wudhu adalah ibadah yang menjadi syarat sahnya shalat. ia menjadi pembuka ibadah shalat, tanpanya shalat tidak sah.
Size: 100.07 KB
Language: none
Added: Sep 01, 2025
Slides: 16 pages
Slide Content
Oleh . S. Alfaris Alwi , M. Ag Pengajar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih MAN 3 Palembang AHKAMUL WUDHU sesuai alqur’an dan as- sunnah
Definisi Dan Hukum Bahasa : dari akar kata “al- wadha’ah ” yang artinya “al- hasan ” ( baik ) dan “an- nazhafah ” ( kebersihan ). Syariat : menggunakan air pada empat anggota badan ( wajah , kedua tangan , kepala dan kedua kaki), dengan tata cara tertentu dalam syariat dalam rangka beribadah kepada Allah. Hukum : wajib atas orang yang berhadas bila hendak shalat dan yang sehukum dengannya .
Dalil QS. Al- Maidah Ayat 6: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟ ۚ وَإِن كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ ٱلْغَآئِطِ أَوْ لَٰمَسْتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَآءً فَتَيَمَّمُوا۟ صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu hendak mengerjakan shalat , maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku , dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah , dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan , lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik ( bersih ); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu . Allah tidak hendak menyulitkan kamu , tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu , supaya kamu bersyukur .
Hadis HR. Muslim لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍ وَلَا صَدَقَةٌ مِنْ غُلُولٍ "Tidak diterima shalat tanpa bersuci, dan tidak diterima sedekah dari pengkhiatan/penggelapan/penipuan (harta ghanimah) ” لا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلاةَ أَحَدِكُمْ إذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ “ Allah tidaklah menerima shalat salah seorang di antara kalian ketika ia berhadats sampai ia berwudhu .”
Syarat Islam, berakal dan tamyiz Niat Dengan air yang suci dan mensucikan Menghilangkan apa-apa yang menghalangi sampainya air ke kulit Istijmar atau istinja ’ Muwalah ( berkesinambungan ) Tertib Membasuh semua anggota yang wajib dibasuh
Rukun Membasuh wajah secara sempurna , termasuk mulut dan hidung Membasuh kedua tangan sampai siku Mengusap kepala seluruhnya , beserta kedua telinga Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki Tertib Muwalah , membasuh anggota wudhu secara langsung setelah anggota sebelumnya tanpa menundanya
Sunnah-sunnah Wudhu Tasmiyah Bersiwak Membasuh kedua telapak tangan di awal wudhu Berkumur dan beristinsyaq Menggosok lengan dan menyelangi jenggot Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri Membasuh 3 kali untuk wajah , kedua tangan dan kedua kaki Membaca zikir ( doa ) setelah wudhu ’
Pembatal Apa yang keluar dari dua jalan Keluarnya najis dari bagian tubuh lainnya Hilang atau tertutupnya akal Menyentuh kemaluan tanpa batas ( penghalang ) Makan daging unta Murtad dari Islam
Ibadah Yang Mengharuskan Wudhu 1. shalat 2. tawaf 3. menyentuh mushaf tanpa pembatas
Tata Cara Wudhu’ Nabi shallallahu alaihi wasallam Sumber : Kitab Bulughul Maram وَعَنْ حُمْرَانَ; – أَنَّ عُثْمَانَ – رضي الله عنه – دَعَا بِوَضُوءٍ, فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ مَضْمَضَ, وَاسْتَنْشَقَ, وَاسْتَنْثَرَ, ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اَلْيُمْنَى إِلَى اَلْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ اَلْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ, ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ اَلْيُمْنَى إِلَى اَلْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ, ثُمَّ اَلْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا. – مُتَّفَقٌ عَلَيْه Dari Humran rahimahullah , bahwa ‘ Utsman radhiyallahu ‘ anhu meminta untuk diambilkan air wudhu. Lalu beliau mencuci kedua telapak tangannya , lalu berkumur-kumur , memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali , lalu membasuh wajahnya tiga kali, mencuci tangan kanan hingga siku tiga kali, dan demikian juga tangan kiri , kemudian mengusap kepala , kemudian mencuci kaki kanan hingga mata kaki sebanyak tiga kali, dan demikian juga kaki kiri , lantas berkata , “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhu yang telah aku lakukan ini .” ( Muttafaqun ‘ alaih ) [HR. Bukhari, no. 159 dan Muslim, no. 226]
MENGUSAP KEPALA CUKUP SEKALI وَعَنْ عَلِيٍّ – رضي الله عنه – -فِي صِفَةِ وُضُوءِ اَلنَّبِيِّ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: – وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ وَاحِدَةً. – أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد َ Dari ‘Ali radhiyallahu ‘ anhu , ia berkata tentang tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam , “… dan Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam mengusap kepalanya dengan sekali usap .” (HR. Abu Daud, Tirmidzi , An- Nasai , dengan sanad yang sahih. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang paling sahih dalam masalah ini ). [HR. Abu Daud, no. 111; An- Nasai secara ringkas , 1:68. Hadits ini sahih. Lihat Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al- Maram , 1:153].
CARA MENGUSAP KEPALA وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ يَزِيدَ بْنِ عَاصِمٍ – رضي الله عنه – -فِي صِفَةِ اَلْوُضُوءِ-قَالَ: – وَمَسَحَ – صلى الله عليه وسلم – بِرَأْسِهِ, فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ. – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ Dari ‘Abdullah bin Zaid bin ‘ Ashim radhiyallahu ‘ anhu , ia bercerita tentang tata cara wudhu Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam , “Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam mengusap kepalanya dengan kedua tangannya dari depan ke belakang lalu kembali lagi ke depan .” ( Muttafaqun ‘ alaih ) [HR. Bukhari, no. 186 dan Muslim, no. 235] وَفِي لَفْظٍ: – بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ, حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ, ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى اَلْمَكَانِ اَلَّذِي بَدَأَ مِنْهُ Dalam lafaz lain disebutkan , “ Beliau mulai mengusap dengan kedua tangan dari bagian depan kepala hingga ke tengkuk , lalu menariknya hingga kembali ke tempat memulai .”
Diriwayatkan oleh Ahmad (26484) dan Abu Daud (128) dari Robi ’ binti Muawid bin ‘Afra’ radhiallahu anha أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ عِنْدَهَا ، فَمَسَحَ الرَّأْسَ كُلَّهُ مِنْ قَرْنِ الشَّعْرِ ، كُلَّ نَاحِيَةٍ لِمُنْصَبِّ الشَّعْرِ ، لا يُحَرِّكُ الشَّعْرَ عَنْ هَيْئَتِهِ . حسنه الألباني في صحيح أبي داود “ Sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berwudu di sisinya . Kemudian mengusap seluruh kepalanya dari atas kepala , terus ke arah rambutnya menjuntai . Tidak menggeser rambut dari posisinya semula .” ( Dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih Abi Daud)
CARA MENGUSAP TELINGA وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا -فِي صِفَةِ اَلْوُضُوءِ- قَالَ: – ثُمَّ مَسَحَ – صلى الله عليه وسلم – بِرَأْسِهِ, وَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ اَلسَّبَّاحَتَيْنِفِي أُذُنَيْهِ, وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ ظَاهِرَ أُذُنَيْهِ. – أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَة Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘ anhuma , ia bercerita tentang tata cara wudhu Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam , “ Kemudian beliau mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuk ke lubang telinga lalu mengusap bagian luar dua telinga tersebut dengan ibu jari .” (HR. Abu Daud, An- Nasai , disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah ) [HR. Abu Daud, no. 135; An- Nasai , 1:88; Ibnu Majah , 1:146; Ahmad, 11:277; Ibnu Khuzaimah , 1:89. Hadits ini punya penguat — syawahid –yang bisa mengangkat hingga derajat sahih. Lihat Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al- Maram , 1:163-164]. أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَسَحَ أُذُنَيْهِ دَاخِلَهُمَا بِالسَّبَّابَتَيْنِ وَخَالَفَ إِبْهَامَيْهِ إِلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ فَمَسَحَ ظَاهِرَهُمَا وَبَاطِنَهُمَا “Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam mengusap bagian dalam kedua telinganya dengan kedua jari telunjuknya dan kedua ibu jari mengusap bagian luar telinga . Jadi, beliau mengusap bagian luar dan dalam dari dua telinga .” (HR. Ibnu Majah , no. 439. Al- Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih .)
Zikir Setelah Wudhu Dari ‘Umar bin Al- Khaththab radhiyallahu ‘ anhu ; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda , مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ » “ Siapa yang berwudhu dengan memperbagus wudhunya lalu ia mengucapkan ‘ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSULUH, ALLOHUMMAJ’ALNII MINATTAWWAABIINA WAJ’ALNII MINAL MUTATHOHHIRIIN’ ( artinya : Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang benar kecuali Allah semata , tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya. Ya Allah, jadikanlah aku hamba yang bertaubat dan jadikanlah aku sebagai orang yang bersuci ), dengan ia membacanya melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga , ia akan masuk lewat pintu mana saja yang ia mau .” (HR. Tirmidzi , no. 55. Syaikh Al- Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih ) Ada juga doa yang diajarkan dibaca bada wudhu, سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ “ SUBHANAKALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAAHA ILLA ANTA, ASTAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK ( artinya : Mahasuci Engkau Ya Allah dengan memuji -Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau , aku memohon ampunan kepada -Mu dan aku bertaubat kepada -Mu). ” (HR. An- Nasai dalam ‘ Amal Al- Yaum wa Al-Lailah , hlm . 173 dan lihat Irwa ’ Al- Ghalil , 1:135)
Shalat sunnah wudhu Dari ‘ Uqbah bin ‘Amir Al- Juhaniy radhiyallahu ‘ anhu , ia berkatabahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda , مَا مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ يُقْبِل بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ عَلَيْهِمَا إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ “ Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya , lalu shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya ( mendapatkan ) surga .” (HR. Muslim, no. 234) Dari Utsman bin ‘ Affan radhiyallahu ‘ anhu , ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda , مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “ Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri melaksanakan dua rakaat dengan tidak mengucapkan pada dirinya ( konsentrasi ketika shalat ), maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu .” (HR. Bukhari, no. 160 dan Muslim, no. 22)