Pertimbangan Umum Soal-Soal Gerontik Fokus Masalah : Sindrom Geriatri dengan pendekatan 14 I Immobilisasi , Instabilitas postural, Inkontinensia Urin / Fekal , Infeksi , Impairment of Senses, Inanition, Iatrogenik , Insomnia, Intelectual Impairment, Isolasi Sosial , Impecurity ( Berkurangnya kemampuan keuangan ), Impaction ( Konstipasi ), Immune Deficiency, Impotence.
Pertimbangan Umum Soal-Soal Gerontik Setting : Panti Wredha Ruang Rawat Geriatri Poli Geriatri Ruang rawat / Poli interna : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) Puskesmas : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) Rumah / Keluarga /Homecare : kasus individu lansia yang berusia > 60 th plus sindrom geriatric (multiple diagnosis) dan tidak menggunakan pendekatan keluarga dalam askep .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Perubahan Fisiologis Frekuensi pernapasan meningkat , Menurunnya kapasitas vital paru , Recoil paru dan kekuatan otot dinding dada yang menjadi penyebab meningkatnya frekuensi napas normal menjadi 16-24 kali permenit (Miller, 2012)
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Pengkajian : Observasi pada kedalaman napas , Penggunaan otot bantu napas ( clavicula , cuping hidung , retraksi dinding dada), Frekuensi napas (Miller, 2012), Pemeriksaan diagnostik rontgen paru ( cek infeksi / luas permukaan paru yang terganggu )
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Diagnosis Keperawatan Pola napas tidak efektif (sering muncul baik pada kondisi fisiologis maupun patologis) Bersihan jalan napas tidak efektif * Gangguan pertukaran gas*
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pernapasan Intervensi / Implementasi Latihan pernapasan dengan pursed lip breathing --- meningkatkan asupan oksigen dan kapasitas paru . Batuk efektif , Suction, * (dg pendekatan khusus gerontic ) Fisioterapi dada, Manajemen jalan napas dan pemberian oksigen ( Bulechek , 2013). Evaluasi Pola napas membaik ; Frekuensi napas dalam batas normal, Tidak adanya suara napas abnormal (wheezing, cracles , ronchi )
Sistem Kardiovaskular Perubahan Fisiologis Kekakuan dan munculnya plak disepanjang pembuluh darah membuat resistensi pada aliran darah meningkat -- tekanan darah meningkat ( Meiner , 2015). Perubahan proses menua pada otot dan katup jantung --- pompa darah keseluruh tubuh tidak optimal --- beresiko mengalami gagal jantung . Hipertensi (HT) dan Chronic Heart Failure (CHF) adalah kondisi patologis yang sering pada lansia
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Pengkajian Pengukuran tekanan darah Cek tanda gejala HT dan CHF: sesak napas , kelelahan , denyut nadi , edema untuk mengetahui sejak dini adanya kondisi patologis pada lansia . Cardio Thorax Ratio (CTR) --- mengetahui pembesaran pada otot jantung . Elektrokardigrafi (EKG) --- mengetahui gangguan konduksi listrik otot jantung
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Diagnosa Keperawatan intoleransi aktivitas ( Herdman & Kamitsuru , 2018).* Risiko ketidakstabilan tekanan darah , * sindrom lansia lemah Diagnosis diatas : ketidakstabilan hemodinamik , mengalami lebih dari satu gangguan tubuh dan adanya ketidakcukupan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas seperti kelelahan
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Kardiovaskular Intervensi / Implementasi Keperawatan Monitoring tanda-tanda vital, Manajemen energi dan aktivitas , Bantuan perawatan diri , Relaksasi ataupun edukasi Evaluasi Lansia tidak dapat memiliki kondisi normal seperti orang dewasa , ( stabilnya tekanan darah tanpa adanya keluhan dapat menjadi evaluasi keberhasilan intervensi ); Toleransi aktivitas meningkat
Sistem Persarafan dan Perilaku Perubahan Fisiologis Sel syaraf mengalami degenerasi sekitar 25%-40% Otak atropi , Neurotransmitter otak lansia juga menurun . Terganggunya penghantaran impulse antar sel syaraf Kemampuan mengingat / belajar mengalami penurunan , Response lansia terhadap stimulus melambat , Demensia / kepikunan bukanlah bagian normal dari penuaan . Perubahan emosi disebabkan karena masalah psikososial seperti depresi
Sistem Persarafan dan Perilaku Kasus yang biasa ditemukan Demensia Sindrom otak progresif yang mempengaruhi memori , proses berpikir , perilaku , dan emosi . Menyebabkan ketergantungan pemenuhan kebutuhan aktivitas harian (Alzheimer’s Disease International, 2016). Depresi Respon umum dari adanya penyakit serius yang dialami . Delirium Akibat dari kondisi kesehatan secara umum , keracunan , akibat penggunaan obat atau kombinasi dari semuanya ( Meiner , 2015).
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Pengkajian Penilaian tingkat kesadaran , Pengkajian status mental : Mini-Mental Status Examination (MMSE); the Mini Cog., Pengkajian pupil, Pengkajian perilaku , Pengkajian diagnostik : CT Scan, MRI, dan Electroencephalography (EEG), Pengkajian laboratorium : CSF, darah lengkap , urinalisis , hati , ginjal , APOE. P emeriksaan diagnostik --- menegakkan kemungkinan adanya infark atau tumor. Pemeriksaan darah ( misalnya : ureum ) --- menegakkan penyebab delirium pada lansia
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Diagnosis Keperawatan Konfusi , konfusi akut , dan konfusi kronik Risiko jatuh , Risiko cidera , Gangguan pola tidur , Hambatan memori Defisit perawatan diri
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Persarafan dan Perilaku Intervensi / Implementasi Keperawatan Pemenuhan kebutuhan fisik dan rasa aman . Komunikasi kepada lansia dengan sederhana dan jelas , Orientasi realita ( Latihan orientasi ) Motivasi lansia untuk tetap berinteraksi dengan lingkungan Evaluasi Terpenuhinya hidrasi dan nutrisi lansia , tidak mengalami cidera , tidak ada perilaku sulit (BPSD/ Behavioral Psychological Symptom of Dementia) yang muncul pada lansia dengan demensia seperti : agresif dan gelisah . Lansia terlibat aktif dalam kegiatan harian .
Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Perubahan Fisiologis Penurunan kapasitas kandung kemih --- nocturia , peningkatan urgensi dan frekuensi berkemih . Mukosa uretra juga semakin menipis -- peningkatan urgensi dan frekuensi berkemih . Khususnya pada laki-laki , pembesaran prostat (BPH) sering ditemui . Kasus : Angka kejadian inkontinensia urin meningkat seiring dengan peningkatan usia .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Pengkajian Pola BAK dan BAB, Kemampuan mengosongkan kandung kemih dengan tuntas, Kekuatan otot dasar panggul Adanya distensi kandung kemih. Diagnosis Keperawatan Gangguan eliminasi urin Inkontinensia urin.
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Ginjal dan Saluran Kemih Intervensi / Implementasi : Edukasi perubahan gaya hidup : pola BAK rutin , pengaturan minum , Edukasi perubahan lingkungan , Pemberian terapi konservatif seperti dan latihan otot-otot dasar panggul dan pemasangan diapers Evaluasi Peningkatan pola BAK Peningkatan kemampuan mengenali keinginan berkemih , Peningkatan kemampuan mengosongkan kandung kemih dengan tuntas , Peningkatan kekuatan otot-otot dasar panggul Hilangnya distensi kandung kemih
Sistem Pencernaan Perubahan Fisiologis Penurunan sensori kecap ( terutama asin dan manis ), Penurunan motilitas esofagus ( efek pada disfagia , heartburn, muntah , makanan tidak tercerna --- nutrisi kurang , dehidrasi ) Penurunan sekresi asam lambung , enzime dan motilitas , Atropi usus halus dan permukaan mukosa Penipisan villi dan penurunan sel epitel ( efek pada absorpsi lemak dan B12), Penurunan sekresi mukosa dan elastisitas , tekanan spincter internal dan eksternal ( efek pada inkontinensia ), Penurunan impuls syaraf ( efek pada penurunan rangsang defekasi dan konstipasi ).
Sistem Pencernaan Kasus Malnutrisi , Inkontinensia bowel/ inkontinensia fekal , Konstipasi
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Pengkajian Identifikasi gangguan menelan dan pola BAB. Diagnosa Keperawatan gangguan menelan , risiko aspirasi , ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh , inkontinensia bowel, konstipasi diare
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Intervensi / Implementasi : Edukasi perubahan gaya hidup : pola BAB rutin dan manajemen diet/ peningkatan asupan serat , cairan dan aktivitas fisik , menjaga kebersihan mulut Edukasi perubahan lingkungan , Penggunaan diapers, Pencegahan cidera aspirasi akibat gangguan menelan , Manajemen nutrisi : modifikasi lingkungan untuk mendukung makan , memilih makan kesukaan , menghitung jumlah kebutuhan dan melibatkan keluarga pemberian motivasi ke lansia untuk makan .
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Pencernaan Evaluasi Peningkatan pola BAB, Tidak terjadi aspirasi , Status nutrisi meningkat Perbaikan konsistensi feses setelah terapi diare .
Sistem Penginderaan Perubahan Fisiologis Fungsi Penglihatan Kemampuan akomodasi mata yang menurun Penurunan kemampuan membedakan warna hijau , biru dan ungu Penurunan kemampuan beradaptasi terhadap cahaya Peningkatan cairan bola mata Kasus yg sering ditemukan Kondisi mata kering Produksi air mata menurun dan perubahan kelopak mata (ectropion dan entropion) Fungsi retina menurun Gangguan pada cairan bola mata Katarak
Sistem Penginderaan Perubahan Fisiologis Fungsi pendengaran Penebalan membran timpani Peningkatan serumen Penurunan fungsi syaraf pendengaran Kasus yg sering ditemukan Tuli Konduktif dan Sensoris ( Presbiakusis senilis )
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Pengkajian Identifikasi adanya : Penurunan fungsi pendengaran Tinitus Nyeri pada telinga Arkus senilis Nyeri , kemerahan dan kekeringan pada mata
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Diagnosa Keperawatan Risiko Jatuh Risiko cedera Hambatan Komunikasi verbal Nyeri Isolasi sosial
Pendekatan Proses Keperawatan Sistem Penginderaan Intervensi / Implementasi Komunikasi dengan teknik yang benar , spt berhadapan langsung , berbicara dengan menggunakan isyarat umum yang dapat dipahami Irigasi telinga Kolaborasi pemberian obat tetes mata Manajemen lingkungan ; pencahayaan yang adekuat , memberikan pegangan pada tempat beresiko jatuh , dan membersihkan lantai agar tidak licin Evaluasi Tidak adanya hambatan komunikasi – (komunikasi meningkat) Lansia terhindar dari cedera