24
TITRASI ASAM BASA
Tujuan
Menentukan kadar suatu senyawa asam atau basa yang terdapat dalam suatu sampel.
Teori
Titrasi asam basa bertujuan menetapkan kadar suatu sampel asam dengan
mentitrasinya dengan larutan baku basa (alkalimetri) atau sampel basa dengan larutan
baku asam (asidimetri).
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Beberapa senyawa yang ditetapkan kadarnya secara asidi-alkalimetri dalam
Farnakope Indonesia Edisi IV adalah : amfetamin sulfat dan sediaan tabletnya,
ammonia, asam asetat glacial, asam asetil salisilat, asam benzoate, asam fosfat, asam
klorida, asam nitrat, asam retinoat, asam salisilat, asam sitrat, asam sorbet, asam
sulfat, asam tartrat, asam undesilenat, benzyl benzoate, busulfan dan sediaan
tabletnya, butyl paraben, efedrin dan sediaan tabletnya, etanzinamida, etil paraben,
etisteron, eukuinin, furosemida, glibenklamid, kalamin, ketoprofen, kloralhidrat,
klonidin hidroklorida, levamisol HCl, linestrenol, magnesium hidroksida, magnesium
oksida, meprobamat, metenamin, metil paraben, metil salisilat, naproksen, natrium
bikarbonat serta sediaan tablet dan injeksinya, natrium hidroksida, natrium tetraborat,
neotigmin metilsulfat, propil paraben, propin tiourasil, sakarin natrium, dan zink
oksida.
Larutan-larutan
1. Larutan baku primer : H2CO4.2H2O 0,1 N
2. Larutan baku sekunder : NaOH 0,1 N
3. Larutan baku sampel : asam klorida; asam salisilat