Koloid edit hdhdhdyebxhshsbejollapz.pptx

redypristanto1 9 views 17 slides Sep 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

2


Slide Content

Albumin dan Hydroxy Ethyl Starch

Definisi Koloid Koloid adalah: cairan yang mengandung albumin dalam plasma, tinggal dalam intravaskuler cukup lama (waktu tinggal 3-6 jam ) volume yang diberikan sama dengan volume darah. memiliki sifat protein plasma sehingga cenderung tidak keluar dari membran Koloid dalam pemberian harus dipantau sebab dapat berakibat overload cairan karena koloid akan memperluas kedalam intravascular lebih besar daripada jumlah cairan infus sehingga dapat menyebabkan Decompesatio Cordis (payah jantung). Contoh cairan koloid : Albumin, HES (Hydroxyetyl Starches), Dextran, dan Gelatin,

Albumin merupakan protein terkecil dengan ukuran 69.000 dalton . Distribusi albumin 60-80% dalam sirkulasi dan 40% berada dalam volume sirkulasi. Pada orang normal, 60% albumin tersimpan dalam ruang interstisial. K oloid ata u biasa disebut “plasma expander ”, terdapat zat/bahan yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler .

Sifat-sifat koloid Larutan stabil dan mudah disimpan untuk waktu yang lama. Koloid bebas dari zat-zat pirogen, antigen dan toksik. Tekanan osmotik koloid yang adekuat dicapai dengan waktu paruh beberapa jam. Metabolisme dan ekskresi koloid tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada resipien. Infus tidak menimbulkan koagulopati, hemolisis, aglutinasi sel darah merah, atau gangguan cocok silang . Mengganti kehilangan volume darah dengan cepat. Mengembalikan keseimbangan hemodinamik. Menormalkan aliran sirkulasi mikro. Memperbaiki hemoreologi. Memperbaiki penyediaan O2 dan fungsi organ.

Pemilihan Cairan Koloid Pemilihan jenis cairan resusitasi harus mempertimbangkan tipe defisit cairan, urgensi dan patofisiologi yang mendasari, serta tekanan onkotik koloid plasma. Dengan mengenal sifat-sifat koloid maka penggunaan koloid ditujukan pada peningkatan tekanan onkotik plasma dan memindahkan dengan efektif cairan dari kompartemen interstisial ke dalam kompartemen plasma.

Penggunaan Cairan Koloid Syok Akibat Perdarahan   R esusitasi awal untuk syok hipovolemik dimulai dengan cairan kristaloid. Pada perdarahan kelas I (kurang dari 15%) cukup diberikan kristaloid dengan volume penggantian 3-4 kali perkiraan kehilangan darah. Untuk perdarahan sekitar 15-30% memerlukan cairan kristaloid dan koloid. Pada perdarahan lebih dari 30% diperlukan penggantian darah disamping cairan kristaloid dan koloid.

Penggunaan Cairan Koloid Sirosis Hepatis dengan Asites Hipoalbuminemia dan hipertensi porta I pada sirosis mengakibatkan asites. Asites tersebut suatu saat tidak dapat lagi diatasi dengan diuretika. Dalam hal ini diperlukan intervensi cairan koloid. Koloid yang biasa dipakai adalah plasma dan albumin. Parasentesis yang dilakukan dengan menggunakan albumin tidak menyebabkan gangguan hemodinamik dibandingkan yang tidak menggunakan albumin. Parasentesis menggunakan hemaccel memberikan hasil yang sama dengan albumin, namun keunggulan hemaccel lebih menekan biaya .

Penggunaan Cairan Koloid Sindrom Nefrotik Keadaan hipoonkotik pada sindrom nefrotik yang berperan dalam menimbulkan edema perifer dan iperlipidemi dapat diperbaiki dengan pemberian koloid. Albumin dan dextran dapat digunakan dala kasus ini .

Penggunaan Cairan Koloid Syok Septik   Syok septik dikaitkan dengan defisit volume intravaskular absolut dan relatif sehingga juga responsif terhadap terapi cairan. Resusitasi cairan dengan koloid memberikan efek hemodinamik yang lebih baik dan cepat daripada kristaloid. Efektifitas HES 6% dibandingkan albumin 5% tidak berbeda bermakna.

Penggunaan Cairan Koloid Malnutrisi   Malnutrisi energi protein terjadi bila ada kekurangan energi atau protein untuk memenuhi kebutuhan metabolik sehingga menimbulkan gangguan proses-proses fisiologis normal. Defisiensi energi dan protein biasanya terjadi bersamaan, namun kadang-kadang salah datu lebih dominan. Meskipun terdapat keunggulan alimentasi enteral daripada pemberian nutrisi parenteral, ada beberapa komplikasi terapi enteral seperti intoleransi dan diare. Pemberian koloid berupa plasma darah maupun albumin dapat diberikan pada keadaan hipoalbuminemia berat, intoleransi terhadap nutrisi enteral dan infeksi agar terapi dengan antibiotik menjadi lebih baik.

Jenis-jenis Cairan Koloid A . Koloid Alamiah 1. Albumin Endogen   Albumin adalah protein utama yang dihasilkan oleh hati, tersusun dari 548 asam amino. Lima puluh persen sintesis protein hepar adalah albumin dengan produksi total 100-200 mg/kgBB/hari. Albumin adalah protein serum utama yang mempengaruhi 80% tekanan onkotik koloid. Albumin berikatan denga kation dan anion dan sebagai pengangkut beberapa bahan seperti asam lemak, obat-obatan, bilirubin, hormon, enzim, logam dan radikal bebas oksigen. Reran albumin dalam sintesis albumin endogen ini lebih pada kontribusinya terhadap tekanan onkotik. Karena itu adanya cairan onkotik lain dalam ruang intravaskular akan menurunkan sintesis albumin .

Jenis-jenis Cairan Koloid 2. Albumin Eksogen Ada 3 jenis albumin eksogen yang berasal dari ekstraksi plasma donor manusia dan telah diproses untuk inaktivasi virusnya yaitu larutan albuminserum manusia 5% dan 25% serta fraksi protein yang dimurnikan (Purified Protein Fraction/PPF). Efek samping resiko hepatitis dan AIDS, edema paru, penurunan kadar Ca++ dan reaksi anafilaksis .

Indikasi pemberian albumin Penurunan volume intravaskular akut seperti perdarahan, trauma, vasodilatasi akut . Kehilangan cairan di 'rongga ketiga' seperti peritonitis akut, mediastinitis dan pasca operas i besar. Luka bakar . Penyakit kronik seperti sirosis dan sindro nefrotik disertai dengan penurunan volume akut (sesudah parasentesis, dialisis atau diuresis yang banyak). Sebagai larutan 'pump priming' pada by pass kardiopulmoner dan hemodialisis . Produk darah alamiah lain seperti FFP, trombosit dan sel darah merah tidak direko- mendasikan sebagai ekspander plasma .

Rumus pemberian albumin D = Desire Albumin Level ( kadar Albumin yang dikehendaki ) A = Actual Albumin Level ( kadar Albumin sekarang ) B W = Body Wieight ( Berat badan ) Rumus   :   Contoh  : Nilai Normal Albumin = 3,5 – 4,5 Diket : Hasil Albumin pasien = 2,1 Berat badan pasien = 50 Kg Berapa Albumin yang diperlukan. Jawab  : =  =   =   0,9 X 20 X 2 = 36 gram Albumin Perhatian  : 1. Memberikan albumin tidak boleh cepat-cepat minimal 4 jam 2. Maksimum pemberian albumin tidak boleh lebih dari 2 kolf / hari.  

Jenis-jenis Cairan Koloid B. Hydroxiethyl Starch /Hetastarch/HES Hetastarch adalah molekul sintetikyang menyerupai glikogen, yang diproduksi sebagai upaya mencari koloid dengan reaksi minimal, bebas dari sifat toksik dan dari reaksi imunologis. HES merupakan modifikasi dari amilopektin, suatu cabang polimer glukosa dari jenis jagung tertentu. Farmakokinetik HES kompleks karena heterogennya ukuran. Kinetika seluruh cairan infus sangat kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti .

Indikasi pemberian HES T erapi dan profilaksis defisiensi volume (hipovolemia) dan syok (terapi penggantian volume) berkaitan dengan perdarahan (syok hemoragik), kombustio (syok kombustio) dan infeksi (syok septik). Adapun kontraindikasi pemakaian adalah gagal jantung kongestif berat, gagal ginjal, gangguan koagulasi berat (kecuali kedaruratan yang mengancam nyawa), cairan berlebih (hiperhidrasi), kekurangan cairan yang berat (dehidrasi), perdarahan serebral dan alergi terhadap kanji. HES tersedia sebagai larutan 6% isoonkotik dan larutan 10% hiperonkotik dalam NaCI 0,9%. Dosis HES kontroversial. Kebanyakan pasien akan berespon terhadap 500-1000 ml. Dosis dibatasi sampai 1500 ml atau 20 ml/kgbb/hari. Dosis tersebut dapat diberikan dalam waktu 1 jam.

Komposisi cairan koloid Cairan Koloid Produksi Tipe Waktu paruh Indikasi Plasma protein Human plasma Serum consered human albumin 4-15 hari Pengganti volume Hipoproteiinemia Hemodilusi Dextran Leconostoc mesenteroid B512 D60/70 6 jam Hemodilusi Gangguan Mikrosirkulasi (stroke) Gelatin Hidrolisis dari kolagen binatang Modifien gelatin, urea linked, oxylopi gelatin 2-3 jam Substitusi volume Starch Hidrolisis asam dan EO Hydroxyethyl 6 jam Substitusi volume Hemodilusi
Tags