LAYANAN BK DI SEKOLAH dalam implementasi sistem pendidikan
asrikonseling17
0 views
84 slides
Oct 08, 2025
Slide 1 of 84
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
About This Presentation
Bimbingan konseling
Size: 1.23 MB
Language: none
Added: Oct 08, 2025
Slides: 84 pages
Slide Content
MU HAMMAD ASRI, S.Ag , M.Pd ., Gr. Kons . LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SATUAN PENDIDIKAN
2 Definisi Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual kegamaan , pengendalian diri, kepribadian , kecerdasan , akhlak mulia , serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas pasal 1 ayat 1)
Fungsi Pendidikan Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. ( UU Sisdiknas pasal3) 3
Sukses Pendidikan Pendidikan yang sukses adalah pendidikan yang mampu mengantarkan anak menjadi : Bertaqwa Berkepribadian matang Berilmu mutakhir dan berprestasi Mempunyai rasa kebangsaan Berwawasan global 4
Proses pembelajaran menurut PP No . 19 Tahun 2005 Proses pembelajaran diselenggarakan sedemikian rupa sehingga terasa hidup, memotivasi, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Dalam proses pembelajaran, pendidik memberikan keteladanan. 5
POSISI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN DAN KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di sekolah memiliki peranan penting berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah. PENDIDIKAN dapat memanfaatkan bimbingan dan konseling sebagai mitra kerja dalam melaksanakan tugasnya sebagai rangkaian upaya pemberian bantuan . BIMBINGAN DAN KONSELING menyediakan unsur-unsur di luar individu yang dapat dipergunakan untuk memperkembangkan diri .
Integrasi bimbingan dan konseling dalam pendidikan juga tampak dari dimasukkannya secara terus menerus program-program konseling ke dalam program-program sekolah ; konsep-konsep dan praktek-praktek bimbingan dan konseling merupakan bagian integral upaya pendidikan . Kegiatan bimbingan dan konseling akan selalu terkait dengan pendidikan, karena keberadaan bimbingan dan konseling dalam pendidikan merupakan konsekuensi logis dari upaya pendidikan itu sendiri.
BIMBINGAN DAN KONSELING merupakan proses yang menunjang pelaksanaan pendidikan di sekolah , karena program-program konseling meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya menyangkut kawasan kematangan pendidikan dan karir, kematangan personal dan emosional, serta kematangan sosial. Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan yang bermutu pada umumnya. Dalam keadaan tertentu bimbingan dan konseling dapat dipergunakan sebagai metode dan alat untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
BIMBINGAN DAN KONSELING yang dilakukan oleh Guru BK/Konselor sebagai bentuk upaya pendidikan , karena kegiatan konseling selalu terkait dengan pendidikan dan keberadaan konseling di dalam pendidikan merupakan konsekuensi logis dari upaya pendidikan itu sendiri. BIMBINGAN DAN KONSELING tidak dapat lepas dan melepaskan diri dari keseluruhan rangkaian pendidikan.
BIMBINGAN DAN KONSELING sebagai upaya pendidikan memberikan perhatian pada proses, yaitu cenderung memperhatikan tugasnya sebagai rangkaian upaya pemberian bantuan pada anak mencapai suatu tingkat kehidupan yang berdasarkan pertimbangan normative, antropologis dan sosio kultural. Dengan demikian, bimbingan dan k onseling tidak mungkin melepaskan diri dari keseluruhan rangkaian pendidikan. Dengan perkataan lain, pendidikan dapat memanfaatkan bimbingan dan konseling sebagai mitra kerja dalam melaksanakan tugasnya .
Intervensi Konseling dalam merealisasikan fungsi pendidikan akan terarah kepada upaya membantu individu yang dapat dilakukan melalui konseling untuk: memperhalus, menginternalisasi, memperbaharui dan mengintegrasikan sistem nilai dan pola perilaku yang mandiri.
Dalam PROSES KONSELING amat mungkin diperlukan dan digunakan berbagai metode dan teknis psikologis untuk memahami dan mempengaruhi perkembangan perilaku individu, dengan tetap berstandar dan terarah kepada pengembangan manusia sesuai dengan hakikat eksistensinya. KONSELING mengemban tanggung jawab untuk membantu individu mampu menyesuaikan diri terhadap dinamika dan kehidupan sosial
GARIS SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING ( PENGALAn ) ________________________________________________________________________ 20 tahuan Gerakan Utama Setting Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1960-an Gilbret Wrenn, perkembangan sbg. Sekolah (SD-PT) Perkmbngan tujuan BK, pendkatan komrehensif, Rehabilitasi Remedial gerakan ksehtan mental menggeser Keluarga tg jawab psikiatrik, preventif sbg nilai Layanan adiksi baru BK, mencakup masalah lingkngan klien, lahir pndekatan ekologis Jurusan G&C di IKIP Bandung (Dr. Mochtar Buchari), inkorporasi BK ke dlm pddk (Kur. 75), IPBI Penyiapan ahli BK melalui pddkan Post Doktoral (LPPD IKIP Bandung)
________________________________________________________________________ 20 tahuan Gerakan Utama Setting Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1980-an Model BK yang terstruktur dan ter- Sekolah (SD-PT) Perkembngan orgnisasikan (isi, organisasi, sumber Rehabilitasi Remedial daya); seluruh siswa, kur. bimb., Keluarga Preventif pndkatan terpadu Adiksi Model competency based guidance Pekerjaan Model perkembangan (isi/kompetensi, kerangka kerja, sumber daya) Penyiapan tenaga profesional (S2-S3) Perubahan BK menjadi Bimbingan Karir Kembali ke Bimbingan dan Konseling 1996… Studi: Quality Improvement and PENDIDIKAN PERKEM- Management System of School BANGAN Guidance and Counseling Service (Sunaryo Kartadinata dan Tim,1996-1999)
_________________________________________________________________ 20 tahuan Gerakan Utama Setting Tujuan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 2000-an Profesionalisasi Bimb.dan Konsl. Sekolah (TK-PT) Perkmbngan IPBI menjadi ABKIN Rehabilitasi Remedial Pendidikan Profesi Konselor Keluarga Preventif Legalitas Konselor sbg profesi pddk . Adiksi Standarisasi Profesi Konselor: Kebutuhan Khusus Etik Pekerjaan Sertifikasi-Akreditasi Praktek Pribadi Kredensialisasi Konsultansi Organisasi Perawatan kesehatan PENATAAN LAYANAN .. 2007 Pendidikan Preventif dan PERMENDIKNAS NO. 27/2008 Pendidikan Pengembangan PERMENDIKBUD NO 111/2014 Pendidikan secara komprehen- sif (BK Komprhsf) ABK I N 2001-2009 HSBKI (ISPI)
Definisi Bimbingan Konseling Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya . Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku 17
KONSELING Pekerjaan, disiplin keilmuan, atau PROFESI BANTUAN “PROFESI YANG MULIA DAN ALTRUISTIK”. Menarik orang-orang yang peduli terhadap orang lain, ramah, bersahabat, dan sensitif.
PROFESI merupakan pekerjaan atau karir yang BERSIFAT PELAYANAN BANTUAN KEAHLIAN dengan ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku .
KONSELING sebagai PROFESI yang bersifat membantu memiliki landasan ILMU DAN TEKNOLOGI SERTA WILAYAH PRAKTEK YANG JELAS dan dapat dibedakan dengan profesi-profesi lain yang bersifat membantu .
KONSELING merupakan PROFESI YANG DINAMIS , selalu berkembang dan menyenangkan, yang berhubungan dengan tragedi manusia dan kemungkinan dalam cara yang intensif, personal dan perhatian.
KONSELING sebagai PROFESI BANTUAN adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi konselor di masyarakat dewasa ini. ANGGOTANYA dilatih khusus dan memiliki lisensi atau sertifikat untuk melakukan sebuah layanan unik dan dibutuhkan oleh masyarakat .
KONSELING Sebagai PROFESI BANTUAN diperuntukan bagi individu-individu normal yang sedang menjalani proses perkembangan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan agar mencapai PERKEMBANGAN OPTIMAL, KEMANDIRIAN DAN KEBAHAGIAAN dalam menjalani berbagai kehidupan
KONSELING akan dapat diwujudkan oleh KINERJA KONSELOR /GURU BK profesional, bermartabat dan berwawasan masa depan sehingga akan mampu MEMBERDAYAKAN , MEMBUDAYAKAN,dan MEMBANGUN KARAKTER peserta didik
KONSELOR Adalah tenaga spesialis yang terlatih dan terakreditasi dalam bidang konseling .
KONSELOR adalah PENDIDIK PROFESIONAL yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang BK dan Lulus P endidikan P rofesi G uru B K atau Pendidikan Profesi K onselor.
GURU BK adalah PENDIDIK yang berkualifikasi akademik minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang BK dan memiliki kompetensi di bidang Bimbingan dan konseling .
GURU BK atau KONSELOR mempunyai: tugas , tanggung jawab, wewenang , dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan BK terhadap sejumlah siswa .
KONSELOR ATAU GURU BK bertugas: menyusun rencana pelayanan BK, melaksanakan pelayanan BK , mengevaluasi proses dan hasil pelayanan BK serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.
Profesi GURU BK atau KONSELOR merupakan pekerjaan atau karir : bersifat PELAYANAN KEAHLIAN dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku.
KONSELOR KINERJANYA MENJAMIN TUMBUH SUBURNYA PROFESI Mewujudkan PROFESI KONSELING BERMARTABAT bermanfaat bermandat dipercaya MEMENUHI STANDAR PROFESI KONSELOR
KONSELING BERMUTU akan dapat dilakukan oleh KONSELOR bermutu, profesional dan bermartabat . KONSELOR harus menjadi sosok guru yang “ DIGUGU ” dan “ DITIRU ”, oleh peserta didik dan masyarakat yang tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu .
TUGAS DAN FUNGSI KONSELOR SEBAGAI PENDIDIK tidak terbatas di dalam ruang kelas atau lingkungan sekolah, melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas yaitu dalam masyarakat.
TUGAS DAN FUNGSI KONSELOR SEBAGAI PENDIDIK Itulah sebabnya , dalam masyarakat Jawa seorang PENDIDIK dituntut pandai dan mampu menjadi ujung tombak dalam setiap aspek perkembangan masyarakat.
TUGAS SEORANG KONSELOR ibarat membangun fondasi pada sebuah bangunan. Bila fondasinya tidak kuat, maka rubuhlah bangunan itu. ANAK-ANAK PADA USIA SEKOLAH berada dalam era dimana membutuhkan asupan pengetahuan tentang nilai-nilai yang BERHUBUNGAN DENGAN KEHIDUPAN dimana mereka ada .
PADA USIA SEKOLAH inilah generasi-generasi penerus bangsa ini PERLU dibentuk , dilatih dan dibimbing secara benar dan tepat a gar mempunyai pandangan yang benar tentang dunia, kewajiban sebagai warga negara yang baik, cara berperilaku yang baik dan benar , nilai-nilai yang berhubungan dengan budaya dan perjuangan bangsa
cara bagaimana mempertahankan identitas bangsa , menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa , kewajiban sebagai anggota masyarakat yang baik , cara bertindak, bersikap dan berperilaku yang benar dan sebagainya.
TUJUAN KONSELING PERKEMBANGAN OPTIMAL KEMANDIRIAN KEBAHAGIAAN KEHIDUPAN EFEKTIF DAN NORMATIF DALAM KESEHARIAN
Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal. Tujuan Bimbingan Konseling 41
Fungsi Pemahaman Fungsi Pencegahan Fungsi Pengentasan Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Fungsi Advokasi Fungsi Bimbingan Konseling 42
Penyusunan Program BK, tidak didasarkan pada kebutuhan nyata siswa. Pelaksanaan Program BK - Tidak adanya jam masuk kelas - Kurangnya sarana dan prasarana - Masih adanya tugas-tugas yang mestinya bukan tanggung jawab guru BK. - Belum adanya kepercayaan terhadap guru BK Penilaian BK , masih bervariasinya sistem penilaian dalam BK. Permasalahan 43
A. Disiplin Tanggungjawab ( r esponsibility) Ketepatan kerja ( p unctuality) Keterikatan ( c ommitment) Keteraturan (orderly m anner) Kemampuan (competent) 44 Beberapa Prinsip yang perlu dikembangkan
B. Kemartabatan ( Honour ) Kejujuran ( h onesty ) Semangat Juang ( p atriotik ) Keberanian untuk benar-adil ( c ourageous ) Kemuliaan / kepatuhan / keunggulan (excellent) Ketekunan-keajegan (persistent) Tahan Cobaan ( perserverence ) 45
C. Struktur (Hierarchy) Mata Rantai Peraturan ( chain of rules ) Profesional Kesetiaan ( loyal ) Kerjasama ( teamwork ) Ketaatan ( obedient ) Saling memperhatikan ( care-share ) 46
Guru BK yang Diharapkan Pupil Centered ( b erorientasi pada siswa ) Dinamic ( dinamis ) Democratic ( d emokratis ) 47
21 Nilai Karakter Yakin akan kehadiran Allah SWT Semangat kerja keras Berpikir luas dan terbuka Berusaha untuk sanggup bekerja dan bertanggung jawab Hangat optimis dan bersyukur Bersih, tertib dan rapi Berani untuk yang benar Bersedia memberi dan meminta maaf Toleran kepada kekurangan Penolong Kreatif, imaginatif keluar dari kebiasaan untuk hal yang baik 48
Lanjutan Mandiri yakin akan kekuatan diri tetapi rendah hati Mau belajar dan berpikir ilmiah Ajeg, konsisten memakai nalar Halus perasaan, kasih, cinta dan sayang Hormat, disiplin dan taat azaz Sopan santun Dapat dipercaya (amanah) Dapat mengendalikan diri Bersikap adil dan sportif Berikhtiar dan tawakal kepada Allah SWT 49
Integritas Percaya pada nalar Empati Kemerdekaan / kemandirian Keberanian Rendah hati Rasa keadilan Tahan deraan Keunggulan Intelektual 16
Ragam Potensi Kecerdasan 51 Potensi Spiritual Mampu menghadirkan Tuhan / Keimanan dalam setiap aktifitas . Kegemaran berbuat untuk Allah. Disiplin Beribadah Sabar berupaya Berterima kasih / bersyukur atas pemberian Tuhan kepada kita . Potensi Jasmani Sehat secara medis Tahan cuaca Tahan bekerja keras Potensi Perasaan Mengendalikan emosi Mengerti perasaan orang lain Senang bekerjasama Menunda kepuasan sesaat Berkepribadian stabil Potensi Akal Kemampuan berhitung Kemampuan Verbal Kemamuan spasial Kemampuan Membedakan Kemampuan membuat daftar prioritas . Potensi sosial Senang berkomunikasi Senang menolong Senang berteman Senang membuat orang lain senang Senang bekerjsama
Kecenderungan Sikap Penyedih / Dingin Bergejolak / Panas Berhati Tenang , Sejuk Bersemangat Gembira Hangat Tidak Stabil Introvert Ekstrovet Stabil Sangat Murung, Tegang Tidak Bersemangat, penuh perhitungan, Kaku, Dingin, Pendiam, Pasif Perasa Tidak Tenang; Agresif Negatif; Berubah-ubah Optimis; Aktif Bermasyarakat; Orientasi Bergembira; Pemimpin Merdeka; Fleksibel/Memahami Perbedaan; Senang Berkomunikasi Hati-hati; Tenggang Rasa; Damai; Terkendali Dapat dipercaya; Emosi Seimbang 52
Ciri-ciri Anak yang Kreatif wajahnya cerah dan berfisik dinamis berminat luas mulai dari musik-mata pelajaran-politik sering bertanya yang berbobot selalu ingin tahu, atau mendapat penjelasan yang berdasar ilmiah tidak berbatas tembok status berani ambil resiko mempunyai banyak alternatif untuk menyeleasikan masalah tidak cepat puas, hampir selalu ingin sempurna berani tampil beda, senang menggali pengetahuan mempunyai gagasan-gagasan yang original 53
Sentuhan Pembelajaran Perasaan Akal Iman / Qolbu enak/sebel b enar/salah h alal/haram 54
55 Watak penting untuk dikembangkan Bertaqwa Fleksibel Keterbukaan Ketegasan Berencana Mandiri Toleransi Disiplin Berani ambil resiko Sportif Setia kawan Integritas Orientasi masa depan-penyelesaian tugas
Penguatan jati diri BK dalam permendikbud no 111 tahun 2014
TITIK-TITIK PENEGASAN PERMENDIKBUD NO. 111/2014 Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013, secara filosofis, konseptual dan legal formal dituangkan dalam Permendikbud No. 111 / 2014 t entang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Permendikbud dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian Peraturan lainnya yang terkait dengan Kurikulum 2013. Permendikbud No. 111/2014 adalah payung hukum eksistensi dan acuan utama dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, khususnya pada jalur pendidikan formal jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
K etentuan dalam Pasal 13 Permendikbud No. 111/2014 menyatakan bahwa Peraturan Menteri yang terbit sebelumnya tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini, mengandung arti bahwa rujukan utama penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan menengah adalah Permendikbud No. 111 / 2014. Permendikbud sebelumnya, yaitu Permendikbud No. 81a/2013 t entang Implementasi Kurikulum pada lampiran IV tidak lagi menjadi rujukan utama Kalau pun dalam Permendikbud No. 81a/2013 ada materi yang relevan dan bisa digunakan, kerangka pikir dasar penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam implementasi Kurikulum 2013 tetap harus berangkat dari kerangka pikir Permendikbud No. 111 / 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Secara detil substantif Permendikbud No. 111/2014 dapat dan wajib dipelajari dan di p ahami oleh seluruh Konselor/Guru B imbingan dan K onseling , Instruktur Nasional, dan Pengambil Kebijakan Pendidikan B eberapa hal yang patut menjadi catatan atas kandungan isi Permendikbud No. 111/2014 sebagai pemahaman awal penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam implementasi Kurikulum 2013, terutama MENYANGKUT HAL-HAL BERIKUT …
K onsep dan kerangka kerja berbasis perkembangan individu/konseli, disebut sebagai bimbingan dan konseling perkembangan BK KOMPREHENSIF Perkembangan proses yang berlangsung dalam konteks, jelasnya dalam lingkungan perkembangan sebagai lingkungan belajar, dan konselor bertugas menciptakan lingkungan perkembangan Perkembangan konseli menyangkut ( ragam) dimensi tahapan , isi … berupa ragam aspek perilaku yang dikembangkan (seperti perilaku belajar, karir, pribadi, sosial), dan strategi intervensi dalam memfasilitasi perkembangan konseli bimbingan dan konseling komprehensif . Komprehensif karena dimensi tahapan, isi, dan strategi merupakan satu keutuhan yang harus bersinergi dengan proses pembelajaran dan layanan lainnya di dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli
Bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam Permendikbud No. 111/2014 dibangun dalam kerangka kerja yang menyangkut dimensi-dimensi berikut . Filos o fis yang menegaskan bahwa perkembangan adalah tujuan dari bimbingan dan konseling dengan visi dan misi yang terarah pada pencapaian tujuan perkembangan dalam ragam bid a ng perkembangan, jelasnya akademik, karir, pribadi dan sosial. Sistem peluncuran layanan yang mencakup layanan dasar (kurikulum bimbingan), layanan responsif, layanan peminatan dan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Akuntabilitas , yakni sistem evaluasi, audit program, dan pelaporan S istem manajemen yang menyangkut struktur organisasi, pengadministrasian data, tata kelola, dan ketenagaan
Kurikulum 2013 menganut prinsip keragaman peserta didik (diverse learner) dan keragaman pembelajaran (diverse learning) dengan ciri utamanya program peminatan, yang menekankan pembelajaran berbasis keragaman potensi peserta didik dan keragaman sumber dan proses pembelajaran Kesamaan orientasi pembelajaran dengan bimbingan dan konseling mengandung implikasi bahwa bimbing a n dan konseling dan pembelajaran pada Kurikulum 2013 bersifat kolaboratif. Peran lain yang dilakukan bimbingan dan konseling dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah peran konsultatif dan kolaborat if
Peminatan adalah proses memfasilitasi peserta didik memilih program, bidang studi, dan/atau kegiatan yang sesuai dengan potensi dan preferensi peserta didik asesmen untuk memahamai potensi dan preferensi peserta didik (bisa menggunakan salah satu atau beberapa atau gabungan dari tes, observasi, wawancara, telaah dokumen), menimbang alternatif pilihan program, bidang studi dan kegiatan yang memiliki kecocokan dengan potensi dan preferensi. Dalam tahap ini bisa jadi memerlukan konseling, perencanaan individual, dan konsultasi. pengambilan keputusan berupa penetapan pilihan yang akan menjadi program belajar peserta didik baik secara mandiri, kelompok, maupun klasikal dalam pembelajaran reguler. Program ini sebaiknya disusun secara kolaboratif antara guru bidang studi dan konselor/guru bimbingan dan konseling.
intervensi yakni proses memfasilitasi perkembangan peserta didik baik dalam bentuk pembelajaran maupun layanan bimbingan dan konseling pencatatan, monitoring dan diagnosis kemajuan perkembangan setiap peserta didik baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. asesmen akhir program perkembangan secara utuh dan menyeluruh , tidak hanya aspek kognitif dari mata pelajaran/bidang studi melainkan mencakup kecakapan untuk menerapkan hasil belajar di dalam kehidupan nyata, sebagai wujud penguasaan kecakapan hidup (life skills) tertentu. Prinsip ini dikenal dengan prinsip metakognisi.
Program peminatan di SMA/MA/SMK merupakan bagian dari proses perkembangan peserta didik dan harus mendekatkan peserta didik ke dalam dunia kehidupan nyata. Sejalan dengan kerangka pikir bimbingan dan konseling komprehensif maka program layanan peminatan harus mempertimbangkan tahap perkembangan, isi program, dan strategi intervensi . Dalam perspektif perkembangan jangka panjang program ini merupakan proses perkembangan dan bimbingan karir yang bisa dan bahkan perlu diselenggarakan sejak usia dini. Program peminatan di SMA/MA/SMK bukanlah proses penetapan pilihan yang tiba-tiba terjadi melainkan merupakan sebuah akumulasi perkembangan sejak usia dini. bimbingan dan konseling secara kolaboratif dengan proses pembelajaran memfasilitasi peserta didik untuk memiliki kesiapan karir melalui program peminatan.
Bimbingan dan konseling dalam P ermendikbud No. 111/2014 mengandung 4 ( empat ) unsur program atau layanan utama, yaitu: LAYANAN DASAR yang merupakan “kurikulum bimbingan”, yaitu program pengembangan perilaku jangka panjang yang diperuntukan bagi seluruh peserta didik, baik dalam aspek perkembangan akademik, pribadi, sosial maupun karir, sesuai dengan tahap perkembangannya. Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan.
LAYANAN PEMINATAN dan perencanaan individual yakni program bantuan bagi peserta didik untuk mengembangkan perencanaan masa depan, atas dasar pemahaman diri dan peluang serta tantangan yang dihadapi, sehingga terjadi proses pemilihan dan pengambilan keputu s an secara tepat. Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan. LAYANAN RESPONSIF, yaitu program bantuan bagi peserta didik yang memerlukan bantuan segera dalam menyelesaikan masalah dan kebutuhan yang dihadapi sehingga pencapaian tahap perkembangan selanjutnya tidak terganggu. DUKUNGAN SISTEM yaitu program yang terkait dengan manajemen, penyiapan sumber daya, kerjasama dengan berbagai pihak yang dimaksudkan untuk mendukung terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling secara efektif.
KOMPONEN PROGRAM SD SMP SMA/SMK Layanan Dasar 4 5 – 5 5 % 35 – 4 5 % 2 5 – 3 5 % Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual 5 – 1 % 15 – 25 % 25 – 3 5 % Layanan Responsif 2 0 – 3 0 % 25 – 35 % 1 5 – 2 5 % Dukungan Sistem 10 – 15 % 10 – 15 % 1 – 15 % Tabel 1. Proporsi Program Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam aspek ketenagaan, Permendikbud No. 111/2014 menegaskan bahwa Konselor dan Guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki tingkat kualifikasi akademik (S1) pendidikan dalam bidang bimbingan dan konseling . Ada penguatan eksplisit bahwa guru bimbingan dan konseling yang tidak berlatarbelakang bimbingan dan konseling didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya menjadi berkualifikasi S1 Bimbingan dan Konseling. Penegasan ini amat penting dan mengandung implikasi mendasar bahwa semua guru bimbingan dan konseling harus berkualifikasi S1 bimbingan dan konseling, dan Konselor adalah mereka yang berkualifikasi Sarjana pendidikan (S1) dalam bidang bimbingan dan konseling yang telah menempuh pendidikan profesi konselor. Dilihat dari perspektif, konsep, dan regulasi yang tertuang dalam Permendikbud No. 111/2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah maka Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor (PPGBK/K) adalah identik, yang diselenggarakan dalam program yang sama dan bukan dua program yang berbeda
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas mengenai penegasan peran bimbingan dan konseling dalam implementasi kurikulum 2013 maka nampak bahwa l ayanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian integral dari proses pendidikan pada satuan pendidikan. Layanan B imbingan dan K onseling merupakan upaya pengembangan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui berbagai kegiatan layanan B imbingan dan K onseling . Layanan B imbingan dan K onseling memiliki peran penting berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah . Bimbingan dan konseling merupakan bentuk upaya pendidikan dan layanan bagi peserta didik untuk dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya mencapai kemandirian . Perkembangan dan kemandirian peserta didik dipentingkan dalam proses bimbingan dan konseling yang sekaligus merupakan proses pendidikan yang menjadikan peserta didik berkembang dengan baik dan mandiri , memiliki pengetahuan dan keterampilan , jasmani dan rohani yang sehat , serta memiliki kemampuan penerapan nilai dan norma-norma hidup kemasyarakatan
Struktur dalam Program BK Rasional Visi dan Misi Landasan Program Deskripsi Kebutuhan Tujuan Komponen Program Bidang Layanan Rencana Operasional Kegiatan Pengembangan Tema / Topik Evaluasi Pelaporan dan Tindak Lanjut Sarana dan Prasarana Anggaran Biaya
KOMPONEN LAYANAN BK Layanan Dasar Proses pemberian bantuan pada seluruh konseli melalui kegiatan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok . Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Bantuan pada peserta didik / konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistemik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan . Layanan Responsif Pemberian bantuan pada peserta didik / konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera . Layanan Dukungan Sistem Komponen pelayanan dan kegiatan menejemen , tata kerja , infrastruktur dan pengembangan kemampuan profesional secara berkelanjutan .
78 RPLBK Apa Hakekat RPLBK ? Rencana Pelayanan minimal Memuat : 1. Tujuan pelayanan 2. Materi peleyanan 3. Kegiatan (langkah-langkahna ) 4. Sumber, bahan & alat 5. Penilaian
79 KOMPONEN & SISTEMATIKA RPLBK Identitas Tugas Perkembangan Tema Materi Bidang Bi m bingan Fungsi Tujuan Waktu & Tempat Metode Sarana & Sumber materi layanan Langkah Kegiatan Rencana Penilaian Rencana Tindak Lanjut
Jenis kegiatan layanan yang dilakukan Topik / Materi Waktu pelaksanaan kegiatan Sasaran kegiatan Jadwal kegiatan Hasil yang dicapai didasarkan pada hasil penilaian proses dan hasil . Analisis hasil penilaian proses dan hasil , hambatan dan pendukung Tindak lanjut . LINGKUP LAPORAN
No . Jenis Kegiatan Layanan Topik/materi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sasaran Kegiatan Layanan Jadwal Pelaksanaan Hasil Evaluasi Analisis Tindak Lanjut Proses Hasil Pendukung Penghambat Jenis Layanan/pendukung : ………………… Kelas / Program Jurusan : ………………… Semester : ………………… Tahun Pelajaran : ………………… Mengetahui Kepala Sekolah ______________ NIP Parung, ……………..20.. Guru BK/Konselor ______________ NIP LAPORAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM BK
No . Jenis Kegiatan Layanan Topik/materi Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sasaran Kegiatan Layanan Jadwal Pelaksanaan Hasil Evaluasi Analisis Tindak Lanjut Proses Hasil Pendukung Penghambat 1 Himpunan Data Mengisi biodata siswa Minggu pertama, tahun ajaran baru 32 Data Pribadi Peserta Didik Minggu pertama, tahun ajaran baru Sejumlah 32 peserta didik melaksanakan pengisian biodsata 100% peserta didik melakukan pengisian biodata dan mengumpulkan hasil isian kepada guru BK Seluruh peserta didik mengembalikan format biodata yang telah diisinya kepada guru BK. Waktu pengumpulan tidak sesuai jadwal shg menghambat pelaksanaan entri data Data yang terkumpul disimpan dalam file yang mudah digunakan untuk keperluan pelauyanan BK HASIL DISKRIPSI TEMUAN DAN TINDAK LANJUT
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Sasaran BAB II PELAKSANAAN A. Pelaksanaan K egiatan L ayanan BK B. Hambatan dan Cara Mengatasinya BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi LAMPIRAN-LAMPIRAN - Format-Format Lapelprog SISTEMATIKA LAPORAN :