MAKALAH KONSEP DASAR IPS KELOMPOK II.docx

SantiEkawati 10 views 16 slides Mar 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

makalah ini bisa membantu tugas kuliah anda dalam mata kuliah kosep dasar IPS


Slide Content

MAKALAH
ILMU-ILMU SOSIAL (ANTROPOLOGI, SOSIOLOGI, POLITIK DAN
PSIKOLOGI SOSIAL)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS
Dosen Pengampu : Riska Latifatul Husna, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1.JURIYAH
2.SANTI EKAWATI
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SORONG
2025
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabat beliau, dan kepada
umat beliau hingga akhir zaman.
Pertama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan
keikhlasannya membimbing kami sehingga kami mengetahui sedikit demi sedikit
apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tak lupa kepada teman-teman
seperjuangan yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini kami buat sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan dalam
penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A.Latar Belakang .....................................................................................1
B.Rumusan Masalah ................................................................................2
C.Tujuan ..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................4
A.Pengertian Ilmu-Ilmu Sosial ................................................................4
B.Karakteristik Ilmu-Ilmu Sosial ............................................................4
C.Antropologi .........................................................................................5
D.Sosiologi ..............................................................................................7
E.Politik ...................................................................................................8
F.Psikologis Sosial ..................................................................................10
BAB III PENUTUP .........................................................................................12
A.Kesimpulan ..........................................................................................12
B.Saran ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................13
iii

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial memegang peranan krusial dalam memahami
kompleksitas masyarakat manusia yang terus berkembang. Di era pasca-
pandemi COVID-19, antropologi telah mengalami transformasi signifikan
dalam metodologi penelitian, dimana para antropolog beradaptasi dengan
kondisi pembatasan mobilitas melalui etnografi digital dan metode jarak jauh.
Reorientasi ini tidak hanya merupakan respons pragmatis terhadap
keterbatasan, tetapi juga membuka perspektif baru tentang bagaimana budaya
digital mempengaruhi identitas, komunitas, dan praktik sosial kontemporer.
Sosiologi kontemporer telah mengalami pergeseran paradigma menuju
analisis interseksional dan dekolonisasi pengetahuan. Terdapat pengakuan yang
semakin kuat bahwa teori-teori klasik Barat tidak cukup untuk menjelaskan
kompleksitas sistem sosial global. Bhopal (2021) menunjukkan bagaimana
sosiologi telah mulai mengintegrasikan perspektif dari Selatan Global dan
kelompok marjinal, menantang hierarki pengetahuan yang telah lama
dipertahankan dalam disiplin ini.
Ilmu politik telah menghadapi tantangan signifikan dalam menganalisis
fenomena populisme global, erosi demokrasi liberal, dan perubahan geopolitik.
Meluasnya disinformasi dan polarisasi politik yang difasilitasi oleh media
sosial telah memaksa para ilmuwan politik untuk meninjau kembali asumsi-
asumsi dasar tentang rasionalitas politik dan proses pengambilan keputusan
demokratis.
Psikologi sosial telah mengalami revolusi metodologis dalam beberapa
tahun terakhir, dengan perhatian yang meningkat pada reproduktifitas dan
validitas ekologis. Krisis reproduktifitas yang teridentifikasi pada awal 2010-an
telah mendorong transformasi dalam praktik penelitian, termasuk pre-
registrasi, peningkatan ukuran sampel, dan berbagi data terbuka. Seperti
dijelaskan oleh Nosek et al. (2022), gerakan "Open Science" telah mengubah
1

cara psikolog sosial melakukan, melaporkan, dan mengevaluasi penelitian.
Selain itu, psikologi sosial kontemporer semakin menyadari pentingnya
diversifikasi sampel penelitian melampaui populasi WEIRD (Western,
Educated, Industrialized, Rich, and Democratic) untuk mengembangkan teori
yang benar-benar universal tentang kognisi dan perilaku sosial manusia.
Bidang ini juga semakin terintegrasi dengan neurosains sosial, menawarkan
perspektif tentang bagaimana proses biologis dan sosial saling berinteraksi
dalam membentuk pemikiran, emosi, dan perilaku manusia.
Secara kolektif, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi sosial telah
mengalami konvergensi yang meningkat dalam menghadapi tantangan global
kontemporer. Fenomena seperti perubahan iklim, migrasi massal, dan
transformasi digital membutuhkan analisis interdisipliner yang
mengintegrasikan wawasan dari berbagai perspektif ilmu sosial.
Perkembangan teknologi digital dan kecerdasan buatan telah membuka
frontier baru dalam penelitian ilmu sosial, menawarkan alat analisis yang
canggih dan pendekatan metodologis inovatif. Metode komputasional seperti
analisis jaringan sosial, pemodelan berbasis agen, dan analisis teks otomatis
semakin terintegrasi ke dalam arsenal metodologis para ilmuwan sosial.
Namun, revolusi digital dalam ilmu sosial juga membawa tantangan etis dan
epistemologis yang signifikan, termasuk masalah privasi, representasi, dan
algoritma bias.
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan ilmu-ilmu sosial?
2.Bagaimna karakteristik ilmu-ilmu sosial?
3.Apa yang dimaksud dengan Antropologi?
4.Apa yang dimaksud dengan Sosiologi?
5.Apa yang dimaksud dengan Politik?
6.Apa yang dimaksud dengan Psikologi Sosial?
2

C.Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian ilmu-ilmu sosial
2.Untuk mengetahui karakteristik ilmu-ilmu sosial
3.Untuk mengetahui pengertian Anropologi
4.Untuk mengetahui pengertian Sosiologi
5. Untuk mengetahui pengertian Politik
6.Untuk mengetahui pengertian Psikologis Sosial.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Ilmu-Ilmu Sosial
Menurut Sapriya (2006), dalam struktur disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
sosial maupun ilmu pendidikan, belum ada di temukan nama pendidikan IPS
sebagai sub disiplin ilmu. Namun demikian, peran ilmu sosial tetap menjadi
konten utama untuk pendidikan IPS.
IPS merupakan mata pelajaran di tingkat SD/MI dan menengah, atau
salah satu program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah Social
Studies dalam kurikulum persekolahan di negara lain seperti Amerika Serikat.
Pengertian IPS di tingkat persekolahan, mempunyai perbedaan makna, di
sesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, khususnya antara
IPS untuk sekolah dasar dengan IPS untuk Sekolah menengah. Pengertian IPS
di persekolahan tersebut ada yang berarti nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri, gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin
ilmu,dan ada yang berarti program pengajaran Sapriya (2006).
Ada beberapa pengertian ilmu ilmu sosial yang dikemukan oleh para ahli.
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf dalam Sapriya (2006) Ilmu sosial
ialah suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin
akademik yang memberikan perhatian pada aspek aspek kemasyarakatan
manusia. Bentuk tunggal ilmu sosial menunjukkan sebuah komunitas dan
pendekatan yang saat ini hanya diklaim oleh beberapa orang saja, sedangkan
bentuk jamaknya. Ilmu ilmu sosial mungkin istilah tersebut merupakan bentuk
yang lebih tepat. Ilmu ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, geografi sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia
termasuk ilmu hamaniora.
B.Karakteristik Ilmu-Ilmu Sosial
Ada beberapa karakteristik ilmu ilmu sosial menurut Sapriya (2006),
diantaranya:
4

1.Berbagai batang tubuh disiplin ilmu ilmu sosial yang di organisasikan
secara sistematis dan ilmiah.
2.Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang
handal dan kuat serta dapat di uji tingkat kebenarannya.
3.Batang tubuh disiplin ilmu ilmu sosial disebut juga struktur disiplin ilmu
atau fundamentai ide.
4.Teori dan generalisasi dalam strukstur di sebut pula pengetahuan yang di
capai lewat pendekatan konseptual dan syntactis yaitu lewat proses
bertanya, berhipotesis,pengumpulan data (observasi dan eksperimen).
C.Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani "anthropos" yang berarti manusia
atau orang, dan "logos" yang berarti wacana. Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Secara etimologis
antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat,
budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa (Hastati & Wahid, dkk,
2019).
Menurut Astawa (2017) dalam Nasution & Lubis (2018) secara harfiyah
antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos berarti manusia, dan
logos artinya ilmu. Antropologi berarti ilmu yang mengkaji manusia.
Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas, dengan menggabungkan
humani ora, ilmu sosial, dan ilmu alam untuk menjelaskan apa itu manusia dan
artinya menjadi manusia. Jadi, antropologi merupakan ilmu yang mengkaji
manusia untuk memperoleh pengertian atau pemahaman tentang manusia
dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya.
Antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif.
Antropologi bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-
pemjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua
aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat, bukan hanya di
5

Eropa dan Amerika akan tetapi terhadap bangsa-bangsa non Barat (Musyarofah
& Suma, 2021).
Menurut Harsojo (1984) dalam Pratiwi, dkk., (2021), antropologi bukan
satu-satunya cabang ilmu yang mempelajari manusia. Antropologi mempunyai
tujuan yang sama dengan ilmu sosial lainnya dalam mengkaji manusia dalam
kehidupan masyarakat. Berikut beberapa hubungan Antropologi dengan ilmu
lainnya:
1.Hubungan Antropologi dengan Sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut
hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan
manusia dalam masyarakat. Dalam antropologi budaya mempelajari
gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya. Jadi
hubungan antropologi dengan sosiologi adalah adanya perilaku manusia
dengan proses-proses yang timbul dalam kehidupan sosial masyarakat.
2.Hubungan Antropologi dengan Psikologi
Psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia dan proses-
proses mentalnya. Psikologi pun membahas faktor-faktor penyebab perilaku
manusia secara internal, seperti motivasi, minat, sikap, konsep diri, dan lain-
lain. Sedangkan dalam antropologi, khususnya antropologi budaya, lebih
bersifat faktor eksternal, yaitu lingkungan fisik, lingkungan keluarga, dan
lingkungan sosial dalam arti luas. Jadi kedua unsur itu saling berinteraksi
satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan salah satunya
kebudayaan masyarakat adalah adanya perkawinan.
3.Hubungan Antropologi dengan Ilmu Politik
Penting halnya jika seorang ahli ilmu politik harus meneliti ataupun
menganalisis kekuatan-kekuatan politik di negara-negara yang sedang
berkembang agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat dari
suatu suku bangsa tertentu. Maka metode analisis antropologi menjadi
penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang
tingkah laku dari partai politik yang ditelitinya. Karena antropologi
6

mempelajari tentang manusia dari segi keanekaragaman fisik serta
kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai).
D.Sosiologi
Istilah sosiologi sebagai cabang ilmu sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuan Prancis, bernama August Comte tahun 1842 akan tetapi dalam catatan
sejarah Emile Durkheim melanjutkan istilah tersebut dan menerapkannya
menjadi sebuah ilmu disiplin ilmu. Kata sosiologi berasal dari dua kata dalam
bahasa latin yaitu, socius yang artinya teman, keluarga, masyarakat dan logos
yang berarti ilmu. Secara keseluruhan diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat (Nasution & Lubis, 2018).
Menurut para ahli yaitu Max Weber sosiologi adalah ilmu yang berupa
memahami tindakan-tindakan sosial. Sedangkan menurut William Kornblum
sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajar masyarakat dan perilaku
sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat bersangkutan dalam berbagai
kelompok dan kondisi (Sapriya, dkk., 2006).
Menurut Durkheim pokok pembahasan sosiologi adalah fakta-fakta
sosial. Yang dimaksud dengan fakta-fakta sosial adalah pola-pola atau system
yang mempengaruhi cara manusia berpikir, bertindak, dan merasa. Fakta
tersebut berada diluar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan
mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah murid diwajibkan untuk
datang tepat waktu, menggunakan seragam dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan kedalam sebuah aturan yang
memiliki sanksi tertentu jika dilanggar (Pratiwi, dkk., 2021).
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya dalam sebuah kelompok masyarakat serta proses pengaruh
timbal balik antara berbagai pelaku masyarakat.
Dasar penelitian sosiologi merupakan penggabungan data dari berbagai
ilmu pengetahuan. Jadi, ruang lingkup kajian sosiologi dapat dijadikan tiga
poin (Hastati & Wahid, dkk, 2019), yaitu:
7

1.Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, dan pemakaian sumber-sumber kekayaan alam.
2.Persoalan sejarah, yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, contohnya
usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat dan sebagainya.
3.Masalah manajemen, yaitu pihak-pihak yang membuat kajian berkaitan
dengan apa yang dialami warganya.
Menurut Soerjono Soekanto dalam (Sapriya, dkk., 2006), berdasarkan
kekhususan dari ruang lingkupnya sosiologi dapat dikelompokkan menjadi dua
macam cabang, yaitu sosiologi umum dan sosiologi khusus.
1.Sosiologi umum mempelajari dan menyelidiki tingkah laku manusia pada
umumnya dalam mengadakan hubungan masyarakat.
2.Sosiologi khusus mempelajari dan menyelidiki bermacam-macam sektor
kehidupan bermasyarakat dari suatu segi kehidupan tertentu.
Contoh sosiologi khusus menurut Soerjono Soekanto, yakni:
a.Sosiologi pendidikan, yaitu membahas hubungan gejala kemasyarakatan
dengan pendidikan.
b.Sosiologi perkotaan, yaitu membahas masyarakat di kota-kota.
c.Sosiologi pedesaan, yaitu membahas masyarakat di pedesaan.
d.Sosiologi hukum, yaitu membahas tingkah laku manusia dan masyarakat
dalam kaitannya dengan hukum yang berlaku.
e.Sosiologi politik, yaitu membahas masyarakat dalam hubungannya dengan
politik.
f.Sosiologi industri, yaitu membahas masyarakat dalam dunia industri.
g.Sosiologi pembangunan, yaitu membahas masyarakat di dalam
pembangunan.
E.Politik
Secara etimologi kata "politik" masih berhubungan dengan polisi,
kebijakan. Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
8

definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dengan ilmu
politik. Politik erat kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
Negara, yang diwujudkan dalam penentuan tujuan dari system dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut (Nasution & Lubis, 2018).
Menurut teori klasik Aristoteles politik adalah usaha yang ditempuh
warga Negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Aristoteles (384-322 SM)
dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata politik
melalui pengamatannya tentang manusia yang ia sebut zoon politikon. Dengan
istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik
dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan
hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan
tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan
posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi,
dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya.
Aristoteles berkesimpulan bahwa usaha memaksimalkan kemampuan individu
dan mencapai bentuk kehidupan sosial yang tinggi adalah melalui interaksi
politik dengan orang lain. Interaksi itu terjadi di dalam suatu kelembagaan
yang dirancang untuk memecahkan konflik sosial dan membentuk tujuan
Negara (Sapriya, dkk., 2006).
Pada dasarnya ilmu politik mempelajari gejala-gejala yang teratur dalam
kehidupan masyarakat dengan memusatkan perhatian pada perjuangan manusia
mencari dan mempertahankan kekuasaan untuk mencapai tujuan.
Ada 5 dasar konsep ilmu politik (Pratiwi, dkk., 2021), yaitu:
1.Negara
2.Kekuasaan
3.Pengambilan keputusan
4.Kebijaksanaan
5.Pembagian tugas
Sedangkan tujuan dari ilmu politik adalah untuk mengetahui dan
membahas tentang pembagian wilayah, batas Negara dan masalah yang
berhubungan dengan kekuasaan Negara (Sapriya, dkk., 2006).
9

F.Psikologis Sosial
Psikologi sosial adalah cabang dari ilmu psikologi yang berupaya untuk
memahami dan menjelaskan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku
individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain (Hastati & Wahid, dkk,
2019).
Menurut Roger (2003) dalam Sapriya, dkk. (2006), psikologi sosial
terlahir pada akhir abad-19 dan awal abad-20. Mc Dougall pada tahun 1908
dalam (Pratiwi, dkk., 2021), mendefinisikan psikologi sosial sebagai ilmu yang
mempelajari manusia secara tidak bebas, karena lingkunganlah yang
membuatnya menjadi manusia seutuhnya.
Menurut Allport (1968) dalam (Pratiwi, dkk., 2021), psikologi sosial
adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan
dan perilaku individu terpengaruh oleh kehadiran orang lain. Pengaruh tersebut
dapat bersifat actual dan imajinasi. Sedangkan menurut Shaw dan Constanzo
(1970) dalam Musyarofah & Suma (2021), psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi stimulus-
stimulus sosial. Definisi ini lebih mementingkan hubungan timbal balik antar
keduanya.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
psikologi sosial adalah ilmu yang berusaha memahami dan menjelaskan
penyebab terjadinya perilaku, pemikiran dan perasaan individu dalam konteks
lingkungan sosial, baik fisik maupun non-fisik.
Ruang lingkup psikologi sosial menurut Sarlito, dkk (2009) dalam
Musyarofah & Suma (2021), adalah sebagai berikut:
1.Psikologi sosial mempelajari perilaku manusia, bukan perilaku hewan
karena hewan tidak mempunyai interaksi seperti yang ada pada manusia,
misalnya bahasa, norma, dan sebagainya).
2.Perilaku itu haruslah yang teramati dan dapat diukur. Bila perilaku tersebut
tidak dapat diukur dan diamati, maka perilaku tersebut harus tetap terukur
dan disimpulkan dengan kasat mata.
10

3.Psikologi sosial menghubungkan aspek-aspek psikologi dari perilaku sosial
dengan proses dan struktur kognitif yang lebih mendasar.
11

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Sosiologi adalah salah satu
cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dengan
manusia lainnya dalam sebuah kelompok masyarakat. Politik adalah salah satu
cabang ilmu sosial yang mana menjelaskan suatu proses pembentukan dan
pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Sedangkan psikologi sosial
adalah cabang dari ilmu sosial yang berupaya untuk memahami dan
menjelaskan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu yang
dipengaruhi oleh kehadiran orang lain.
B.Saran
Cabang-cabang ilmu sosial itu sangat besar peranannya dalam
perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua
untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang
kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan ilmu sosial.
12

DAFTAR PUSTAKA
Bhopal, K. (2021). White privilege: The myth of a post-racial society in higher
education. Bristol University Press.
https://doi.org/10.51952/9781447335979
Dian Ayu Pratiwi, dkk. (2021). Kosep Dasar IPS. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Musyarofah, A. A., & Suma, N. N. (2021). Konsep Dasar IPS. Depok: Komojoyo
Press (Anggota IKAPI)
Nasution, T., & Lubis, M. A. (2018). Konsep dasar IPS. Samudra Biru.
Nosek, B. A., Hardwicke, T. E., Moshontz, H., Allard, A., Corker, K. S., Dreber,
A., Fidler, F., Hilgard, J., Kline Struhl, M., Nuijten, M. B., Rohrer, J. M.,
Romero, F., Scheel, A. M., Scherer, L. D., Schönbrodt, F. D., & Vazire, S.
(2022). Replicability, robustness, and reproducibility in psychological
science. Annual Review of Psychology, 73 , 719-748.
https://doi.org/10.1146/annurev-psych-020821-114157
Sapriya, dkk. (2006). Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press.
Sri Hastati, Abdul Wahid, dkk. (2019). Konsep Dasar IPS. Yogyakarta: Samudra
Biru
13
Tags