Sastra Arab Modern Periode An-Nahdah dan Ottoman Lanang Hutama Magister Kajian Budaya Timur Tengah
Periode Modern dalam sastra Arab, dikenal sebagai an- Nahdah ( kebangkitan ), menandai transisi dari sastra klasik yang berkesinambungan menuju bentuk-bentuk baru yang lebih kompleks . Berbeda dari periode klasik yang relatif stabil dalam gaya dan isi , sastra modern mengalami transformasi besar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal . Meskipun demikian , perubahan ini tidak bersifat revolusioner , melainkan berlangsung secara bertahap . Periode An Nahdah
Sastra Arab modern memang mengambil bentuk dari sastra Eropa seperti novel dan drama, tapi tetap menjaga ciri khas Arab. Misalnya , novel Zaynab karya Muhammad Husayn Haykal memakai bentuk novel Eropa , tapi isinya masih kuat dengan nuansa budaya Arab dan gaya bahasa klasik . Begitu juga karya-karya Tawfiq al-Hakim . Ia menulis drama dengan gaya teater Barat, tapi penuh nilai-nilai Islam dan filsafat Timur. Ini menunjukkan bahwa al- Nahdah bukan peniruan , melainkan perpaduan tradisi lokal dengan pengaruh asing . Sastra Arab Modern Muhammad Husayn Haykal
Perpaduan Tradisi Lama dan Bentuk Baru Sastra modern tetap terhubung dengan sastra klasik , tidak sepenuhnya meninggalkan warisan masa lalu . Perubahan terjadi secara perlahan dan bertahap , bukan revolusioner . Pengaruh Sastra Barat Mulai mengadopsi bentuk-bentuk sastra Eropa seperti novel, drama, dan cerpen . Pembagian genre mengikuti sistem kajian sastra Barat: puisi , novel, cerpen , drama, dan kritik . Bahasa Arab Tetap Digunakan Meskipun ada penulis Arab yang menggunakan bahasa asing ( Prancis , Inggris ), sastra Arab modern tetap ditulis dalam bahasa Arab. Ciri Khas Sastra Modern
Isu dan Tema Baru Mengangkat tema sosial , politik , dan identitas Arab modern yang berbeda dari sastra Barat maupun sastra klasik . Awal Kebangkitan : Tahun 1798 Dimulai dengan masuknya Prancis ke Mesir yang membuka dunia Arab terhadap pengaruh Barat. Pusat awal perkembangan : Mesir dan Suriah, lalu menyebar ke wilayah Arab lainnya . Ciri Khas Sastra Modern
Sastra Arab Modern berkembang luas dari wilayah Samudra Atlantik hingga Teluk Persia, mencakup hampir seluruh dunia Arab. Perkembangannya bermula di Mesir dan Suriah, lalu menyebar ke negara-negara Arab lainnya . Kebangkitan ini sangat terkait dengan munculnya dunia Arab modern yang dimulai sejak kedatangan Prancis ke Mesir pada tahun 1798 , yang membuka pintu pengaruh Barat dalam berbagai aspek kehidupan , termasuk sastra Ruang Lingkup dan Penyebaran
Sejak awal abad ke -16, Kesultanan Ottoman mulai memperluas kekuasaannya ke wilayah Arab dan secara bertahap menguasai hampir seluruh kawasan tersebut . Wilayah Arab kemudian dibagi menjadi beberapa provinsi administratif yang masing-masing dipimpin oleh seorang Pasha yang ditunjuk langsung oleh Sultan di Istanbul. Meskipun struktur pemerintahan berada di bawah kendali pusat Ottoman, ulama dan tokoh masyarakat lokal tetap dilibatkan dalam pengelolaan pemerintahan sehari-hari . Keterlibatan mereka tidak hanya menjaga stabilitas sosial , tetapi juga memberikan legitimasi kultural dan religius bagi kekuasaan Ottoman di tengah masyarakat Arab. Periode Ottoman - Latar Belakang Politik
Pada masa pemerintahan Ottoman, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Arab umumnya masih sangat sederhana . Kebanyakan rakyat tinggal di desa , bekerja sebagai petani , dan hidup dari hasil pertanian seadanya . Mereka tidak sekolah dan banyak yang buta huruf . Sementara itu , di kota-kota besar , kehidupan sedikit lebih maju . Ada pedagang , pengrajin , dan ulama yang punya peran penting dalam masyarakat . Baik di desa maupun di kota , orang-orang hidup dalam kelompok — entah itu keluarga besar , kabilah , atau kelompok agama seperti tarekat. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Pada abad ke -20, muncul tema baru dalam sastra Arab yaitu tentang petani tak bertanah dan kaum miskin perkotaan . Tema ini belum dikenal pada masa sebelumnya karena pada zaman klasik , masyarakat Arab masih hidup dalam struktur sosial tradisional . Kemunculan tema ini merupakan respons atas perubahan sosial akibat melemahnya kekuasaan Kesultanan Ottoman, di mana rakyat mulai kehilangan tanah , ditekan pajak berat , dan hidup dalam ketidakamanan . Kondisi ini diperburuk oleh pejabat korup , perebutan kekuasaan lokal yang berdarah , serta serangan dari suku-suku Badui . Fenomena Baru: Petani Tak Bertanah