Kelompok 5 EVA (Economic Value Added).pdf

NajwaAlifazahra 0 views 24 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

akuntansi


Slide Content

ECONOMIC VALUE
ADDED
EVA
KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTANAMA ANGGOTA
AHREPI ZAHWA RAHREPI ZAHWA R
FATMA ALFIYAHFATMA ALFIYAH
APRILYANTIAPRILYANTI
RIFA RAIHANARIFA RAIHANA
FALINA LESTARIFALINA LESTARI
UCI HERLINAUCI HERLINA

DAFTAR ISIDAFTAR ISI
1.1.
4.4.
2.2.
5.5.
3.3.
6.6.
7.7.
Latar Belakang
Sejauh mana pengukuran menggunakan
EVA dapat menciptakan nilai bagi
pemegang saham dalam konteks
perusahaan-perusahaan di Indonesia?
Bagaimana konsep Economic Value
Added (EVA) dapat diterapkan dalam
pengukuran kinerja perusahaan?
Studi Kasus
Apa keuntungan dan kelemahan penggunaan
EVA dibandingkan dengan metode
pengukuran kinerja lainnya seperti Return on
Investment (ROI) atau Earnings Per Share
(EPS)?
Sesi Diskusi
Kesimpulan

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pengukuran kinerja
perusahaan menjadi aspek yang sangat krusial dalam penilaian
keberhasilan suatu organisasi. Sebagai salah satu instrumen penting
dalam manajemen keuangan, pengukuran kinerja tidak hanya
bertujuan untuk menilai keuntungan yang dihasilkan, tetapi juga untuk
menilai sejauh mana perusahaan mampu menciptakan nilai bagi
pemegang sahamnya. Salah satu konsep yang diperkenalkan untuk
tujuan tersebut adalah Economic Value Added (EVA).

RUMUSAN
MASALAH KE 1
KELOMPOK 5

BAGAIMANA KONSEP ECONOMIC
VALUE ADDED (EVA) DAPAT
DITERAPKAN DALAM PENGUKURAN
KINERJA PERUSAHAAN?
BAGAIMANA KONSEP ECONOMIC
VALUE ADDED (EVA) DAPAT
DITERAPKAN DALAM PENGUKURAN
KINERJA PERUSAHAAN?
Economic Value Added (EVA) adalah suatu
metode pengukuran kinerja perusahaan yang
mengukur laba ekonomis yang dihasilkan setelah
dikurangi biaya modal yang dikeluarkan untuk
mendanai aktivitas perusahaan. Konsep ini
pertama kali diperkenalkan oleh Stewart pada
tahun 1991 dalam bukunya yang berjudul The
Quest for Value: A Guide for Senior Managers.
Secara matematis, EVA dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
EVA = NOPAT − (WACC × Capital)
RUMUS
KETERANGAN
DI mana :
NOPAT (Net Operating Profit After Taxes) adalah
laba operasional setelah pajak yang diperoleh
perusahaan.
WACC (Weighted Average Cost of Capital) adalah
biaya modal rata - rata tertimbang yang digunakan
untuk mendanai perusahaan, yang mencakup biaya
modal ekuitas dan utang.
Capital adalah total modal yang digunakan oleh
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya.

RUMUSAN
MASALAH KE 2
KELOMPOK 5

APA KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN
EVA DIBANDINGKAN DENGAN METODE PENGUKURAN
KINERJA LAINNYA SEPERTI RETURN ON INVESTMENT
(ROI) ATAU EARNINGS PER SHARE (EPS)?
APA KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN
EVA DIBANDINGKAN DENGAN METODE PENGUKURAN
KINERJA LAINNYA SEPERTI RETURN ON INVESTMENT
(ROI) ATAU EARNINGS PER SHARE (EPS)?
Dalam pengukuran kinerja perusahaan, terdapat beberapa metode tradisional yang sering
digunakan, seperti Return on Investment (ROI) dan Earnings Per Share (EPS). Meskipun
keduanya dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan, keduanya memiliki
keterbatasan dalam hal mencerminkan sejauh mana perusahaan menciptakan nilai bagi
pemegang saham, terutama jika dibandingkan dengan EVA.
Return on Investment (ROI) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan investasi dengan membandingkan laba yang dihasilkan dengan total
investasi yang digunakan. Namun, ROI tidak memperhitungkan biaya modal secara
eksplisit, sehingga tidak dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai apakah laba
yang diperoleh perusahaan cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan untuk modal
yang digunakan.
Earnings Per Share (EPS) adalah rasio laba bersih per saham yang digunakan untuk
mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Namun,
EPS hanya fokus pada laba bersih dan tidak memperhitungkan struktur modal atau biaya
modal yang diperlukan untuk menghasilkan laba tersebut (Mulford & Comiskey, 2002).

LANJUTANLANJUTAN
Sementara itu, EVA memberikan keunggulan lebih besar karena
memperhitungkan biaya modal dalam perhitungannya, sehingga
lebih mencerminkan sejauh mana perusahaan dapat menciptakan
nilai yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Dengan
menggunakan EVA, perusahaan dapat lebih fokus pada keputusan
investasi dan pengelolaan modal yang efisien, yang pada akhirnya
akan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang
(Jensen, 2001).

KEUNTUNGAN EVAKEUNTUNGAN EVA
Salah satu keunggulan utama dari EVA adalah bahwa
ia menghitung biaya modal secara langsung. Dengan
memperhitungkan biaya modal (baik ekuitas maupun
utang), EVA memberikan gambaran yang lebih akurat
mengenai sejauh mana perusahaan dapat
menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham setelah
biaya modal diperhitungkan (Stewart, 1991).
EVA berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang
bagi pemegang saham, dibandingkan dengan
pengukuran kinerja jangka pendek seperti EPS yang
lebih berfokus pada laba bersih per saham dalam
periode tertentu. Dengan menggunakan EVA,
perusahaan terdorong untuk mengambil keputusan
yang lebih berfokus pada keuntungan jangka panjang
dan penggunaan modal yang efisien (Jensen, 2001).
MENGHITUNG BIAYA MODAL SECARA EKSPLISIT
FOKUS PADA PENCIPTAAN NILAI JANGKA PANJANG

KELEMAHAN EVAKELEMAHAN EVA
EVA hanya berfokus pada aspek keuangan dan
tidak memperhitungkan faktor non-keuangan
seperti kepuasan pelanggan, inovasi, atau
keberlanjutan yang juga dapat berpengaruh pada
nilai jangka panjang perusahaan (Graham &
Harvey, 2001).
Beberapa kritik terhadap EVA menyatakan bahwa
fokus pada penciptaan nilai yang terukur secara
keuangan dapat mengabaikan pentingnya investasi
dalam hal riset dan pengembangan, keberlanjutan,
atau faktor-faktor lain yang mungkin tidak langsung
terlihat dalam perhitungan EVA namun penting untuk
pertumbuhan jangka panjang perusahaan (Graham &
Harvey, 2001).
TIDAK MEMPERHITUNGKAN FAKTOR NON-
KEUANGAN
PENGARUH JANGKA PENDEK

RUMUSAN
MASALAH KE 3
KELOMPOK 5

SEJAUH MANA PENGUKURAN MENGGUNAKAN
EVA DAPAT MENCIPTAKAN NILAI BAGI
PEMEGANG SAHAM DALAM KONTEKS
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI INDONESIA?
SEJAUH MANA PENGUKURAN MENGGUNAKAN
EVA DAPAT MENCIPTAKAN NILAI BAGI
PEMEGANG SAHAM DALAM KONTEKS
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI INDONESIA?
Penggunaan Economic Value Added (EVA) telah diterima secara luas di banyak perusahaan
besar, terutama di negara maju. Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan seperti Coca-Cola,
ExxonMobil, dan Johnson & Johnson telah mengadopsi EVA dalam strategi manajerial mereka
untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham (Stewart, 1991).
Bahkan, Coca-Cola mengklaim bahwa penerapan EVA membantu mereka dalam meningkatkan
efisiensi pengelolaan modal dan pengambilan keputusan investasi yang lebih baik.
Namun, di negara berkembang seperti Indonesia, adopsi EVA masih terbatas. Beberapa
perusahaan besar di Indonesia mulai mengimplementasikan EVA dalam laporan keuangan
mereka, namun banyak perusahaan menengah ke bawah yang masih mengandalkan metode
pengukuran kinerja tradisional seperti ROI dan EPS. Salah satu faktor penghambatnya adalah
ketidakpahaman tentang konsep EVA dan tantangan dalam menghitung biaya modal yang
akurat (Sabaruddin, 2009).

PENELITIAN TERKAITPENELITIAN TERKAIT
Menemukan bahwa perusahaan yang
menggunakan EVA sebagai ukuran kinerja
memiliki kinerja yang lebih baik dalam
meningkatkan nilai perusahaan dibandingkan
dengan perusahaan yang hanya menggunakan
pengukuran laba tradisional (Chen, 2007).
Menunjukkan bahwa penggunaan EVA di
Indonesia dapat memberikan dampak positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
terdaftar di bursa efek, terutama dalam hal
efisiensi penggunaan modal dan peningkatan
nilai bagi pemegang saham (Sabaruddin, 2009).
CHEN (2007)
SABARUDDIN (2009)
Mengemukakan bahwa penggunaan EVA dapat
meningkatkan keputusan strategis jangka
panjang dengan mengarahkan perusahaan
untuk berfokus pada penciptaan nilai yang
melebihi biaya modal, yang pada gilirannya
akan menguntungkan pemegang saham.
JENSEN (2001)

KASUS
STUDI
KELOMPOK 5

DIKETAHUI IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN DARI
PERUSAHAAN ABC PADA PERIODE 31 DESEMBER
2020 ADALAH TERTERA DIBAWAH INI :
DIKETAHUI IKHTISAR LAPORAN KEUANGAN DARI
PERUSAHAAN ABC PADA PERIODE 31 DESEMBER
2020 ADALAH TERTERA DIBAWAH INI :
Total Hutang Jangka Panjang Rp 95.000.000
Total Hutang Jangka Pendek
Ekuitas
Total Hutang
Laba
Beban Bunga
Pajak
Rp 155.000.000
Rp 152.000.000
Rp 250.000.000
Rp 224.500.000
Rp 185.500.000
Rp 6.750.000

LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
1. Rumus Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)

NOPAT merupakan salah satu unsur penting dalam perhitungan EVA, NOPAT merupakan laba bersih
ditambah bunga setelah pajak. Jadi, NOPAT atau biasa disebut laba operasi setelah pajak
menggambarkan hasil penciptaan nilai di dalam perusahaan.
NOPAT = EBIT (Laba sebelum kena bunga dan pajak) x (1 - pajak)
Atau juga bisa menggunakan rumus:
NOPAT = (Laba (Rugi) Usaha + Beban bunga) - Pajak
Jadi, NOPAT perusahaan ABC adalah:
NOPAT = (Rp. 224.000.000 + Rp. 185.500.000) - Rp. 6.750.000
= Rp. 409.500.000- Rp. 6.750.000
= Rp. 402.750.000

LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
2. Menghitung WACC (weighted average cost of capital)
Biaya modal rata-rata tertimbang atau weighted average cost of capital (WACC)
digunakan sebagai pengukur untuk menentukan besarnya tingkat biaya modal
menggambarkan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan investor. WACC adalah
biaya ekuitas dalam hal ini dapat digunakan ROE dan biaya hutang masing-masing
dikalikan dengan presentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Adapun
rumus yang digunakan adalah:
WACC = (D x Rd) ( 1 - tax) + (Ex Re)
Di mana :
Tingkat modal (D) = Utang total/total utang dan ekuitas total x 100%
Tingkat modal dan Ekuitas (E) = Beban bunga/utang dan ekuitas total x 100%
Cost of debt (Rd) = Beban bunga/total utang jangka panjang x 100%
Cost of Equity (Re) = (Laba bersih -pajak)/total ekuitas x 100%
Tingkat pajak (Tax) = Pajak/laba bersih sebelum kena pajak x 100%

LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
Sehingga didapatkan:
D = (Rp 250.000.000 / (Rp 250.000.000 + Rp 152.000.000)) x 100% =
62,2%
E = (Rp 152.000.000 / (Rp 250.000.000 + Rp 152.000.000)) x 100% =
37,8%
Rd = (Rp 185.500.000 / Rp 95.000.000) x 100% = 195,3%
Re = (Rp 224.500.000 - Rp 6.750.000) / Rp 152.000.000) x 100% = 143,3%
Tax = (Rp 6.750.000 / Rp 224.500.000) x 100% = 3,01%
WACC = [ (D x rd) (1- tax) + (E x re) ]
= [ (62,2% x 195,3%) (1 - 3,01%) + (37,8% x 143,3%) ]
= [ (0,622 x 1,953) (1 - 0,0301) + (0,378 x 1,433) ]
= [ (1,2) (0,97) + (0,54) ]
= [1,16 + 0,54]
= 1,7

LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
3. Rumus Menghitung IC
Invested Capital (IC) = (total utang + ekuitas) - utang dalam jangka pendek
Jadi, IC perusahaan ABC adalah:
Invested Capital = (Rp. 250.000.000 + Rp. 152.000.000) - Rp. 155.000.000
= Rp. 402.000.000 - Rp. 155.000.000
= Rp. 247.000.000
4. Rumus Menghitung Capital Charges
Capital Charges (CC) = WACC x IC
Sehingga capital charges perusahaan ABC adalah
= 1,7 x Rp.247.000.000
= Rp. 419.900.000

LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
LANGKAH - LANGKAH DALAM
PERHITUNGAN ABC ADALAH SEBAGAI
BERIKUT
5. Menghitung EVA (Economic Value Added).
Rumus: EVA = NOPAT - Capital-Charges
= Rp. 402.750.000 - Rp. 419.900.000
= Rp. -17.150.000
Kesimpulannya : EVA < 0 atau bernilai negatif, artinya perusahaan ABC tidak
mengalami nilai tambah ekonomi. Sehingga, perusahaan tidak bisa memenuhi
harapan para pemodal karena laba yang tersedia tidak mampu memenuhinya.
Jika EVA > 0, maka perusahaan telah mampu menciptakan nilai tambah ekonomis
setelah perusahaaan membayar semua kewajiban para pemodalnya.
Sementara itu, apabila EVA = 0, maka nilai tersebut menunjukan bahwa penerimaan
perusahaan dalam posisi impas, dan perusahaan telah mampu membayarkan semua
kewajiban untuk para pemodal kreditur sesuai ekspetasinya.

DISKUSI
SESI
KELOMPOK 5

KESIMPULANKESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
Economic Value Added (EVA) merupakan metode yang efektif untuk mengukur kinerja
perusahaan dengan mempertimbangkan biaya modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba. Berbeda dengan metode tradisional seperti Return on Investment
(ROI) dan Earnings Per Share (EPS), yang hanya fokus pada laba, EVA memberikan
gambaran yang lebih komprehensif tentang apakah perusahaan menciptakan nilai lebih
dari biaya modal yang telah dikeluarkan.
Penggunaan EVA di negara berkembang seperti Indonesia masih terbatas, dan
perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu meningkatkan pemahaman serta kemampuan
mereka dalam menerapkan metode ini untuk mendapatkan manfaat maksimal dalam
penciptaan nilai bagi pemegang saham.

KASIH
TERIMA
KELOMPOK 5
Tags