Kemampuan Fondasi Transisi PAUD Menuju SD

gladysppg27 5 views 41 slides Sep 10, 2025
Slide 1
Slide 1 of 41
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41

About This Presentation

Apa saja kemampuan fondasi anak dan bagaimana cara memperkuatnya ?


Slide Content

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI Materi 2 Mengapa kita perlu membina kemampuan fondasi pada anak ? DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA 2024 PDM-09 Transisi PAUD SD

Pembuka PERKENALAN RINI RUFAIDAH, S.Pd . Guru Kelas 1 SDN KUTISARI 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

I CE BRE A K I NG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

Memahami kemampuan fondasi Memahami cara membangun kemampuan fondasi melalui pembelajaran . Merancang asesmen awal , modifikasi pembelajaran , serta asesmen non-testing untuk evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran . Mengetahui proses pembelajaran yang efektif untuk membangun kemampuan fondasi . Masih ingat dengan keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru agar dapat melangsungkan pembelajaran yang membangun kemampuan fondasi secara efektif ? Mari mulai dengan yang pertama !

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

Di sesi pertama mari kita melakukan kegiatan menggambar wajah teman di hadapan atau sebelah Ibu/ Bapak. Tidak perlu khawatir apabila gambar Anda tidak bagus , karena bukan hal itu yang dilihat . 2

Setelah melakukan aktivitas Menggambar Wajah , mari kita diskusikan bersama kelompok , pertanyaan pemantik berikut . Pertanyaan Kemampuan apa saja yang diperoleh melalui kegiatan menggambar wajah teman ? Aspek kemampuan fondasi apa saja yang mencakup kemampuan tersebut ? Diskusi Kelompok

Untuk menggambar wajah , dibutuhkan keterampilan jemari atau motorik Anda dalam menggambar , selain kemampuan visual untuk mengamati wajah teman Anda. Ketika Anda saling menggambar , ada kerjasama dengan teman Anda, membuat kesepakatan terlebih dahulu yang melibatkan keterampilan sosial . Ketika teman tertawa , Anda juga menangkap emosi yang dirasakan oleh teman Anda. Ini tentunya berkaitan dengan kemampuan mengenali emos i. Kemampuan mengenali emosi juga melibatkan kemampuan kognitif kita . Misalnya , saat kita menebak ekspresi yang ditampilkan teman . Jadi, jelas banyak kemampuan yang terlibat dalam kegiatan sederhana seperti menggambar tadi . Bagaimana pengalaman Anda ketika menggambar tadi ? Kemampuan atau keterampilan apa saja yang Anda gunakan dalam menggambar teman sebelah Anda? ?

Mari kita simak video ini Sampaikan pendapat Anda!

Dari menyimak video di atas , dan juga dari permainan menggambar wajah di awal , kita dapat belajar bahwa fondasi yang kokoh diperlukan untuk mengembangkan kapasitas “ bangunan ” di masa depan . Dari sudut pandang perkembangan anak , kemampuan fondasi yang kokoh memungkinkan anak memiliki berbagai kemampuan lain yang lebih kompleks . Sebaliknya , fondasi yang rapuh dapat membuat anak sulit membangun kemampuan yang lebih kompleks di kemudian hari . Membangun fondasi yang kuat juga akan membutuhkan waktu dan upaya yang lebih , namun penting untuk dilakukan di awal . Pentingnya Sebuah Fondasi

INGAT! Kemampuan Fondasi Dari dua kegiatan sebelumnya , kita sudah mengenal pentingya kemampuan fondasi untuk dibangun pada anak . Mari kita pahami lebih jauh apa yang dimaksud dengan kemampuan fondasi ! Kemampuan fondasi adalah nilai- nilai, pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh anak usia dini dan tidak terbatas calistung! Kemampuan Fondasi ini perlu secara konsisten dibina pada masa perkembangan anak usia dini, dari usia 0 s.d. 8 tahun.

Anak ini bisa berada di PAUD maupun di SD kelas awal. menginginkan profil Anak seperti di bawah ini? Setujukah Anda bahwa Anda akan Bayangkan anak usia dini usia 0-8 tahun yang Anda kenal. Kemampuan Mengenal Tuhan dan memiliki budi pekerti yang baik Mampu mengelola emosi Memiliki fisik motorik yang baik untuk merawat dirinya secara mandiri Mampu berkomunikasi secara sehat Memaknai belajar sebagai suatu kegiatan yang positif Memiliki kematangan kognitif untuk mengikuti kegiatan belajar Contoh Karakteristik Anak tahu memukul itu tidak baik, berbohong itu tidak baik Anak tidak tantrum Anak mampu mengancingkan pakaian Anak mampu mengutarakan gagasan Anak tahu bahwa belajar baik untuk dirinya, anak senang ketika dapat menguasai hal baru melalui belajar Anak memiliki pemahaman yang cukup sehingga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

Bagaimana kita dapat mengetahui anak sudah memiliki kemampuan fondasi? Kemampuan fondasi yang sudah dimiliki oleh anak dapat dilihat dari perilaku yang teramati pada anak. Melalui perilaku, kita tahu apakah anak telah memiliki kemampuan fondasi tertentu atau belum. Contoh Bagaimana kita tahu seorang anak memiliki keterampilan sosial dan bahasa yang memadai? Jawab Kita tahu seorang anak memiliki keterampilan sosial ketika ia termati dapat berkomunikasi dengan teman sebayanya atau orang dewasa dengan tutur kata yang baik.

Kemampuan Fondasi akan tercermin dari perilaku yang ditunjukkan anak Mari kita lihat contoh-contoh perilaku pada setiap enam kemampuan fondasi !

Kemampuan Fondasi : Mengenal nilai agama dan budi pekerti Kata Kunci Mengenal nilai agamanya Mengenal budi pekerti Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut: 1

Kemampuan Fondasi : Mengenal nilai agama dan budi pekerti Kata Kunci Mengenal nilai agamanya Mengenal budi pekerti Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut: 1

Kata Kunci Keterampilan sosial Keterampilan bahasa Interaksi dengan teman Interaksi dengan individu lain Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut: Kemampuan Fondasi: Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan individu lainnya 3

Kata Kunci Positif terhadap belajar Senang belajar Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut: Kemampuan Fondasi : Pemaknaan terhadap belajar yang positif 4

Kata Kunci Keterampilan motorik Bergerak Perawatan diri Partisipasi mandiri Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut: Kemampuan Fondasi: Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri 5

Kemampuan Fondasi: Kematangan kognitif yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar, seperti kepemilikan dasar literasi, numerasi, serta pemahaman dasar mengenai hal-hal mendasar yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari 6 Kata Kunci Kematangan kognitif Punya dasar literasi Punya dasar numerasi Paham hal dalam hidup sehari-hari Berani mencoba dan bereksplorasi Anak yang memiliki ‘kata kunci” tersebut akan memiliki perilaku teramati sebagai berikut:

Ingat selalu! Lingkup kemampuan fondasi yang penting bagi anak tidak hanya calistung. Calistung merupakan bagian kecil dari kemampuan literasi dan numerasi ( kognitif ) yang perlu dimiliki oleh anak . Juga terdapat kemampuan lain yang perlu dimiliki seperti seperti memiliki nilai agama dan budi pekerti , motorik , berkomunikasi secara sehat , dan lainnya .

Kita telah memahami bersama bahwa fondasi menjadi dasar bagi “bangunan” selanjutnya. Demikian pula, kemampuan fondasi akan menjadi dasar bagi kemampuan-kemampuan lain yang lebih kompleks. Bayangkan apa yang mungkin terjadi bertahun-tahun kemudian jika ada kemampuan fondasi yang tidak terbangun dengan baik. Mari bermain untuk menelaah kemungkinan tersebut ! Apa yang terjadi jika kemampuan fondasi tidak terbangun dengan baik?

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI Tentukan kemampuan Fondasi dari ka r tu yang diterima ! No Kemampuan Fondasi Perilaku 1. 2.

1 2 Apa yang akan terjadi pada anak di kelas 3 jika perilaku tersebut dibiarkan ? Bagaimana kemampuan fondasi yang perlu dibina dapat dikuatkan melalui kegiatan di sekolah? Diskusikan pertanyaan pemantik berikut! 1 2

Mari lihat gambar-gambar berikut! Anak berlarian bersama teman Anak mengutarakan pendapatnya Anak memotong sayur menggunakan pisau Anak membaca buku Anak menghibur temannya yang bersedih

Cek pemahaman! Tanya: Menurut Anda, apakah anak tiba-tiba memiliki semua kemampuan tersebut? Apakah dengan 1 atau 2 kali pertemuan pembelajaran anak dapat memiliki keterampilan motorik yang membuatnya dapat berlarian dengan bebas atau memotong-motong sayuran? Apakah dengan beberapa kali pertemuan pembelajaran anak dapat memiliki kematangan emosi yang cukup sehingga membuatnya berempati dan menolong temannya yang bersedih dan terluka?

Kepemilikan kemampuan fondasi tidak dibangun secara instan atau dalam waktu yang singkat. Kemampuan tersebut dibangun secara bertahap dan berkesinambungan Elemen Keterampilan Gerak PJOK: Dapat dibangun sejak PAUD Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan kemampuan dalam menirukan aktivitas pola gerak dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional). — Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri Tahap awal Tahap selanjutnya Anak dapat berpindah tempat dengan berjalan seimbang tanpa terjatuh Tahap selanjutnya Anak dapat mengatur tubuhnya untuk berjalan, berlari, berhenti, dan mengubah arah gerak tanpa kehilangan keseimbangan Anak berlarian bersama teman Anak kuat menopang tubuhnya untuk berdiri tegak dengan 2 kaki

Kepemilikan kemampuan fondasi tidak dibangun secara instan atau dalam waktu yang singkat. Kemampuan tersebut dibangun secara bertahap dan berkesinambungan Tahap awal Tahap selanjutnya Tahap selanjutnya Anak memotong sayur menggunakan pisau — Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri yang memadai untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri Anak mengenali bagian tubuhnya Anak memahami fungsi bagian tubuhnya Anak dapat menggerakkan dan menggunakan bagian tubuhnya sesuai fungsinya Dapat dibangun sejak PAUD Elemen Pemanfaatan Gerak PJOK: Peserta didik juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan pola perilaku hidup sehat berupa mengenali nama dan fungsi anggota tubuh, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Kepemilikan kemampuan fondasi tidak dibangun secara instan atau dalam waktu yang singkat. Kemampuan tersebut dibangun secara bertahap dan berkesinambungan Tahap awal Tahap selanjutnya Anak dapat mengelola emosi dirinya Tahap selanjutnya Anak mengenali emosi yang dirasakan oleh orang lain Anak menghibur temannya yang bersedih — Anak mengenali berbagai emosi yang dirasakannya Dapat dibangun sejak PAUD Lihat juga pada agama lainnya! Kematangan emosi yang cukup untuk berkegiatan di lingkungan belajar Elemen Etika Agama Budha:Pada akhir fase A, peserta didik menerima dan menjalankan nilai-nilai kediaman luhur dan Pancasila dasar negara berlandaskan pada kesadaran terhadap nilai-nilai umum Hukum Karma dalam menjalankan aturan dan sopan santun di lingkungan rumah, sekolah, dan rumah ibadah; memenuhi kebutuhan pergaulan dan kebutuhan mempertahankan hidup dalam hubungannya dengan orang terdekatnya; membantu antarsesama di lingkungan rumah, sekolah, dan rumah ibadah; dan melakukan musyawarah sederhana untuk mufakat di lingkungan sekolahnya. Elemen Akhlak Agama Islam: Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-hari dalam ungkapan- ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama manusia, terutama orang tua dan guru.

Kepemilikan kemampuan fondasi tidak dibangun secara instan atau dalam waktu yang singkat. Kemampuan tersebut dibangun secara bertahap dan berkesinambungan Tahap awal Tahap selanjutnya Tahap selanjutnya Anak mengutarakan pendapatnya — Anak mengekspresikan kebutuhan dengan satu atau dua kata Anak mengutarakan kalimat sederhana Anak mengutarakan perasaan, pikiran, menggunakan kata- kata “dan”, “atau”, dll (kalimat bertingkat) Dapat dibangun sejak PAUD Keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan individu lainnya Elemen Berbicara dan Mempresentasikan Bahasa Indonesia: Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.

Apakah betul, perubahan pembelajaran yang mendukung transisi PAUD ke SD yang menyenangkan menjadikan di PAUD tidak boleh calistung? Atau sebaliknya, apakah di PAUD justru harus sering diajarkan membacaagar nanti di SD anak tidak tertinggal dengan anak lain dalam hal calistung? Padahal, proses anak belajar membaca, menulis, dan berhitung tidaklah instan. Artinya, kemampuan ini perlu dibangun secara bertahap, memperhatikan kemampuan apa saja yang sudah dimiliki anak sebagai prasyarat, dan kesiapan anak untuk menguasai kemampuan lainyang dapat mendukung kesiapannya calistung. → Mari membahas lebih dalam cara menguatkan dasar dari kemampuan literasi dan numerasi anak, bukan hanya calistung. Bagaimana dengan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung?

Mari kita lihat bersama Sebelum anak dapat membaca lancar dan memahami teks yang dibaca, anak perlu dikembangkan dahulu kemampuan literasinya. Mari kita lihat ilustrasi tahapan perkembangan literasi anak!

Keenam cakupan kemampuan dasar literasi ini perlu dilalui anak satu demi satuagar anak dapat mengembangkan kemampuan membaca yang optimal. Anak mampu mengutarakan ide- idenya Anak mengetahui lingkungan sekitarnya. Misalnya dengan melihat banyak pohon kelapa, suhu udara panas, suara ombak, anak paham bahwa ia berada di daerah pesisir (pantai) (pengetahuan latar). Dengan mengenal lingkungan dan benda di sekitar, banyak mendengarkan percakapan dan diajak bercakap-cakap, anak semakin bertambah kosa katanya sebagai tabungan kata anak (kosa kata). Anak memahami bahwa kata yang diucapkan sehari-hari terdiri atas bunyi huruf tertentu. Misalnya ketika anak mengucapkan kata “buku”, anak memahami bahwa yang kata yang diucapkan itu terbentuk dari dua suku kata (bu -ku), merupakan bunyi awal dari huruf “b” bukan “d”. Kemampuan ini merupakan bekal anak nantinya mengaitkan bunyi huruf maupun kata, dengan teks yang dilihat. (kesadaran fonemik) Semakin banyak perbendaharaan atau “tabungan kata” anak, maka anak akan mulai mengaitkan apa yang dilihat (simbol, gambar, logo, dan lainnya) dengan kata-kata yang sering diucapkan dan dimaknai Anak mulai belajar mengaitkan huruf-huruf dengan bunyi dari kata-kata yang sering diucapkan anak. Kemampuan ini dapat terus dikembangkan hingga pembentukan suku kata dan kata sederhana maupun kompleks sesuai perkembangan kemampuan anak (keaksaraan) ( kemampuan bertutur ) (kesadaran cetak). Tahapan Kemampuan Literasi Anak

Mari kita lihat bersama Bagaimana dengan berhitung? Apakah berhitung hanya berkaitan dengan angka? Apakah anak harus dipaparkan dengan angka setiap hari? Mari kita lihat ilustrasi tahapan perkembangan numerasi anak!

Pola Bilangan Pengukuran Geometri Analisis Data Satu lingkup numerasi tidak harus menjadi prasyaratdari lingkup lainnya . Namun , dalam pengembangan kemampuan satu lingkup perlu dilakukan secara bertahap Kemampuan numerasi tidak hanya berbicara terkait angka dan perhitungan.Numerasi berbicara mengenai lima lingkup yang perlu dikembangkan sejak dini agar dapat membantu anak memahami cara dunia bekerja. Apa saja lingkup kemampuan numerasi? Kemampuan Numerasi Anak → Mari kita lihat ilustrasi salah satu lingkup numerasi yaitu Bilangan.

Contoh Pengembangan Kemampuan Bilangan Dalam mengenalkan bilangan (angka) Atau apakah harus dipaparkan langsung dengan angka setiap hari? menghafalkan bentuknya dan membunyikannya?Tentu tidak. Mari kita lihat proses berikut. Anak perlu menyadari jumlah benda di sekitarnya. Banyak, sedikit -yang mewakili benda konkrit di sekitarnya. Anak mulai dapat membilang jumlah benda yang ia lihat. Jika disebutkan 4 apel, ia dapat menunjukkan benda konkrit yang ia lihat mewakili jumlah 4 apel. Sedikit Banyak Ada empat apel Anak mulai diajak memahami bahwa simbol angka 1mewakili jumlah 1 buah apel Ini adalah angka satu Anak sudah mulai paham simbol 1 adalah representasi dari bilangan 1 Sebelum anak mengenal bilangan, anak perlu memahami konsep dari bilanganitu sendiri. Artinya, anak bentuk simbolbilangannya, tetapi tidak memahami makna dari simbol bilangan yang ia lihat mewakili jumlah bendanya. tidak hanya diajak menghafal

Ingat selalu! Sebagai guru, penting untuk mengetahui bahwa kemampuan fondasi tidak dapat dibangun secara instan. Karenanya, bangun kemampuan fondasi secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan.

Bagaimana kegiatan di PAUD dan di SD dapat membangun kemampuan fondasi tersebut secara bertahap? Kemampuan fondasi dapat dibangun di PAUD dan di SD dengan menggunakan kurikulum. Di dalam Kurikulum Merdeka PAUD,kemampuan fondasi ini menjadi capaian pembelajaran (CP) yang dapat dibangun secara bertahap dari sejak dini hingga 6 tahun. Namun, tidak berhenti di 6 tahun saja, pembangunan kemampuan fondasi perlu dilanjut hingga SDkelas awal yaitu hingga anak berusia 8 tahun. Di SD, kemampuan fondasi ini dapat dibangun secara bertahap melalui CP Fase A di Kurikulum Merdeka SD. Kegiatan di PAUD dan di SD kelas awal dapat dirancang untuk dapat mencapai kemampuan fondasi yang ada di dalam CP tersebut. → selengkapnya mengenai caranya, mari kita bahas di Materi selanjutnya!

#PAUDBERKUALITAS #PAUDITUPENTING #TRANSISIPAUDSD TERIMA KASIH!

P a k Eko a d a l a h guru PJOK. Beli a u ingin mengen a lk a n bil a ng a n p a d a pesert a didikny a mel a lui pembel a j a r a n PJOK. Bagaimana cara p a k Eko merancang pembelajaran sesuai kasus tersebut ? Eksplorasi Ide Merancang Pembelajaran