Kuliah Manajemen evalusasi proyek UAS.pptx

budiresno 1 views 86 slides Oct 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 86
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86

About This Presentation

Manajemen Evaluasi Proyek


Slide Content

KRITERIA INVESTASI

Kriteria Investasi Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari suatu proyek atau gagasan usaha merupakan nilai sekarang ( present value ) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost /biaya (A. Choliq dkk, 1994). Jika manfaat dinilai sekarang lebih besar daripada biaya dinilai sekarang, berarti proyek atau gagasan usaha tersebut layak atau menguntungkan. Dengan perkataan lain, apabila NPV > 0 berarti proyek / gagasan usaha tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Adapun cara perhitungan NPV tersebut adalah sebagai berikut : Net Present Value (NPV)

NPV = (manfaat bersih) x ( Discount Factor ) Net Present Value (NPV)

Analisis Kriteria Investasi PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI Net Present Value (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor . Rumus : Dimana : NB = Net benefit = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun ( waktu

Analisis Kriteria Investasi Kriteria: NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.

Analisis Kriteria Investasi Contoh 1: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian , diketahui : Dana investasi : Rp . 35.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun , yaitu tahun persiapan Rp . 20.000.000,- dan tahun pertama Rp . 15.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi . Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel 1. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian . Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel 1. Berdasarkan data di atas , apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18%?

Analisis Kriteria Investasi Tabel 2: Persiapan Perhitungan NPV ( dalam Rp.000,-) Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit D.F. 18% Present Value 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000 1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713 2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591 3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652 4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126 5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371 6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186 7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336 8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586 9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863 10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115 NPV 11.115,73

Analisis Kriteria Investasi Rumus DF : (1 / (1 + r))n Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka : Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha ( proyek ) layak diusahakan . Catatan : Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel ( perkembangan trend, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa datang , perubahan teknologi , perubahan selera konsumen ).

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif . Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat ( benefit ) yang kita peroleh dari biaya ( cost ) yang kita keluarkan . Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan . Demikian pula sebaliknya , apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan .

Analisis Kriteria Investasi 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara net benefit yang telah didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif. Rumus: Jika: Net B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Net B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Net B/C = 1 (satu) berarti cash in flows = cash out flows (BEP) atau TR=TC

Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 4 berikut: Tabel 4: Jumlah benefit dan persiapan Perhitungan Net B/C Proyek Thn Net Benefit D.F. 18% Present Value -20.000.000 1,0000 -20.000.000 1 -15.000.000 0,847458 -12,713.870 2 5.000.000 0,718218 3,590.920 3 6.000.000 0,608631 3,651.785 4 8.000.000 0,515789 4,126.312 5 10.000.000 0,437109 4,371.090 6 14.000.000 0,370432 5,186.048 7 17.000.000 0,313925 5,336.725 8 21.000.000 0,266038 5,586.798 9 26.000.000 0,225456 5,861.856 10 32.000.000 0,191064 6,114.048

Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Net B/C > 1, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

Internal Rate of Return (IRR) Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun . Selain itu , IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman . Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama dengan nol. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas , maka langkah-langkah perhitungan IRR adalah sebagai berikut 1. Terlebih dahulu disiapkan tabel cash flow dari proyek atau gagasan usaha. 2. Memilih discount factor tertentu untuk mencapai NPV = 0 3. Pada discount factor pemilihan pertama dihitung besarnya NPV 4. Jika NPV yang diperoleh masih positif, sedangkan yang diharapkan NPV = 0 maka kita pilih discount factor yang ke dua dengan harapan akan memperoleh NPV = 0 5. Misalnya dengan DF pada pemilihan yang ke dua dan seterusnya sampai memperoleh NPV yang negatif ( NPV < 0 )

6. Karena NPV yang kita peroleh positif dan negatif, maka kita harus membuat interpolasi antara DF di mana NPV positif dengan DF di mana NPV sama dengan negatif agar tercapai NPV = 0. 7. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus interpolasi Internal Rate of Return (IRR) Keterangan : I1 = Discount Factor ( tingkat bunga ) pertama di mana diperoleh NPV positif . I2 = Discount Factor ( tingkat bunga ) pertama di mana diperoleh NPV negatif 8. Hasil perhitungan IRR tersebut kemudian dibandingkan dengan tingkat bunga bank yang berlaku, jika IRR hasil perhitungan > bunga bank yang berlaku maka proyek atau gagasan usaha tersebut layak untuk diusahakan.

Analisis Kriteria Investasi 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV 1 dan NPV 2 dengan cara coba-coba. Jika NPV 1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus: dimana: i 1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1 i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2

Analisis Kriteria Investasi Dari Contoh 1 dibuat Tabel 3 berikut: Tabel 3: Persiapan Perhitungan IRR (dalam Rp.000,-) Thn Net Benefit D.F. 18% Present Value D.F. 24% Present Value -20.000 1,0000 -20.000 1,0000 -20.000 1 -15.000 0,8475 -12,713 0,8065 -12,713 2 5.000 0,7182 3,591 0,6504 3,591 3 6.000 0,6086 3,652 0,5245 3,652 4 8.000 0,5158 4,126 0,4230 4,126 5 10.000 0,4371 4,371 0,3411 4,371 6 14.000 0,3704 5,186 0,2751 5,186 7 17.000 0,3139 5,336 0,2218 5,336 8 21.000 0,2660 5,586 0,1789 5,586 9 26.000 0,2255 5,863 0,1443 5,863 10 32.000 0,1911 6,115 0,1164 6,115 NPV 11.115,73 -48,94

Analisis Kriteria Investasi Hasil perhitungan menunjukkan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari SOCC sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan .

Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C merupakan perbandingan antara Present Value Benefit dengan Present Value Cost. Apabila Gross B/C > 1, proyek layak untuk dilaksanakan . Sebaliknya Gross B/C < 1, proyek tidak layak untuk dilaksanakan

Analisis Kriteria Investasi Tabel 1: Persiapan Perhitungan NPV (dalam Rp.000,-) Thn Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit D.F. 18% Present Value 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000 1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713 2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591 3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652 4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126 5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371 6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186 7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336 8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586 9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863 10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115 NPV 11.115,73

Analisis Kriteria Investasi 4. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) Gross B/C adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah didiskon dengan cost secara keseluruhan yang telah didiskon. Rumus: Jika: Gross B/C > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan Gross B/C < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan Gross B/C = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Dari contoh 1 (tabel 2), Gross B/C dapat dihitung sbb: Gross B/C menunjukkan bahwa proyek layak dikerjakan.

Profitability Ratio (PR) Profitability Ratio adalah perbandingan antara Net Present Value di luar investasi dengan Present Value Investasi PR > 1 berarti proyek ( usaha ) layak dikerjakan PR < 1 berarti proyek ( usaha ) tidak layak di kerjakan PR = 1 berarti proyek ( usaha ) dalam keadaan BEP NPV diluar investasi PR = PV Investasi PR = 43.826 32.713 = 1,34

TUGAS STUDI KASUS

Tahun Investasi Biaya Operasi Total Cost Benefit Net Benefit D.F 15% Present Value 35.000.000 - 35.000.000  - -35.000.000 ? ? 1 25.000.000 - 25.000.000  - -25.000.000 ? ? 2 - 8.000.000 8.000.000 14.000.000 ? ? ? 3 - 10.000.000 10.000.000 18.000.000 ? ? ? 4 - 10.000.000 10.000.000 18.000.000 ? ? ? 5 - 12.000.000 12.000.000 24.000.000 ? ? ? 6 - 12.000.000 12.000.000 30.000.000 ? ? ? 7 - 12.000.000 12.000.000 30.000.000 ? ? ? 8 - 13.000.000 13.000.000 35.000.000 ? ? ? 9 - 14.000.000 14.000.000 45.000.000 ? ? ? 10 - 15.000.000 15.000.000 60.000.000 ? ? ?   NVP ?

Soal : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian , diketahui : Dana investasi : Rp . 60.000.000,- dialokasikan selama 2 tahun , yaitu tahun persiapan Rp . 35.000.000,- dan tahun pertama Rp . 25.000.000,-. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi . Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 8.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel di atas . Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian . Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 14.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel di atas . Berdasarkan data di atas , apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dikembangkan bila dilihat dari segi NPV, Net B/C, Gross B/C dan PR dengan diskon faktor sebesar 15%?

STUDI KELAYAKAN USAHA

Pengertian Analisis K elayakan Usaha Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut . Studi kelayakan adalah penelitian dan analisis terhadap suatu rencana usaha yang menyangkut berbagai aspek, termasuk aspek pemasaran, operasi, SDM, yuridis, lingkungan, dan keuangan, sehingga diketahui rencana usaha tersebut layak atau tidak layak bila dilaksanakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu Analisa Kelayakan Usaha Layak atau Tidak Layak

Tujuan Analisis Kelayakan Usaha Menghindari Resiko Kerugian Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan untuk meminimalkan resiko baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Memudahkan Perencanaan Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik.

Tujuan Analisis Kelayakan Usaha Memudahkan Pengawasan Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Memudahkan Pengendalian Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan penyimpangan tersebut .

Manfaatkan Studi Kelayakan Usaha Manfaat financial Manfaat finansial adalah manfaat dari proyek tersebut secara ekonomis atau Apakah proyek tersebut dipandang lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko dari proyek tersebut . Manfaat ekonomi nasional Manfaat ekonomi nasional adalah manfaat ekonomis dari suatu proyek bagi suatu negara di mana proyek itu dilaksanakan atau manfaat dari proyek tersebut bagi ekonomi makro sebuah negara. Manfaat sosial Manfaat sosial adalah manfaat dimana proyek tersebut memberikan dampak sosial yang positif , diantaranya adalah penyerapan tenaga kerja .

B/C Ratio Benefit Cost Ratio merupakan rasio antara jumlah nilai present arus tunai masuk dan jumlah nilai present arus tunai keluar . B/C Ratio atau Ratio biaya dan manfaat sebenarnya merupakan modifikasi dari NPV Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan (ratio atau nisbah ) antara manfaat (benefit) dan biaya (cost). Pada analisis B/C ratio dipentingkan adalah besarnya manfaat .

Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang kita peroleh dari biaya (cost) yang kita keluarkan . Apabila net B/C > 0,1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan . Demikian pula sebaliknya , apabila net B/C < 0,1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan . Perhitungan Benefit Cost Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

Contoh Soal : Bapak Suparman adalah petani yang membudidayakan tanaman Padi selama hidupnya . Memiliki lahan sebesar 1 hektar untuk di tanami padi dengan benih unggul . Masa Padi sampai Panen selama 130 hari . Bapak suparman mendapatkan hasil panen padi sebanyak 1.850 kg dengan harga jual Rp 12.000. Selama membudidayakan bapak supardi mengeluarkan biaya selama membudidayakan tanaman padi sampai panen . Biaya yang dikeluarkan meliputi ; No Biaya Variabel Jumlah 1 Pupuk kimia Rp 2.500.000 2 Pupuk organik Rp 750.000 3 Buruh tani Rp 4.500.000 4 Benih Rp 350.000 5 Pengolahan tanah Rp 3.750.000 Total Rp 11.850.000 No Biaya Tetap Jumlah 1 Penyusutan alat Rp 230.000 Total Rp 230.000 No Investasi /asset Jumlah 1 Tanah Rp 45.000.000 2 Peralatan Rp 2.500.000 Total Rp 47.500.00

B/C = 1.850 x 12.000 – 12.080.000 12.080.000 = 0,838 Maka dinyatakan usaha bapak suparman layak karena nilai B/C ≥ 0,1

R/C Ratio Analisis R/C Ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan biaya . Semakin besar nilai R/C semakin besar pula keuntungan dari usaha tersebut . Pada dasarnya sebuah usaha akan dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai R/C yang didapatkan lebih besar daripada 1. Hal ini bisa terjadi karena semakin tinggi R/C dari sebuah usaha , maka tingkat keuntungan yang akan didapatkan suatu usaha juga akan semakin tinggi . R/C adalah singkatan dari Revenue Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara total penerimaan (R) dan total biaya (C).

Apabila R/C = 1, berarti tidak untung tidak pula rugi atau impas , selanjutnya bila R/C < 1, menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak layak diusahakan dan jika R/C > 1, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan . Perhitungan Revenue cost ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : R/C = TR/TC

R/C = 1.850 x 12.000 12.080.000 = 1,838 Maka dinyatakan usaha bapak suparman layak karena nilai R/C ≥ 1

BEP (Break Even Point) Break Even Point (BEP) adalah titik dimana pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0 (nol). Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

BEP Harga = 12.080.000 1.850 kg = Rp 6.600 BEP Unit = 12.080.000 12.000 = 1.006 Maka dinyatakan usaha bapak suparman layak karena melebihi Nilai BEP harga dan unit

ROI (Return Of Investment) Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan , menunjang dan meningkatkan profit. Salah satu indicator untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah dengan menggunakan Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditnamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan . Return on Investment atau tingkat pengembalian investasi menunjukkan tingkat kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto

Dari pengertian yang telah diuraikan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa Return On Investment (ROI) menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan , sehingga dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan . Perhitungan ROI dapat dirumuskan sebagai berikut : ROI = Total Keuntungan x 100 % Total Investasi

ROI = 10.120.000 x 100 % 4 7.500.000 = 21,3 % Maka usaha budidaya tanaman padi bapak suparman akan mengembalikan investasinya sebanyak 21,3 % dalam 1 kali produksinya

PP (PAYBACK PERIOD) Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu investasi suatu proyek atau usaha . ( periode ) pengembalian Perhitungan Payback Period dengan menggunakan berapa lama net cashflow mampu menutup biaya investasinya . Perhitungan payback periode untuk suatu proyek yang mempunyai pola aliran kas yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

PP = 47.500.000 x 1 musim tanam 10.120.000 = 4,70 atau 5 kali musim tanam Pada hasil tersebut bapak suparman harus melakukan 5 kali budidaya tanaman padi agar dapat mengembalikan biaya investasinya .

ASPEK FINANSIAL

HAL-HAL UTAMA YG HARUS DIKETAHUI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN PROYEK ANTARA LAIN : PERHITUNGAN BIAYA P ROYEK PERHITUNGAN LABA RUGI PERHITUNGAN ARUS KAS PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN NERACA

I. PERHITUNGAN BIAYA P ROYEK KESELURUHAN BIAYA YG DIBUTUHKAN UNTUK MENJALANKAN SUATU KEGIATAN/PROYEK , YG TERDIRI DARI : BIAYA INVESTASI AKTIVA TETAP BIAYA INVESTASI PRA – OPERASI BIAYA POKOK PRODUKSI BIAYA USAHA

BIAYA INVESTASI AKTIVA TETAP YAITU BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMBELI AKTIVA TETAP PERUSAHAAN, SEPERTI TANAH MESIN GEDUNG PERALATAN KANTOR KENDARAAN DLL

BIAYA INVESTASI PRA – OPERASI YAITU BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MEMBIYAYAI KEGIATAN AWAL PERUSAHAAN, SEPERTI BIAYA UNTUK PERIJINAN USAHA PELATIHAN PRODUKSI PERCOBAAN

BIAYA POKOK PRODUKSI YAITU BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MENGHASILAKAN SUATU PRODUK TERTENTU, YG TERDIRI DARI : BIAYA TENAGA KERJA PRODUKSI YAITU BIAYA YG DIKELUARKAN UNTUK MEMBAYAR GAJI TENAGA KERJA YG LANGSUNG TERLIHAT DALAM PROSES PRODUKSI. MISALNYA : GAJI TENAGA KERJA BURUH YG MENGOPERASIKAN MESIN TERMASUK UPAH LEMBUR, MAKAN DAN INSENTIF/BONUS

2. BIAYA BAHAN YAITU BIAYA YG DIKELUARKAN UNTUK MEMBELI BAHAN YG LANGSUNG DIGUNAKAN DALAM PROSES PRODUKSI MISALNYA : BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA BAHAN PEMBANTU

3. BIAYA UMUM PABRIK YAITU BIAYA-BIAYA SELAIN BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG YG DIKELUARKAN SELAMA PROSES PRODUKSI MISALNYA : BIAYA LISTRIK BIAYA AIR BIAYA REPARASI MESIN PRODUKSI BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DLL

BIAYA USAHA YAITU BIAYA YG DIKELUARKAN UNTUK MEMBIYAYAI KEGIATAN PERUSAHAAN SELAIN KEGIATAN PRODUKSI SELAMA SATU PERIODE ANTARA LAIN TERDIRI DARI : 1 . BIAYA YG DIKELUARKAN UNTUK MEMBAYAR GAJI KARYAWAN CONTOH : GAJI PIMPINAN GAJI KEPALA BAGIAN PEMASARAN GAJI KEPALA BAGIAN PRODUKSI GAJI BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

Lanjutan 2. BIAYA PEMASARAN YAITU BIAYA YG DIKELUARKAN UNTUK MEMPROMOSIKAN / MEMASARKAN PRODUK YG DIHASILKAN OLEH PERUSAHAAN CONTOH : BIAYA PEMASANGAN IKLAN

3. Biaya Sewa Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa kantor/ pabrik 4. Biaya Administrasi umum Yaitu biaya –biaya yang dikeluarkan untuk keperluan administrasi perusahaan Contoh : Biaya pembelian ATK, Telepon Dll

BIAYA MODAL KERJA Yaitu biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pokok produksi dan biaya biaya usaha dalam satu putaran usaha Contoh cara menghitung modal kerja : Misalnya satu putaran usaha untukn proyek tertentu adalah 3 bulan, sedangkan dalam satu tahun kegiatan produksi adalah 12 bulan, maka modal kerja yg dibutuhkan adalah 3/12 dikali total biaya operasi satu tahun

Dengan mengetahui jumlah atau nilai proyek yang dibutuhkan maka kita bisa mengetahui : Berapa Nilai modal sendiri yang sudah / harus dimiliki Berapa nilai pinjaman / kredit yg dibutuhkan Berapa nilai modal kerja yang dibutuhkan Darimana sumber modal itu akan didapat

Sumber-sumber modal dapat diperoleh dari Modal sendiri Modeal Kelompok Pinjaman dari Bank Bantuan Pemerintah Hibah

2 . PERHITUNAN LABA RUGI Yaitu perhitungan mengenai selisih antara pendapatan dan biaya selama satu periode Misalnya perhitungan laba rugi dari tanggal 1 januari 2000 sampai denagn 31 desember 2.000

TITIK IMPAS ( Break Even Point ) Y a itu jumlah keadaan dimana perusahaan /proyek tidak mengalami untung maupun rugi Kegunaan BEP : Menentukan target penjualan yang harus dicapai dari suatu proyek atau usaha Cara menghitung Titik impas yg sederhana Sbb: Total biaya usaha dibagi dengan laba kotor

BIAYA PENYUSUTAN (DEPRESIASI ) YAITU : Alokasi jumlah suatu aktiva tetap yg dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yg diestimasi Contoh : Biaya penyusutan mesin Gedung Kendaraan Peralatan kantor

CARA MENGHITUNG BIAYA PENYUSUTAN NILAI AWAL PERALATAN DIKURANGI NILAI SISA DIBAGI UMUR PERALATAN DALAM TAHUN

KEGUNAAN MENGHITUNG PENYUSUTAN 1. Setiap peralatan dalam jangka waktu tertentu harus diganti 2. Semakin lama peralatan digunakan maka : Semakin turun harga jual dipasaran Semakin tinggi biaya perawatannya Semakin besar kemungkinannya untu mengalami kerusakan

TERIMA KASIH

EKONOMI MIKRO DAN MAKRO

Definisi Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi sangat penting bagi manusia untuk mengelola sumberdaya yang sifatnya terbatas agar dapat digunakan secara efisien . (Samuelson dan Nordhaus , 1998) Dikelompokkan dalam ; Ilmu Ekonomi Mikro dan Ilmu Ekonomi Makro Ekonomi Mikro ( teori harga ): menitik beratkan pada perilaku ekonomi individu rumah tangga , perusahaan dan pasar, dalam mengelola sumberdaya ekonomi secara efisien Ekonomi Makro: menitik beratkan pembahasan tentang perekonomian secara keseluruhan ( agregatif ), pengangguran , inflasi , pertumbuhan ekonomi dan perdagangan internasional

Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi , sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas Pilihan ( Alternatif )/ Opportunity cost , penggunaan sumberdaya untuk tujuan tertentu Konsep Ekonomi , dibedakan antara kebutuhan (need) dan Keinginan (want)

Kegiatan dan Sumber D aya Ekonomi Kegiatan Ekonomi ; 3 macam kegiatan pokok ekonomi / aktivitas ekonomi , ( Boediono , 1982); Konsumsi Produksi Pertukaran Sumberdaya Ekonomi ; Sumberdaya adalah input ( faktor-faktor ) yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa yang diinginkan , terdiri : Sumberdaya Alam , contoh : tanah , cadangan mineral Sumberdaya Manusia , contoh : tenaga kerja dan enterpreneurship Sumberdaya Modal, contoh : peralatan phisik , mesin , bangunan , komputer

Perbedaan Makro dan Mikro Makro Ekonomi Corak analisis makro ekonomi dilakukan secara global atau menyeluruh Terdapat beberapa lembaga yang telibat yaitu pemerintah, bank daan lembaga keuangan, pihak yang melakukan ekspor dan impor Mengatasi permasalah yang berhubungan dengan pengangguran, inflasi, pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, dan masalah dalam neraca pembayaran dan neraca perdagangan Mikro Ekonomi Corak analiisis adalah bagian – bagian terkecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian Lembaga yang terlibat meliputi RT (pemilik faktor produksi) dengan perusahaan (pemilik teknologi dan peralatan) Menjawab pertanyaan yang timbul karena permasalahan keterbatasan sumber daya, sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas,  untuk tujuan tercapai efisiensi penggunaan SDM dan tercapainya kepuasan maksimal

Hasil Kegiatan Produksi dan Sistem Ekonomi Hasil Kegiatan Produksi ; Unit usaha (Perusahaan) menghasilkan barang dan jasa . 3 kata tanya bagi perusahaan ; “What, How dan For Whom” Sistem Ekonomi ; dianut suatu negara akan menentukan mekanisme ekonomi tersebut dalam menjawab pertanyaan ; “What, How dan For Whom”. 3 macam sistem ekonomi ; “ Sistem ekonomi pasar , sistem ekonomi sentralistik dan sistem ekonomi campuran ”.

Barang Ekonomi dan Barang Bebas Exclusion Non Exclusion Rivalry Barang Ekonomi Barang Semi Bebas Non Rivalry Barang Semi Ekonomi Barang Bebas Keterangan : Exclusion; pengorbanan Rivalry; bersinggungan dengan hak orang lain Non-Exclusion; tanpa pengorbanan Non-Rivalry; tanpa bersinggungan dengan hak orang lain Tabel 1.1 Sifat barang ekonomi dan barang bebas

Fungsi Pasar Pasar dalam pengertian tempat (place) tidak semata-mata secara phisik , negosiasi antara penjual dan pembeli memungkinkan dilakukan transaksi jarak jauh menggunakan telepon , internet sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi . 5 fungsi utama pasar ( menjawab What, How, For Whom) ; Pasar menentukan harga barang Pasar mengorganisasi produksi Pasar mendistribusikan barang dan jasa Pasar melakukan penjatahan Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa datang

Gambar 1.1 Diagram Alir Melingkar Kegiatan Ekonomi (circular flow diagram) Pasar Produk Pasar Faktor Produksi Rumah Tangga Uang Barang dan Jasa Perusahaan Uang Sumberdaya Pengeluaran Penerimaan Biaya Pendapatan

Analisis ekonomi mikro dan makro: 1. Analisis Mikro ekonomi meliputi bagian bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. (kegiatan seorang konsumen, kegiatan suatu perusahaan) 2. Analisis Makro ekonomi meliputi bagian yg lebih global, lebih menyeluruh sifatnya.(Tindakan konsumen secara keseluruhan, kegiatan pengusaha keseluruhan, perubahan perubahan keseluruhan kegiatan ekonomi).

Masalah Ekonomi Makro Petunjuk tentang kebijakan yg dapat diambil untuk menganggulangi permasalahan ekonomi . Permasalahan Kebijakan Ekonomi Makro: 1. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Meliputi Inflasi, pengangguran dan ketimpangan neraca pembayaran. 2. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Meliputi pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi dan ketersediaan dana investasi.

Masalah Utama Dalam Perekonomian Masalah Pertumbuhan Ekonomi Masalah ketidak stabilan kegiatan ekonomi Masalah pengangguran dan inflasi Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

PERKEMBANGAN TEORI MAKRO EKONOMI Faktor utama yang menentukan prestasi kegiatan ekonomi suatu negara adalah pengeluaran agregat Pengeluaran agregat yaitu perbelanjaan masyarakat atas barang dan jasa Dalam sistem pasar bebas, penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan diperlukan usaha dan kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah dan peran peran pemerintah perlu untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh

Alat Pengamat Prestasi Kegiatan Ekonomi Beberapa jenis data makro ekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan ekonomi pada periode tertentu dan perubahan tiap periode . Alat pengamat tsb antara lain adalah : Pendapatan Nasional , pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Penggunaan Tenaga Kerja dan pengangguran Tingkat Perubahan Harga atau inflasi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

PENDAPATAN NASIONAL Pendapatan nasional potensial , yaitu tingkat pendapatan nasional yang dicapai apabila tenaga kerja sepenuhnya digunakan . D alam kenyataannya , tidak selalu menggunakan semua faktor produksi yang tersedia . Kekurangan pengeluaran agregat menyebabkan sebagian tenaga kerja menganggur dan perekonomian tidak akan mewujudkan pendapatan nasional potensial . Perbedaan antara pendapatan nasional potensial d e ng an pendapatan nasional sebenarnya dinamakan jurang produk nasional bruto ( gdp gap) Semakin besar jurang PNB, semakin besar pula tingkat pengangguran dalam perekonomian , masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapai .

MASALAH PENGANGGURAN Pengangguran Suatu keadaaan di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya Sebab terjadinya pengangguran Kekurangan pengeluaran agregat , karena permintaan berkurang Ingin mencari kerja lain yang lebih baik Perusahaan mengganti tenaga kerja dengan mesin Ketidak sesuaian antara ketrampilan tenaga kerja dengan yang diperlukan di industri

MASALAH INFLASI INFLASI Suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam sesuatu perekonomian Tingkat inflasi rendah antara 2 – 3 persen Tingkat inflasi moderat antara 4 – 10 persen FAKTOR PENYEBAB INFLASI Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan ” untuk menghasilkan barang dan jasa . Permintaan > Penawaran Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenakan upah , akibatnya biaya produksi meningkat Kenaikan harga barang2 impor Penambahan penawaran uang > penawaran barang Kekacauan politik dan ekonomi

KETIDAK SEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN Kegiatan ekspor impor merupakan bagian penting dari kegiatan perekonomian suatu negara Disamping itu terjadinya aliran keluar dan masuk dana / investasi Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi , karena permintaan barang LN > DN Turunnya permintaan DN menyebabkan terjadinya pengangguran Disamping itu modal dari dalam negeri akan mengalir keluar Hal ini menyebabkan nilai mata uang domestik turun NERACA PEMBAYARAN Suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara lain ke dalam negeri , dan dari dalam negeri ke negara lain dalam satu tahun tertentu

KETIDAK SEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN Pembayaran-pembayaran yang dilakukan meliputi : Penerimaan dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa Aliran masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman mod a l keluar negeri Alian keluar dan masuk modal jangka pendek ( seperti mendepositokan uang di luar negeri) Dalam neraca pembayaran ada : Neraca Perdagangan , menunjukkan perimbangan di anatara ekspor dan impor Neraca Keseluruhan , menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri . Defisit Neraca Pembayaran berarti pembayaran luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri

KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI KEBIJAKAN FISKAL meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian KEBIJAKAN MONETER meliputi langkah-langkah pemerintah - yang dilaksanakan oleh Bank Sentral – untuk mempengaruhi ( mengubah ) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga , dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN bertujuan untuk mempertinggi effisiensi kegiatan perusahaan2 sehingga dapat menawarkan barang2nya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik .

KEBIJAKAN SEGI PENAWARAN Kebijakan Segi Penawaran menekankan kepada : Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja Meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi effisiensi kegiatan produksinya Mengembangkan infrastruktur Mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta Untuk itu maka : Pajak pendapatan rumah tangga dikurangi Pemerintah memberikan insentif ( pengurangan pajak ) kepada perusahaan yang melakukan inovasi , menggunakan teknologi canggih .

Alat Ukur Prestasi Kegiatan Ekonomi Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan per kapita Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran Kestabilan nilai mata uang domestik

TERIMA KASIH
Tags