Materi Mengajar DFKI Pertemuan 1 HERDIAN WICAKSONO 2024 R2.pptx

BuddieBinMuktijono 0 views 40 slides Sep 29, 2025
Slide 1
Slide 1 of 40
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40

About This Presentation

DFKI


Slide Content

Construction Company for Maritime and Energy Industry New Ship Building – MRO – Offshore / Onshore Plant – Power Plant – Research Desain Fabrikasi Konstruksi dan Inspeksi (DFKI) Kapal Presented by : Herdian Wicaksono

Daftar Isi

BIODATA Nama Lengkap :Herdian Wicaksono Jabatan Terakhir : Kepala Biro Evaluasi dan Kontrol Kebijakan Direksi Unit Kerja : Divisi Office of The Board No.Hp :085536738250 E-Mail :[email protected] Masa Kerja :15 thn Riwayat Pekerjaan : Desainer di Biro Perlengkapan lambung (Hull outfitting), Dept. struktur & perlengkapan lambung , Divisi Desain PT PAL Indonesia (2009-2018) Perencana Pekerjaan di Dept perencanaan dan pengendalian material, Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia (2018-2019) Kepala Biro machinery planning di Dept perencanaan dan pengendalian material, Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia (2019-2021) Kepala Biro evaluasi & control kebijakan perusahaan , Divisi Office of the board PT PAL Indonesia (2022-sekarang) Riwayat Pendidikan : D3-PPNS ITS, Design Construction (DC-A) (2001-2004) S1-ITS, Sistem Perkapalan (2005-2007)

4 RIWAYAT PEKERJAAN Tahun 2009-2016 Divisi Desain , Dept. struktur & Perlengkapan Lambung

5 CONTRACT KEEL LAYING LAUNCHING DELIVERY TENDER / ORDER DESIGN PRODUCTION PURCHASING OF MATERIAL TEST & TRIAL BASIC, KEY PLAN, YARD PLAN, & PRODUCTION DWG. LOCAL/IMPORT FABRICATION, SUB-ASSEMBLY, ASSEMBLY, ERECTION, FINISHING PENDAHULUAN

6 PENDAHULUAN

7 Marketing Marketing merupakan langkah awal dalam menawarkan produk sesuai dengan permintaan pemesan/ owner. Adapun secara garis besar didalamnya terdapat kegiatan sebagai berikut: Menawarkan produk kapal dan proposal solusinya. Mendefinisikan dan menyampaikan informasi mengenai persyaratan yang dikehendaki calon pemesan/owner Melakukan estimasi biaya penawaran pembangunan kapal Menganalisis harga pasar, prakualifikasi, tender, penawaran harga, estimasi, klarifikasi, negosiasi sampai proses penandat a nganan kontrak. Membuat dan menerbitkan usulan budg e t harga pokok produksi sebagai pengendali biaya proyek. Melakukan r iset pasar, pameran dan promosi Design Design merupakan tahapan awal dalam pembangunan kapal baru. Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu : Membuat spesifikasi teknis kapal dan general arrangement Membuat estimasi biaya dan kajian bersama pihak terkait Membuat Preliminary Design dan kajian performansi kapal Membuat gambar-gambar ( Basic Design dan Key Plan ) konstruksi lambung dan Outfitting Membuat gambar-gambar detail ( Yard Plan ) konstruksi lambung dan Outfitting Membuat gambar-gambar produksi ( Production Drawing ) Membuat daftar material ( Material List ) Procurement Procurement merupakan tahap lanjutan dalam pembangunan kapal baru dan pemeliharaan kapal. Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yaitu: a. Melaksanakan pengadaan material, peralatan dan jasa b. Membuat kontrak pengadaan material, peralatan dan jasa c. Melakukan negosiasi dengan pemasok d. Melaksanakan seleksi dan evaluasi pemasok e. Memonitor kedatangan material f. Mengelola pergudangan dan transportasi material Production Production merupakan tahapan utama dalam pembangunan kapal. Adapun secara garis besar didalamnya terdapat kegiatan sebagai berikut : Membagi beban kerja ke fungsi-fungsi produksi Mengendalikan pemakaian jam orang ( man hour ) untuk memenuhi sasaran produksi Melaksanakan pekerjaan fabrikasi lambung (penandaan, pemotongan, pembentukan, penggerindaan dan pengiriman komponen) Melaksanakan pekerjaan sub assembly (perakitan komponen fabrikasi, pengelasan hasil rakitan, penggerindaan dan pengiriman hasil rakitan) . Melaksanakan pekerjaan assembly ( penyetelan komponen , pengelasan komponen , pemeriksaan accuracy, pemeriksaan kualitas ) Melaksanakan pekerjaan Hull Outfitting (loading equipment HO, kelengkapan equipment HO, test fungsi equipment HO, test fungsi sistem pipa , install steel work, install foundation HO) Melaksanakan pekerjaan erection ( penyetelan grand block, pemeriksaan akurasi , pemeriksaan margin, fitting sheet plate, pencatatan block/log out). Melaksanakan pekerjaan Machinery & Electric/Electronic Outfitting ( produksi fabrikasi dan instalasi permesinan dan pelistrikan ) Quality Assurance merupakan tahapan lanjutan setelah pembangunan dan perbaikan kapal untuk memastikan produk berkualitas sesuai dengan kontrak yang telah disepakati . Adapun secara garis besar didalamnya terdapat kegiatan sebagai berikut : Membuat kebijakan / pedoman dan prosedur jaminan kualitas Melaksanakan kegiatan inspeksi Hull Construction, Hull Outfitting, Machinery Outfitting dan Electrical Outfitting Melaksanakan uji merusak (destructive test) dan uji tak rusak (non destructive test) Melaksanakan pengendalian terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan selama inspeksi dan melakukan verifikasi tindak lanjut Melakukan analisis dan evaluasi hasil pencapaian kualitas produk Melaksanakan kegiatan purna jual (after sales service) selama periode garansi

SHIP DESIGN PROCESS PENDAHULUAN

PURCHASING OF MATERIAL

BASIS OF SHIPBUILDING RULES & REGULATION 1. International Regulations 3. Flag Regulation 4. National Regulation, etc. IACS Member : ABS (American Bureau of Shipping), BV (Bureaus Veritas ), DNV ( Det Norske Veritas ), LR (Lloyd’s Register of Shipping) GL ( Germanisher Lloyd), NK (Nippon Kaiji Kyokai ), Polski Rejestr Statkow , RINA ( Registro Italiano Navale ), RS (Register of Shipping Russia), KR (Korean Register of Shipping), CCS (China Classification Society) Associate Member : Croatian Register of Shipping, Indian Register of Shipping BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) International Association of Classification Societies 2. Classification Society Rules PENDAHULUAN REGULASI PEMBANGUNAN KAPAL Industri perkapalan Angkatan laut UN IMO SOLAS MARPOL ISPS Code IMO Code on Intact Stability for All Types of Ships NATO ANEP 77 ANEP 77 berisi panduan teknis dan spesifikasi untuk sistem atau peralatan angkatan laut yang digunakan dalam operasi angkatan laut oleh anggota NATO. SOLAS merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk seluruh kapal yang memiliki GRT 250 ton keatas , untuk kapal-kapal yang GRT nya dibawah 250 ton maka persyaratan harus mengikuti peraturan Pemerintah bendera kapal. SOLAS menetapkan beberapa peraturan yang terbagi dalam beberapa Chapter , pada saat ini sudah terdiri dari 12 chapter dan yang berkaitan dengan Peralatan Keselamatan adalah pada Chapter II - 2 : Construction - Fire Protection , Fire Detection and Fire Extinction serta Chapter III : Life - Saving Appliances and Arrangement . Gambar Key Plan Life Saving meliputi : 1. Access and Escape Route Plan. 2.Damage Control Plan. 3. Fire Control and Safety Plan. 4.Fire Integrity Plan ( Fire Protection ). 5.Insulation Plan. 6.Watertight Integrity Plan. 7.Hazardous Zones Plan.

11 PENDAHULUAN Hull Outfitting adalah proses penyelesaian atau penyelesaian perlengkapan kapal setelah proses pembangunan bagian utama lambung kapal selesai . Proses ini meliputi pemasangan berbagai sistem dan peralatan di dalam dan di luar lambung kapal untuk membuatnya siap berlayar dan beroperasi .

12

13

14 TAHAPAN DISAIN HULL OUTFITTING Desain Hull Outfitting adalah tahapan penting dalam proses pembangunan kapal yang fokus pada pengembangan bagian luar (hull) kapal dan pemasangan perlengkapan (outfitting) pada bagian tersebut . Berikut adalah beberapa tahapan dalam Desain Hull Outfitting: Pemodelan dan Desain Konseptual : Tahap awal melibatkan pemodelan 3D dari bagian luar kapal (hull) menggunakan perangkat lunak desain komputer . Desainer menciptakan konsep visual yang mencakup bentuk umum , garis air, dan aspek penting lainnya . Analisis Struktural : Setelah desain konseptual , dilakukan analisis struktural untuk memastikan kekuatan dan keandalan hull. Ini mencakup analisis tegangan , kekakuan , dan ketahanan terhadap beban yang mungkin diterima oleh kapal selama penggunaannya . Desain Detail : Langkah berikutnya adalah mengembangkan desain detail hull yang mencakup dimensi tepat , ketebalan material, pembagian ruang , dan lokasi sistem penting seperti tangki bahan bakar , tangki air, dan ruang mesin . Pengembangan Sistem : Selama tahap desain , sistem penting seperti sistem ballast, sistem pemadam kebakaran , sistem ventilasi , sistem pendingin , dan sistem lainnya diintegrasikan ke dalam desain hull. Desainer harus memperhatikan kebutuhan dan standar keamanan yang berlaku . Integrasi Perlengkapan : Hull Outfitting juga melibatkan integrasi perlengkapan seperti tangki bahan bakar eksternal , tangki air tawar , pelampung darurat , dan perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk operasi kapal. Uji Coba dan Validasi : Setelah desain hull outfitting selesai , tahap pengujian dan validasi dilakukan untuk memastikan bahwa semua sistem dan perlengkapan berfungsi dengan baik . Uji coba ini mencakup pengujian struktural , pengujian sistem , dan uji coba laut jika diperlukan . Pengembangan Dokumentasi : Langkah terakhir adalah pengembangan dokumentasi teknis yang mencakup gambar kerja, spesifikasi material, instruksi perakitan , dan dokumentasi lainnya yang diperlukan untuk memandu proses pembangunan fisik hull dan outfitting. Tahapan Desain Hull Outfitting ini merupakan bagian penting dari keseluruhan proses pembangunan kapal yang memastikan kapal dapat dibangun sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dan beroperasi dengan efisien serta aman .

15 PENERAPAN KONSEP MODULAR PADA DESAIN DAN PEMBANGUNAN KAPAL Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis di bidang pembangunan kapal, diperlukan improvement terus menerus untuk dapat menghasilkan poduk kapal dengan harga serendah mungkin , kualitas sebaik mungkin , dan waktu delivery secepat mungkin . Konsep modular dapat mengurangi Instalasi outfitting onboard, dan mendorong sebanyak mungkin instalasi outfitting on block, dan on unit sebagai bagian dari upaya improvement sektoral atau yang dijepang dikenal dengan Keizen . Disamping itu konsep modular juga memberikan improvement untuk fungsi desain , teknologi pembangunan kapal jadi lebih cepat , dan reparasi lebih mudah , sehingga dapat di sebut pula Business process re engineering.

Contoh penerapan konsep modular pada beberapa bidang perkapalan : Schelde Naval Shipbuilding Konsep Desain MEKO , oleh Blohm & Voss GmbH Hijau : Modul Tiang mast Merah : Modul Persenjataan Biru : Modul Electronic Kuning : Modul Permesinan Ungu : palet-palet

BLOCKS LOADING PROCESS (ERECTION) SK ASF3 ASF2 ASF1 ADB3 ADB2 ADB1 DB1 DB2 DB3 DB4 SF ASA2 A ASA1 A SS1 A SS2 A SS3 A SS4 A FBB

BLOCKS LOADING PROCESS (ERECTION) RMD RD SK ASF3 AP3 ASF2 AP2 ASF1 AP1 APU3 APU2 APU1 ADB3 ADB2 SF AS ATR3 ASA2 A ASA2 B ATR2 ADB1 ASA1 A ASA1 B ATR1 DB1 SS1 A SS1 B TR1 DB2 SS2 A SS2 B TR2 DB3 DB4 SS3 A SS3 B TR3 SS4 A SS4B TR4 FBB FP BU1

BLOCKS LOADING PROCESS (ERECTION) SK ASF3 AP3 ASF2 AP2 ASF1 AP1 APU3 APU2 APU1 ADB3 ADB2 SF AS ATR3 ASA2 A ASA2 B ATR2 ADB1 ASA1 A ASA1 B ATR1 DB1 SS1 A SS1 B TR1 RMD DB2 SS2 A SS2 B TR2 DB3 DB4 SS3 A SS3 B TR3 SS4 A SS4B B01 BR1 DH FU BU2 BU1 TR4 B02 BR2 B03 BR3 B04 BR4 B05 BR5 NV1 NV2 FMT FP FBB

20 PENERAPAN KONSEP MODULAR PADA DESAIN DAN PEMBANGUNAN KAPAL KEUNTUNGAN KERUGIAN Menurunkan biaya desain dan pembangunan kapal Mempercepat waktu desain dan pembangunan kapal Tidak diperlukan investasi fasilitas baru Lebih flexible untuk pengembangan kapal dikemudian hari Periode perawatan kapal lebih pendek dan lebih murah Modul dapat dikerjakan dalam bengkel dengan tingkat kesulitan lebih rendah dan tidak ada hambatan cuaca . Modul dapat di subkontrakkan ke pihak ketiga , sehingga menguntungkan dari segi cash flow. Mengingat Perusahaan baru membayar ketika modul sudah selesai . Modularisasi fasilitas penunjang produksi , memberikan keuntungan : Memudahkan handling dan transport Mempercepat waktu untuk persiapan kerja Memudahkan control manajemen fasilitas Lebih aman karena peralatan di paket dalam satu modul . Menekan jumlah kebutuhan peralatan , karena peralatan dapat mudah dipindah dari satu tempat ketempat lain. Pembebanan fasilitas lebih bagus . Konsep modular mendorong spesialisasi pekerjaan , yang secara teoritis lebih efisien . Konsep modular dapat diterapkan pada Kapal Niaga , Kapal Perang termasuk kapal selam , Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal, Offshore platform, dll Pekerjaan pada tahap initial design lebih banyak Menurunkan kebebasan desain Biasanya lebih berat Butuh ruang lebih untuk peralatan Membutuhkan tingkat presisi pekerjaan yang lebih tinggi pada saat joint blok , maupun install modul .

21 MATERI

22 MATERI Deck machinery Pekerjaan Deck machinery meliputi perencanaan penempatan jenis mesin-mesin deck serta pembuatan pondasi , tangki-tangki dari mesin-mesin deck tersebut . Gambar :

23 MATERI STEEL WORK Merupakan bagian yang menangani pekerjaan di daerah exterior kapal dan pekerjaannya berbahan baku steel yang unremoveable , antara lain: Anchor gear dan mooring arrangement Pondasi Draft mark Railing, awning, ladder, steel door, hatch dll Mast Miscellaneous fitting Gambar :

24 TAHAPAN DESAIN Di bagian perlengkapan kapal (hull Outfitting) RULES PENENTUAN EQUIPMENT LIST PERENCANAAN ARR’T OF EQUIPMENT PEMBUATAN PRODUCTION DRAWING SEAT OF EQUIPMENT dan Material List PROSES PRODUKSI STEEL WORK OF EQUIPMENT INSPEKSI BERSAMA TIM QC,serta owner saat proses penandaan , pemotongan , fabrikasi

25 GENERAL ARRANGEMENT LANDING DOCK

26 PERHITUNGAN EQUIPMENT NUMBER

27 PRODUCTION DRAWING SEAT OF WINDLASS

28 PRODUCTION DRAWING DASAR PENENTUAN DIMENSI SEAT OF WINDLASS PONDASI/SEAT MESIN BANTU SECARA UMUM Pondasi mesin bantu dirancang oleh masing-masing bagian (HOD, MOD, EOD). Akan tetapi , pemeriksaan kekuatan dan getaran diperlukan untuk beberapa di antaranya . oleh karena itu, pondasi mesin berikut harus dirancang oleh Hcd . Desain pondasi ada dua jenis pondasi mesin bantu: 1.Pondasi yang bekerja dengan kekuatan besar ( kursi yang kuat ) 2.Pondasi yang tidak akan bekerja dengan gaya ( pondasi normal) lokasi dan ketinggian pondasi harus ditentukan oleh masing-masing bagian ( Hod , mod, eod )

29 PRODUCTION DRAWING SEAT OF MOORING FITTING

30 PRODUCTION DRAWING SEAT OF MOORING FITTING

31 INSPEKSI MATERIAL

32 INSPEKSI PENANDAAN/MARKING

33 INSPEKSI HASIL POTONG

34 INSPEKSI FABRIKASI

35 INSPEKSI PEMASANGAN PONDASI MESIN BANTU

36 INSPEKSI PEMASANGAN PONDASI MESIN BANTU

37 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1 Gerinda tangan 2.1.2 Sikat baja 2.1.3 Kunci pas 2.1.4 Scrapper 2.1.5 Dye penetrant 2.1.6 Magnetik partikel 2.1.7 Ultrasonic 2.1.8 Palu 2.1.9 Obeng 2.1.10 Senter 2.1.11 Jangka sorong 2.1.12 Rol meter 2.1.13 Formulir ship check 2.1.14 Repair list 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Alat komunikasi 2.2.2 Kain lap 2.2.3 Alat Pelindung Diri (APD) a. Safety helmet b. Baju kerja c. Safety shoes d. Safety googles 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1 Alat ukur listrik ( multimeter ) 2.1.2 Alat ukur putaran (tachometer) 2.1.3 Alat ukur getaran (vibration meter) 2.1.4 Alat ukur suhu ( thermogun ) 2.1.5 Repair list 2.1.6 Formulir ship check 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Alat komunikasi 2.2.2 Docking report terakhir 2.2.3 Alat Pelindung Diri (APD) a. Safety helmet b. Baju kerja c. Safety shoes d. Safety googles e. Sarung tangan kain f. Masker 2.2.4 Peralatan dan bahan pembersih a. Bahan penyerap oli b. Majun c. Spon

38 Membangun data base dan literasi Meningkatnya kemampuan desain dan Rekayasa Kapal Maritime Industry 4.0 Pengembangan uji bahan material pendukung alutsista Penelitian teknologi battery Peningkatan kemandirian membangun kapal selam tanpa awak Meningkatnya kemampuan desain dan Rekayasa Kapal terkait AI 2021 2030 2025 Investasi di galangan kapal cukup besar , Perlengkapan kapal dan industri komponen . industry untuk memenuhi kebutuhan Dalam Negeri dan Luar Negeri KKIGK= Shipbuilding Industrial Zone Target Pengembangan Industri Perkapalan

Rencana Tindak Lanjut Tahap Awal

TERIMA KASIH 40