2 Korupsi/riza n Gratifikasi (Article 12 B juncto Article 12 C) s etiap gratifikasi dianggap pemberian suap apabila berhubungan dengan jabatannya berlawanan dgn kewajiban atau tugasnya dipidana penjara seumur hidup atau dipidana penjara paling singkat 4 tahun dipidana paling lama 20 tahun dipidana denda Rp 200 - Rp 1.000 juta Catatan : Ketentuan tersebut tidak berlaku , jika penerima gratifikasi melaporkannya kepada KPK
GRATIFIKASI Pasal 12 B " gratifikasi " adalah pemberian berupa : uang , barang , rabat/discount, komisi , pinjaman tanpa bunga , tiket perjalanan , fasilitas penginapan , perjalanan wisata , pengobatan cuma‑cuma , dan fasilitas lainnya . 3
GRATIFIKASI Pasal 12 B Yang dimaksud dgn " gratifikasi " dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas , yaitu : pemberian uang , barang , rabat (discount), komisi , pinjaman tanpa bunga , tiket perjalanan , fasilitas penginapan , perjalanan wisata , pengobatan cuma-cuma , dan fasilitas lainnya . Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dgn menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik . 4
PEMBERIAN UANG . 5
PEMBERIAN PARSEL 6
PEMBERIAN MOBIL 7
PEMBERIAN BARANG 8
PEMBERIAN HADIAH DAN MANFAAT LAINNYA 9
PENETAPAN GRATIFIKASI 7 hari 30 hari 7 hari 7 hari 10
Pembuktian Gratifikasi Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap , apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya , dengan ketentuan sebagai berikut : a. yang nilainya Rp 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah) atau lebih , pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi 11
Pembuktian Gratifikasi yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum . (2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 ( empat ) tahun dan paling 12
Pasal 37 ( Pembuktian Terbalik ) Ombering van bewijslast ( 1) Terdakwa mempunyai hak untuk membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi . (2) Dalam hal terdakwa dapat membuktikan bahwa ia tidak melakukan tindak pidana korupsi , maka pembuktian tersebut dipergunakan oleh pengadilan sebagai dasar untuk menyatakan bahwa dakwaan tidak terbukti . 13
Pasal 37 ( Pembuktian ) (3 ) Terdakwa wajib memberikan keterangan tentang seluruh harta bendanya dan harta benda istri atau suami , anak , dan harta benda setiap orang atau korporasi yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara yang didakwakan . (4) Dalam hal terdakwa tidak dapat membuktikan tentang kekayaan yang tidak seimbang dengan penghasilannya atau sumber penambahan kekayaannya , maka keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) digunakan untuk memperkuat alat bukti yang sudah ada bahwa terdakwa telah melakukan tindak pidana korupsi . (5) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), penuntut umum tetap berkewajiban untuk membuktikan dakwaannya 14
Secara Umum berlaku Asas Praduga tidak bersalah ( Presumption of Innoncence ) Dalam Tindak Pidana Korupsi berlaku Asas Praduga Bersalah ( Presumption of Guilt) 15
Peradilan In absentia Pascal 38 UU N0. 31/1999 (1) Dalam hal terdakwa telah dipanggil secara sah , dan tidak hadir di sidang pengadilan tanpa alasan yang sah maka perkara dpt diperiksa dan diputus tanpa kehadirannya . (2) Dalam hal terdakwa hadir pada sidang berikutnya sebelum putusan dijatuhkan , maka terdakwa wajib diperiksa , dan segala keterangan saksi dan surat-surat yang dibacakan dlm sidang sebelumnya dianggap sebagai diucapkan dlm sidang yang sekarang . (3) Putusan yang dijatuhkan tanpa kehadiran terdakwa diumumkan oleh penuntut umum pada papan pengumuman pengadilan , kantor Pemerintah Daerah, atau diberitahukan kepada kuasanya . 16
Pasal 38 UU N0. 31/1999 Peradilan In Absentia (4) Terdakwa atau kuasanya dapat mengajukan banding atas putusan sbgmn dimaksud dlm ayat (1). (5) Dalam hal terdakwa meninggal dunia sebelum putusan dijatuhkan dan terdapat bukti yang cukup kuat bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana korupsi , maka hakim atas tuntutan penuntut umum menetapkan perampasan barang-barang yang telah disita . 17
Pasal 38 UU N0. 31/1999 Peradilan In Absentia (6) Penetapan perampasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) tidak dapat dimohonkan upaya banding. (7) Setiap orang yang berkepentingan dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan yang telah menjatuhkan penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dalam waktu 30 ( tigapuluh ) hari terhitung sejak tanggal pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (3). 18