Aspek Manajemen Pemasaran Syariah dalam SKB Suad Fikriawan
Mengubah Pasar Dari Rasional Emosional ke Spiritual
Manajemen Manajemen secara bahasa dapat diartikan sebagai pengelolaan. Namun secara terminologi, manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses seni dan dan sains yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan perusahaan
Manajemen Sebagai Seni Manajemen sebagai seni, maksudnya adalah seorang manajer dalam mengelola perusahaan mengambil keputusan memerlukan kesempurnaan melalui praktik, pengetahuan, kreatifitas, serta keahlian personal. Hal-hal yang diperlukan tresebut. Dapat dikategorikan sebagai seni, karena untuk bisa mempraktikkan mendapatkan pengetahuan, keahlian serta kreatifitas bergantung pada individu masing-masing bukan bergantung pada metode ilmiah tertentu. Definisi ini menjelaskan mengapa ada seorang manajer yang mengambil keputusan besar hanya berdasarkan intuisinya yang terasah karena pengalaman selama bertahun-tahun.
Manajemen Sebagai Sains M anajemen sebagai sebuah sains maksudnya dalah sebuah proses pengeloaan dan pengambilan keputusan berdasarkan metode ilmiah yang bersifat empiris dengan melihat pada hubungan kausalitas. Dengan demikian berdasarkan persepektif manajemen sebagai sebuah sains, intuisi saja tidak bias dijadikan landasan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan. Intuisi harus diuji dan ditimbang berdasarkan metode ilmiah agar tercipta sebuah keputusan yang bersifat objektif
Pemasaran Pemasaran adalah s ebuah proses yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan nilai ( creating value ) untuk pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan agar dapat mendapatkan nilai ( capturing value ) dari mereka sebagai gantinya. Tujuan akhir pemasaran adalah membangun hubungan baik dengan pelanggan.
Nilai Pelanggan Nilai pelanggan adalah keseluruhan evaluasi atas suatu objek yang berkaitan dengan aspek ekstrinsik dan intrinsik, serta berdasakan perbandingan atas manfaat serta biaya yang dipersepsikan oleh konsumen secara rasional dan juga eksperensial. Nilai Pelanggan = Manfaat yang dipersepsikan – Biaya yang dipersepsikan
Pemasaran Syariah P emasaran syariah adalah Keputusan yang bijaksana dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan melalui perilaku yang baik, menyuguhkan produk atau jasa yang sehat (halal) dengan persetujuan kedua belah pihak (penjual dan pembeli) guna mencapai kesejahteraan material dan spiritual, dunia dan akhirat melalui media iklan yang beretika .
Tujuan Pemasaran Syariah Tujuan pemasaran Syariah antara lain: pertama , menformulasikan dan membawa teori pemasaran Islam menuju dunia baru sebagai bagian dari disiplin pemasaran modern sesuai dengan ajaran Islam; kedua , implementasi pemasaran syariah harus mampu menjadi bagian dari upaya untuk mewujudkan keadilan sosial. Sebagaimana tujuan yang ditetapkan di atas, maka akan menemukan gagasan bahwa ajaran agama dapat digunakan sebagai alat pemasaran. Gagasan ini penting untuk dipertimbangkan karena apabila mengalami kegagalan dalam mengatasi berbagai masalah maka akan menciptakan keraguan mengenai apakah ajaran Islam harus memisahkan diri dari aspek bisnis atau merupakan bagian dari dinamisasi ilmu yang mampu menjadi rujukan dalam setiap pengambilan keputusan bisnis serta membantu dalam menyelesaikan persoalan bisnis di zaman sekarang
Perbedaan Pemasaran Konvensional dan Syariah Sudut Pandang Marketing Konvensional Marketing Syariah Konsep Filosofi Dasar Pemasaran konvensional adalah merupakan pemasaran yang bebasa nilai dan tidak mendasarkan pada nilai-nilai Ilahiyah dalam segala aktivitas pemasarannya. Pemasar atau maketer hanya lebih fokus pada pencapaian target penjualan yang telah ditetapkan perusahaan Seorang pemasar harus merasakan bahwa setiap aktivitas pemasarannya ia selalu diawasi oleh Allah SWT, sehingga ia harus sangat berhati-hati dalam menjaga aktivitas pemasaran yang dilakukannya. Etika Pemasar Cenderung bebas nilai (free value) sehingga seorang pemasar bebas menggunakan cara-cara tertentu meskipun bertentangan dengan syariah Pemasar syariah sangat memegang teguh etika dalam melakukan pemasaran kepada calon konsumennya. Sangat menghindari kebohongan berlebihan dalam propmosi, menjaga kejujuran dan memenuhi janji.
Perbedaan Pemasaran Konvensional dan Syariah Sudut Pandang Marketing Konvensional Marketing Syariah Pendekatan dengan Konsumen Cenderung konsumen diletakkan sebagai objek untuk mencapai target penjualan semata. Konsumen terkadang dirugikan dengan janji yang berbeda dengan realitas Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar. Perusahaan tidak menjadikan konsumen sebagai sapi perah untuk membeli produknya. Olehnya tidak boleh melakukan pemasaran yang merugikan konsumen. Berupaya menciptakan nilai produk yang positif dan umpan balik dari konsumennya. Cara pndang terhadap Pesaing Cenderung menganggap pesaing sebagai pihak lawan yang harus dimatikan/ dibunuh karena dapat menghambat laju perusahan Dalam pemasaran syariah setiap perusahaan dapat bersaing secara sehat dan masing-masing punya peluang untuk berkemabnag dengan baik tanpa menjatuhkan pesaingnya. Pesaing merupakan mitra yang turut mensukseskan implementasi ekonomi syariah
Perbedaan Pemasaran Konvensional dan Syariah Sudut Pandang Marketing Konvensional Marketing Syariah Budaya Kerja Budaya kerja tidak sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasul SAW seperti tidak mengkomunikasikan aktivitas kerja yang baik/ tidak transparan, berbohong/ tidak jujur, malas atau tidak disiplin, tidak konsisten Budaya kerja yang harus diaplikasikan adalah bagaimana budaya kerja yang dituntunkan oleh Rasul SAW yaitu memiliki sifat kejujuran, cerdas, kompeten, bertanggung jawab dan mampu menyebar luaskan serta mengkomunikasikan aktivitas kerja yang baik (shiddiq, fathanah, amanah, tabligh)
Mengubah Pasar dari Rasional ke Emosional dan ke Spiritual Sudut Pandang Rasional Emosional Spiritual Pertama Pasar konvensional lebih menguntungkan karena mengedepankan sesuatu yang realistis berdasarkan ukuran materialisme keuntungan duniawi dan return yang tinggi Pasar yang hanya mengikuti sebuah dogma atau ajaran agama yang membatasi kebebasan dalam kegiatan ekonomi Dalam melalukan bisnisnya selalu disertai keikhlasan semata-mata hanya mencari ridlo-Nya sehingga semua bentuk transaksinya in sya Allah menjadi amal ibadah di hadapan Allah SWT Kedua Pada tingkat rasional market, orang memilih didasari oleh pertimbangan yang paling rasional, mana yang lebih dikenal, lebih baikdan lebih maudah diperoleh. Jadi faktor value (brand, service, dan proses) selalu menjadi dasar pertimbangan dalam memilih produk Pada tingkat emosional market, orang tidak memikirkan value yang terdiri dari brand, service, dan proses. Atau mungkin juga sebaliknya. Karena pengalaman rasional (value) tersebut menggunakan produk tersebut mengantarkan dia menuju emosinal marekt. Dia telah terikat pada suatu produk. Ia hanya mau dengan produk yang telah mengikatnya secara emosional. Pada tingkat spiritual marketing orang sudah tidak menghitung untung rugi , tidak terpengaruh hal-hal duniawi, namun bukan berarti mengesampingkan return yang didapat, hal ini memiliki maksud bahwa value sudah tidak menjadi pertimbangan lagi, panggilan jiwalah yang mendorongnya karena di dalamnya mengandung nilai-nilai spiritualisme yang tinggi sehingga produk yang dipasatkannya memiliki nilai yang terbaik dihadapan manusia dan tinggi dihadapan Allah. SWT
Overview
Proposisi Nilai
Proposisi nilai (value propotision ) produk atau jasa pesaing kita di Pasar Segmentasi Se gmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok- ke lompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompo k (bagian) d apat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Kita perlu menentukan dengan jelas segmentasi di pasar, segmen seperti apa yang ada dan yang akan kita masuki.
Jenis Segmentasi
Pasar Target Target pasar adalah sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama sebagai pembeli , maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran ( Situmorang , 2008).
Pengelompokan Pasar Target
Posisi Pasar Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya, perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
SIKAP, PRILAKU, DAN KEPUASAN KONSUMEN
SIKAP, PRILAKU, DAN KEPUASAN KONSUMEN
SIKAP, PRILAKU, DAN KEPUASAN KONSUMEN C. Sumber Sikap Sikap memiliki sumber – sumber yaitu : Pengalaman Pribadi : Yakni pengalaman langsung konsumen dengan produk, jasa dan toko yang dapat membantu menciptakan dan mempertajam sikap konsumen terhadap obyek tersebut. Kelompok : seseorang dapat dipengaruhi oleng anggota kelompok – kelompoknya.
SIKAP, PRILAKU, DAN KEPUASAN KONSUMEN D . Fungsi Sikap Ada beberapa fungsi sikap yaitu : Fungsi penyesuaian, fungsi ini mengarah pada obyek yang menyenangkan dan menghindari obyek yang tidak menyenangkan. Fungsi pertahanan ego, fungsi ini menghindari dairi dari hal – hal yang merusak citra diri untuk menhindari diri dari kondisi terancam. Fungsi pengekspresian, bahwa sikap ini memungkinkan seseorang untuk mengeksperimenkan nilai – nilai kedalam hal yang nyata . Fungsi Pengetahuan, setiap orang membutuhkan dunia yang tersetruktur dan teratur sehingga menimbulkan sikap untuk memproses pengetahua.
ANALISA PERSAINGAN
PEMBAURAN PRODUK BARANG
Life Cycle Product
JALUR DISTRIBUSI
Pembauran Pemasaran Produk Jasa
Implikasi Analisis Pasar : Manajemen pemasaran dapat membantu melakukan analisis pasar yang komprehensif untuk mengetahui seberapa besar potensi pasar untuk produk atau layanan yang ditawarkan . Hasil analisis pasar ini dapat menjadi dasar untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan bisnis . Studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan analisis pasar ini untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan memiliki pangsa pasar yang cukup besar . Riset Pemasaran : Manajemen pemasaran dapat membantu melakukan riset pemasaran yang komprehensif untuk memahami perilaku konsumen , preferensi , dan kebutuhan mereka . Hasil riset pemasaran ini dapat membantu menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk memperkenalkan produk atau layanan ke pasar . Studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan riset pemasaran ini untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen .
Pemasaran Mix: Manajemen pemasaran juga dapat membantu menentukan pemasaran mix yang tepat untuk produk atau layanan yang ditawarkan . Pemasaran mix terdiri dari empat elemen yaitu produk , harga , promosi , dan distribusi . Studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan pemasaran mix ini untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan memiliki harga yang sesuai , disertai promosi yang tepat dan tersedia secara mudah di pasaran . Pesaing : Manajemen pemasaran juga dapat membantu mengidentifikasi pesaing yang ada di pasar . Hal ini dapat membantu menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk bersaing dengan pesaing tersebut . Studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan pesaing ini untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan memiliki keunggulan kompetitif yang cukup untuk mengalahkan pesaing .