KOPSI IPA.pptxmnxcbvmnsbmcb m,sd bc,msbd,cb,sdms,kdbmsdfmns dm ,ms

ssuserf5773f 7 views 26 slides Sep 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

sfvdfvsdvsd


Slide Content

  ECO-CANVAS: PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG PUTIH ( Allium sativum linn ) DAN KULIT PINANG ( Areca catechu l. ) SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN KERTAS MEDIA LUKIS DAN KALIGRAFI YANG RAMAH LINGKUNGAN AQLAN FAWWAZ RAMADHAN M.CIKAL YUDISTIRA TSAQIIF GHOZI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU NURUL ILMI JAMBI TAHUN 2021

BAB I PENDAHULUAN Bawang ( Allium cepa L.) dan pinang (Areca cathecu ) salah satu komoditi terbesar di Indonesia dimana kedua tanaman ini sering di ekspor keluar negeri . Di Jambi, pada tahun 2019 tanaman bawang memiliki luas 1.506,50 Ha dengan produksi 96863,00 Ton. Sedangkan luas kebun pinang di Jambi 21531,00 Ha ( pusat statistik provinsi jambi:2021). Hal ini menjadi nilai tambah pendapatan masyarakat dalam hal komoditi lokal . Disatu sisi , kedua tanaman ini menghasilkan sampah yang cukup banyak dan apabila sampah dari kedua tanaman ini tidak diolah dengan baik akan menjadi masalah dikemudian hari . Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat . Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami , dan mengandung selulosa . Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu berhubungan dengan manusia .

Tumpukan sampah kulit pinang yang menutup aliran air, ketika hujan sekolah akan kebanjiran . Tumpukan sampah kulit bawang di sekitar dapur umum Sekolah Islam Terpadu Nurul Ilmi Jambi yang dibuang begitu saja dan tidak diolah dengan baik , sehingga menimbulkan bau tidak enak dan merusak pemandangan . Hasil Temuan Dilapangan

Melihat kandungan kulit bawang yang mengandung selulosa untuk bahan baku pembuatan kertas serta kulit pinang yang mengandung serat berpotensi menjadi bahan baku pembuatan ketas yang ramah lingkungan . Peneliti melakukan penelitian untuk menguji potensi kedua tanaman ini untuk dijadikan kertas komfosit yang ramah lingkungan . Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ECO-CANVAS Uji Potensi Nano Selulosa Allium cepa L. dan Serat Areca cathecu Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kertas Komfosit Yang Ramah Lingkungan . Oleh karena itu peneliti mencari ide untuk memecah masalah dari sampah kulit bawang dan kulit pinang yang terbuang begitu saja . Sejauh ini , kulit bawang digunakan untuk untuk pupuk organik maupun sebagai insektisida karena kulit bawang mengandung Flavonoid , alkaloid, tannin dan minyak atsiri .

Berdasarkan latar belakang di atas , rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pembuatan kertas dari kulit bawang dan serat pinang ? 2. Bagaimana potensi kulit bawang dan serat buah pinang sebagai bahan pembuatan kertas yang ramah lingkungan ? 3. Bagaimana kualitas kertas berbahan dasar kulit bawang dan serat buah pinang ? Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses pembuatan kertas dari kulit bawang dan serat pinang . 2. Untuk mengetahui potensi kulit bawang dan serat pinang sebagai bahan pembuatan kertas yang ramah lingkungan . 3. Untuk mengetahui kualitas kertas dari kulit bawang dan serat pinang . Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru dan sekolah , sebagai media pembelajaran dan sebagai masukan dalam menyusun program peningkatan kualitas sekolah dan kinerja guru. 2. Bagi pemerintah , sebagai masukan dalam menciptakan inovasi yang ramah lingkungan dari kearifan lokal . 3. Bagi penulis , selain menambah wawasan penelitian ini sebagai syarat mengikuti lomba Kompetisi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2021.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kertas Kertas merupakan produk dari hasil pemanfaatan selulosa sebagai bahan bakunya . Kertas pada jaman dahulu dikenal sebagai lapisan tebal yang dibuat dari lembaran screen halus dari suspense serat . Namun , kertas dijaman sekarang tidk hanya terdiri dari serat saja,melainkan mengandung bahan-bahan tambahan lain ( Syafii , 2000:1-6). Kertas Menurut Departemen Perindustrian (1982) Secara umum kertas dibedakan menjadi 3 golongan yaitu kertas buday , kertas industry dan kertas khusus . Yang termasuk kertas budaya adalah kertas cetak dan kertas tulis diantaranya yaitu kertas cetak (litho), kertas kartu ( bristol ), cover, kertas duplicating, koran , kertas amplop . Sedangkan kertas industri adalah kertas kantong , kertas minyak (tracing paper), kertas pembungkus , kertas tissue. Adapun kertas khusus (specialty paper) diantaranya kertas uang , dektor , overaly , thermo, kertas lebel dan lain-lain.

Pengaruh Kompisisi Bahan Baku Terhadap Kertas Istilah serat sering digunakan untuk menyatakan semua sel-sel tumbuhan yang terpisah dalam proses pembuatan pulp. Serat berbentuk seperti tabung , kedua ujung meruncing , tiap serat dikelilingi oleh suatu lapisan yang kaku dan banyak mengandung lignin yang disebut lamella tengah dan lumen merupakan lubang dibagian tengahnya ( Haygreen & Bowyer. 1989). Panjang serat merupakan unsur terpenting dalam pembuatan kertas karena mempunyai pengaruh terhadap sifat kertasa , termasuk ketahanan sobek , dan kekuatan tarik . Kekuatan sobek adalah sifat yang paling terpengaruh dan berhubungan langsung terhadap panjang serat ( makin panjang serat semakin tinggi ketahanan sobeknya ). Selulosa adalah senyawa organik penyusun utama dinding sel dari tumbuhan . Adapun sifat dari selulosa adalah berbentuk senyawa berserat , mempunyai tegangan tarik yang tinggi , tidak larut dalam air dan pelarut organik . Semakin banyak selulosa yang terkandung dalam pulp, maka semakin baik kualitas pulp tersebut untuk dijadikan kertas . Berdasarkan derajat polimerisasi (DP), maka selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu : ( Jalaluddin dan Rizal, 2005). Serat Panjang Serat Kadar Selulosa

Salah satu komoditas yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan pada lahan tropis adalah bawang merah ( Allium cepa L.). Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia setelah cabai dan kacang panjang ( Djuariah dan Sumiati , 2003). Bawang Kulit bawang merah banyak ditemukan sebagai limbah petani bawang merah . Kandungan kimia aktif dimaksudkan sebagai komponen aktif biologi terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan . Kandungan kimia aktif biologi dapat bersifat racun jika digunakan pada dosis yang tinggi , dengan demikian secara in vivo kematian suatu hewan percobaan dapat dipakai sebagai alat pemantau penapisan awal kandungan kimia aktif suatu bahan alam terhadap ekstrak , fraksi maupun isolat . Namun pengujian ini masih bersifat umum oleh karena itu perlu dilakukan uji lain yang lebih terarah untuk mengetahui aktivitas spesifiknya (Meyer, 1982).

Pinang asli dari kawasan asia tenggara yaitu Filipina, Semenanjung Malaka dan Kepulauan Hindia Timur . Sekitar 24 jenis dapat dijumpai diMalaysia , Kalimantan dan Sulawesi. Selain untuk bahan makanan , biji pinang pun digunakan sebagai bahan pewarna pada pembuatan karpet , obat-obatan tradisional , minuman dan lain-lain ( Sihombing , 2000). Pinang Tanaman pinang merupakan sejenis kelapa yang berbiji satu ( monokotil ), dapat dilihat dari segi bentuk batang dan pohonnya agak ramping dan dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis , buah pinang memiliki ciri-ciri buah yang lonjong menyerupai telur , buah pinang yang masih muda berwarna hijau dan apabila sudah matang maka buahnya akan berubah menjadi kekuning-kuningan (Suhardi,1999). Kandungan yang terdapat pada pinang antara lain, biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8H13NO2), arekolidin , arekain , guvakolin , guvasin dan isoguvasin , tanin , flavan , senyawa fenolik , asam galat , getah , lignin (Wang dan Lee, 1996). Daun pinang mengandung minyak atsiri . Serat sabut pinang sebagian besar terdiri dari sebagian selulosa dengan berbagai proporsi yang berbeda-beda , hemiselulosa (35 - 64,8%), lignin (13 - 26%), pektin dan protopektin ( Orwa dkk , 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan kualitatif deskriptif . Metode penelitian ini digunakan untuk menguji potensi selulosa Bawang ( Allium cepa L .) dan pinang ( Areca cathecu ) sebagai bahan baku pembuatan kertas komfosit yang ramah lingkungan . Produk yang dihasilkan dalam penelitian adalah kertas komfosit dari bahan alami yang dapat digunakan sebagai kertas alternatife . Dengan keterbatasan waktu dan alat , dalam penelitian ini peneliti tidak menguji kekuatan daya tarik , ketebalan kertas dan kerapatan kertas sehingga dalam penelitian ini peneliti hanya menguji potensi kulit bawang dan kulit pinang sebagai bahan dasar pembuatan kertas komfosit yang ramah lingkungan . Dalam penelitian ini lokasi penelitian dilakukan di LAB MIPA SMPIT Nurul Ilmi Jambi. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap yaitu bulan Juni-Juli tahun ajaran 2024/2025. Lokasi Penelitian Waktu penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian

Alat Timbangan Gelas ukur Baskom Gayung Kompor f. Pengaduk g. Panci h. Screen i . Saringan j. Blender Bahan Kulit bawang Kulit pinang Air d. Lem PVAc e. NaOH f. Garam Alat dan Bahan Sampel dalam penelitian ini adalah kulit bawang dan serat kulit pinang masing-masing sebanyak 100 gram dan NaOH 30 gram. Sebagai perbanding , penelit perbanding dengan sampel yang sama dan NaOH 64 gram. Sampel Penelitian

Adapun Proses pembuatan kertas dalam penelitian ini adalah :  1. Kulit bawang dan kulit pinang dibersihkan dari kotoran - kotoran . 2. Kulit bawang dan kulit pinang dimasak dengan air dan ditambahkan NaOH dengan masing-masing perbandingan selama 30 menit . 3. Kulit bawang dan kulit pinang dibersihkan dengan air yang bersih . 4. Masukkan garam 30 gram dan PVAc secukupnya ke dalam blender. 5. Masukkan kulit bawang dan kulit pinang ke dalam blender dan haluskan hingga menjadi bubur . 6. Masukkan bubur kulit bawang dan dan kulit pinang ke dalam baskom lalu di cetak dengan menggunakan screen. 7. Setelah di cetak bubur kulit bawang dan dan kulit pinang dikeringkan . Proses Pmebuatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kulit bawang dan serat pinang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan kertas . Dalam pembahasan ini disajikan pembahasan mengenai potensi kulit bawang dan serat pinang sebagai bahan pembuatan kertas . Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan pulp berbahan dasar kulit bawang dan serat pinang masing-masing sebanyak 100 gram dengan NaOH sebanyak 30 gram. Kemudian kedua bahan tersebut dimasak menggunakan panci selama 30 menit . Setelah dimasak kulit bawang dan kulit pinang di cuci hingga bersih dan diblender dengan mencapurkan garam sebanyak 30 gram dan PVAc secukupnya . Setelah kulit bawang dan kuit pinang menjadi bubur dimasukkan kedalam baskon yang berisi air kemudian di cetak menggunakan screen dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2 jam. Tabel 4.1 data hasil penelitian dengan perbandingan berbahan dasar kulit bawang dan serat pinang masing-masing sebanyak 100 gram dengan NaOH sebanyak 30 gram dan 64 gram. Hasil Penelitian

Perbandingan bahan pembuatan kertas No Bahan Jumlah (gram) NaOH (gram) Garam (gram) Penjemuran 1. Kulit bawang dan kulit pinang 100 30 30 Dibawah sinar matahari selama 2 jam 2. Kulit bawang dankulit pinang 100 64 30 Dibawah sinar matahari selama 2 jam Dari hasil pembuatan kertas komposit dengan berbahan dasar kulit bawang dan serat pinang masing-masing sebanyak 100 gram dengan NaOH sebanyak 30 gram dan 64 gram. Didapat hasil seperti gambar dibawah ini . Kertas kulit bawang dan kulit pinang a b

Dari gambar dapat disimpulkan bahwa kulit bawang dan serat pinang dapat dijadikan kertas dengan tambahan NaOH yang bervariasi . Pada gambar (a) adalah hasil penghalusan kulit bawang dan kulit pinang dengan penambahan NaOH 30 gram sedangakan gambar (b) merupakan hasil penghalusan kulit bawang dan kulit pinang dengan penambahan NaOH 64 gram. Dari gambar (a) dan (b) dapat di deskripsikan bahwa sifat fisik dari kertas adalah kasar , mudah sobek dan berjamur . Sehingga kertas tersebut belum bias digunakan . Pada gambar (a) terlihat bentuk dari kertas tidak teratur dan struktur kertas keras dan mudah sobek . Penjemuran pada kertas (a) dilakukan di bawah sinar matahari selama 2 jam. Proses penjemuran ini membantu mempercepat proses pengeringan kertas dari kulit bawang dan kulit pinang . Sedangkan pada gambar (b) kulit bawang dan kulit pinang dengan perlakukan 64 gram NaOH terlihat kertas sesuai dengan ukuran yang di harapkan tetapi struktur kertas masih keras dan kasar . Dari gambar terlihat bentuk kertas yang belum sempurna dengan beberapa bagian yang masih ada kekurangan sehingga kertas belum bisa digunakan . Karakteristik kertas

Pada gambar (b) dapat dilihat bentuk fisik kertas yang masih kasar dan tidak beraturan penjemuran kertas dibawah sinar matahari selama 2 jam. Pada kertas (b) belum sempurna terdapat jamur berwarna putih dibagian tengah kertas sehingga jamur tersebut membuat kualitas kertas tidak bagus . Dari gambar (a) dan (b) dapat disimpulkan bahwa kertas yang dihasilkan dari kulit bawang dan kulit pinang dengan penambahan NaOH yang lebih banyak akan menghasilkan kertas yang cukup baik namun masih belum sempurna dan dapat disimpulkan bahwa kulit bawang dan serat kulit pinang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan kertas komfosit yang ramah lingkungan .

Dari hasil yang telah peneliti lakukan peneliti merasa belum puas melihat hasil kertas yang dihasilkan . Oleh karena itu peneliti mencari referensi lebih banyak dalam pembuatan kertas dari bahan alami . Peneliti merasa masih ada kurang dan kesalahan dalam proses pembuatan kertas tersebut sehingga peneliti menemukan jawaban dari permasalahan yang peneliti hadapi yaitu dari hasil percetakan bubur kulit bawang dan serat pinang tidak boleh dikeringkan dibawah sinar matahari , jika dikeringkan dibawah sinar matahari akan membuat kualitas kertas akan cepat rusak dan dan keras . Sehingga dalam penelitian ini penulis membuat perbandingan kertas dengan alat dan bahan yang sama dan berharap kertas yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya . Adapun perbanding kertas yang peneliti buat dapat dilihat dari table dibawah ini : Perbanding bahan pembuatan kertas No Bahan Jumlah (gram) NaOH (gram) Garam (gram) Penjemuran 1. Kulit bawang dan kulit pinang 100 30 30 Didalam LAB MIPA dengan bantuan kipas angin selama 2 hari 2. Kulit bawang dan kulit pinang 100 64 30 Didalam LAB MIPA dengan bantuan kipas angin selama 2 hari

Dalam membuat kertas perbanding peneliti menggunakan alat dan bahan yang sama dengan ukuran NaOH dan garam sama dengan pembuatan kertas yang pertama , hanya saja peneliti mengeringkan kertas tidak dibawah sinar matahari tetapi di diamkan selama 2 hari di dalam LAB MIPA SMPIT Nurul Ilmi Jambi dengan alat bantu kipas angin dalam proses mempercepat pengeringan . Adapun hasil kertas perbanding dengan penjemuran dengan alat bantu kipas angin dalam proses pengeringan dapat dilihat dari gambar . Kertas selulosa kulit bawang pengeringan dengan kipas aingin

Kertas selulosa kulit bawang dan kulit pinang pengeringan dengan kipas aingin Dari gambar di atas terlihat hasil kertas perbanding dengan proses pengeringan dengan bantuan kipas angin lebih baik dari pada proses pengeringan dengan sinar matahari . Dari hasil uji coba kertas dengan pengeringan kipas angin memiliki sifat fisik kertas yang halus dan beraturan . Bentuk permukaannya tidak terlihat jamur atau sejenisnya .

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Allium cepa L . dan Serat Areca cathecu berpotensi dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan kertas komposit yang ramah lingkungan . Dalam membuat kertas komposit peneliti membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan dari persipan , observasi dan penelitian sampai menghasilkan kertas komposit yang diharapkan . Dari hasil penelitian telah dilakukan dapat hasil perbanding dari dua kertas kulit bawang dan kulit pinang dengan masing-masing kulit bawang dan kulit pinang sebanyak 100 gram, garam 30 gram, NaOH masing-masing 30 gram dan 64 gram dan proses pengeringan yang berbeda yaitu dengan sinar matahari dan dengan alat bantu kipas angin . Dari hasil penelitian kertas komposit dengan kulit bawang dan serat pinang sebanyak 100 gram, garam 30 gram, NaOH masing-masing 30 gram dan 64 gram dan penjemuran dibawah sinar matahari menghasilkan kertas yang belum baik dan masih banyak kekurangan . Kertas yang dihasilkan berjamur , kasar , keras dan mudah sobek serta warna yang kurang menarik sehingga kertas tersebut belum dapat digunakan . Pembahasan

Sementara itu kertas perbanding dengan alat dan bahan yang sama yaitu kulit bawang dan serat pinang sebanyak 100 gram, garam 30 gram, NaOH masing-masing 30 gram dan 64 gram dengan proses penjemuran dengan alat bantu kipas angin telah di dapat hasil bahwa kertas yang dihasilkan berbeda dengan kertas yang pertama . Kertas perbanding memiliki bentuk yang lebih baik . Pada kertas perbanding tidak terlihat jamur yang ada pada kertas hanya saja beberapa bagian kertas yang terlihat masih ada yang belum sempurna . Selain itu pemberian NaOH juga berpengaruh terhadap kualitas kertas semakin banyak NaOH maka kualitas kertas semakin baik . Dari kedua kertas tersebut dapat disimpulkan bahwa kertas komposit dari kulit bawang dan serat kulit pinang berpotensi dijadikan kertas komposit yang ramah lingkungan . Dari kertas tersebut diharapkan bermanfaat untuk masyarakat dalam meningkatkan nilai ekonomi , dari kertas tersebut dapat digunakan untuk membuat paper bag , kertas pembungkus kado , media lukis pengganti camvas dan sebagainya .

BAB V PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan : Tahapan pembuatan kertas komposit dari kulit bawang dan serat pinang dilakukan dengan penambahan NaOH 64 gram dan garam 30 gram dan serat pinang serta kulit bawang masing-masing 100 gram. Kulit bawang dan serat pinang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan kertas komposit yang ramah lingkungan . Karakteristik kertas dengan pengeringan dibawah sinar matahari menghasilkan kertas yang kurang baik . Sifat fisik kertas terlihat kasar , keras , warna yang tidak menarik dan berjamur . Sedangkan kertas dengan pengeringan dengan bantuan kipas angin menghasilkan kertas yang cukup baik , sifat fisik kertas permukaan halus , warna cukup baik dan dapat ditulis . Selain itu pemberian NaOH dalam pembuatan kertas berpengaruh terhadap kualitas kertas komposit . Semakin banyak NaOH diberikan maka semakin baik kualitas kertas yang dihasilkan . Berdasarkan kesimpulan di atas , saran dari penelitian ini adalah : Bagi guru, sebagai rekomendasi media pembelajaran dalam memelihara lingkungan hidup sebagai bentuk menumbuhkan karakter pada peserta didik . Bagi pemerintah , sebagai pertimbangan dalam membuat inovasi dengan kearifal lokal . Bagi SMPIT Nurul Ilmi Jambi, sebagai lembaga pendidikan supaya memberikan wadah bagi para tenaga pendidik dan siswa untuk melakukan inovasi dalam berinovasi . Bagi penulis , sebagai penambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang membuat membuat kertas komfosit yang ramah lingkungan . Kesimpulan Saran

Dokumentasi

TERIMA KASIH