Kurikulum Operational Satuan Pendidikan_19072023.pptx (1).pptx

rosidaaini21 0 views 26 slides Sep 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

Kurikulum Operational Satuan Pendidikan


Slide Content

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan FASILITATOR PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK 08 AGUSTUS 2023

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL

Prinsip pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan 1. Berpusat pada peserta didik, pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah. 2. Kontekstual , menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK) , dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB) 3. Esensial , semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual Akuntabel , Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4 Proses Penyusunan Kurikulum Operasiona l di Satuan Pendidikan Menentukan PENGORGANISASI AN PEMBELAJARAN 1 Menganalisis konteks KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN 2 Merumuskan VISI MISI TUJUAN Proses penyusunan kurikulum operasional bersifat TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat), dan FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum, sesuai karakteristik dan kebutuhan satuan pendidikan). LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang belum pernah menyusun kurikulum operasional di satuan pendidikan ) 3 4 Menyusun RENCANA PEMBELAJARAN 5 Merancang PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL evaluasi jangka pendek (semester/tahunan) evaluasi jangka panjang (4-5 tahun) Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Merumuskan Visi, Misi, Tujuan Program Keahlian’

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 5 Proses Peninjaua n dan Revisi Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Meninjau PENGORGANISASI AN PEMBELAJARAN 1 Menganalisis konteks KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN 2 Meninjau VISI MISI TUJUAN LANGKAH-LANGKAH PENINJAUAN DAN REVISI KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang telah memiliki dokumen kurikulum operasional di satuan pendidikan) 3 4 Menyusun RENCANA PEMBELAJARAN 5 Merancang PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL evaluasi jangka pendek (semester/tahunan) evaluasi jangka panjang (4-5 tahun) Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi, Misi, Tujuan Keahlian’

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 6 Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan Dari analisis konteks , diperoleh gambaran mengenai karakteristik satuan pendidikan, termasuk; Peserta Didik, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Dan Lingkungan Belajar (sosial, ekonomi, dan budaya). Untuk SMK, karakteristik melingkupi program keahliannya .

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7 Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan Prinsip-prinsip analisis: Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis dan dokumentasi data Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi atau solusi Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi : Kuesioner Wawancara Diskusi kelompok terpumpun/ Focus Group Discussion (FGD) Observasi ● Rapor pendidikan

Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan VISI Apaka h visi menggambarkan harapan seluruh warga satuan pendidikan ? Apakah visi menyatakan t ujuan besar yang ingin dicapai satuan pendidikan ? Apakah visi sudah berpusat pada peserta didik ? MISI Apakah misi jelas menyatakan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi ? Apakah semua warga satuan pendidikan memahami hal-hal yang menjadi prioritas untuk mencapai visi? TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN Apakah tujuan sudah secara jelas menyatakan hasil aksi yang perlu dilakukan untuk mencapai misi ? Apakah cara/strategi untuk mencapai misi realistis untuk dijalankan ? Apakah Tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan yang berdampak kepada peserta didik Tujuan Pendidikan Nasional Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilainilai yang dituju berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan • Nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembanga n Ana k untu k P AUD)

Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran Satuan pendidikan menyusun pembelajaran yang meliputi: Intrakurikuler Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, penetapan mata pelajaran yang akan diujikan ole h L P A (minimum 3 mata pelajaran yang ditetapkan oleh L P A sesuai denga n penjenjangan dari negara LPA) dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK atau Magang untuk SLB. Kokurikuler Projek penguatan profil pelajar Pancasila Kegiatan kokurikuler yang dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase. Ekstrakurikuler Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan.

Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran Pendekatan secara terintegrasi 03 Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif ( team teaching ). Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Sebaga i contoh mengajarkan muatan Ilm u Pengetahua n Ala m atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi. Pendekatan tematik 02 Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik. Pendekatan mata pelajaran 01 Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah. Pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah 04 Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan. Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00- 12.00 dalam semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.

Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran meliputi: 1. ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur. 2 r uang lingkup kelas -penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja. Memahami Capaian Pembelajaran (CP) Merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) Merancang Pembelajaran Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dari TP

PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL REFLEKS I D AN UM P A N BALIK PERENCANA A N Pemetaa n kurikulum dan perencanaan pembelajaraan PELAKSANAAN pembelajaran E V ALUASI pembelajaran PEN D AMPINGA N D AN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan Kurikulum Operasional Prinsip-prinsip melakukan evaluasi: Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan Menetapkan data/informas i yang ingi n didapatka n dala m kegiatan peninjauan. Menentukan bentu k asesme n yang aka n dilakuka n untu k mendapatkan data/informasi yang diinginkan Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program. Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 14 KONTEKSTUALISASI KURIKULUM TINGKAT DAERAH

Kontekstualisasi Merujuk Pada Diversifikasi ✔ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), menegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa ✔ Diversifikasi kurikulum merupakan bagian dari prinsip pengembangan dalam pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan diversifikasi kurikulum harus memperhatikan aspek kondisi dimana kurikulum itu dilaksanakan

Diversifikasi Kurikulum ✔ Pertama , diversifikasi kurikulum berkaitan dengan jenis satuan pendidikan, misalnya: pendidikan akademik, pendidikan teknik/kejuruan, pendidikan keguruan, pendidikan agama, dan pendidikan khusus kecakapan hidup. ✔ Kedua , diversifikasi kurikulum berkaitan dengan potensi daerah, yaitu adanya muatan kurikulum yang dikembangkan oleh daerah berdasarkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah masing-masing (misalnya: maritim, agraris, dan jasa/niaga) ✔ Ketiga , diversifikasi kurikulum berkaitan dengan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik dan potensi yang beragam. Oleh karena itu satuan pendidikan perlu mengembangkan berbagai jenis program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa.

Jenis dan Muatan Diversifikasi Kurikulum Potensi Daerah berbagai ragam potensi kearifan daerah dan keunggulan daerah yang juga akan menyemai tumbuh kembangnya baik budaya, ekonomi, pertanian, budi daya, jasa maupun kemaritiman Potensi Sekolah Sekolah menetapkan keunggulan biasanya akan tercantum dalam visi dan misi sekolah. Sekolah yang potensial bisanya dipengaruhi oleh karakter geografis, potensi guru, dan siswa. Karakter geografis misalnya bila sekolah itu berada di daerah pertanian maka sekolah itu dapat mengembangkan diversifikasi kurikulum melalui keunggulan pertanian Bakat dan Minat Peserta Didik Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya dibandingkan seseorang yang kurang berbakat. Minat Adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Misalnya minat vokasional (profesi, komersial, dan kegiatan diluar sekolah) dan avokasional (kepuasan atau hobi)

Muatan Khas Daerah K T SP P end . P engu r an g an Risiko Bencana P end . HAM Clima t e Change P end . Etika Lalulintas P end . K esehatan Reproduksi Pendidikan Ant i K orupsi Kemaritiman EfSD P end . K a r ak t er P end . P en c e g ahan HIV/AIDS Apa lagi ? MultiKultur P end . Lin g k un g an Hidup/Adiwiyata Pendidikan Ekonomi Kreatif Pendidikan K e wi r ausahaan S S K kependudukan Bela Negara Contoh Konfigurasi Muatan Khas untuk Diversifikasi Kurikulum

Model Implementasi Diversifikasi Kurikulum Intrakurikuler ✔ Sebagai kemasan integrasi (Blended) ✔ Sebagai konteks (pemerkaya) ✔ Mata Pelajaran Tersendiri Kokurikuler Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih mendalami dan menghayati materi pengajaran yang telah dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, baik yang tergolong mata pelajaran program inti maupun program khusus. Diversifikasi masuk sebagai konteks dalam Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila Ekstrakurikuler Diversifikasi kurikulum sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung muatan keunggulan sekolah, potensi/kondisi daerah yang belum terakomodasi dalam kegiatan lain untuk memperkaya khasanah diversifikasi Pembiasaan dan Pembudayaan Sekolah Program diversifikasi kurikulum dengan menggunakan pendekatan rutin dengan pengaturan kegiatan siswa secara terjadwal dan terus-menerus dengan penekanan pada pembiasaan menjadi budaya sekolah. Beberapa kegiatan seperti: berdoa bersama, sembahyang berjamaah, peringatan hari-hari besar, upacara, cara hidup demokrasi, kegiatan ekonomi produktif, kompetisi seni dan olahraga, kebersihan diri dan lingkungan, mengerjakan pra-karya, melaksanakan kegiatan’hari krida’, dan seterusnya

Diversifikasi Kurikulum dalam KOSP Karakteristik Sekolah Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Pengorganisasian Pembelajaran Perencanaan Pembelajaran

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 21 CONTOH DESIGN/KERANGKA KURIKULUM OPERASIONAL Sekolah Menengah Pertama (SMP)

22 DESAI N KURIKULU M OPERASIONA L JENJANG SMP Cover (Judul, NISP, Alamat Sekolah) Halaman Pengesahan KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN Kekhasan sekolah sebagai hasil analisis konteks yang dilampirkan, meliputi: Peserta Didik (merumuskan/meninjau kembali analisis konteks terhadap data/kondisi riil saat ini) Pendidik dan Tenaga Kependidikan (merumuskan/meninjau kembali analisis konteks thd data/kondisi riil saat ini) Sosial Ekonomi Budaya Satuan Pendidikan (merumuskan/meninjau kembali analisis konteks thd kondisi riil sosial budaya saat ini) VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN Visi (Merumuskan/ meninjau kembali visi sesuai dengan tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju berdasarkan hasil analisis karakteristik satuan pendidikan saat ini) Misi (Merumuskan/ meninjau kembali misi untuk menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi dan nilai-nilai penting yang diprioritaskan saat ini) Tujuan (Merumuskan/ meninjau kembali tujuan yang merupakan tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan yang berdampak kepada peserta didik saat ini, menggambarkan tahapan-tahapan/milestone penting dan selaras dengan misi, dan strategi satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan)

23 DESAI N KURIKULU M OPERASIONA L JENJANG SMP PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan memilih pendekatan pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan satuan pendidikan. Penyusunan struktur kurikulum berdasarkan pendekatan pembelajaran yang dipilih.(pendekatan mata pelajaran, tematik, intergratif, atau sistem blok). Struktur Kurikulum (Intrakurikuler) – menentukan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), pilihan mata pelajaran, pengorganisasian cara regular, atau blok. Struktur Kurikulum dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang relevan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila – Merumuskan pengelolaan projek yang mengacu pada profil pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut. Merancang sekurang-kurangnya meliputi tema, dimensi (elemen, dan subelemen), Kelas, dan alokasi waktu pada tahun pelajaran tersebut. Alokasi waktu sekitar 25% dari total jam pelajaran (JP) per tahun. Ekstrakurikuler - Menetapkan kegiatan ekstrakurikuler apa saja yang akan dilakukan dan rasional pemilihannya. PERENCANAAN PEMBELAJARAN Ruang Lingkup Satuan Pendidikan Alur tujuan pembelajaran (Menjelaskan dan memberikan contoh alur tujuan pembelajaran dan dilampirkan bagaimana menurunkan Capaian Pembelajaran → tujuan pembelajaran → alur tujuan pembelajaran) Ruang Lingkup Kelas Perangkat Pembelajaran (Menjelaskan dan memberikan contoh rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar). RPP/Modul ajar sekurang-kurangnya menggambarkan tentang tujuan, langkah pembelajaran, dan penilaiannya) CATATAN : Dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup satuan Pendidikan dan ruag lingkup kelas dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran

24 DESAI N KURIKULU M OPERASIONA L JENJANG SMP EVALUASI, PENDAMPINGAN, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL Evaluasi Evaluasi dilakukan secara mandiri dan berkala oleh satuan pendidikan, dan dapat berupa: Melakukan diskusi dengan sesama pendidik terkait strategi pembelajaran yang sudah dilakukan dan kendala-kendala yang dihadapi Evaluasi jangka Panjang Evaluasi jangka pendek Pendampingan dan Pengembangan Profesional Pendampingan dapat dilakukan melalui coaching, monitoring, atau evaluasi. Membuat jadwal diskusi untuk memperoleh solusi atas kendala-kendala yang dihadapi. LAMPIRAN Contoh merumuskan alur tujuan pembelajaran mata pelajaran Contoh perencanaan pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran/modul ajar mata pelajaran) Contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila Hal-hal yang dianggap esensial lainnya (RKS, RKAS, Kalender Pendidikan, dll.)

Kebijakan dan Panduan dapat diakses di ………… kurikulum.kemdikbud.go.id

Terima Kasih M. Yusri Saad_085255760710
Tags