ACARA 3: Mapping Keanekaragaman Lichen
3.1 Pendahuluan
Lichen merupakan jenis organisme yang sangat sensitive terhadap tekanan
lingkungan khususnya terkait dengan pencemaran udara, eutrofikasi, dan perubahan
iklim. Hal ini lebih dikarenakan (a) lichen adalah jaringan yang terbentuk dari simbiotik
dua organisme sehingga jarang tumbuh sendiri, selain itu juga (b) mereka tidak punya
lapisan protektif seperti tumbuhan tingkat tinggi sehingga polutan langsung masuk ke
sel-sel alga atau fungi, (c) lichen tumbuh lambat dan jika mengalami kerusakan tidak
segera dapat diatasi dengan cepat, dan (d) mereka akan meningkatkan kecepatan
metaboliemenya saat kondisi lembab.
Selama ini keanekaragaman lichen merupakan indicator yang sangat baik untuk
pencemaran oleh substansi gas phytotoxic. Selain itu organisme ini seringkali
digunakan untuk pendugaan sustaintabilitas ekologi hutan karena sensitivitasnya
terhadap perubahan dan sebagai alat monitoring perubahan iklim.
Mapping keanekaragaman lichen merupakan metode standar untuk mengetahui
diversitas lichen pada kulit batang pohon (Asta, et.al., 2002). Jadi pemetaan (mapping)
mengindikasikan area-area dengan perbedaan diversitas lichen, yang didasarkan pada
fakta bahwa diversitas tersebut sejalan dengan pencemaran udara dan stress
lingkungan. Frekuensi keberadaan jenis lichen pada spesifik bagian kulit batang pohon
dimanfaatkan sebagai suatu pendugaan diversitas dan parameter untuk pendugaan
stress lingkungan.
.
3.2 Kegiatan Praktikum
A. Tujuan :
Melakukan mapping yang mengindikasikan area-area dengan perbedaan
keanekaragaman lichen
Melakukan analisis keanekaragaman lichen pada kulit batang pohon
B. Alat dan Bahan
Subplot 10x10cm
2
berbahan plastik
hygrometer
Thermometer
C. Cara Kerja
Pemilihan Pohon:
(i) Pilihlah 5 pohon sejenis, atau pohon yang memiliki karakter kulit batang
yang sama
(ii) Pohon yang terpilih adalah tegak (atau inklinasi maksimal 10
o
) dan bebas
(yang menerima cahaya langsung minimal 2-4m) dengan girths 40-70 cm
and near straight trunks (inclination <10° from vertical).
(iii) Hindarkan pohon yang mengalami kerusakan yang ditunjukkan oleh
pengelupasan kulit batang, atau pengapuran.
Sampling Lichen
(i) Lekatkan monitoring plot yang terdiri atas empat segmen dari 5 subplot
dari 10x10cm
2
(Gambar 1) diletakkan secara vertikal pada kulit batang
yang berjarak 1 m dari bagian bawah. Empat segmen sampling plot
diletakkan sesuai dengan 4 aspek arah (kompas NSEW) dari batang.
Gambar 1. Skematik pengambilan sample
(ii) Paling tidak 3 segmen sebaiknya diletakkan pada batang pohon terpilih,
jika tidak memungkinkan perlu dipilih pohon yang lain.
(iii) Semua jenis lichen yang ada dalam tiap plot dicatat dalam table isian yang
disediakan (Tabel 1). Selain itu frekuensi keberadaan setiap jenis dalam 5
subplot dari setiap segmen dicatat. Daftar jenis dengan nilai frekuensi
dalam setiap segmen menggambarkan vegetasi lichen (lihat contoh).
(iv) Semua jenis yang tersampling dapat digunakan untuk menghitung Lichen
Diversity Values (LDV). Namun demikian seringkali lichen dengan tipe
crustose yang kecil terlewat dan sulit untuk diidentifikasi maka dalam
penghitungan diversitas sebagai "Sp. nr. x"
(v) Lakukan pengukuran faktor abiotik suhu dan kelembaban pada setiap sisi
pohon dengan pengulangan 3x
D. Waktu: 2x pertemuan
3.3 Bahan Diskusi
Hasil sampling anda masukkan seb agai bahan analisis data dengan
menggunakan rumus penghitungan Lichen Diversity Values (LDV) sebagai
pendugaan kondisi lingkungan pada area sampling.
Tahap awal penghitungan LDV area sampling (j) adalah dengan menjumlah
frekuensi (f) semua jenis lichen yang ditemukan di tiap pohon (i). Mengingat
perbedaan substansial pertumbuhan lchen pada setiap sisi batang pohon, maka
frekuensi dari setiap segmen sebaiknya dihitung terpisah (Pohon i: ΣfN, ΣfS, ΣfE,
dan ΣfW).
Selanjutnya menentukan nilai meannya dengan rumus:
MSfNj = (Sf1Nj+Sf2Nj+Sf3Nj+Sf4Nj+…..+SfnNj)/n
Dimana:
MSf : Mean dari jumlah frekuensi semua sampel pohon
di area sampling j
ΣF : Jumlah frekuensi semua jenis lichen yang
ditemukan pada satu aspek pohon i
N, E, S, W : North, East, South, West
N : jumlah pohon yang tersampling di area sampling j
Lichen Diversity Value dari area sampling j (LDVj) adalah jumlah MSF untuk
setiap aspek:
LDVj = (MSFNj+MSFEj+MSFSj+MSFWj)
Tabel 1 Pencatatan sample lichens
Pohon 1/2/dst
Jenis Lichenes North South East West
Sp a F f f f
Sp b F f f f
.. .. .. . ..
Dst Dst dst dst dst
Total f .. .. . ..
f isikan frekuensi species yang dimaksud pada 5 subplot sampling untuk setiap arah
mata angin
Form 1. Informasi Pohon inang lichenes
Tanggal : ………………………………
Surveyor : …………………………………
Jenis/No Pohon : …………………………………
Kondisi Lingk : …………………………………
Data Umum:
Ordinat Lokasi : …………………………………
Jenis komunitas
Lichenes
[1]. Fructicose
[2]. Foliose
[3]. crustose
Jenis & diameter Pohon : ……………………………..
Umur lichenes [1]. ada thalus muda dan tua
[2]. Ada thalus muda
[3]. Ada thalus tua
Vitalitas lichenes [1]. Thalus sehat
[2]. Thalus terdegradasi
[3]. Thalus ada yang sehat dan
terdegradasi
Contoh Penghitungan LDV
Sumber:
J. Asta (France), W. Erhardt (Germany), M. Ferretti (Italy), F. Fornasier (Italy), U. Kirschbaum
(Germany), P. L. Nimis (Italy), O.W. Purvis (UK), S. Pirintsos (Greece), C. Scheidegger
(Switzerland), C. Van Haluwyn (France) and V. Wirth (Germany), 2002. European
Guideline For Mapping Lichen Diversity As An Indicator Of Environmental Stress