DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
PRESENT BY KELOMPOK 1PRESENT BY KELOMPOK 1PRESENT BY KELOMPOK 1
TAHUN 2010TAHUN 2010TAHUN 2010
Hizril AzkaHizril Azka
M RiqzaM Riqza
Latifah HLatifah H Anggit PAnggit P NurulNurul FF Ratu HafidzahRatu Hafidzah
Devina YDevina Y Lamya NLamya N SitaSita
ANGGOTA KELOMPOKANGGOTA KELOMPOK
GEMPA TEKTONIKGEMPA TEKTONIKGEMPA TEKTONIK
DI BANTUL 2010DI BANTUL 2010DI BANTUL 2010
Waktu: 21 Agustus 2010, pukul 18.38 WIB
Magnitudo: 5,0 - 5,6 SR
Lokasi: 15 km tenggara Kabupaten Bantul,
kedalaman 10 km
Dampak:
Guncangan dirasakan di Bantul, Sleman, dan
Kota Yogyakarta
5 orang mengalami luka berat (patah tulang),
dirawat di RSPS Bantul dan RS Nur Hidayah
2 orang mengalami luka ringan
Tidak ada korban jiwa atau pengungsian
Sumber: Tribun Jogja, “Gempa Bantul 21 Agustus 2010, Warga Panik Keluar Rumah,”
TribunJogja.com, diakses dari: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),
Data Gempa Tektonik Indonesia Tahun 2010, tersedia di: Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Laporan Aktivitas Gunung Merapi 2010,
Kementerian ESDM, 2010, diakses 4 Mei 2025., diakses 4 Mei 2025.
GEMPA TEKTONIKGEMPA TEKTONIKGEMPA TEKTONIK
DI BANTUL 2010DI BANTUL 2010DI BANTUL 2010
Gempa 12 September 2010
Waktu: 12 September 2010, pukul 22.38 WIB
Magnitudo: 5,0 SR
Lokasi: 23 km tenggara Kabupaten Bantul,
kedalaman 10 km
Dampak:
8 orang mengalami luka berat (patah
tulang), dirawat di RSUD Panembahan
Senopati dan RS Nur Hidayah
1 orang mengalami luka ringan
Tidak ada korban jiwa
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Data Gempa Tektonik
Indonesia Tahun 2010, tersedia di: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG), Laporan Aktivitas Gunung Merapi 2010, Kementerian ESDM, 2010, diakses
4 Mei 2025.
GUNUNG MERAPI 2010GUNUNG MERAPI 2010
Waktu Kejadian :
Dimulai: 26 Oktober 2010
Puncak letusan: 5 November
2010
Berakhir: sekitar akhir
November 2010
seorang relawan saat mengevakuasi warga terjebak awan
panas erupsi di Sleman (Foto: Istimewa)
Teernak kerbau mati karena tersapu awan panas di Sleman
Korban dan Dampak
Korban jiwa: Sekitar 353 orang meninggal dunia
Pengungsi: Lebih dari 350.000 jiwa
Kerusakan:
Ribuan rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian
rusak
Banyak desa di lereng selatan Merapi, termasuk
Kinahrejo (desa Mbah Maridjan), hancur total
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Laporan Aktivitas Gunung Merapi 2010, Kementerian ESDM, 2010.
GEMPA VULKANIK 2010GEMPA VULKANIK 2010
Peningkatan Tajam: Oktober 2010
17 Oktober 2010:
15 gempa VA
41 gempa VB
Tercatat peningkatan signifikan tekanan magma
20 Oktober 2010:
479 gempa Multi Phase (MP) → menandakan pergerakan fluida
magma
39 gempa vulkanik (VA dan VB)
85 gempa guguran
23–24 Oktober:
Terjadi >500 gempa vulkanik dalam dua hari
PVMBG memperingatkan peningkatan potensi letusan eksplosif
Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Laporan Aktivitas Gunung Merapi 2010, Kementerian ESDM, 2010.
Sosialisasi dan Pelatihan Kesiapsiagaan
Pemerintah daerah bersama BPBD mengadakan sosialisasi dan
pelatihan kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana, termasuk
simulasi evakuasi dan edukasi tentang tindakan yang harus dilakukan
saat terjadi gempa bumi.
Setelah terjadinya guncangan dengan magnitudo antara 4,0 hingga
5,6 skala Richter. Meskipun tidak separah gempa tahun 2006,
gempa-gempa ini tetap menimbulkan korban luka-luka dan
kerusakan ringan di beberapa lokasi. Berikut adalah tindakan yang
dilakukan pemerintah setalah terjadi gempa
Penyelenggaraan danPenyelenggaraan danPenyelenggaraan dan
Penanggulangan BencanaPenanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Pembentukan BPBD Kabupaten Bantul
Sebagai tindak lanjut dari UU No. 24 Tahun
2007, Pemerintah Kabupaten Bantul
membentuk Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) melalui Perda No. 6 Tahun
2010. BPBD ini bertugas menyusun kebijakan,
koordinasi, dan pelaksanaan penanggulangan
bencana di tingkat daerah.
111
Pemetaan Wilayah Rawan Bencana
BPBD Bantul melakukan pemetaan wilayah rawan
bencana untuk menentukan titik-titik evakuasi
dan jalur evakuasi yang aman. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi potensi gempa bumi.
Respon Cepat Pasca-Gempa 21 Agustus 2010
Setelah gempa berkekuatan 5,0 SR mengguncang Bantul pada 21
Agustus 2010, BPBD bersama instansi terkait segera melakukan
assessment dan memberikan bantuan kepada korban luka-luka.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun beberapa orang
mengalami luka berat dan ringan.
GEMPA BUMIGEMPA BUMIGEMPA BUMI
Upaya penyelenggaraan difokuskan pada pemantauan, mitigasi, dan persiapan. Pemantauan aktivitas gunung api,
pembuatan peta kawasan rawan, dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi bagian penting dalam persiapan
menghadapi potensi letusan.
Penyelenggaraan danPenyelenggaraan danPenyelenggaraan dan
Penanggulangan BencanaPenanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana111
1. Pemantauan dan Pengamatan:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) terus memantau aktivitas Gunung
Marapi melalui berbagai sensor dan pengamatan
lapangan.
Peningkatan aktivitas gunung api, seperti
peningkatan gempa vulkanik atau perubahan
bentuk gunung, menjadi perhatian utama.
2. Sosialisasi dan Edukasi:
Pihak berwenang melakukan sosialisasi dan edukasi
kepada masyarakat di sekitar Gunung Marapi
tentang bahaya letusan, langkah-langkah mitigasi,
dan cara menghadapi erupsi.
Informasi tentang status gunung api, arahan dari
PVMBG, dan perkembangan aktivitas vulkanik terus
disebarkan melalui berbagai media.
VULKANIK GUNUNG MERAPIVULKANIK GUNUNG MERAPIVULKANIK GUNUNG MERAPI
PencegahanPencegahanPencegahan
PP No. 36/2005 Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Pelaksanaan ketentuan teknis dan administratif mengenai
penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, yang
juga relevan untuk mitigasi bencana (misalnya, kewajiban membangun gedung tahan gempa di wilayah rawan
gempa).
1.
Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.2.
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Bencana
merupakan dasar hukum utama dalam penyelenggaraan upaya penanggulangan bencana di wilayah DIY. Peraturan
ini mengatur prinsip-prinsip dasar seperti mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi pascabencana.
Perda ini juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif dari masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah dalam
seluruh tahapan pengurangan risiko bencana. Kolaborasi antarpihak dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam
membangun ketahanan daerah terhadap ancaman bencana, termasuk erupsi Gunung Merapi yang merupakan
salah satu potensi utama di wilayah ini. Dokumen lengkap Perda ini dapat diakses melalui Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) DIY atau situs resmi peraturan BPK RI.
3.
Peraturan Daerah DIY Nomor 2 tahun 2010 tentang RTRW DIY ,Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi di
lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman. Bencana alam Gunung Merapi mengancam wilayah Kabupaten Sleman
bagian utara dan wilayah wilayah sekitar sungai yang berhulu di puncak Merapi.
4.
222
GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &
VULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPI
PencegahanPencegahanPencegahan
Kegiatan Pencegahan Bencana gempa bumi skala kecil di Bantul (2010) :
1. Pembentukan BPBD Bantul
Pemerintah Bantul membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Tugasnya meliputi pencegahan, tanggap darurat, dan pemulihan pascabencana.
2. Evaluasi Sekolah Tahan Gempa
Dilakukan evaluasi struktur bangunan sekolah agar aman saat gempa. Sekolah diperiksa
apakah sesuai standar bangunan tahan gempa.
222
GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &
VULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPI
PencegahanPencegahanPencegahan
1. Peantauan Aktivitas Vulkanik.
Aktivitas Gunung Merapi terus dipantau menggunakan alat pencatat gempa (seismograf) selama 24 jam. Data
dan laporan dipantau untuk mengevaluasi perkembangan aktivitas.
2. Sosialisasi dan Pendidikan Masyarakat.
Masyarakat di sekitar Merapi diberikan sosialisasi tentang bahaya letusan, cara mengantisipasi, dan jalur
evakuasi.
Sosialisasi juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana.
3. Persiapan Jalur Evakuasi dan Shelter.
Jalur evakuasi dan lokasi shelter yang aman telah disiapkan oleh pihak berwenang. Masyarakat harus
mengetahui jalur evakuasi yang telah disiapkan.
4. Persiapan Logistik.
Persiapan logistik termasuk penyediaan makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya bagi masyarakat
yang mengungsi. Logistik juga meliputi persiapan untuk penanganan korban luka dan penanganan jenazah
222
GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &GEMPA BUMI &
VULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPIVULKANIK MERAPI
Saat GempaSaat Gempa
1. 1. PemerintahPemerintah
a. a. Pembangunan tempat-tempat penampungan pengungsi (shelter)Pembangunan tempat-tempat penampungan pengungsi (shelter)
b. b. Aksi tanggap darurat, melakukan pendataan, menyalurkan bantuan, dll.Aksi tanggap darurat, melakukan pendataan, menyalurkan bantuan, dll.
c. c. Mendirikan rumah sakit lapangan, oleh PMIMendirikan rumah sakit lapangan, oleh PMI
d. d. Penyelenggaraan dapur umumPenyelenggaraan dapur umum
e. e. Mendirikan tenda-tenda darurat untuk menampung korbanMendirikan tenda-tenda darurat untuk menampung korban
f.f. Mendirikan posko penanggulangan bencana di lokasi bencana alamMendirikan posko penanggulangan bencana di lokasi bencana alam
g. g. Menerjunkan Personil Taruna Siaga Bencana (Tagana)Menerjunkan Personil Taruna Siaga Bencana (Tagana)
2.Swasta2.Swasta
a. a. Distribusi bantuan darurat dari berbagai sumberDistribusi bantuan darurat dari berbagai sumber
b. b. Penyelenggaraan Dapur UmumPenyelenggaraan Dapur Umum
c. c. Mendirikan Tenda-tenda Darurat Untuk Menampung KorbanMendirikan Tenda-tenda Darurat Untuk Menampung Korban
3.Masyarakat3.Masyarakat
a. a. Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon, dllMenghindari dari bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
b. Jb. Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunamiauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami
c. c. Menyalurkan bantuan logistikMenyalurkan bantuan logistik
MitigasiMitigasiMitigasi
333
GEMPA BUMIGEMPA BUMIGEMPA BUMI
Pasca GempaPasca Gempa
1. 1. PemerintahPemerintah
a. a. Memberi pengetahuan tentang bangunan rumah tahan gempaMemberi pengetahuan tentang bangunan rumah tahan gempa
b. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksib. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi
c. c. Mengadakan simulasi tanggap bencanaMengadakan simulasi tanggap bencana
d. d. Pemulihan kondisi psikologi warga yang mengalami traumaPemulihan kondisi psikologi warga yang mengalami trauma
e. Undang-undang Tentang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007e. Undang-undang Tentang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007
f.f. Mendirikan lembaga penanganan bencana yakni Badan Nasional Penanggulangan BencanaMendirikan lembaga penanganan bencana yakni Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) sejak 2008(BNPB) sejak 2008
2.Swasta2.Swasta
a. Sosialisasi tanggap bencanaa. Sosialisasi tanggap bencana
b. Memberikan bantuan pembangunan fisik dan penyuluhanb. Memberikan bantuan pembangunan fisik dan penyuluhan
c. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempac. Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi korban gempa
3.Masyarakat3.Masyarakat
a. Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).a. Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
b. Membangun bangunan dengan konstruksi tahan gempab. Membangun bangunan dengan konstruksi tahan gempa
c. Mengikuti penyuluhan dan simulasi gempa dari pemerintah dan bantuan swastac. Mengikuti penyuluhan dan simulasi gempa dari pemerintah dan bantuan swasta
MitigasiMitigasiMitigasi
333
GEMPA BUMIGEMPA BUMIGEMPA BUMI
Gunung Merapi DIY Gunung Merapi DIY thnthn 2010 2010 berikut penjabarannya:berikut penjabarannya:
Mitigasi Pra-Bencana (Sebelum Letusan Gunung Merapi)Mitigasi Pra-Bencana (Sebelum Letusan Gunung Merapi) di DIY di DIY
Tahun 2010Tahun 2010
Pemantauan aktivitas merapi dari bPemantauan aktivitas merapi dari berbagai parametererbagai parameter
seperti seismik, deformasi dan suhu.seperti seismik, deformasi dan suhu.
11..
Pemetaan PetaPemetaan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi22..
Penyuluhan dan Edukasi kepada MasyarakPenyuluhan dan Edukasi kepada Masyarakatat mengenai mengenai
tanda-tanda letusan gunung Merapi dan pentingnya segeratanda-tanda letusan gunung Merapi dan pentingnya segera
mengungsi.mengungsi.
33..
Mitigasi Saat Bencana (Letusan Gunung Mitigasi Saat Bencana (Letusan Gunung Merapi)Merapi) di DIY Tahun di DIY Tahun
20102010
Mengevakuasi warga/penduduk di daerah rawan bencanaMengevakuasi warga/penduduk di daerah rawan bencana11..
Operasi Penanganan Banjir lahar (saat masa tanggapOperasi Penanganan Banjir lahar (saat masa tanggap
darurat Erupsi Merapi)darurat Erupsi Merapi)
22..
MitigasiMitigasiMitigasi
333
VULKANIKVULKANIKVULKANIK
1.Sistem Peringatan Dini dan Evakuasi
Pemerintah DIY, melalui Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD), bekerja sama dengan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengaktifkan
sistem peringatan dini untuk memantau aktivitas Merapi.
Ketika status Merapi dinaikkan ke level Awas pada 25
Oktober 2010, evakuasi massal dilakukan di wilayah
rawan bencana.
KesiapsiagaanKesiapsiagaanKesiapsiagaan
444
2. Pembangunan Barak Pengungsian
Barak-barak pengungsian didirikan untuk menampung
penduduk dari kawasan rawan bencana yang mengungsi
secara mandiri. Namun, proses evakuasi menghadapi
tantangan karena budaya dan mitos yang berkembang di
masyarakat lereng Merapi, yang menyebabkan kesulitan
dalam mengevakuasi beberapa warga, seperti di Kinahrejo
dan sekitarnya.
3. Simulasi dan Sosialisasi Bencana
Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat
dilakukan melalui kegiatan sosialisasi dan gladi
lapang (simulasi bencana) yang melibatkan aparat,
masyarakat, dan sistem terkait. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk menjelaskan ancaman bahaya erupsi
Merapi dan cara menghindar dari ancaman
tersebut.
KesiapsiagaanKesiapsiagaanKesiapsiagaan
444
4. Kesiapsiagaan Masyarakat
Penelitian di Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Sleman, menunjukkan bahwa mayoritas
warga memiliki kesiapsiagaan dalam kategori siap
(52,8%). Self-efficacy atau keyakinan diri masyarakat
berperan signifikan dalam kesiapsiagaan menghadapi
bencana.
5. Keterlibatan Pemerintah Pusat dan Internasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan BNPB sebagai koordinator utama penanganan
bencana Merapi 2010. Pemerintah juga menerima bantuan internasional, seperti dari Palang Merah
Uni Emirat Arab yang mendirikan rumah sakit lapangan untuk membantu korban.
KesiapsiagaanKesiapsiagaanKesiapsiagaan
444