Integrasi-Interkoneksi-Ilmu-dalam-Islam.pptx

MimiHerman3 0 views 11 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

Integrasi-Interkoneksi-Ilmu-dalam-Islam


Slide Content

Integrasi-Interkoneksi Ilmu dalam Islam Sebuah kajian mendalam tentang upaya menyatukan kembali sains dan agama dalam tradisi keilmuan Islam

1. Latar Belakang Integrasi 01 Kemunduran Ilmu Islam Setelah abad XIII–XIX, dunia Islam mengalami kemunduran ilmu, sementara Barat mengalami kemajuan pesat melalui renaissance. 02 Dikotomi Sains-Agama Terjadi dikotomi antara sains dan agama, yang kemudian melahirkan sekularisasi ilmu . 03 Pemisahan Nilai Sekularisasi memisahkan ilmu dari nilai-nilai agama, menganggap ilmu bebas nilai. memasukkan nilai kedalam ilmu, menyebabkan ilmu itu "memihak", dan dengan menghilangkan obyektivitas nya. 04 Gerakan Integrasi Kondisi ini memunculkan gerakan untuk mengintegrasikan kembali sains dengan agama , di antaranya melalui Islamisasi ilmu dan ilmuisasi Islam.

2. Konsep Integrasi dan Islamisasi Ilmu Islamisasi Ilmu Upaya mengembalikan ilmu pada pusatnya, yaitu tauhid, sehingga ada keselarasan antara ilmu dan iman. Tokoh: Ismail Raji Al-Faruqi, Naquib Al-Attas, Fazlur Rahman, Ziauddin Sardar. Ilmuisasi Islam Konsep dari Kuntowijoyo, yakni menjadikan Al-Qur'an sebagai paradigma ilmu, melalui objektifikasi. Tiga Tipologi Respon (Azyumardi Azra): Restorasionis → ilmu sebatas ibadah. Rekonstruksionis → menafsir ulang agama agar selaras dengan peradaban modern. Reintegrasi → menyatukan wahyu (qauliyah) dan fenomena alam (kauniyah).

3. Kritik dan Tantangan Integrasi Kritik Metodologi Integrasi tidak boleh hanya berupa "mencocokkan" ayat Qur'an dengan sains secara dangkal. Pandangan Kuntowijoyo Kuntowijoyo: ilmu tidak hanya qauliyah (wahyu) dan qauniyah (alam), tetapi juga nafsiyah (nilai, makna, kesadaran). Solusi Amin Abdullah Amin Abdullah: integrasi sulit karena ego sektoral antara ilmu agama dan ilmu umum, sehingga diperlukan interkonektivitas .

4. Pendekatan Integrasi-Interkoneksi Integrasi Memadukan wahyu (hadlarah al-nash), realitas empiris (hadlarah al-'ilm), dan falsafah/etika (hadlarah al-falsafah). Interkoneksi Membangun hubungan timbal balik antar-disiplin agar saling melengkapi. Corak integrasi: paralel, linear, sirkular.

1. Pendekatan Paralel Konsep Ilmu Pengetahuan Paralel Antara ilmu agama dan ilmu umum berjalan berdampingan tanpa saling mengganggu. Keduanya dipelajari secara mandiri, tetapi tetap diakui keberadaannya sebagai bagian dari kebenaran. Ilustrasi Penerapan Ilmu Astronomi: Mempelajari tata surya dengan pendekatan ilmiah. Ilmu Tafsir: Menafsirkan ayat tentang matahari dan bulan dari perspektif agama. Kedua bidang pengetahuan ini sama-sama benar, meskipun tidak saling bertemu langsung, menunjukkan bahwa keduanya dapat eksis secara harmonis.

2. Linear Ilmu umum dipahami sebagai kelanjutan atau penjelas dari ilmu agama, atau sebaliknya. Hubungan ini bersifat berurutan , sehingga ilmu yang satu bisa menjadi landasan bagi ilmu yang lain. Contoh: Al-Qur'an menyebut bahwa "madu adalah obat" (QS. An-Nahl: 69). Ilmu kesehatan modern kemudian membuktikan secara empiris kandungan madu yang bermanfaat bagi tubuh.

3. Sirkular Ilmu agama dan ilmu umum membentuk hubungan melingkar (saling mengisi dan saling menguatkan) . Tidak ada dikotomi, keduanya saling melengkapi dalam satu kesatuan pengetahuan. Jadi, perbedaan utamanya: Paralel sejajar tanpa pertemuan Linear berhubungan secara berurutan Sirkular menyatu dalam hubungan timbal balik

5. Landasan Integrasi-Interkoneksi Normatif-Teologis Bersumber dari wahyu (Qur'an dan Hadis). Historis Menjawab keterpisahan ilmu agama dan umum sepanjang sejarah. Filosofis Obyek berbeda (wahyu vs alam), tetapi sama-sama berasal dari Allah. Psikologis Mengintegrasikan iman, ilmu, dan amal agar seimbang.

6. Bentuk dan Cara Integrasi Integrasi ilmu dapat dilihat dari berbagai bentuk dan cara, mulai dari saling memberi informasi hingga verifikasi teori. Informatif Saling memberi informasi antar-ilmu untuk memperkaya pemahaman. Konfirmatif Ilmu pengetahuan saling menguatkan temuan dan teori satu sama lain. Korektif Saling mengoreksi teori, baik teori ilmiah dengan wahyu atau sebaliknya. Model Rinci Integrasi 1 Similarisasi 2 Paralelisasi 3 Komplementasi 4 Komparasi 5 Induktifikasi 6 Verifikasi

7. Tujuan Akhir Integrasi-interkoneksi bertujuan menjadikan ilmu sebagai sarana menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam dan sains tidak boleh dipisahkan, tetapi harus saling menguatkan dalam membangun peradaban.
Tags