BAKSMKN4KotaBengkulu
2 views
41 slides
Oct 22, 2025
Slide 1 of 41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
About This Presentation
Materi Penyusunan Modul Ajar Kurikulum Merdeka
Size: 10.07 MB
Language: none
Added: Oct 22, 2025
Slides: 41 pages
Slide Content
IN HOUSE TRAINING(IHT) PENYUSUNAN MODUL AJAR DI SMKN 11BENGKULU UTARA 02 sd 03 Oktober 2024
Perkenalan Nama : Hafidh Zaini , M,Pd Isntansi : SMKN 4 Kota Bengkulu TTL : Karanganyar , 10 Januari 1980 Alamat : Bentiring Kota Bengkulu No. WA : 082183656100 Riwayat Karir : 1. Dosen Luar Biasa JPTK UNS 2003-2004 2. Guru SMK Telkom Tunas Harapan 2004 3. Guru SMPN 1 Enggano 2005-2007 4 . Guru SMKN 2 Argamakmur (BU) 2007-2019 5 . Guru SMKN 4 Kota Bengkulu 2019 - skrg “ Kurikulum terbaik adalah guru kreatif dan inovatif serta selalu bergerak mengikuti perkembangan zaman”
KESEPAKATAN BERSAMA HADIR TEPAT WAKTU SALING MENGHARGAI HP SILENT DAN BOLEH DIGUNAKAN SAAT DIPERLUKAN AKTIF & KOLABORATIF 5. WAKTU SELESAI 15.00 Wib 6 . Diakhiri dengan foto bersama
Banyak Ceramah Mengejar Ketuntasan Materi Menyeragamkan perlakuan terhadap anak Tugas terus menerus Kelas membosankan Realita Pendidikan Kita Growth Mindset
Mr. Joe Impian Muridku dimasa depan Hope
“ Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan, kebermanfaatan bagi dirinya, bangsanya dan masyarakatnya, juga untuk kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.
Rasa Ingin Tahu Kreativitas Keberagaman Kodrat Manusia
Menuntun segala kekuatan kodrat pada anak agar selamat, bahagia dan bermanfaat bagi orang lain Personalized experiences, support & feedback, rewards, enthusiastic to inspire others Menuntun Sekolah Menyenangkan Mengadopsi Prinsip Pendidikan Ki Hadjar Dewantoro Bertani Bermain Berhamba pada anak Pendidikan adalah persemaian benih- benih talenta dan kebudayaan melalui penciptaan ekosistem yang menyenangkan, aman, kondusif Mengajar sesuai kebutuhan anak Rekognisi passion & bakat beragam Kodrat anak adalah bermain, maka pendidikan harus menyenangkan Bermain memantik abstract thinking, problem solving Mengajarkan strategi belajar dan active learning Mendidik berdasarkan perkembangan usia, mental anak Mengeksplorasi DNA genetik manusia, yakni kemampuan beradaptasi, berimajinasi, berkolaborasi secara luas
O l ah r a g a Olah pikir Olah rasa Olah laku Penumbuhan Karakter
Pendidikan hendaknya bertransformasi dari Mengisi Pengetahuan ke Meneladani , menginspirasi dan menuntun (among)
MEMAHAMI CP/ CAPAIAN PEMBELAJARAN 2
Silakan pilih sikap/kalimat mana pilihan Anda? Mungkin ada jalan keluar tetapi sulit Mungkin sulit tapi selalu ada jalan keluar
Silakan Bpk/Ibu ambil HP dan Buka digoogle: Menti.com Apa yang Bpk/Ibu ketahui ttg CP? PEMANTIK
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan mencari dan menggunakan berbagai cara untuk mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun menantangnya. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi. Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
Pengertian CP “ Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase . dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah , CP disusun untuk setiap mata pelajaran . Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus . Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum .”
CP disusun menggunakan metode Backward Design Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan. Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan: Identifikasi hasil yang diinginkan Menentukan bukti-bukti yang dapat diterima Merencanakan pengalaman belajar dan instruksi
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk mencapainya (fase). Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan kecepatan masing-masing. Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP, sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Sumber gambar: https://www.theaa.com/driving-school/driving-lessons/advice/show-me-tell-me
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan belajar siswa ( Teaching at The Right Level ). Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP. sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-speedometer-mobil/
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi Jenjang PAUD Fase Fondasi (TK B) Jenjang SD Fase A (Kelas 1-2 SD) Fase B (Kelas 3-4 SD) Fase C (Kelas 5-6 SD) Jenjang SMP Fase D (Kelas 7-9 SMP) Jenjang SMA/SMK Fase E (Kelas 10 SMA) Fase F (Kelas 11-12 SMA)
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum. Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat perbedaan CP yang digunakan .
Elemen Dalam CP Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut . Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju . Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya . Contoh : Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan , Aljabar , Pengukuran , Geometri , dan Analisis Data dan Peluang .
Elemen dalam CP Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat memenuhi CP mengemudikan mobil. Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama. Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu dengan lainnya.
Contoh Capaian Pembelajaran: Matematika Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat operasi bilangan berpangkat (eksponen) , serta menggunakan barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam bunga tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat menggunakan sistem persamaan linier tiga variabel, sistem pertidaksamaan linier dua variabel, persamaan dan fungsi kuadrat dan persamaan dan fungsi eksponensial dalam menyelesaikan masalah. Mereka dapat menentukan perbandingan trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat menginterpretasi dan membandingkan himpunan data berdasarkan distribusi data, menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data numerik, dan mengevaluasi laporan berbasis statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan menentukan frekuensi harapan dari kejadian majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas.
Contoh: Elemen CP mapel Matematika Elemen Fase E Fase F Bilangan Di akhir fase E, peserta didik dapat menggeneralisasi sifat-sifat bilangan berpangkat (termasuk bilangan pangkat pecahan). Mereka dapat menerapkan barisan dan deret aritmetika dan geometri, termasuk masalah yang terkait bunga tunggal dan bunga majemuk. Di akhir fase F, peserta didik dapat memodelkan pinjaman dan investasi dengan bunga majemuk dan anuitas, serta menyelidiki (secara numerik atau grafis) pengaruh masing-masing parameter (suku bunga, periode pembayaran) dalam model tersebut. Aljabar dan Fungsi Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear tiga variabel dan sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Mereka dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat (termasuk akar imajiner), dan persamaan eksponensial (berbasis sama) dan fungsi eksponensial. Di akhir fase F, peserta didik dapat menyatakan data dalam bentuk matriks. Mereka dapat menentukan fungsi invers, komposisi fungsi, dan transformasi fungsi untuk memodelkan situasi dunia nyata menggunakan fungsi yang sesuai (linear, kuadrat, eksponensial). Geometri Di akhir fase E, peserta didik dapat menyelesaikan permasalahan segitiga siku-siku yang melibatkan perbandingan trigonometri dan aplikasinya. Di akhir fase F, peserta didik dapat menerapkan teorema tentang lingkaran, dan menentukan panjang busur dan luas juring lingkaran untuk menyelesaikan masalah (termasuk menentukan lokasi posisi pada permukaan Bumi dan jarak antara dua tempat di Bumi).
Contoh: Elemen CP mapel Matematika Elemen Fase E Fase F Analisis Data dan Peluang Di akhir fase E, peserta didik dapat merepresentasikan dan menginterpretasi data dengan cara menentukan jangkauan kuartil dan interkuartil. Mereka dapat membuat dan menginterpretasi box plot (box-and- whisker plot) dan menggunakannya untuk membandingkan himpunan data. Mereka dapat menggunakan dari box plot, histogram dan dot plot sesuai dengan natur data dan kebutuhan. Mereka dapat menggunakan diagram pencar untuk menyelidiki dan menjelaskan hubungan antara dua variabel numerik (termasuk salah satunya variabel bebas berupa waktu). Mereka dapat mengevaluasi laporan statistika di media berdasarkan tampilan, statistika dan representasi data. Peserta didik dapat menjelaskan peluang dan menentukan frekuensi harapan dari kejadian majemuk. Mereka menyelidiki konsep dari kejadian saling bebas dan saling lepas, dan menentukan peluangnya. Di akhir fase F, peserta didik dapat melakukan proses penyelidikan statistika untuk data bivariat. Mereka dapat mengidentifikasi dan menjelaskan asosiasi antara dua variabel kategorikal dan antara dua variabel numerikal. Mereka dapat memperkirakan model linear terbaik (best fit) pada data numerikal. Mereka dapat membedakan hubungan asosiasi dan sebab-akibat. Peserta didik memahami konsep peluang bersyarat dan kejadian yang saling bebas menggunakan konsep permutasi dan kombinasi.
Bentuk Pemahaman Dalam CP Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme ( constructivist learning theory ), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat. Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman sebelumnya Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan memahami di level C2.
Penjelasan Explanation Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya. Interpretasi Interpretation Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya. Aplikasi Application Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan) Perspektif Perspective Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik. Empati Empathy Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu Pengenalan diri Self-Knowledge Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal. 6 aspek pemahaman ( Wiggins and Tighe, 2005 ) 6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan siklus. Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini (mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman . 6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan asesmen, dan instruksi yang tepat.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Bahasa Indonesia Fase E elemen Menyimak Interpretasi Interpretation Mendeskripsikan makna dari sebuah informasi serta ide yang ditangkap dari berbagai jenis teks Aplikasi Application Menggunakan pemahaman dan keterampilan untuk menyampaikan gagasan, pandangan, atau pesan yang terkandung dari berbagai jenis teks Perspektif Perspective Melakukan analisis berbagai jenis teks melalui diskusi dari sudut pandang yang berbeda. Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Seni Tari Fase F elemen Menciptakan Pengenalan Diri Self Knowledge Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi. Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi. Aplikasi Application Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi. Perspektif Perspective Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan memahami perbedaan dan persamaan budaya dari dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya. Empati Empathy Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya untuk kemudian mengekspresikannya emosi tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari kreasinya Peserta didik mampu menciptakan tari kreasi yang terinspirasi dari hasil membandingkan berbagai pertunjukkan tari tradisi dan kreasi berdasarkan makna, simbol, dan nilai estetis dari perspektif berbagai aspek seni.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP Dasar-dasar Agribisnis Perikanan Fase E elemen Proses bisnis secara menyeluruh di bidang agribisnis perikanan Penjelasan Explanation Mendeskripsikan proses bisnis secara menyeluruh pada industri agribisnis perikanan. Aplikasi Application Menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam penerapan K3LH, serta penggunaan dan perawatan peralatan. Interpretasi Interpretation Menjelaskan mata rantai pasok, logistik, dan proses produksi menggunakan gambar atau video yang dibuat secara berkelompok.. Perspektif Perspective Membuat perencanaan produk sesuai kapasitas produksi masing-masing peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan antara lain tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk, mata rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi, penggunaan dan perawatan peralatan di bidang agribisnis perikanan, serta pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
Elemen setiap mata pelajaran dapat berbeda atau sama satu dengan lainnya, tergantung karakteristiknya masing-masing.
Demonstrasi Kontekstual
Pemahaman CP Mata Pelajaran yang Diampu (15 menit) Membuat dan mengunggah sebuah peta pikiran/bagan yang menunjukkan pemahaman, keterampilan dan konten inti yang perlu dituju di mata pelajaran yang diampu : Pilih dan tuliskan satu elemen pada CP mata pelajaran yang diampu Buat contoh bentuk pemahaman dalam CP tersebut dengan menggunakan minimal 2 dari 6 Aspek/Facet Pemahaman (lihat contoh). Link_Capaian_Pembelajaran_2022
Nama: Mata Pelajaran/Fase/Elemen CP : Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di sini) Pengenalan diri Interpretasi Penjelasan Aplikasi Perspektif Empati *Peserta dipersilakan memodifikasi bagan ini * Peserta menggunakan minimal 2 dari 6 aspek pemahaman
Numerasi Fase A (Bilangan) 39 Wacana: Budaya Antri Tata cara mengantri: Ambil nomor antrian Pemanggilan sesuai dengan nomor urut. Jika nomor antrian terlewat, harus menunggu lima nomor antrian berikutnya. Nabila mendapat nomor antrian 21, Fahri mendapat nomor antrian 15, dan Rani mendapat nomor antrian 32. Soal 1: Siapakah yang akan dipanggil terlebih dahulu? Nabila A Rani B Fahri C Soal 2: Pada saat nomor antriannya dipanggil, Nabila tidak ada di tempat. Ia dipanggil setelah lima nomor antrian berikutnya. Berapa nomor antrian Nabila sekarang? Berikan alasannya!
Soal PISA 2000 - Kecepatan Mobil Balap 40 Grafik di samping memperlihatkan perubahan kecepatan mobil balap sepanjang lintasan rata 3 km pada putaran kedua Pertanyaan: Lintasan mana yang dijalani mobil balap agar diperoleh grafik kecepatan seperti ditunjukkan sebelumnya? A B C D E