2
bagian kontraktor tetap 72.000 barel tanpa adanya mekanisme cost recovery. Proses
eksplorasi hingga produksi komersial (first oil) memerlukan waktu sekitar 15 tahun sejak
penandatanganan kontrak. Biaya pengeluaran Kontraktor telah termasuk dalam split.
Perlakuan atas ENTITLEMENT Kontraktor ini dituangkan dalam klausul standar PSC,
yaitu: "freely lift, dispose of and export its share of Crude Oil, and retain abroad the
proceeds obtained therefrom." Atas bagian Kontraktor juga ada kewajiban Domestic
Market Obligation (DMO), yang diatur dalam klausul terpisah. Untuk simplifikasi tidak
ditunjukkan dalam model di atas.
Prioritas Pemanfaatan Minyak dan Asas Hukum yang Relevan
Untuk memastikan pemenuhan kebutuhan minyak dalam negeri, pada sekitar tahun 2018
an, pemerintah menambahkan sub-klausul pada Section V.2 PSC – Rights and
Obligations of The Parties: "notwithstanding the foregoing provision, CONTRACTOR
shall give preference of its share of Crude Oil to fulfil domestic demand in accordance
with laws and regulations."
Dalam mendukung kebijakan ini, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM
Nomor 42 Tahun 2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak Bumi untuk Pemenuhan
Kebutuhan Dalam Negeri. Pasal 2 beleid ini mengatur bahwa kontraktor atau afiliasinya
wajib menawarkan minyak bagian kontraktor kepada PT Pertamina (Persero) dan/atau
badan usaha pemegang izin usaha pengolahan minyak bumi. Sementara itu, Pasal 4
menyatakan bahwa negosiasi antara Pertamina dan kontraktor harus dilakukan sesuai
kelaziman bisnis. Meskipun tidak terdapat definisi eksplisit mengenai kelaziman bisnis,
secara umum hal tersebut dipahami mencakup aspek harga, volume, kualitas, waktu, dan
lokasi penyerahan.
Pencantuman kebijakan ini dalam regulasi mencerminkan asas hukum bersegi dua
(tweezijdigheidsbeginsel), di mana kewajiban yang ditetapkan pemerintah tetap
menghormati hubungan kontraktual antara para pihak [Pihak Yang punya entitlement
dengan Pihak Pertamina atau Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Pengolahan Minyak
Bumi]. Negosiasi yang dilakukan memastikan bahwa hak dan kewajiban kedua belah
pihak tetap terlindungi, sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Asas Universal dan Asas Resiprokal dalam Bisnis Minyak Global
Model bisnis minyak global terintegrasi merupakan praktik yang lazim diterapkan oleh
perusahaan energi besar dunia seperti Chevron, Saudi Aramco, TotalEnergies,
ExxonMobil, BP, dan Pertamina. Secara universal, model ini mencakup seluruh rantai
nilai industri minyak, mulai dari eksplorasi, produksi, pengolahan, pengangkutan, hingga
distribusi. Struktur ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi,
menekan biaya, dan memperkuat portofolio mereka melalui jaringan distribusi yang luas.
Selain melibatkan afiliasi internal, perusahaan minyak terintegrasi juga berbisnis dengan
perusahaan independen. Dalam konteks ini, prinsip arm's length transaction menjadi