ILP_Lintas Klaster integrasi layanan primer

LusiAsrina 0 views 62 slides Sep 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 62
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62

About This Presentation

ilp


Slide Content

LINTAS KLASTER PELAYANAN KEGAWATDARURATAN DAN RAWAT INAP 1 DR. FIONALIZA, MKM DINKES PROV.SUMBAR

OUTLINE 2 1. Tujuan Pembelajaran Pelayanan Kegawatdaruratan Pelayanan Rawat Inap

Tujuan Pembelajaran Memahami dan mampu menjelaskan dasar- dasar tentang pelayanan kegawatdaruratan dan rawat inap di Puskesmas Memahami dan mampu menjelaskan konsep dan standar pelayanan kegawatdaruratan dan rawat inap di Pukesmas Memahami dan mampu menjelaskan peran pelayanan kegawatdaruratan dan rawat inap dalam integrasi layanan primer 5

Pelayanan Kegawatdarurata n Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan Konsep Pelayanan Kegawatdaruratan Pelayanan Kegawatdaruratan tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan. Pasien Gawat Darurat orang yang berada dalam ancaman kematian dan kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera. 6

Pelayanan Kegawatdarurata n Perpres nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan Kriteria Pelayanan Kegawatdaruratan Pelayanan Kegawatdaruratan harus memenuhi kriteria kegawatdaruratan . Mengancam nyawa, membahayakan diri dan orang lain/lingkungan; Adanya gangguan pada jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi; Adanya penurunan kesadaran; Adanya gangguan hemodinamik; dan/atau Memerlukan tindakan segera. 7

Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud meliputi: Puskesmas Klinik Tempat praktik mandiri Dokter; Tempat praktik mandiri Dokter Gigi Tempat praktik mandiri tenaga kesehatan lain Rumah Sakit 8 Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus melakukan penanganan Kegawatdaruratan intrafasilitas pelayanan kesehatan dan antarfasilitas pelayanan Kesehatan. Pelayanan Kegawatdarurata n Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan

Pelayanan Kegawatdarurat an Pelayanan kegawatdaruratan wajib diberikan oleh Puskesmas baik rawat inap dan non rawat inap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dalam ruangan khusus dengan standar sesuai peraturan yang berlaku. Dalam memberikan Pelayanan kegawatdaruratan yang optimal Puskesmas perlu memenuhi SDM, sarana prasarana, obat dan bahan medis habis pakai, dan alat kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kegawatdaruratan di Puskesmas 9

Pelayanan diberikan sesuai dengan kemampuan dan standar pelayanan yang berlaku di Puskesmas Pelayanan Kegawatdaruratan di Puskesmas Triase Memilah Pasien berdasarkan beratnya cedera atau penyakit Survei primer Penilaian awal, resusitasi dan stabilisasi Survei sekunder Pemeriksaan lanjutan sesuai kebutuhan Tatalaksana definitif Penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap Pasien Rujukan Jika tindak lanjut penanganan terhadap Pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan di Puskesmas Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 10

Pelayanan Kegawatdarurat an Peran pelayanan kegawatdaruratan dalam integrasi layanan primer Tempat pelayanan kegawatdaruratan berperan sebagai salah satu gerbang jalan masuknya Pasien. 11 Pasien berkunjung ke Puskesmas Apakah Kasus Gawat Darurat? Penanganan IGD/RB Tatalaksana definitif dapat diberikan? Tatalaksana sesuai kasus Rujuk FKRTL Pelayanan Sesuai Klaster Ya Tidak Tidak Ya Pencatatan dalam Sistem Informasi Puskesmas PWS Tindak lanjut oleh klaster Terkait sesuai kebutuhan

Pelayanan Rawat Inap Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Konsep Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Pelayanan Rawat Inap diselenggarakan oleh Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap (khusus paska persalinan normal). Puskesmas Rawat Inap Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan rawat inap pada pelayanan persalinan normal dan pelayanan rawat inap pelayanan kesehatan lainnya. 12

Pelayanan Rawat Inap Permenkes nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Dalam memberikan Pelayanan rawat inap yang optimal Puskesmas perlu memenuhi SDM, sarana prasarana, obat dan bahan medis habis pakai, dan alat kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan standar pelayanan yang berlaku di Puskesmas Rawat inap di Puskesmas hanya diperuntukkan untuk kasus yang lama rawatnya paling lama 5 hari. Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5 hari harus dirujuk ke rumah sakit, secara terencana. 13

Pelayanan Rawat Inap Peran pelayanan rawat inap dalam integrasi layanan primer 14 Pasien pelayanan klaster 2 atau 3 Apakah Pasien Perlu ranap? Perawatan Rawat Inap Dapat diberikan tatalaksana secara tuntas? Tatalaksana sesuai kasus Rujuk FKRTL Perawatan Rawat Jalan Ya Tidak Tidak Ya Pencatatan dalam Sistem Informasi Puskesmas PWS Pasien paska Persalinan Normal Tindak lanjut oleh klaster Terkait sesuai kebutuhan

1 LINTAS KLASTER LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

Tujuan Pembelajaran Memahami dasar dan tujuan penataan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Memahami fungsi Labkesmas dan paket pelayanan Labkesmas tingkat I. Memahami standar pelayanan Laboratorium pada kluster ibu hamil, balita dan remaja, kluster usia produktif dan lansia, serta kluster penanggulangan penyakit menular. Memahami alur pelayanan Labkesmas dalam ILP Memahami konsep jejaring Labkesmas, pembinaan dan penjaminan mutu Labkesmas tingkat I. 16 Umum : 1. Pada Orientasi Fasilitator tingkat Dinas Kesehatan: setelah mengikuti orientasi ini, peserta dapat menjadi fasilitator dalam materi Laboratorium Kesehatan Masyarakat terkait Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 1. Pada Orientasi Tenaga Kesehatan Puskesmas: setelah mengikuti orientasi ini, peserta dapat memahami dan menjelaskan materi Labkesmas terkait Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Khusus :

Program utama penguatan upaya preventif di layanan primer Imunisasi rutin: dari 11 menjadi 14 jenis BCG, DPT- Hib, Hep B, MMR/MR, Polio (OPV- IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, Rotavirus Kanker Serviks merupakan satu- satunya kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 5 penyebab tertinggi kematian balita di Indonesia* yang dapat dicegah dengan imunisasi (PCV dan Rotavirus) Perluasan deteksi dini Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia: Hipotiroid kongenital Thalasemia Anemia Stroke Serangan jantung Hipertensi Penyakit paru obstruksi kronik Tuberkulosis Kanker paru Hepatitis Diabetes Kanker payudara Kanker serviks Kanker usus Peningkatan kesehatan ibu dan anak Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri terstandar Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali , termasuk 2 kali USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3 1 7 LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT

Pencegahan dan deteksi dini dilakukan di layanan primer namun kondisi laboratorium puskesmas saat ini tidak memadai Kondisi: Perspektif pelayanan kesehatan hanya terpusat pada pendekatan klinis, sehingga banyak penyakit gagal dicegah sebelum fatal Dukungan laboratorium sangat diperlukan dalam setiap tahapan kehidupan tetapi kondisi laboratorium di fasilitas primer terutama puskesmas sangat kurang dan tidak standar . Unit pengampu laboratorium tersebar di beberapa unit utama sehingga laboratorium hanya berkembang sesuai fungsi unit utama terkait, bukan menjadi sistem yang terintegrasi. Secara keseluruhan peran dan fungsi laboratorium di sistem kesehatan Indonesia belum mampu mendukung upaya menyehatkan masyarakat 57,5% Puskesmas melakukan pemeriksaan urin rutin 48,1% Puskesmas melakjukan pemeriksaan urin lengkap 6,8% Puskesmas melakukan pemeriksaan bilirubin 16,2% Puskesmas melakukan pemeriksaan SGOT/SGPT 51,9% Puskesmas melakukan pemeriksaan darah rutin 40,7% Puskesmas melakukan pemeriksaan darah lengkap 373 /514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Polio 367 /514 Kab./Kota Risiko tinggi KLB Campak 14,7% Puskesmas melakjukan pemeriksaan ureum/kreatinin

DASAR DAN TUJUAN PENATAAN LABKESMAS Belum terintegrasinya Laboratorium Kesehatan Belum terbangunnya jejaring laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta Belum optimalnya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium Belum tersistemnya pembinaan sumber daya laboratorium baik SDM, kalibrasi alat, dan quality assurance Belum adanya sistem informasi Labkes yang terintegrasi TANTANGAN KONDISI YANG DIHARAPKAN Laboratorium Kesehatan di Indonesia PENATAAN Laboratorium Kesehatan yang bertujuan untuk: mewujudkan layanan laboratorium kesehatan yang bermutu; meningkatkan akses masyarakat dalam deteksi dini dan diagnostik penyakit; mendukung surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium untuk pemantauan wilayah setempat status kesehatan masyarakat; membangun kesiapsiagaan laboratorium kesehatan dalam menghadapi ancaman penyakit dan kejadian luar biasa. Terintegrasinya seluruh Laboratorium Kesehatan di Indonesia. Terbangunnya jejaring laboratorium baik milik pemerintah maupun swasta Terlaksananya surveilans penyakit dan faktor risiko kesehatan berbasis laboratorium secara Optimal. Terselenggaranya peningkatan kapasitas sumber daya laboratorium baik SDM, kalibrasi alat, dan quality assurance Terwujudnya Sistem Informasi Labkes Nasional Terintegrasi SATUSEHAT Laboratorium Jumlah Cakupan Wilayah Laboratorium Tingkat Nasional Prof. dr. Sri Oemiyati, Jakarta B2P2VRP Salatiga 2 Nasional Loka Litbang Provinsi 11 Regional B/BTKLPP 10 Regional BBLK 4 Regional KKP 51 Provinsi Laboratorium RS 3172 Provinsi atau regional Labkesda Provinsi 28 Provinsi Labkesda Kab/ kota 231 Kab/ Kota Laborotarium Puskesmas 10.321*) Kecamatan Laboratorium mandiri 1.240 *) Belum semua Puskesmas memiliki laboratorium

STRUKTUR DAN FUNGSI LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN SEBAGAI PENGAMPU NASIONAL LABORATORIUM KESEHATAN Penjaminan Mutu dan Pengembangan SDM Pelayanan Pemeriksaan Data dan Biorepositori Jejaring dan Kerjasama LABKESMAS REGIONAL Labkesmas regional 4 LABKESMAS TK III Labkesmas Provinsi 3 LABKESMAS NASIONAL LabNas Oemiati dan Salatiga 5 LABKESMAS TK I PUSKESMAS DAN KKP 1 LABKESMAS TK II Labkesmas Kab/Kota 2 Jaringan Labkesmas Pemerintah 1. 2. 3. 4. 5. Pemeriksaan laboratorium spesimen manusia Pemeriksaan laboratorium spesimen lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit Surveilans penyakit dan faktor risiko berbasis laboratorium Pengelolaan data laboratorium terintegrasi Komunikasi dengan mitra kerja dan masyarakat Penjaminan mutu laboratorium 6. 7. Pengelolaan pengadaan dan logistik khusus 8. 9. 10. 11. Mengkoordinasikan jejaring laboratorium Penguatan kapasitas SDM laboratorium Kajian untuk kebijakan dan teknologi tepat guna Pengelolaan biorepositori 12. 13. Jejaring dengan mitra nasional dan internasional Dukungan fungsi regulasi 14. Dukungan terhadap perumusan kebijakan dan pengembangan program, Jejaring Labkesmas Pemerintah One Health Laboratorium Lain ; Lab Riset, Lab Veteriner, Lab Lingkungan, Lab Biofarma dan lain lain.. Labkes Medis Labkesmas Swasta Sistem Informasi Laboratorium Nasional Terintegrasi SATUSEHAT 14 Fungsi Labkesmas Pemerintah Ruang Lingkup : Jejaring pemeriksaan sampel; Jejaring data dan informasi; Jejaring peningkatan kapasitas SDM; Jejaring penjaminan mutu laboratorium kesehatan. Jejaring biorepositori

1. Pemeriksaan spesimen manusia a. Pemeriksaan rapid test Malaria/Plasmodium spp Anti HIV RDT Sifilis/ Treponema Antigen/ antibody Dengue HbsAg Anti Salmonella Typhi IgM Tes kehamilan (Beta HCG) Golongan Darah Leptospirosis Ag SARS- COV- 2 RDT Antibodi Chikungunya RDT HCV b. Pemeriksaan mikroskopis: 1. Malaria Tuberculosis Scistosoma* (tinja) Lepra Bacillus anthracis Diplococcus gram negative Trichomonas vaginalis Candida albicans Bacterial vaginosis Jamur Permukaan Amoeba Cacingan Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin Hematokrit Hitung eritrosit Hitung Trombosit Hitung Leukosit Hitung jenis leukosit LED Masa perdarahan Masa pembekuan Indeks eritrosit (MCV, MCHC, MCH) d. Pemeriksaan Urine Urin Rutin: Warna Kejernihan Bau Volume Ph Berat jenis Urin lengkap kimiawi (strip tes - carik celup) Protein Glukosa Bilirubin Urobilinogen Keton Nitrit Lekosit Eritrosit Berat jenis 10. pH Mikroskopis (Sedimen) f . Pengambilan Sampel rujukan Antraks Thalasemia SHK Campak Rubella Polio Sputum- TB HIV EID Leptospirosis Avian Influenza Taeniasis Pes COVID- 19 Mikrofilaria g . Pemeriksaan Kimia Klinik: Glukosa Bilirubin total* Bilirubin direct* SGOT SGPT Asam urat Ureum/BUN Kreatinin Trigliserida Kolesterol Total Kolesterol HDL Kolesterol LDL h. Pemeriksaan Feses Makroskopis: Konsistensi Warna Bau Lendir Darah Darah Samar (FOB) Mikroskopis: Telur cacing Amuba Eritrosit Leukosit Sisa Makanan Lain- lain (bakteri, jamur) 2 . Pemeriksaan spesimen lingkungan dan FR lainnya Pemeriksaan kualitas air aspek fisik, dan kimia dengan metode rapid tes, mikrobiologi air Pemeriksaan kualitas udara aspek fisik (debu, kelembaban udara, kebisingan, pencahayaan, laju ventilasi udara), biologi (jumlah kuman), kimia Pemeriksaan kualitas pangan aspek fisik, biologi dan kimia dengan metode rapid tes. 3. Vektor dan BPP Identifikasi habitat vektor DB, Chikungunya dan Malaria Identifikasi jentik/nyamuk DBD, Chikungunya dan Malaria secara mikroskopis Penangkapan dan Pengambilan specimen untuk Pes*(daerah Khusus) Penangkapan dan Pengambilan Specimen untuk Schistosomiasis *(daerah khusus) Pemeriksaan Laboratorium di Labkesmas Tingkat I

PENJAMINAN DAN PEMBINAAN MUTU LABKESMAS TINGKAT I Pemantapan Mutu Internal (PMI) PMI sesuai dengan lingkup pemeriksaan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Mengikuti PME sesuai dengan lingkup pemeriksaan Frekuensi: minimal 2 kali setahun Disupervisi oleh Dinkes Kab/Kota dan Labkesda Kabupaten/kota Dilakukan Penbinaan Pemantapan Mutu oleh Labkesda kabupaten/kota Supervisi dan penilaian mutu dilakukan minimal 1 kali setahun Penjaminan Mutu Pembinaan Mutu

Pelayanan Laboratorium pada klaster ILP Klaster 2 ( Ibu Hamil – Balita –Remaja) Klaster 3 (Usia Produktif- Lansia) Ibu Hamil : tes kehamilan kadar hemoglobin darah, golongan darah gluko- protein urin tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B), Malaria (daerah endemis), gula darah sewaktu (pada K3), pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui ada tidaknya pembawa penyakit talasemia Bayi : Pengambilan dan pengiriman sampel SHK Remaja kadar hemoglobin darah di sekolah Skrining fakor risiko PTM : DM, thalasemia Skrining TBC, HIV, Lanjut Usia Skrining penyakit menular : TBC, HIV , PPOK Skrining PTM : thalassemia, DM, asam urat, pemeriksaan fungsi ginjal dengan urinalisa dan proteinuria (albumin, ureum dan kreatinin) Skrining faktor risiko stroke dan jantung : Profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) bagi usia ≥ tahun Skrining Ca colorectal bagi resiko sedang dan tinggi : pemeriksaan darah samar. Usia Produktif Skrining penyakit menular : TBC, HIV dan IMS, dll Skrining PTM : DM , Thalasemia Skrining pada calon pengantin : atas indikasi thalasemia, TBC, HIV , Sifilis, hepatitis Ditemukan kasus penyakit menular di klaster 2 dan 3 Klaster 4 ( Penanggulangan penyakit menular ) Tindak lanjut : pencegahan, kewaspadaan dini dan Respon ( Surveilans Pasif dan Aktif)

Alur Pelayanan Labkesmas tk 1 ( Spesimen klinis ) Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer Peningkatan deteksi dini, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan masyarakat Apakah Pasien Perlu periksa laboratorium ? Pasien berkunjung ke Puskesmas di klaster 2 dan 3 Pemeriksaan laboratorium Dapat diberikan pelayanan laboratorium di Puskesmas? pemeriksaaan laboratorium sesuai rekomendasi Ya Tidak Tidak Ya Dokter pemeriksa Rujuk Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan Kembali ke dr pemeriksa klaster penatalaksanaan Lanjut sesuai alur layanan ILP sesuai klaster

Alur Pelayanan Labkesmas Tk 1 ( Sampel Vektor, Binatang Pembawa Penyakit dan Lingkungan) Pengambilan sampel vektor, Binatang pembawa penyakit dan Lingkungan Petugas klaster 4 menindaklanjuti laporan dari klaster 2 dan 3 untuk kasus penyakit menular Peran pelayanan Labkesmas dalam integrasi layanan primer Penyelidikan epidemiologi / contact tracing Dapat dilakukan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas? pemeriksaaan laboratorium sesuai standar Ya Tidak Penanggungjawab laboratorium Rujuk Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan termasuk bila ada kasus KLB/ wabah Penanggungjawab laboratorium Kepala Puskesmas Kasus tersangka KLB/ Wabah Peningkatan deteksi dini pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyakit menular serta faktor risiko kesehatan lingkungan, vektor dan binatang pembawa penyakit serta peningkatan kesehatan masyarakat

26 Tingkatan Parameter Pemeriksaan Di Labkesmas PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 POS YANDU PUSKEMAS SKRINING 14 PENYAKIT 1 STROKE KOLESTEROL LIPID PROFILE Layanan : PoCT Kolesterol total Layanan : Kolesterol Total Lipid Profil Penjaminan Mutu : Posyandu 2 PENYAKIT JANTUNG Layanan : PoCT Kolesterol total Layanan : Kolesterol Total Lipid Profil Penjaminan Mutu : Posyandu 3 HIPERTENSI Layanan : PoCT Kolesterol total Layanan : Kolesterol Total Lipid Profil Penjaminan Mutu : Posyandu Alat : PoCT kolesterol Alat : Fotometer PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 POS YANDU PUSKEMAS SKRINING 14 PENYAKIT 4 DIABETES GULA DARAH, Hba1C Layanan : PoCT Gula Darah Layanan : Gula Darah PoCT HbA1C Penjaminan Mutu : Posyandu Alat : PoCT Gula Darah Alat : Fotometer PoCT HbA1C 5 PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK Tidak ada pemeriksaan Lab - - 6 TUBERCULOSIS MIKROSKOPIK SPUTUM BTA MOLEKULAR TBC (Mtb Rif dan Mtb – Rif INH) KULTUR TBC UJI KEPEKAAN FENOTOPIK DST UJI KEPEKAAN GENOTOPIK (LPA Lini 1 dan LPA Lini 2) - Layanan : Mikroskopik Sputum BTA Molekular TBC - Alat : Mikroskop TCM 7 KANKER PARU Tidak ada pemeriksaan Lab - - PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 POS YANDU PUSKEMAS SKRINING 14 PENYAKIT 8 HEPATITIS B HBsAg ANTI HBs HBeAg HBV DNA SGOT, SGPT BILIRUBIN - Layanan : PoCT HBsAg, PoCT HBeAg, PoCT Anti HBs SGOT, SGPT Bilirubin - Alat : PoCT HBsAg, PoCT HBeAg, PoCT Anti HBs Kimia analyzer HEPATITIS C Anti HCV VIRAL LOAD RNA HCV SGOT, SGPT TROMBOSIT Genotyping HCV Drug Resistance - Layanan : RDT Anti HCV SGOT, SGPT Trombosit Penjaminan Mutu : Melakukan Pemantapan Mutu Internal - Alat : RDT Anti HCV Kimia analyzer Hematology analyzer HEPATITIS A IgM anti HAV IgM & IG G anti HAV Genotyping - Layanan : RDT IgM anti HAV - Alat : RDT IgM Anti HAV

27 Tingkatan Parameter Pemeriksaan Di Labkesmas PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 POS YANDU PUSKEMAS SKRINING 14 PENYAKIT 12 KANKER PAYUDARA Tidak ada pemeriksaan Lab - - 13 KANKER SERVIKS HPV DNA - Layanan : IVA dan Pengambilan specimen smear serviks - Alat : Cocor bebek Preparat 14 KANKER USUS DARAH SAMAR TINJA - Layanan : Darah samar tinja - Alat : Mikroskop PENYAKIT PARAMETER TINGKAT 1 POS YANDU PUSKEMAS SKRINING 14 PENYAKIT 9 HIPOTIROID KONGENITAL TSH - Layanan : Pengambilan spesimen TSH - Alat : Dried Blood Spot 10 THALASEMIA HAEMOGLOBIN Layanan : PoCT Hb Layanan : Darah rutin (Skrining) Penjaminan Mutu : Posyandu 11 ANEMIA Layanan : PoCT Hb Layanan : Darah rutin (Skrining) Penjaminan Mutu : Posyandu Alat : PoCT Hb Alat : Hematologi analyzer

1 LINTAS KLASTER PELAYANAN KEFARMASIAN

OUTLINE 2 1. Tujuan Pembelajaran 2. Pelayanan Kefarmasian

Tujuan Pembelajaran Peserta mampu menjelaskan : Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinis di Puskesmas Edukasi Masyarakat terkait Penggunaan Obat

Pelayanan Kefarmasian Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien . Pelayanan kefarmasian harus sesuai dengan standar ( PP No. 51/2009 ttg Pekerjaan Kefarmasian ) Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas sebagaimana telah diubah dengan Permenkes Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.

Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP Pelayanan Farmasi Klinis DIDUKUNG OLEH SUMBER DAYA KEFARMASIAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGENDALIAN MUTU • Monitoring PELAYANAN KEFARMASIAN • Evaluasi Public health + PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP Pelayanan Farmasi Klinis

Perencanaan Pengadaan/ Permintaan Penerimaan Penyimpanan Pendistribusian Pengendalian Pencatatan, Pelaporan dan Pengarsipan Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP

Perencanaan Bagan alur perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan BMHP PENTING: Dukungan KEPALA PUSKESMAS KOLABORASI antar penanggung jawab klaster dan lintas klaster Perencanaan yang BAIK ◻ cegah kekurangan/kelebihan stok Proses Seleksi Obat ◻ melibatkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas (penanggung jawab klaster dan lintas klaster yang terkait dengan pengobatan) Formularium Puskesmas◻ mengacu pada FORMULARIUM NASIONAL Proses perencanaan kebutuhan sediaan farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang Puskesmas menyediakan data pemakaian obat menggunakan LPLPO periode 1 tahun Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota ◻ kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan sediaan farmasi di Puskesmas di wilayah kerjanya ◻ menyesuaikan anggaran yang tersedia ◻ menjamin ketersediaan obat ◻ cegah potensi kekurangan dan kelebihan stok

Pengadaan Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan lebih luas sebagai proses penyediaan barang, secara teknis merupakan realisasi perencanaan menjadi ketersediaan obat Permintaan dilakukan kepada Instalasi Farmasi kabupaten/Kota Pembelian menggunakan dana kapitasi/BLUD puskesmas

Penerimaan Tenaga Kefarmasian memastikan sediaan farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan yang diajukan oleh puskesmas dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu dan melakukan pencatatan pada kartu stok Perhatikan kesesuaian obat/BMHP yang datang dengan permintaan/LPLPO/Surat pengiriman barang Perhatikan kesesuaian dokumen penerimaan dengan fisik obat/BMHP, cek kondisi fisik, Jumlah, Kekuatan, Jenis sediaan obat/BMHP, nomor bets, masa kedaluwarsa

Penyimpanan Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia, mutunya terjamin sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan aman (tidak hilang) ,

Aspek umum yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan Persediaan Obat dan BMHP disimpan di gudang obat □ lemari dan rak peyimpanan obat Sediaan farmasi dalam jumlah besar (bulk) □ diatas palet, teratur dengan memperhatikan tanda- tanda khusus Penyimpanan dapat dilakukan sesuai alfabet atau kelas terapi dengan sistem FEFO, high alert (LASA) dan life saving (obat emergency) Sediaan psikotropika dan narkotika □ lemari khusus dengan 2 kunci yg berbeda dipegang oleh apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang dikuasakan Sediaan farmasi dan BMHP yang mudah terbakar □ tempat khusus dan terpisah dari obat lain. Contoh: alcohol, chlor etil dll Tersedia lemari pendingin atau penyimpanan obat tertentu □ alat pemantau dan catat suhu pada kartu suhu Jika terjadi pemadaman listrik □ Tindakan pengamanan terhadap obat yang disimpan pada suhu dingin (tempat penyimpanan dengan listrik cadangan) Obat yang mendekati kedaluwarsa (3 sd 6 bulan sebelum tanggal kedaluwarsa tergantung kebijakan puskesmas) □ penandaan khusus dan diletakkan ditempat yang mudah terlihat agar bisa digunakan terlebih dahulu sebelum tiba masa kedaluwarsa Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat penyimpanan obat 1 2 9 8 7 6 3 4 5 Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan harus dapat menjamin kestabilan obat. 10

Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika Permenkes Nomor 5 Tahun 2023 tentang Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi Pasal 49 ayat 3

Contoh pelabelan LASA dan High Alert 41

Penyimpanan Obat Kegawatdaruratan Medis Penyimpanan obat kegawatdaruratan medis harus terjamin keamanannya dari penyalahgunaan, keteledoran maupun dari pencurian ◻ kunci semi permanen/ segel disposibel

43

44

45

Contoh alur pengamanan vaksin jika cold chain bermasalah 46

Pendistribusian Tujuan: memenuhi kebutuhan sediaan sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas sesuai jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat Obat diserahkan bersama- sama dengan form LPLPO sub unit puskesmas yang ditandatangani oleh penanggungjawab jaringan pelayanan puskesmas dan pengelola obat puskesmas sebagai penanggungjawab pemberi obat serta kepala puskesmas Bagan Pendistribusian Sediaan Farmasi dan BMHP

PENGENDALIAN 1. Pengendalian Persediaan untuk mencegah kekurangan : mengajukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kab /Kota, apabila obat dibutuhkan sesuai indikasi medis tdk dapat di penuhi IF maka dapat dilakukan pembelian . untuk mengatasi kekurangan / kekosongan : substitusi obat 2. Pengendalian Penggunaan untukmengetahuijumlahpenerimaandanpemakaianobatsehinggadapatmemastikanjumlahkebutuhanobatdalamsatuperiode. Kata kuncinya : “ KARTU STOK!” 3. Penanganan Obat Hilang , Rusak dan Kedaluwarsa berikan penandaan yang jelas untuk obat yang kedaluwarsa / rusak ( misal : X ). Jika ada selisih stok , telusur melalui kartu stok , dan SBBK. Jika tidak diketahui hilangnya , wajib dilaporkan ke pimpinan . Obat rusak / kadaluwarsa dicatat , dilaporkan ke pimpinan Bangun komunikasi ke dokter , dokter gigi , & tenaga kesehatan lainnya

Pemusnahan Pemusnahan dilakukan untuk sediaan farmasi dan BMHP jika: Produk tidak memenuhi persyaratan mutu Telah kedaluwarsa Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan dan/atau Dicabut izin edarnya

Pencatatan dan Pelaporan Petugas farmasi wajib melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran barang◻ buku catatan pemasukan dan pengeluaran obat dan kartu stok. Pencatatan juga dapat dilakukan secara digital. Pencatatan yang dilakukan harus mampu telusur. Jenis laporan yang dibuat oleh tenaga farmasi: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran obat Laporan Obat Rusak dan Kedaluwarsa Laporan Narkotika dan Psikotropika Laporan Pelayanan Kefarmasian (SIMONA) Laporan Kepatuhan Terhadap Formularium Nasional Laporan Stok Opname Laporan Ketersediaan 40 Obat Esensial Laporan obat program

Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasi dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk: Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat Pelayanan Informasi Obat Konseling Visite (khusus Puskesmas rawat inap) Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat Pemantauan terapi Obat Evaluasi penggunaan Obat Pelayanan Farmasi Klinis

PENGKAJIAN DAN PELAYANAN RESEP Rangkaian kegiatan yang meliputi penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, pengkajian resep (administrasi, farmasetika, klinis) penyiapan termasuk peracikan obat dan penyerahan disertai dengan pemberian informasi obat Tujuan menganalisa adanya masalah terkait obat dan sebagai upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat ( medication error ).

Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat dimulai dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahkan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan. TUJUAN

PELAYANAN INFORMASI OBAT Tujuan : Menyediakan informasi obat kepada pasien dan tenaga kesehatan Memberikan informasi untuk membuat kebijakan Meningkatkan penggunaan obat rasional Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi dan rekomendasi obat yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar puskesmas KEGIATAN memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif atau pasif menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain lain memberikan penyuluhan bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan masyarakat

MANFAAT TUJUAN Suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien ” memberikan pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping, tanda- tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat. Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dan pasien; Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan; Mencegah/meminimalkan masalah terkait obat; Membimbing dan mendidik pasien dalam penggunaan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien. KONSELIN G Kr i t e r i a Pasien rujukan dokter Pasien dengan penyakit kronis terapetik sempit dan poli farmasi . Pasien geriatrik Pasien Pediatrik Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas .

VISITE Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga Kesehatan (dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain) untuk mengamati kondisi klinis pasien secara langsung dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat dan reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD). Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) Tujuan: Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu. Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat yang efektif, terjangkau efikasi dan dengan memaksimalkan meminimalkan efek samping. Tujuan: 1. Mendeteksi masalah dengan Obat. 2. Memberikan yang terkait rekomendasi yang terkait penyelesaian masalah dengan Obat.

Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat e- meso.pom.go.id setiap Kegiatan pemantauan respon terhadap Obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

INOVASI DALAM PENINGKATAN POR DI MASYARAKAT Pencanangan GeMa CerMat oleh Menkes RI Jakarta, 13 November 2015 SK Menkes No. HK.02.02/Menkes/427/2015 GeMa CerMat Adalah upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan obat secara benar Meningkatnya kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam penggunaan obat secara benar Meningkatnya penggunaan obat rasional Ge rakan Ma syarakat Cer das M enggunakan Ob at T UJ U A N

MATERI EDUKASI MASYARAKAT Materi Inti TANYA LIMA O dan Informasi pada Kemasan Obat Penggolongan Obat (Cara Memilih Obat) DAGUSIBU dan Cara Penggunaan Obat POR dan Penggunaan Antibiotik Bijak Materi Tambahan Cegah Penyebaran Novel Corona Virus (covid-19) Penggunaan Obat Kronis (misal Hipertensi, diabetes) Dan lain- lain

METODE EDUKASI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Talk show Acara lebih santai Penyuluhan Satu arah

Media CETAK dan KOMUNIKASI DAN PUBLIKASI ◻ ELEKTRONIK 62 STIKER MEDIA CETAK: ✔ Tabloid ✔ Majalah ✔ Surat Kabar/Media Lokal/Daerah MEDIA ELEKTRONIK Talkshow RADIO Portal berita online Talkshow TV Website/Blog Sosial Media MEDIA CETAK BOOKLET

Kesimpulan Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian sesuai standar dapat meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan mengoptimalkan pelaksanaan integrasi pelayanan kesehatan primer secara berkelanjutan Kolaborasi antara Tenaga Kefarmasian dengan Tenaga Kesehatan lain serta adanya dukungan dari Pimpinan Pelayanan mewujudkan Kefarmasian dapat pelayanan kesehatan Puskesmas dalam berkontribusi untuk yang menyeluruh

TERIMAKASIH
Tags