Makalah hadits memuliakan tamu dan tetangga yang dikutip melalui makalah simple cocok buat menuhin tugas kalian yang sedang mencari makalah tentang memuliakan tamu dan tetangga dengan referensi shahih muslim dan shahih bukhori dan jika masih banyak kekurangan mohon dimaklum karena saya juga masih be...
Makalah hadits memuliakan tamu dan tetangga yang dikutip melalui makalah simple cocok buat menuhin tugas kalian yang sedang mencari makalah tentang memuliakan tamu dan tetangga dengan referensi shahih muslim dan shahih bukhori dan jika masih banyak kekurangan mohon dimaklum karena saya juga masih belajar dalam menimba ilmu agama dan doakan saja apapun yang kalian kritik semoga menjadi motivasi buat penulis dunya wal akhirat.
Size: 195.54 KB
Language: none
Added: Dec 27, 2024
Slides: 12 pages
Slide Content
Memuliakan Tamu dan Tetangga
Makalah Hadits
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mingguan Presentasi Makalah Shahih Muslim
Kelas 1 & 2 Dirosatul Ulya’
Oleh :
Kelompok ....
Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren
Miftahulhuda Al-Musri’ Pusat
Ciranjang - Cianjur
2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaiakum Warohmatullah Wabarakaatuh
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah
rahmat dan kanuria-Nyalah makalah ini bisa terselesaikan. Shalawat serta salam
tidak lupa pula kita hadiahkan kepada junjungan Nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW, beliau berkorban untuk mengembangkan ajaran agama Islam
di muka bumi ini. Serta kepada para sahabat-sahabatnya, keluarganya, para tabi’it
-tabi’in dan umat yang selalu menjalankan sunnahnya sampai akhir zaman.
Adapun makalah ini, bertujuan untuk memenuhi tugas mingguan kami
pada mata pelajaran Shahih Muslim. Makalah ini yang berisikan tentang Hadits
Memuliakan Tamu dan Tetangga. Kami sangat berterimah kasih kepada teman-
teman kami yang mau membantu kami untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari
kesempuraan, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari saudara-
saudara sekalian untuk memperbaiki makalah ini di masa mendatang.
Cianjur, 07 Desember 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hadis Tentang Memuliakan Tetangga dan Tamu
B. Asbabul Wurud
C. Takhrij Hadits Secara Umum
D. Isi Kandungan Hadit s
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial hidup di dunia ini saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya. Dalam bermasyarakat kita tidak
pernah lepas dari yang namanya tetangga dan tamu. Dalam agama Islam
kita diajarkan untuk menghormati tetangga dan tamu. Sehingga keduanya
sulit untuk dipisahkan di dalam bermasyarakat. Karena tetangga
merupakan saudara yang terdekat bagi kita, sebab tetanggalah yang
memberikan pertolongan pertama bagi kita ketika dilanda musibah.
B.Rumusan Masalah
1.Hadis Tentang Memuliakan Tetangga dan Tamu
2.Skema Sanad Hadits
3.Asbabul Wurud
4.Takhrij Hadits Secara Umum
5.Isi Kandungan Hadits
C.Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai memenuhi tugas
mingguan presentasi makalah Shahih Muslim tentang hadits yang sudah
ditetapkan pada setiap kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hadis Tentang Memuliakan Tetangga dan Tamu
َ
ةَمَلَس ىِب
َ
أ ْنَع ٍباَهِش ِنْبا ِنَع ُسُنْوُي ىِنَرَبْخ
َ
أ َلاَق ٍبْهَو ُنْبا اَنأَبْن
َ
أ َيْحَي ُنْب ُةَلَمْرَح ىِنَثَّدَح
ُ
نِمْؤُي َناَك ْنَم لاق مّلس َو هيلع للها ىّلص ِلَلها ِلْوُسَر ْنَع ًةَرْيَرُه ىِب
َ
أ ْنَع ِنَمْحَّرلا ِدْبَع ِنْب
ِ
رِخَلْاا
ِ
مْوَيْلاَو ِللهاِب
ُ
هَراَج ْمِرْكُيْلَف ِرِخَلْاا
ِ
مْوَيْلاَو ِللهاِب ُنِمْؤُي َناَك ْنَم َو ْتُمْصَيِلْو
َ
أ اًرْيَخ ْلُقَيْلَف
)ملسملا هاور(
ُهَفْيَض ْمِرْكُيْلَف ِرِخَلْاا
ِ
مْوَيْلاَو ِللهاِب ُنِمْؤُي َناَك ْنَمَو
Artinya :
Telah menceritakan kepadaku Harmala bin Yahya telah memberitakan
kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah mengabarkan kepadaku
Yunus dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu
Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan
perkataan yang baik atau diam. Dan barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir,maka hendaklah dia memuliakan tetangganya. Dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah
dia memuliakan tamunya.
(H.R Muslim)
B.Asbabul Wurud
Ketika Allah melihat salah satu bentuk, dimana Allah SWT
memperlihatkan kepada hamba-hamba-Nya bahwa Allah melihat semua
perbuatan yang terkecil sekalipun. Maka disaat itu datanglah tamu
kepada sang Nabi SAW, dan sang Nabi SAW tidak bisa menjamunya
karena tidak ada makanan. Rasul tanya pada istrinya “punya makanan
apa kita untuk menjamu tamu ini?”, istri Nabi SAW menjawab “tidak
ada, yang ada cuman air”. Maka rasul berkata “siapa yang mau menjamu
tamuku ini?” salah satu orang anshar langsung mengacungkan tangan
“aku yang menjamu tamumu ya Rasulullah”.
Kemudian sahabat itu membawa tamu rasul itu kerumahnya.
Sampai dirumah diketuk pintu dengan keras hingga istrinya bangun.
“Kenapa suamiku? Kau tampak terburu-buru” akrimiy dhaifa Rasulullah,
kita dapat kemuliaan tamu Rasulullah. Ayo.. muliakan, keluarkan semua
yang kita miliki dari pada pangan dan makanan, semua keluarkan. Ini
tamu Rasulullah bukan tamu kita, datang kepada rasul, rasul SAW tidak
bisa menyambutnya. Rasul tanya “Siapa yang bisa menyambutnya?”, aku
buru-buru tunjuk tangan, ini kemuliaan besar bagi kita.” Istrinya berkata
“Suamiku, makanannya hanya untuk satu orang. Tidak ada makanan lagi,
itu pun untuk anak-anak kita. Dua orang anak-anak kita hanya akan
makan makanan untuk satu orang, kau ini bagaimana menyanggupi tamu
rasul? Kau tidak bertanya lebih dahulu? Apakah kita punya kambing,
ayam, beras, roti, jangan main terima sembarangan!” maka suaminya
telah terlanjur menyanggupi, “Sudah kalau begitu anak kita tidurkan
cepat-cepat, matikan lampu biar anak kita tidur”. “Belum makan, suruh
tidur, jangan suruh makan malam, biar saja”.
Di tidurkan anaknya tanpa makan. Lalu tinggal makanan yang
sepiring untuk satu orang, “Ini bagaimana? Tamunya tidak mau makan
kalau shohibul bait
(tuan rumah) tidak ikut makan karena cuman
sepiring makanannya”. Suaminya berkata “nanti sebelum kau keluarkan
piringnya, lampu ini kau betulkan lalu saat makan tiup agar mati
pelitanya, sehingga lampu mati. Taruh piring, silahkan makan dan kita
taruh piring kosong di depan kita, tamu makan kita tak usah makan tapi
seakan-akan makan dan tidak kelihatan lampunya gelap.”
Maka tamunya tidak tahu cerita lampunya mati, pelitanya rusak,
tamu makan dengan tenangnya, nyenyak dalam tidurnya, pagi-pagi shalat
subuh kembali kepada rasul SAW “Alhamdulillah ya Rasulullah aku
dijamu dengan makanan dan tidur dengan tenang”. Rasul berkata “Allah
semalam sangat ridho kepada shohibul bait
(tuan rumah) yang
menjamumu itu”.
Allah tersenyum, bukan Allah itu seperti manusia bisa tersenyum
tapi maksudnya Allah sangat sayang dan sangat gembira. Dengan
perbuatan itu Allah sangat terharu, bukan terharu karena tamunya saja
tapi juga karena shohibul bait berucap “akrimiy dhaifa Rasulullah”
muliakan tamu Rasulullah. Ini yang membuat Allah terharu, untuk
tamunya Rasulullah, rela anaknya tidak makan, tidur semalaman dalam
keadaan lapar untuk memuliakan tamu Rasulullah SAW.
C.Takhrij Hadits Secara Umum
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab : Iman,
bab: Perintah untuk menghormati tetangga dan tamu serta tidak berbicara
kecuali untuk hal yang baik, dan semua itu adalah tanda keimanan,
nomor 47. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab:
Adab, bab: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir,
maka jangan menyakiti tetangganya, nomor 5672.
D.Kandungan Hadits
Hadits ini merupakan hadits yang singkat dan padat. Ia mencakup
tiga perkara, yang merupakan akhlak-akhlak mulia dalam bentuk ucapan
dan perbuatan.
1.Manusia dan hubungannya dengan Masyarakat
Manusia hidup di dunia ini berhubungan dengan manusia lainnya.
Islam menginginkan agar hubungan yang terjalin diantara manusia
dibangun di atas dasar yang lurus dan manhaj yang benar. Setiap
mereka berpegang teguh dengan adab muamalah, pergaulan yang
baik, perkataan yang sopan, memuliakan tetangga, menghormati
tamu, dan semua itulah yang diperintahkan Rasulullah dalam yang
kita bahas.
2.Merupakan kesempurnaan iman adalah berkata yang baik dan diam
dari yang selainnya.
Rasulullah dalam hadits ini mendorong kita untuk mewujudkan sifat
baik yang paling agung dan amal kebajikan yang paling bermanfaat.
Beliau menjelaskan kepada kita bahwa dari kesempurnaan iman dan
islam adalah bahwa seorang muslim hanya berbicara dalam urusan
yang akan memberikannya manfaat untuk dunia dan akhiratnya.
3.Mengobral kata-kata adalah penyebab kebinasaan, sedangkan
menjaga lisan adalah jalan keselamatan.
Berbicara pada hal yang tidak berguna sering kali menjadi penyebab
rusaknya amal dan menjadi penghalang untuk masuk surga. Maka
wajib kita harus berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika yang
kita katakan sesuatu yang baik, maka akan mendapatkan pahala,
tetapi jika yang kita katakan sesuatu yang jelek, kita akan
mendapatkan dosa.
4.Adab Berbicara
Dalam islam ada beberapa adab berbicara :
Seorang muslim harus berbicara yang bermanfaat
Tidak memperbanyak pembicaraan yang mubah
Wajib berbicara ketika dibutuhkan
5.Memperhatikan tetangga dan menasehati mereka
Berbuat baik dan menghormati tetangga adalah perkara yang
diperintahkan menurut syariat.
6.Menyakiti tetangga merupakan cacat dalam keimanan yang menyebabkan
kebinasaan.
Menyakiti tetangga diharamkan dalam islam. Dia termasuk kedalam dosa
besar, yang besar hukumannya disisi Allah, serta menghalangi pelakunya
dari meraih keutamaan dan kesempurnaan iman.
7.Sarana berbuat baik kepada tetangga sangat banyak sekali, diantaranya:
Memenuhi kebutuhannya
Membantu dan memberikan manfaat kepada mereka
Memberikan hadiah kepadanya, terutama pada kesempatan-
kesempatan tertentu
8.Menghormati tamu adalah bagian dari iman dan dari wujud baiknya
keislaman.
Menjamu tamu adalah akhlak yang mulia, adab islam, dan akhlak para
nabi, dan orang-orang saleh.
9.Adab jamuan dan tamu
Di antara adab menjamu tamu adalah bersikap dermawan, bermuka
manis, berkata baik, segera menghadirkan makanan dan minuman kepada
tamu. Sedangkan adab tamu adalah tidak menyulitkan dan merepotkan
orang yang dikunjungi.
10.Pengtingnya mengamalkan hadits ini
Sesunguhnya mengamalkan seluruh yang terkandung dalam hadits ini
memiliki kedudukan yang sangat penting. Jika setiap tetangga
memuliakan tetanggnya, setiap tuan rumah memuliakan tamunya, niscaya
akan baiklah suatu masyarakat dan baiklah urusan manusia.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kami mencoba menarik sebuah analisa bahwa memuliakan tamu adalah
hal yang dianjurkan untuk setiap muslim, ini dapat kita tarik dari Asbabul
Wurud Hadits di atas, walaupun kita tidak mempunyai apa-apa, namun kita
harus tetap memuliakan tamu yang datang ke rumah kita. Selain itu sandaran
kita untuk memuliakan tamu sudah ditentukan pada Al-Qur’an dan hadits,
dimana kita harus mengikuti itu sebagai pedoman bagi setiap muslim.