MENGAPA GURU BK JUGA PERLU DIRAWAT (4)_compressed (1).pdf

SitiAsyifaSorayaNoor1 0 views 25 slides Oct 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 25
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25

About This Presentation

Cara Menghadapi Burn Out pada guru BK


Slide Content

MENGAPA GURU
BK JUGA PERLU
DIRAWAT?
Kesadaran diri dan urgensi kesehatan
mental bagi guru BK
Webinar: Guru BK Sehat, Sekolah Bahagia
2025
Siti Asyifa Soraya Noordin, S.Pd
Guru SMKN 2 Garut

GURU BK JUGA MANUSIA
Guru BK selalu jadi tempat curhat.... tapi jarang punya tempat bercerita

ICE BREAKING

DARI SKALA 1 SAMPAI 10
Seberapa bapak/ibu sehat
secara batin minggu ini?
??????‍♀️ 1 = “Saya benar-benar butuh libur & recharge”
?????? 10 = “Saya sehat, bahagia, dan penuh energi”

DINAMIKA STRESS PADA GURU
Montgomery & Rupp (2005) menjelaskan bahwa teacher stress
muncul saat guru menghadapi tuntutan berlebihan, dukungan yang
minim, atau ketidakjelasan peran, sehingga mempengaruhi
kesejahteraan psikologis dan performa kerja.
Guru BK berisiko tinggi mengalami
burnout karena tuntutan empati yang
konstan, peran ganda, dan tekanan
administratif (Mullen et al., 2018).

Eustress dan Distress
(Menurut Nelson & Simmons, 2003)Eustress adalah stres positif
yang memotivasi
Distress adalah stres negatif
yang menurunkan energi
“Bayangkan seperti karet gelang. Kalau ditarik sedikit, dia
jadi kuat dan bisa digunakan — itu eustress. Tapi kalau
ditarik terlalu kuat, karet itu bisa putus — itulah distress.”

Fenomena BURNOUT pada Guru BK
Burnout pada konselor berdampak negatif
terhadap kualitas layanan, kepuasan kerja, dan
kesejahteraan pribadi (Bardhoshi et al., 2014).
“Guru BK itu seperti lilin — menerangi orang lain,
tapi kalau terus menyala tanpa dijaga, lama-lama
meleleh habis.”

Ciri- Ciri Burn Out pada Guru BK
?????? Kelelahan emosional (Maslach & Leiter (2016)
?????? Depersonalisasi / sinisme (Kim & Lambie (2018)
?????? Merasa tidak efektif (Mullen et al. (2018)
?????? Menurunnya layanan ke siswa (Mullen & Gutierrez (2016)
?????? Pikiran kerja terus-menerus (Lee, Seo, & Kim (2020)
?????? Gangguan fisik & emosional (ASCA, 2020)
?????? Keinginan keluar dari profesi (Bardhoshi et al. (2014)
?????? Kehilangan makna pekerjaan (Leiter & Maslach (2016)

Seperti Robot = Tersenyum tapi Kosong

DAMPAK GURU BK YANG TIDAK SEHAT
Guru BK Lelah
Layanan Tidak
Optimal
Siswa merasa tidak
tersentuh
Iklim Sekolah
Menurun

Merawat Diri = Tanggung Jawabolah napas, relaksasi,
olah tubuh Gladding,
2012)Guru BK/konselor
hendaknya tidak membawa
tugas di sekolah/kantor
pulang ke rumah (Gladding,
2012) Menyadari bahwa tidak
semua persoalan dapat
segera dibereskan secara
tuntas (Poerwandari , 2010) Melakukan renovasi tata letak
ruangan kerja agar tidak jenuh
dengan situasi ruang kerja
(Gladding, 2012) Menggunakan waktu
jeda atau istirahat untuk
recharge energi seperti
mengobrol dengan
teman dekat
Pergi liburan baik
bersama keluarga, teman
dan bisa juga sendiri
Self Care bukan egois. itu bagian dari etika profesional

REFLEKSI
Kapan terakhir kali saya benar-benar hadir mendengarkan siswa?
Kapan saya pulang dari sekolah dengan hati yang tenang?
Setelah banyak cerita berat, apa saya sempat menenangkan diri?
Sudahkah saya sebaik itu juga pada diri saya sendiri?

MICROSKILL
KONSELING

NON VERBAL
SAREN
ACTIVE LISTENING
PARAFRASING KONTEN DAN PERASAAN
MINIMAL RESPON SEPERTI “heemmm...”, “terus??”, “anggukan kepala” “oh..”
MICROSKILL KONSELING

COBA TEBAK 6 EMOSI DIBAWAH INI

POSTUR

POSTUR
POSTUR TERBUKAPOSTUR TERTUTUP

S-A-R-E-N
S : Sejajarkan tubuh dengan konseli ➝ Duduk berhadapan, tunjukkan kesiapan hadir penuh.
A : Atur postur terbuka➝ Jangan menyilangkan tangan/kaki, tubuh terbuka untuk menerima.
R : Rengkuh dengan condong➝ Sedikit condong ke depan untuk menunjukkan perhatian dan empati.
E : Ekspresikan kontak mata➝ Tatap mata konseli secara wajar dan hangat.
N : Nyaman dan rileks ➝ Tunjukkan sikap santai, tidak kaku, agar konseli merasa aman.
MICROSKILL KONSELING

Skill Active ListeningSkill Active Listening
1.Lihat matanya, jangan sambil nulis nilai ??????
2.Dengerin dulu sampe selesai, tahan komentar
3.Tunjukan empati
4.Fokusnya bukan nyalahin, tapi nyari tahu kenapa
5.kurangi judgemental
?????? Hindari:
“Kamu tuh malas, makanya nilainya segitu.”
✅ Ganti dengan:
“Saya lihat kamu lagi kurang semangat belajarnya, boleh ceritain?“

⛔‌hindari sikap judgmental‌⛔‌hindari sikap judgmental‌
Menjadi guru yang tidak menghakimi berarti:
Tidak langsung menilai dari perilaku atau nilai.
Memberi ruang bagi siswa untuk memperbaiki diri.
Menghargai perbedaan karakter dan latar belakang siswa.
?????? Contoh:
Alih-alih bilang “anak itu nakal”, coba ganti dengan
“anak itu lagi butuh perhatian lebih.”

PARAFRASING KONTEN DAN PERASAAN‌PARAFRASING KONTEN DAN PERASAAN‌
“Saya males masuk sekolah, teman-teman suka ngejekin.”
“Kamu kayaknya ngerasa nggak nyaman dan sedih karena sering diejek, ya?”
“Nilai saya turun terus, padahal udah belajar.”
“Kamu kecewa karena udah berusaha tapi hasilnya belum sesuai harapan, ya?”

1.American School Counselor Association. (2020). Protecting your mental and physical health to avoid burnout.
https://www.schoolcounselor.org
2.Bardhoshi, G., Schweinle, A., & Duncan, K. (2014). Understanding the impact of school factors on school counselor burnout: A
mixed-methods study. Professional School Counseling, 18(1), 61–70. https://doi.org/10.5330/prsc.18.1.61
3.Chaplain, R. P. (2008). Stress and psychological distress among trainee secondary teachers in England. Educational Psychology,
28(2), 195–209. https://doi.org/10.1080/01443410701491858
4.Kim, H. J., & Lambie, G. W. (2018). Burnout and implications for professional school counselors. Journal of Counseling &
Development, 96(4), 349–360. https://doi.org/10.1002/jcad.12215
5.Lee, S. M., Seo, J., & Kim, J. (2020). School counselors’ work-related rumination as a predictor of burnout, turnover intentions, and
job satisfaction. Journal of Employment Counseling, 57(4), 150–161. https://doi.org/10.1002/joec.12148
6.Leiter, M. P., & Maslach, C. (2016). Burnout at work: A psychological perspective. Psychology Press.
7.Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Burnout at work: A psychological perspective. Psychology Press.
8.Montgomery, C., & Rupp, A. A. (2005). A meta-analysis for exploring the diverse causes and effects of stress in teachers. Canadian
Journal of Education, 28(3), 458–486.
9.Mullen, P. R., Blount, A. J., Lambie, G. W., & Chae, N. (2018). School counselors’ perceived stress, burnout, and job satisfaction.
Professional School Counseling, 21(1), 1096–2409. https://doi.org/10.1177/2156759X18782468
10.Mullen, P. R., & Gutierrez, D. (2016). Burnout, stress, and direct student services among school counselors. The Professional
Counselor, 6(4), 344–359. https://doi.org/10.15241/prm.6.4.344
11.Nelson, D. L., & Simmons, B. L. (2003). Eustress: An elusive construct, an engaging pursuit. In J. C. Quick & L. E. Tetrick (Eds.),
Handbook of occupational health psychology (pp. 91–113). American Psychological Association.
Reference

Thank You Siti Asyifa Soraya Noordin, S.Pd
([email protected])
(089656127185)
“Kita sering jadi ‘obat’ bagi orang lain, tapi
jangan lupa — bahkan obat pun perlu
tempat penyimpanan yang baik agar tidak
rusak. Maka, menjaga diri bukan egois, tapi
bagian dari tanggung jawab profesional.”

DAFTAR HADIR
Siti Asyifa Soraya Noordin, S.Pd
([email protected])
(089656127185)
Tags