang berasal dari dalam diri manusia , berupa daya akal ( quwwah al- aql ) yang berguna untuk mengembangkan potensi dasar manusia .
M. Arifin membuat kesimpulan tentang fitrah manusia sebagai berikut : Fitrah adalah faktor kemampuan dasar perkembangan manusia yang terbawa sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang . Potensi dasar itu berkembang secara menyeluruh (integral) yang menggerakkan seluruk aspek-aspeknya secara mekanistis dan satu sama lain saling memengaruhi ke arah tujuan tertentu . Aspek - aspek fitrah adalah komponen dasar yang bersifat dinamis , responsif terhadap pengaruh lingkungan sekitar , termasuk pendidikan . Komponen dasar tersebut meliputi : a. Bakat dan kecerdasan b. Insting ( naluri ) atau gharizah c. Nafsu dan dorongan-dorongan d. Karakter ( watak asli ) atau watak tabiat manusia . e. Hereditas atau keturunan . f. Intuisi atau ilham
Dilihat dari redaksi matan hadits fitrah, sudah jelas bahwa setiap anak manusia yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan fitrah , telah Allah bekali potensi dasar yang mana perkembangan dan pertumbuhannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal meliputi kondisi masing masing anak, mulai dari faktor dari dalam dirinya sendiri, lingkungan keluarga, sekolah hingga masyarakat.
Konsep fitrah menurut Islam tidak sama dengan teori tabularasa John Locke. Karena dalam Islam, manusia sejak lahir telah memiliki berbagai bentuk potensi yang bisa dikembangkan . Konsep fitrah juga berbeda jauh dengan teori nativisme A. Scopenhour , sebab dalam Islam mengakui adanya pengaruh yang besar di luar diri manusia , baik insani maupun noninsani , dalam mengembangkan dan memodifikasi potensi yang dimilikinya IMPLIKASI FITRAH DALAM PERKEMBANGAN MANUSIA: Menurut pandangan Ibnu Qayyim Al- Jauziyah dalam Hasan bin Ali Hasan Al- Hijazy , jika dikatakan bahwa setiap bayi itu dilahirkan dalam keadaan fitrah , ini bukan berarti bahwa ketika bayi itu dilahirkan dari rahim ibunya , dia langsung mengetahui hakikat dien Islam dengan berbagai cabang ajarannya atau dia langsung menyatakan keislaman dirinya . Hal tersebut membutuhkan pendidikan .
Karena fitrah anak dipengaruhi oleh lingkungan. Maka orang tua wajib menyiapkan lingkungan yang baik sebagai pendidikan anak dalam rangka mengembangkan fitrah atau potensi dasar yang dimiliknya . Hal ini di isyaratkan dengan lafadz (فأبواه) yaitu orangtua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak , karena lingkungan keluarga yang pertama memengaruhinya . Kewajiban orangtua dalam memberikan pendidikan untuk mengembangkan fitrah anak mempunyai tujuan utama yaitu ketauhidan . Dalam hadits fitrah, pendidikan akidah secara implisit atau tersirat di isyaratkan dengan lafadz ( يهوّدانه وينصرانه ويمجسانه ) . Hal ini menegaskan pentingnya menjaga fitrah anak dari pengaruh luar yang diibaratkan dengan Yahudi, Nasrani dan Majusi, yang mana hal tersebut dapat menyelewengkan anak dari fitrah aslinya yaitu bertauhid. Dalam mendidik dan mengembangkan fitrah anak dapat dilakukan melalui metode pembinaan, pembiasaan, keteladanan, dan kedisiplinan dengan diajarkan akidah Islam, supaya berkembang dengan baik .
كفاية!!! مع النجاح!! الحمد لله ربّ العالمين
NUR HIDAYATUL FADILAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO TAHUN 2020