MODUL AJAR-A4-SAPTO-DKV-2-Elem-6-7-8.pdf

trisaptoadji 1,218 views 87 slides Oct 05, 2024
Slide 1
Slide 1 of 87
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87

About This Presentation

Modul Ajar IKM SMK jurusan DKV


Slide Content

Nama : TRI SAPTO ADJI, S.Pd.
N I P : 197201222000121004
Unit Kerja : SMK NEGERI 4 MANOKWARI





MODUL AJAR





DASAR-DASAR DESAIN KOMUNIKASI VISUAL 2
 SKETSA DAN ILUSTRASI
 KOMPOSISI TYPOGRAPHY
 FOTOGRAFI DASAR


Untuk SMK
Kelas X - Semester 1 dan 2


TAHUN AJARAN 2022 / 2023

2




MODUL AJAR 1

Mata Pelajaran : Dasar-dasar DKV 2
Kelas/Semester : X/1
Satuan Pendidikan : SMK


Penyusun : TRI SAPTO ADJI, S.Pd.
Nama Sekolah : SMK NEGERI 4 MANOKWARI
Program Keahlian : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
Pendamping : -
DUDI / Assosiasi : -
Tahun Penyusunan : 2023
Fase /Kelas /Semester : E / X / Ganjil
Kompetensi Awal : Peserta didik mampu menggunakan alat-alat gambar yang mendasar,
yakni kertas, pensil, dan penghapus
Profil Pelajar Pancasila : 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia dalam kegiatan sehari hari
2. Berpikir kritis dalam memahami proses pembuatan sketsa dan
ilustrasi, dan sopan dalam berpendapat
3. Kreatif untuk melaksanakan tugas unjuk kinerja
4. Berkebhinekaan global dapat menerima perbedaan pendapat baik
kritik atau saran dari guru dan teman
5. Mandiri dalam mengerjakan tugas individu
6. Gotong royong mengerjakan tugas rancangan proyek
Target Peserta Didik : ➢ Peserta didik regular/tipikal tidak memiliki kesulitan belajar dan
memahami materi ajar
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar disesuaikan dengan gaya
belajar peserta didik yaitu melalui auditori (dengan media tutorial),
visual (dengan pemberian handout), dan kinestetik (langsung
meninjau ruang praktek/unit produksi di lingkungan sekolah)
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi
Moda Pembelajaran : Blended Learning (Kombinasi daring dan luring)
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning (Pendekatan saintifik)
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, melalui kreativitas dan berpikir kritis, peserta didik
mampu menjelaskan konsep dasar karya dengan sketsa dan ilustrasi,
menyiapkan bahan peralatan sketsa, mewujudkan sketsa,
menyempurnakan sketsa, dan membuat ilustrasi dalam perancangan
dan proses produksi untuk dikembangkan dalam eksekusi kerja Desain
Komunikasi Visual
Elemen : Sketsa dan Ilustrasi
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran (4 x pertemuan)


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan konsep dasar karya
dengan sketsa dan ilustrasi dengan benar.
2. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu mendeskripsikan dan
menyiapkan peralatan sketsa dengan baik, cermat, dan teliti.
3. Melalui observasi dan unjuk kinerja peserta didik mampu mewujudkan sketsa dengan baik dan
teliti.
4. Melalui observasi dan unjuk kinerja peserta didik mampu menyempurnakan sketsa dengan baik.
5. Melalui observasi dan unjuk kinerja peserta didik mampu membuat ilustrasi berdasarkan sketsa
yang telah dibuatnya dengan baik.

3
6. Melalui latihan dan unjuk kinerja peserta didik mampu mewujudkan ide dan mengembangkan
kreativitasnya dalam membuat sketsa dan ilustrasi untuk dikembangkan dalam eksekusi kerja
Desain Komunikasi Visual.

B. Pemahaman Bermakna
Kita berada di era teknologi digital, dimana banyak sekali profil (seseorang, instansi atau perusahaan),
informasi, dan iklan yang dikemas dan disampaikan dalam bentuk gambar, animasi, video digital pada
media sosial, aplikasi mobile maupun halaman website. Profil seseorang atau perusahaan, informasi
kepada masyarakat, dan iklan produk sudah seharusnya dirancang atau didesain dengan baik sebelum
dipublikasikan sehingga maksud dan tujuan tercapai serta dapat menghasilkan keuntungan finansial
dan kesejahteraan.

C. Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda pernah melihat karya-karya digital dalam bentuk gambar, animasi, dan video menarik?
Tahukan Anda bahwa semua itu melalui proses perancangan yang melibatkan ide dan kreativitas,
antara lain adalah pembuatan sketsa dan ilustrasi sebelum akhirnya dikembangkan menjadi produk
karya menarik yang layak dinikmati.

D. Materi Pembelajaran
● Konsep dasar karya berupa sketsa dan ilustrasi
● Peralatan untuk membuat sketsa dan ilustrasi
● Latihan membuat sketsa setelah mengamati contoh yang diberikan
● Latihan menyempurnakan sketsa sesuai contoh
● Membuat ilustrasi berdasarkan sketsa yang telah dibuat
● Latihan mewujudkan ide dan mengembangkan kreativitas dalam pembuatan sketsa dan
ilustrasi untuk dikembangkan dalam eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry learning (Pembelajaran inkuiri)
3. Metode : Ceramah, diskusi, observasi dan tanya jawab
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 4
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
berdoa, menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar
2. Guru memberi motivasi siswa untuk siap memahami tentang Sketsa dan Ilustrasi.
3. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep sebelumnya yang telah dipahami oleh siswa
yang berhubungan dengan materi baru yang akan dipelajari
4. Guru melakukan apersepsi melalui diskusi dan tanya jawab tentang Sketsa dan Ilustrasi.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru membimbing siswa melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa

Kegiatan Inti
Mengamati:
1. Guru meminta siswa mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Sketsa dan Ilustrasi
(peralatan yang diperlukan, bentuk-bentuk dasar)
2. Guru memberikan penjelasan singkat tentang Sketsa dan Ilustrasi sehingga menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa
3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dengan mengembangkan sikap disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu,
dan tanggung jawab
4. Guru mengamati keterampilan siswa dalam mengamati

4
Menanya:
1. Guru memotivasi, mendorong kreativitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang
menarik dan menantang untuk didalami
2. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang Sketsa dan Ilustrasi
Mengumpulkan Informasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menggali informasi tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang Sketsa dan Ilustrasi
2. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang sudah disusun
3. Guru dapat menjadi sumber belajar dan juga menyediakan sumber belajar bagi siswa berupa
video tutorial, materi online dan referensi lain
4. Guru dapat menjadi sumber belajar bagi siswa dengan memberikan konfirmasi atas jawaban
siswa, atau menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok
5. Guru dapat menunjukkan sumber belajar lain yang dapat dijadikan referensi untuk menjawab
pertanyaan
Mengasosiasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menganalisis materi Sketsa dan Ilustrasi dalam kehidupan sehari-
hari
2. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah
diperoleh sebelumnya
3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Mengomunikasikan:
1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan
atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan
berdasarkan apa yang dipelajari mengenai Sketsa dan Ilustrasi
2. Memberikan tanggapan terhadap hasil belajar dan praktik meliputi tanya jawab untuk
mengonfirmasi, sanggahan dan alasan, tambahan informasi, atau melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya
3. Membuat rangkuman atau kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

Penutup (30 Menit)
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dan
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
2. Guru melakukan refleksi dengan siswa atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah individu maupun
kelompok
4. Guru melakukan tes tertulis di pertemuan terakhir dengan menggunakan Uji Kompetensi atau
soal yang disusun guru sesuai tujuan pembelajaran
5. Guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau
teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya
6. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa
7. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

G. Alat, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat : - PC / Laptop Multimedia, LCD Projector, Pensil, Kertas HVS
2. Media : - Video
- Power Point
- Internet
3. Sumber belajar : - Buku paket (jika ada)
- Buku lain yang relevan
- Online Learning (YouTube dan website)

5
H. Asesmen
1. Teknik/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan pengamatan sikap
3. Pedoman penskoran :
Asesmen Sikap
No.
Aspek yang
Dinilai
Teknik
Asesmen
Waktu
Asesmen
Instrumen Asesmen Keterangan
1. Disiplin Pengamatan Proses Lembar pengamatan
2. Tanggung jawab Pengamatan Proses Lembar pengamatan

Rubrik Penilaian Sikap
Indikator Aspek Pengamatan Skor
Disiplin Hadir tepat waktu 3, Jika ketiga dilakukan aspek
Pengumpulan tugas tepat waktu 2, Jika Dua aspek dilakukan
Tertib mengikuti pelajaran 1, Jika ketiga dilakukan aspek
Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh
3, Jika ketiga dilakukan aspek
Mengakui kesalahan 2, Jika Dua aspek dilakukan
Selalu melaksanakan amanat atau
perintah
1, Jika ketiga aspek dilakukan

Lembar Penilaian Sikap
No. Nama Disiplin Tanggung Jawab
1.
2.
3.
dst.

Asesmen Formatif
Indikator Teknik Asesmen
Bentuk
Asesmen
Instrumen
1. Memahami konsep dasar
karya berupa sketsa dan
ilustrasi
2. Mempersiapkan peralatan
pembuatan sketsa dan
ilustrasi
3. Memahami garis dan
bentuk dasar obyek dalam
perancangan sketsa
4. Membuat sketsa dari garis
dan bentuk dasar obyek
sesuai contoh yang
diberikan dan
meyempurnakannya
5. Membuat ilustrasi dari
sketsa yang sudah dibuat
6. Mengkombinasikan ide
dan kreativitas dalam
Tes tertulis
Tes Kinerja
Uraian
Unjuk Kinerja
1. Jelaskan mengapa
perlu membuat sketsa
(Bobot skor 20)
2. Alat apa saja yang
harus disiapkan
sebelum membuat
sketsa dan ilustrasi
3. Gambarkan garis-garis
dan bentuk-bentuk
obyek dasar sebagai
rancangan sketsa
4. Buatlah sketsa benda
sesuai contoh dari garis
dan bentuk dasar
tersebut, lalu
sempurnakan hingga
menjadi sketsa yang
siap dibentuk menjadi

6
pembuatan sketsa dan
ilustrasi
sebuah ilustrasi
gambar
5. Buatlah gambar
ilustrasi berdasarkan
sketsa tersebut
6. Buatlah sebuah sketsa
hingga menjadi sebuah
gambar ilustrasi
dengan tema
mengenai kebersihan

Rubrik Penilain Asesmen Formatif
Indikator Skor Deskripsi
Menjelaskan pengertian
sketsa dan ilustrasi



Menyebutkan
peralatan untuk
membuat sketsa



Membuat garis-
garis dasar
panduan dan
bentuk dasar
(kotak, lingkaran,
elips, dsb)


Membuat sketsa dari
garis-garis dan bentuk
dasar

Membuat ilustrasi dari
sketsa yang sudah
dibuat


Kegiatan Proyek :
a) Petunjuk Kerja :
Siapkan alat-alat untuk membuat sketsa dan ilustrasi

b) Lembar Kerja
Buatlah sebuah gambar ilustrasi dengan tema kebersihan, mulailah dengan membuat
sketsa, menyempurnakan sketsa, dan membuat gambar ilustrasi.

Rubrik Penilaian Proyek dan Presentasi
Nama :

No Kriteria Penilaian Kurang
( 20-39)
Cukup
(40-59)
Baik
(60-79)
Sangat Baik
(80-100)
1 Bentuk obyek dasar yang
digunakan berupa garis,
lingkaran, atau kotak

2 Orisinalitas ide

7
3 Kreativitas dalam mewujudkan
dan mengembangkan ide
dalam bentuk gambar ilustrasi



I. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Program Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian belajarnya belum tuntas
(kurang dari KKM), dilakukan dengan cara:
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%
 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta
remedial maksimal 20%
 Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20
% tetapi kurang dari 50%
 Semua kegiatan pembelajaran remedial diakhiri dengan Tes Akhir. Baik Pembelajaran
remedial dan tes akhir dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar reguler
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis

b. Program Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui
ketuntasan belajar, dilakukan melalui:
 Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
bersama di luar jam pelajaran sekolah
 Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual

J. Refleksi
Refleksi Guru
1. Menurut anda, apakah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan aktivitas telah
sesuai?
2. Menurut anda, apakah aktifitas tema telah berjalan sesuai dengan alur ?
3. Menurut anda, apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan aktivitas tema ini?
4. Menurut anda apakah pesan dimensi profil pelajar Pancasila sudah tercapai ?

Refleksi Siswa
1. Menurut Anda, apakah sudah memahami tentang cara pembuatan sketsa dan ilustrasi ?
2. Menurut Anda, apakah sudah berkembang ide-ide dan kreativitas Abda dalam membuat
sketsa dan gambar ilustrasi ?

K. GLOSSARIUM
Sketsa Suatu gambar atau lukisan yang masih kasar atau belum selesai
untuk mengawali sebuah penggarapan karya lukis, arsitektur,
animasi, dan lainnya, di mana seorang seniman mencatat ide-ide
awal untuk sebuah karya yang pada akhirnya akan direalisasikan
dengan lebih presisi dan detail.
Ilustrasi Gambar dekorasi, interpretasi, dan gambar penjelasan yang dibuat
untuk mendukung atau memperjelas tulisan yang terdapat pada
buku , poster, brosur, majalah dan artikel-artikel di internet.
Desain Komunikasi Visual Salah satu cabang ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi
melalui berbagai media yang dapat berupa gambar, tatanan huruf,
video, media interaktif, dan media visual lainnya agar gagasan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik, lebih menarik, atau sesuai
dengan kebutuhan lainnya ketika diterima oleh penerima pesan.

8
I. DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021.Dasar-dasar Komunikasi Visual SMK Kelas X.
Jakarta: Kemdikbud
Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset
Gamal Thabroni, serupa.id . 27 Agustus 2019, Revisi 14 April 2022. Pengertian Desain Komunikasi
Visual. https://serupa.id/desain-komunikasi-visual-dkv-penjelasan-lengkap/
M. Prawiro. 18 Oktober 2019. Pengertian Sketsa: Fungsi, Tujuan, Jenis, Unsur, dan Contoh
Sketsa. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-
sketsa.html
Aljauza, aljauza.my.id. 19 Agustus 2020. Gambar Sketsa dan Ilustrasi.
https://www.aljauza.my.id/2020/08/gambar-sketsa-dan-ilustrasi.html
Ita Utari. 2019. Menggambar Ilustrasi. Pustekom Kemdikbud.
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Seni%20Budaya%20Il
ustrasi-BB/Topik-1.html
Video Tutorial
- https://www.youtube.com/watch?v=6-dLbiBq0aA
- https://www.youtube.com/watch?v=_FxIUYEHODg
- https://www.youtube.com/watch?v=LIpQQBTI0D4
- https://www.youtube.com/watch?v=YfvjCkKNSxU
- https://www.youtube.com/watch?v=YLgfF0gFzjw
- https://www.youtube.com/watch?v=Av_9Z4hbJAg

Kepala Sekolah
Manokwari, 7 Agustus 2023
Guru Mata Pelajaran
MARIA MAGDALENA SOEWISNAYNI, S.Pd. TRI SAPTO ADJI, S.Pd

9
LAMPIRAN

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Sebuah desain tidak terlepas dari gambar atau ilustrasi. Meski tidak semua
desain harus menggunakan gambar atau ilustrasi, namun gambar akan
memberikan kesan bagi sebuah desain. Cobalah lihat majalah atau buku
pelajaran, beberapa bagian tertentu terdapat gambar. Gambar tersebut
dinamakan ilustrasi yang berawal dari sebuah sketsa. Bagaimana
membuat gambar sketsa dan ilustrasi dalam sebuah desain? Ayo kita
pelajari dengan seksama.

Pengertian Sketsa
Apa yang dimaksud dengan sketsa (sketch)? Secara singkat, pengertian sketsa adalah gambar
rancangan yang wujudnya sangat sederhana. Secara pengertian, sketsa adalah suatu gambar atau
lukisan yang masih kasar atau belum selesai untuk mengawali sebuah penggarapan karya lukis,
arsitektur, animasi, dan lainnya, dimana seorang seniman mencatat ide-ide awal untuk sebuah karya
yang pada akhirnya akan direalisasikan dengan lebih presisi dan detail.
Pendapat lain mengatakan arti sketsa adalah suatu gambar pendahuluan atau pra rancang yang masih
kasar, ringan, dan sifatnya sementara yang digunakan sebagai dasar dalam membuat karya lukisan.
Secara etimologis, kata “sketsa” diadaptasi dari bahasa Inggris “sketch” yang awalnya berasal dari
bahasa Yunani “shedios estempore“, dimana artinya adalah “sebuah gagasan tanpa persiapan”. Secara
umum, sketsa dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu;
1. Seni Rupa Murni; yaitu seni yang tidak memperhatikan fungsi dan kegunaannya, hanya digunakan
sebagai hiasan saja.
2. Seni Rupa Terapan; yaitu seni yang memperhatikan fungsi dan kegunaannya, sekaligus
memperhatikan keindahannya.

Pengertian Sketsa Menurut Para Ahli
Agar lebih memahami apa itu sketsa, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Oesman Effendi
Menurut Oesman Effendi, pengertian sketsa adalah suatu perpaduan dari proses melihat, merasakan,
menghayati, berpikir, ekspresi, empati, serta bersikap. Dengan begitu, sketsa melibatkan kedalaman
jiwa dan kepekaan dari suatu intuisi seseorang terhadap suatu objek yang akan direkam.
2. But Muchtar
Menurut But Muchtar, pengertian sketsa adalah suatu ungkapan yang paling esensial dalam seni dan
berfungsi sebagai media dalam proses kreativitas dan sekaligus sebuah karya.

10
3. Eko Agus Prawoto
Menurut Eko Agus Prawoto, arti sketsa adalah sebuah desain awal atau planing ketika akan
menciptakan sebuah lukisan. Sketsa merupakan gambar sementara di atas kertas atau kanvas yang
digunakan sebagai awal untuk membuat lukisan asli yang aktual.
4. H. W. Flower
Menurut H. W. Flower, sketsa adalah sebuah gambaran atau lukisan pendahuluan yang masih kasar,
ringan, yang dibuat tanpa persiapan apapun.
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, pengertian sketsa adalah lukisan yang cepat (hanya garis-garis besarnya); gambar
sebuah rancangan, rengrengan, denah, bagan; pelukisan dengan kata-kata yang terkait sesuatu hal
berupa sebuah garis besar, tulisan singkat, dan ikhtisar ringkas.

Fungsi dan Tujuan Sketsa
Dalam pembuatan suatu sketsa tentu ada fungsi dan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini adalah
beberapa fungsi dan tujuan dibuatnya sketsa:
1. Fungsi Sketsa
• Sebagai gambar awal untuk meminimalisir kesalahan dalam membuat gambar atau lukisan.
• Sebagai gambaran awal tentang suatu tema yang akan dibuat lukisan atau gambar.
• Membantu pengamatan seorang seniman dalam memulai karyanya.
• Membantu meningkatkan kemampuan seniman dalam mengkoordinasikan hasil pengamatan
dan keterampilan tangan.

2. Tujuan Sketsa
• Untuk merekam inspirasi atau sesuatu yang dilihat oleh seorang seniman.
• Untuk merekam dan mengembangkan suatu gagasan yang akan digunakan.
• Untuk memberikan gambaran citra, gagasan, atau prinsip secara singkat.

Jenis-Jenis Sketsa
Sketsa dapat dibuat dengan berbagai cara sesuai dengan keperluannya. Mengacu pada definisinya,
adapun beberapa jenis sketsa adalah sebagai berikut:
• Sketsa Gambar Garis Besar; yaitu sketsa yang dibuat dalam bentuk gambar garis-garis
sederhana tanpa rincian dan belum selesai.
• Sketsa Cepat; yaitu sketsa yang dibuat dengan menggunakan beberapa garis besar saja untuk
memperlihatkan citra pada sketsa yang telah selesai.
• Studi Sketsa; yaitu sketsa yang dibuat dalam bentuk coretan-coretan cepat dan kurang
terperinci, dimana tujuannya untuk memberikan gambaran umum lukisan.

Unsur-Unsur Sketsa
Dalam pembuatan sketsa terdapat beberapa unsur yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Adapun unsur-unsur sketsa adalah sebagai berikut:
• Garis; yaitu unsur utama dalam sketsa yang terdiri dari garis vertikal, horizontal, dan
melengkung.
• Warna; yaitu kombinasi warna hitam dan putih yang memberikan efek gelap dan terang dari
gambar sketsa yang dibuat.
• Bidang; yaitu bagian yang terbentuk dari garis-garis yang dapat disatukan dan dapat
menjelaskan bagian kecil dari suatu gambar karena merupakan bagian dari bentuk.
• Bentuk; yaitu gabungan dari beberapa bidang yang dapat membuat suatu sketsa memiliki arti
dan dapat dikenali.
• Efek Pencahayaan; yaitu efek yang diberikan pada sketsa sehingga gambar yang dihasilkan
terlihat tegas dan jelas.

Teknik Membuat Sketsa dan Contoh Sketsa
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan dalam membuat sebuah sketsa. Berikut ini adalah teknik
membuat sketsa dan contoh sketsa yang dihasilkan;
1. Teknik Arsir; yaitu teknik membuat sketsa dengan membuat arsiran garis-garis murni saja.
Teknik arsir dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu; arsir sejajar, arsir silang, dan
kombinasi keduanya.Berikut ini contoh sketsa dengan teknik arsir;

11

Contoh Sketsa dengan teknik arsir

2. Teknik Dussel; yaitu teknik membuat sketsa yang mirip seperti teknik arsir, namun garis-garisnya
dibuat lebih halus dengan cara digosok sehingga terlihat gradasi warna yang halus.Berikut ini
contoh sketsa dengan teknik dussel;
Contoh Sketsa dengan teknik dussel

3. Teknik Perspektif; yaitu teknik membuat sketsa dengan membuat gambar yang dapat
mengomunikasikan objek tertentu sebagaimana yang terlihat oleh mata melalui sudut pandang
tertentu.Berikut ini contoh sketsa dengan teknik perspektif;
Contoh Sketsa dengan teknik perspektif

12
4. Teknik Blok; yaitu teknik membuat sketsa dengan cara menutup objek gambar dengan
menggunakan satu warna, sehingga hanya tampak bentuk umum/ global saja.Berikut ini
contoh sketsa dengan teknik blok;
Contoh Sketsa dengan teknik blok

5. Teknik Linear; yaitu teknik membuat sketsa dengan garis sebagai unsur yang paling
menentukan, baik itu garis lurus maupun melengkung.Berikut ini contoh sketsa dengan teknik
linear;

Contoh Sketsa dengan teknik linear

6. Teknik Pointilis; yaitu teknik membuat sketsa dengan menggabungkan titik-titik menjadi suatu
bentuk dan menghasilkan efek gelap-terang pada suatu objek.Berikut ini contoh sketsa dengan
teknik pointilis;

Contoh Sketsa dengan teknik pointilis

13
7. Teknik Aquarel; yaitu teknik membuat sketsa dengan menggunakan sapuan warna tipis cat air
sehingga menghasilkan gambar transparan.Berikut ini contoh sketsa dengan teknik aquarel;

Contoh Sketsa dengan teknik aquarel


Panduan Dasar dalam Membuat Gambar Sketsa
Dengan mengetahui panduan dasar dalam membuat sketsa, pembuatan sketsa akan semakin mudah
dan menyenangkan. Panduan dasar tersebut sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan, diantaranya berikut ini :
- Pensil H untuk membuat goresan tipis dan lurus
- Pensil B untuk membuat goresan pada gradasi dan bayangan
- Kertas untuk menggambar agar goresan pensil dapat menempel dengan baik sehingga pembuatan
sketsa lebih mudah dan hasilnya baik.
b. Menentukan topik yang akan digambar, untuk memberikan kemudahan lakukan menggambar sketsa
dengan melihat benda langsung atau dengan melihat foto. Hal ini akan sangat membantu pemula jika
dibandingkan dengan hanya berimajinasi
c. Gambarlah secara ringan karena sketsa bertujuan untuk membuat gambar dasar atau kerangka.
Goresan tipis dan ringan akan lebih mudah dihapus dan kita dapat mencoba goresan yang berbeda-
beda untuk hasil sketsa yang lebih baik.
d. Belajar gesture drawing, dengan melihat benda atau foto, gerakkan tanganmu sesuai dengan bentuk
gambar dan sebisa mungkin hindari mengangkat pensil. Buatlah goresan-goresan menumpuk
kemudian hapus goresan yang tidak sesuai dan sempurnakan kembali sketsa tersebut.

14


Proses pembuatan sketsa (sumber : rapidfireart)

15
B. Pengertian dan Panduan Dasar dalam Membuat Gambar Ilustrasi
1. Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar dekorasi, interpretasi, dan gambar penjelasan yang dibuat untuk mendukung
atau memperjelas tulisan yang terdapat pada buku , poster, brosur, majalah dan artikel-artikel di
internet.
Menggambar ilustrasi merupakan kegiatan menggambar yang bertujuan untuk memperjelas ide
cerita atau narasi, dimana tujuan utamanya adalah untuk memperkuat, memperjelas, memperindah,
dan mempertegas cerita tersebut.
Kata Ilustrasi berasal dari bahasa Latin “Illustrare”, yang berarti menjelaskan atau menerangkan,
dengan demikian gambar ilustrasi diartikan sebagai gambar yang bersifat sekaligus berfungsi untuk
menerangkan sesuatu peristiwa.
Ilustrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti gambar (foto, lukisan) untuk
memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya; gambar, desain, atau diagram untuk penghias
(halaman sampul dan sebagainya); (penjelasan) tambahan berupa contoh, bandingan, dan sebagainya
untuk lebih memperjelas paparan (tulisan dan sebagainya);
Gambar ilustrasi merupakan karya seni rupa dua dimensi yang bertujuan untuk memperjelas maksud
dari cerita, berita maupun pesan.

2. Panduan dalam Membuat Gambar Ilustrasi
Panduan dasar membuat ilustrasi adalah sebagai berikut :
a. Membuat sketsa gambar ilutrasi sesuai dengan konsep materi pada buku, majalah dan sebagainya
b. Lakukan scan pada pada sketsa gambar agar menjadi file digital
c. Lakukan tracing sketsa gambar ilustrasi pada aplikasi grafis untuk mempertegas garis dan detail
bentuk gambar ilustrasi
d. Warnai gambar hasil tracing pada aplikasi grafis untuk mempercantik gambar ilustrasi
e.Berikan keterangan berupa tulisan jika diperlukan.

Ilustrasi kadang cukup menjelaskan walaupun tanpa kata-kata

C. Membuat Gambar Sketsa
Berikut iini akan kita pelajari cara membuat sketsa tempat sampah yang humanoid, yaitu memiliki
ekspresi seperti manusia. Untuk membuatnya, siapkan alat dan bahan seperti pensil, kertas, dan
gambar atau foto referensi inspirasi atau acuan dalam menggambar.
Berikut ini langkah-langkah menggambar sketsa:

16
1. Buatlah bentuk dasar dari tempat sampah dengan garis tipis (ringan) terlebih dahulu
Garis tipis untuk membuat bentuk dasar tempat sampah

2. Berikan ketebalan pada garis tipis yang telah dibuat sebelumnya untuk meempertegas bentuk
tempat sampah
Garis tebal untuk mempertegas bentuk

3. Tambahkan sketsa tempat sampah dengan karakter humanoid sesuai dengan konsep desain
Menambah karakter humanoid

17
4. Pertegas kembali garis-garis lalu tambahkan lagi detail sketsa dan teks jika perlu, sesuai dengan
konsep desain
Mempertegas garis serta menambah detail dan teks jika diperlukan

5. Gambar sketsa tempat sampah yang humanoid sudah jadi.

D. Membuat Gambar Ilustrasi
Sebelumnya, sketsa tempat sampah humanoid telah digambar secara manual sesuai dengan konsep
desain. Sketsa teersebut dapat dijadikan ilustrasi untuk poster iklan layanan masyaakat membuang
sampah pada tempatnya. Akan tetapi untuk menjadi sebuah ilustrasi, sketsa tersebut harus di
tracing (gambar ulang) pada aplikasi garfis.
Berikut ini langkah-langkah menggambar ilustrasi tempat sampah humanoid :
1. Siapkan sketsa tempat sampah lalu scan agar menjadi gambar digital
2. Bukalah gambar digital yang telah di scan lalu gandakan /copy gambar tersebut untuk di tracing
Sketsa tempah sampah discan agar menjadi gambar digital

18
3. Klik kanan pada gambar lalu pilih lock object agar gambar sketsa tidak berubah posisi. Perhatikan
gambar di bawah ini !
Menggunakan lock object untuk mengunci sketsa agar tidak berubah posisi

4. Aktifkan freehand tool dan mulailah tracing outline tempat sampah sesuai sketsa
Melakukan tracing outline

Gunakan shape tool untuk menyesuaikan bentuk garis dengan gambar sketsa

5. Klik smart fill tool untuk mewarnai tempat sampah.

19
Mewarnai tempat sampah dengan smart fill tool

6. Saat mewarnai, lakukan juga penyesuaian dan perubahan pada gambar tempat sampah tersebut.
Karena , pada dasarnya sketsa tersebut hanya acuan untuk membuat ilustrasi.
Melakukan penyesuaian dan perubahan gambar jika diperlukan

7. Jika pewarnaan dan penyesuaian telah selesai, ilustrasi tersebut siap digunakan sebagai ilustrasi
poster iklan layanan masyarakat.
Ilustrasi poster iklan layanan masyarakat telah siap digunakan

20




MODUL AJAR 2

Mata Pelajaran : Dasar-dasar DKV 2
Kelas/Semester : X/1
Satuan Pendidikan : SMK


Penyusun : TRI SAPTO ADJI, S.Pd.
Nama Sekolah : SMK NEGERI 4 MANOKWARI
Program Keahlian : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
Pendamping : -
DUDI / Assosiasi : -
Tahun Penyusunan : 2023
Fase /Kelas /Semester : E / X / Ganjil
Kompetensi Awal : Peserta didik mengenal berbagai jenis huruf di komputer
Profil Pelajar Pancasila : 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia dalam kegiatan sehari hari
2. Berpikir kritis dalam memahami proses perancangan produk dengan
elemen typography yang menarik, dan sopan dalam berpendapat
3. Kreatif untuk melaksanakan tugas unjuk kinerja
4. Mandiri dalam mengerjakan tugas individu
Target Peserta Didik : ➢ Peserta didik regular/tipikal tidak memiliki kesulitan belajar dan
memahami materi ajar
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar disesuaikan dengan gaya
belajar peserta didik yaitu melalui auditori (dengan media tutorial),
visual (dengan pemberian handout), dan kinestetik (langsung
meninjau ruang praktek/unit produksi di lingkungan sekolah)
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi
Moda Pembelajaran : Blended Learning (Kombinasi daring dan luring)
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning (Pendekatan saintifik)
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami jenis, fungsi,
karakter, anatomi, lingkup huruf dan dasar typography (hierarchi,
leading, tracking, dan kerning) yang umum digunakan dalam desain dan
menerapkannya dalam perancangan dan proses produksi dalam eksekusi
kerja Desain Komunikasi Visual
Elemen : Komposisi Typography
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran (4 x pertemuan)


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui ceramah, diskusi dan tanya jawah peserta didik mampu menjelaskan tentang pengertian
typography atau tipografi.
2. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan tentang aspek-
aspek dasar typography degan benar.
3. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan tentang jenis,
fungsi, karakter, anatomi dan lingkup huruf dengan benar.
4. Melalui observasi, latihan dan unjuk kinerja peserta didik mampu menentukan jenis dan karakter
huruf yang digunakan pada suatu desain produk dengan baik.
5. Melalui observasi dan unjuk kinerja peserta didik mampu mewujudkan kreativitas desain yang
menarik dan informatif menggunakan huruf yang sesuai dengan baik dan teliti.

B. Pemahaman Bermakna
Dalam menyajikan suatu informasi, teks atau tulisan merupakan hal yang tidak pernah lepas dari
perhatian desainer. Jenis, fungsi, karakter, anatomi dan lingkup huruf merupakan hal-hal yang perlu

21
menjadi perhatian para desainer halaman web, poster, label, nama produk dan sebagainya. Banyak
karya berupa label, merk, nama produk yang memiliki desain huruf yang menarik.

C. Pertanyaan Pemantik
Tahukah Anda bahwa huruf-huruf yang digunakan itu memiliki bidang ilmu tersendiri yang khusus
membahas mengenai jenis, fungsi, karakter, anatomi dan lingkup huruf.

D. Materi Pembelajaran
● Konsep dasar tipografi : hierarchi, leading, tracking, kerning
● Jenis, fungsi, karakter, anatomi, dan lingkup huruf
● Latihan menentukan, memilih dan mengatur huruf dalam suatu desain produk yang informatif
dan menarik
● Latihan mewujudkan ide dan mengembangkan kreativitas dalam penggunaan huruf untuk
diterapkan dalam eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry learning (Pembelajaran inkuiri)
3. Metode : Ceramah, diskusi, observasi dan tanya jawab

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 4
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
berdoa, menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar
2. Guru memberi motivasi siswa untuk siap memahami tentang komposisi tipografi
3. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep sebelumnya yang telah dipahami oleh siswa
yang berhubungan dengan materi baru yang akan dipelajari
4. Guru melakukan apersepsi melalui diskusi dan tanya jawab tentang komposisi tipografi
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru membimbing siswa melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa

Kegiatan Inti
Mengamati:
1. Guru meminta siswa mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan komposisi tipografi
2. Guru memberikan penjelasan singkat tentang komposisi tipografi sehingga menumbuhkan rasa
ingin tahu siswa
3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dengan mengembangkan sikap disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu,
dan tanggung jawab
4. Guru mengamati keterampilan siswa dalam mengamati
Menanya:
1. Guru memotivasi, mendorong kreativitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang
menarik dan menantang untuk didalami
2. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang komposisi tipografi
Mengumpulkan Informasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menggali informasi tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang komposisi tipografi
2. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang sudah disusun
3. Guru dapat menjadi sumber belajar dan juga menyediakan sumber belajar bagi siswa berupa
video tutorial, materi online dan referensi lain

22
4. Guru dapat menjadi sumber belajar bagi siswa dengan memberikan konfirmasi atas jawaban
siswa, atau menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok
5. Guru dapat menunjukkan sumber belajar lain yang dapat dijadikan referensi untuk menjawab
pertanyaan
Mengasosiasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menganalisis materi komposisi tipografi dalam kehidupan sehari-
hari
2. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah
diperoleh sebelumnya
3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Mengomunikasikan:
1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan
atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan
berdasarkan apa yang dipelajari mengenai komposisi tipografi
2. Memberikan tanggapan terhadap hasil belajar dan praktik meliputi tanya jawab untuk
mengonfirmasi, sanggahan dan alasan, tambahan informasi, atau melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya
3. Membuat rangkuman atau kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

Penutup (30 Menit)
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dan
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
2. Guru melakukan refleksi dengan siswa atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah individu maupun
kelompok
4. Guru melakukan tes tertulis di pertemuan terakhir dengan menggunakan Uji Kompetensi atau
soal yang disusun guru sesuai tujuan pembelajaran
5. Guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau
teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya
6. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa
7. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

G. Alat, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat : - PC / Laptop Multimedia, LCD Projector, Pensil, Kertas HVS
2. Media : - Video
- Power Point
- Internet
3. Sumber belajar : - Buku paket (jika ada)
- Buku lain yang relevan
- Online Learning (YouTube dan website)

H. Asesmen
1. Teknik/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan pengamatan sikap
3. Pedoman penskoran :
Asesmen Sikap
No.
Aspek yang
Dinilai
Teknik
Asesmen
Waktu
Asesmen
Instrumen Asesmen Keterangan
1. Disiplin Pengamatan Proses Lembar pengamatan
2. Tanggung jawab Pengamatan Proses Lembar pengamatan
3. Kreativitas Pengamatan Proses Lembar pengamatan

23
Rubrik Penilaian Sikap
Indikator Aspek Pengamatan Skor
Disiplin Hadir tepat waktu 3, Jika ketiga dilakukan aspek
Pengumpulan tugas tepat waktu 2, Jika Dua aspek dilakukan
Tertib mengikuti pelajaran 1, Jika ketiga dilakukan aspek
Tanggung Jawab Mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh
3, Jika ketiga dilakukan aspek
Memperbaiki kesalahan 2, Jika Dua aspek dilakukan
Selalu melaksanakan amanat atau
perintah
1, Jika ketiga aspek dilakukan
Kreativitas Memodifikasi contoh desain 1, jika aspek ini terpenuhi
Membuat karya desain yang baru dan
menarik berdasarkan contoh
2, jika aspek ini terpenuhi
Membuat karya desain yang baru tanpa
mencontoh
3, jika aspek ini terpenuhi

Lembar Penilaian Sikap
No. Nama Disiplin Tanggung Jawab
1.
2.
3.
dst.

Asesmen Formatif
Indikator Teknik Asesmen
Bentuk
Asesmen
Instrumen
1. Memahami pengertian
typography
2. Menjelaskan aspek-aspek
dasar typography
3. Menjelaskan perbedaan
antara leading, tracking,
kerning
Tes tertulis
Tes Kinerja
Uraian
Unjuk Kinerja
1. Jelaskan apa itu
typography
2. Apa saja aspek
typography
3. Jelaskan perbedaan
antara leading,
tracking, kerning

Rubrik Penilain Asesmen Formatif
Indikator Skor Deskripsi
Menjelaskan pengertian
typography



Menjelaskan apa saja
aspek dasar
typography

24
Menjelaskan
perbedaan leading,
tracking, dan
kerning


Kegiatan Proyek :
a) Petunjuk Kerja :
Siapkan alat-alat untuk membuat desain gambar yang mengandung pesan teks yang
komunikatif dan menarik dengan tema “Jagala Kebersihan”

b) Lembar Kerja
Buatlah sebuah desain gambar yang mengandung pesan teks yang komunikatif dan
menarik dengan tema “Jagala Kebersihan”

Rubrik Penilaian Proyek dan Presentasi
Nama :

No Kriteria Penilaian Kurang
( 20-39)
Cukup
(40-59)
Baik
(60-79)
Sangat Baik
(80-100)
1 Pemilihan jenis huruf yang
sesuai

2 Orisinalitas ide
3 Kreativitas dalam mewujudkan
dan mengembangkan ide
dalam bentuk desain gambar
yang mengandung huruf
tertentu yang menarik dan
komunikatif



I. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Program Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian belajarnya belum tuntas
(kurang dari KKM), dilakukan dengan cara:
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%
 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta
remedial maksimal 20%
 Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20
% tetapi kurang dari 50%
 Semua kegiatan pembelajaran remedial diakhiri dengan Tes Akhir. Baik Pembelajaran
remedial dan tes akhir dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar reguler
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis

b. Program Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui
ketuntasan belajar, dilakukan melalui:
 Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
bersama di luar jam pelajaran sekolah
 Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual

25
J. Refleksi
Refleksi Guru
1. Menurut anda, apakah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan aktivitas telah
sesuai?
2. Menurut anda, apakah aktifitas tema telah berjalan sesuai dengan alur ?
3. Menurut anda, apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan aktivitas tema ini?
4. Menurut anda apakah pesan dimensi profil pelajar Pancasila sudah tercapai ?

Refleksi Siswa
1. Menurut Anda, apakah sudah memahami tentang typography ?
2. Menurut Anda, apakah sudah berkembang ide-ide dan kreativitas Anda dalam membuat
desain cetak yang menarik dan komunikatif ?

K. GLOSSARIUM
Typography Typography atau Tipografi adalah suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang huruf dan penata aksara yang bekerja di
percetakan maupun seniman di perusahaan pembuat aksara dalam
kaitannya untuk menyusun publikasi visual baik cetak maupun non
cetak
Legibility Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan
membedakan masing-masing huruf atau karakter. Legibility
menyangkut desain atau bentuk huruf yang digunakan. Hal yang
mempengaruhi legibility yaitu, seperti tingkat ketebalan stroke,
besarnya x-height, perbandingan antara ascender dan descender
serta ruang negatif pada huruf tersebut. Suatu huruf dikatakan
legible apabila masing-masing huruf atau karakter-karakternya
mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.
Readability Readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks.
Teks yang readable berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila
legibilty lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readability
tidak lagi menyangkut huruf atau karakter satu-persatu, melainkan
keseluruhan huruf atau teks huruf yang telah disusun dalam suatu
komposisi

I. DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia . 27 Agustus 2022. Tipografi. https://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi
Kompas.com.24 April 2021. Tipografi : Pengertian, Elemen, Fungsi, Klasifikasi dan
Contohnya.https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/21/13202466
9/tipografi-pengertian-elemen-fungsi-klasifikasi-dan-contohnya?page=all
Canva. 19 Agustus 2020. Glossarium Illustrasi Cantik dari Istilah-istilah Tipografi Yang Harus Anda
Ketahui. https://www.canva.com/id_id/belajar/glosarium-ilustrasi-cantik-
istilah-typografi/

26
Video Tutorial
- https://www.youtube.com/watch?v=IN-thx5jtJU
- https://www.youtube.com/watch?v=dWlBMVkmqNU
- https://www.youtube.com/watch?v=NYlcNkcBfKc
- https://www.youtube.com/watch?v=inuDzE1h8L8


Kepala Sekolah
Manokwari, 7 Agustus 2023
Guru Mata Pelajaran
MARIA MAGDALENA SOEWISNAYNI, S.Pd. TRI SAPTO ADJI, S.Pd

27
LAMPIRAN

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Typography atau tipografi adalah sebuah seni menata huruf dan teks. Hal
tersebut merupakan aspek dasar di dalam desain grafis. Keberadaannya
memiliki peran krusial pada struktur desain, sebab typography mampu
menyeimbangkan antara bentuk visual dan isi konten. Melalui perannya,
audiens dapat menangkap maknanya. Aspek dasar dalam desain grafis ini
memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk menarik perhatian audiens,
mengelompokkan teks, serta memberikan karakteristik desain. Selain itu,
tipografi memiliki kekuatan untuk membangun brand awareness pada
sebuah produk. Berdasarkan fungsinya di atas, typography tampak begitu
penting bagi desain grafis. Jika

Pengertian Tipografi (Typography)
Tipografi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang huruf dan penata aksara yang bekerja di
percetakan maupun seniman di perusahaan pembuat aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi
visual baik cetak maupun non cetak. Tipografi sering kita jumpai penerapannya dalam berbagai media
seperti, sampul buku, sampul majalah, koran, logotype, poster, desain kemasan, iklan cetak, dan masih
banyak lagi. Tipografi berperan penting dalam setiap karya seni dan desain grafis yang menyesuaikan
dengan perkembangan peradaban manusia.
Berikut definisi dan pengertian tipografi dari beberapa sumber buku:
➢ Menurut Kusrianto (2010), tipografi adalah ilmu atau skill yang berkaitan dengan profesi penata
aksara di percetakan maupun seniman-seniman yang bekerja di perusahaan pembuatan aksara
(type foundry).
➢ Menurut Rustan (2011), tipografi adalah ilmu yang secara spesifik mempelajari mengenai huruf.
Tipografi merupakan salah satu bahasa dalam desain grafis yang tidak berdiri sendiri secara ekslusif,
ia sangat erat terkait dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi dan
lainnya.
➢ Menurut Sihombing (2015), tipografi adalah representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi
verbal dan merupakan perangkat visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional
dan estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menghadirkan ekspresi yang tersirat dalam sebuah
desain tipografi.

Aspek-aspek Tipografi
Menurut Rustan (2011), terdapat dua aspek penilaian penting terhadap tipografi dalam fungsinya sebagai
penyampai pesan, yaitu:
a. Legibility
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf atau
karakter. Legibility menyangkut desain atau bentuk huruf yang digunakan. Hal yang mempengaruhi
legibility yaitu, seperti tingkat ketebalan stroke, besarnya x-height, perbandingan antara ascender dan

28
descender serta ruang negatif pada huruf tersebut. Suatu huruf dikatakan legible apabila masing-masing
huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain.

b. Readability
Readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readable berarti
keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibilty lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu,
readability tidak lagi menyangkut huruf atau karakter satu-persatu, melainkan keseluruhan huruf atau
teks huruf yang telah disusun dalam suatu komposisi.

Anatomi dan Keluarga Huruf
Menurut Rustan (2011), seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda.
Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan suatu identifikasi visual yang dapat
membedakan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Berikut ini adalah terminologi yang umum
digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf. Gambar di bawah
ini menunjukkan bagian-bagian dari anatomi huruf dalam ilmu tipografi.

Menurut Sihombing (2015), keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur
bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih memiliki kesinambungan
bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk
pengembangan, yaitu; berat, proporsi dan kemiringan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Berat

Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terdapat pada perbandingan antara tinggi dari huruf
yang tercetak dengan lebar strok. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat
dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, regular, dan bold. Keluarga huruf baik light, regular dan
bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun, dengan perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang
berbeda. Seperti contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik
perhatian mata. Biasanya kelompok huruf bold ini banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah
naskah baik untuk iklan, poster, maupun media terapan lainnya.

29

b. Proporsi

Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi
tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut, dan
pembagiannya adalah condensed, regular dan extended. Kelompok huruf-huruf condensed dapat
terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang atau ruang. Namun, huruf-huruf ini apabila dicetak
untuk keperluan naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. Huruf condensed dan
extended biasanya layak diterapkan untuk teks yang pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul
(subhead).

c. Kemiringan/Italic

Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan
untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk
menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk
teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari
naskah (copyblurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Sudut kemiringan
terbaik adalah 12 derajat. Mata akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan
lebih kecil dari 12 derajat. Sebaliknya, apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan
mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf.

JENIS-JENIS HURUF
Menurut Rustan (2011), terdapat sembilan kelompok huruf berdasarkan ciri-ciri anatominya, yaitu
sebagai berikut:

30
1. Black Letter
Black Letter dikenal juga dengan istilah Old English dan Fraktur. Desain karakter Black Letter dibuat
berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman
(gaya Gothic) dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan
kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media (kertas/kulit), karakter ditulis berimpitan,
sehingga hasil keseluruhannya berkesan gelap, berat dan hitam. Inilah awal mula istilah Black Letter.

Ciri-ciri dari kelompok huruf Black Letter adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lancip,
ada beberapa jenis huruf yang mempunyai serif dan ada juga yang tidak, memiliki Angel Of Stress atau
derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-
tipis stroke huruf yang tinggi, bersifat sangat dekorafif dan berkesan vertikal. Beberapa font yang dapat
dikategorikan ke dalam kelompok Black Letter adalah Beckett, Fette Fraktur, Old English, Goudy Text,
Linotext, Wilhelm Klingspor Gotisch, Celtic md, American Unicial, dan lain-lain.

2. Humanist
Humanist dikenal juga dengan istilah Venetian. Di Italia, orang tidak menggunakan typeface bergaya Black
Letter, melainkan Roman/Romawi kuno yang ruang kosongnya cukup banyak sehingga tulisan tampak
lebih terang dan ringan, karenanya gaya Humanist mendapat julukan White Letter. Kelompok typeface
ini diberi nama Humanist karena memiliki goresan lembut dan natural seperti tulisan tangan. Disebut juga
Venetian karena jenis huruf Humanist pertama dibuat di Venesia, Italia.

Ciri-ciri dari kelompok huruf Humanist adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat
atau menyudut tetapi tidak lancip, ada beberapa jenis huruf mempunyai serif yang tidak rata dan ada
juga yang melengkung atau membulat, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf

31
yang oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sedang, pada
huruf "e" crossbar-nya atau stroke penghubung antara stroke berbentuk miring. Font-font yang termasuk
dalam kelompok Humanist adalah Jenson, Centour, Cloister Old Style, ITC Berkeley, Forum, Kennerley,
Goudy Old Style, Deepdene, Californian, dan lain-lain.

3. Old style
Old style dikenal juga dengan istilah Old Face dan Garalde. Kemahiran dan tingkat akurasi para pembuat
huruf semakin lama semakin meningkat, buku cetakan semakin banyak, kebutuhan akan bentuk huruf
yang mirip tulisan tangan semakin berkurang. Faktor-faktor itu mendorong munculnya gaya baru di abad
15 yaitu Old Style. Karakter-karakter pada kelompok typeface ini lebih lancip, lebih kontras dan berkesan
lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk ukiran/tulisan tangan.

Ciri-ciri dari kelompok huruf Old Style adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat
dan menyudut, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang sedikit oblique
atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang rendah sampai dengan
sedang, pada kelompok huruf Old Style ascender-nya atau bagian huruf yang ke atasnya melebihi capline
atau batas teratas pada huruf. Contoh-contoh huruf Old Style antara lain Caslon, Garamond, Palatino,
Bembo, Granjon, Sabon, dan lain-lain.

4. Transitional
Kelompok huruf Transitional dikenal juga dengan Reales. Pada abad 17 muncul kelompok typeface
dengan gaya baru yang dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika dan
semakin menjauh dari sifat ukiran/tulisan tangan. Gaya Tansitional pertama diciptakan pada tahun 1692
oleh Philip Grandjean yang dinamakan Roman du Roi, atau typeface Raja, karena dibuat atas perintah
Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut Transitional karena berada diantara Old Style dan Modern.

32
Ciri-ciri dari kelompok huruf Transitional adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lebih
lancip dan lurus daripada kelompok huruf Old Style, beberapa jenis huruf memiliki Angel Of Stress atau
derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang sedikit oblique dan beberapa jenis huruf yang lain vertikal,
memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sedang sampai dengan tinggi, pada
kelompok huruf Transition ascender-nya atau bagian huruf yang ke atasnya melebihi capline atau batas
teratas pada huruf. Contoh-contoh huruf adalah Baskerville, Times New roman, Bauer Clasic, Bell, Bulmer,
Scotch Roman, Cheltenham, Maximus, Melior, Caledonia, ITC Slimbach, Century, dan lain- lain.

5. Modern
Kelompok huruf modern dikenal juga dengan Didone. Jenis ini dinamakan Modern karena kemunculan
kelompok typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age. Kelompok typeface ini
hampir menghilangkan sifat ukiran/tulisan tangan pendahulunya.

Ciri-ciri dari kelompok huruf Modern adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang lebih lancip
dan lurus daripada kelompok huruf Transitional, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-
tipis huruf yang vertikal, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang sangat tinggi,
pada kelompok huruf Modern memiliki bentuk yang sangat presisi dan berkesan buatan mesin. Contoh-
contoh huruf Modern adalah Bodoni, Linotype Didot, ITC Fenice, Electra, Keppler, Else, dan lain-lain.

6. Slab Serif
Slab Serif dikenal juga dengan istilah Egyptian. Jenis ini muncul pada abad 19, kelompok bergaya Slab Serif
awalnya digunakan sebagai Display Type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan atau flier.
Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horizontal, mirip dengan gaya seni dan
arsitektur Mesir kuno.

Ciri-ciri dari kelompok huruf Slab Serif adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang membulat
dan persegi, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki
Contras atau perbandingan tebal tipis stroke huruf yang rendah, pada kelompok huruf Slab Serif memiliki

33
bentuk yang sangat presisi dan berkesan buatan mesin. Contoh-contoh huruf Slab Serif adalah Candida,
Clarendon, Egyptienne F, Serifa, Glypha, West, Lubalin Graph, Memphis, Cheltenham, dan lain-lain.

7. Sans Serif
Jenis ini muncul pada tahun 1816 sebagai Display Type dan sangat tidak populer di masyarakat karena
pada saat itu tidak trendy sehingga dinamakan Grotesque yang artinya lucu atau aneh. Sans Serif mulai
populer pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap
penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakkan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu.
Kelompok Sans Serif dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu; Grotesque (Sans Serif yang muncul sebelum abad
20), Geometric (Memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar), Humanist (Berkesan
lebih natural dibandingkan dengan Grotesque dan Geometric).

Ciri-ciri dari kelompok huruf San Serif adalah memiliki terminal atau bagian ujung stroke yang menyudut
dan membulat, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang vertikal, memiliki
Contras atau perbandingan tebal tipis stroke huruf yang sedikit sekali bahkan tidak ada sama sekali, dan
memiliki Xheight atau tinggi dari badan huruf kecil yang tinggi. Contoh-contoh huruf Sans Serif adalah
Helvetica, Univers, Futura, Kabel, Gill Sans, Optima, dan lain-lain.

8. Script dan Cursive

34
Script dan Cursive bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan. Perbedaan Script dan Cursive terletak
pada huruf-huruf kecilnya yang saling menyambung sedangkan Cursive tidak. Ciri-ciri dari kelompok huruf
Script adalah beberapa jenis hurufnya tidak memiliki serif dan digantikan oleh Swash atau tambahan pada
terminal yang bersifat dekoratif, memiliki Angel Of Stress atau derajat kemiringan tebal-tipis huruf yang
oblique atau miring, memiliki Contras atau perbandingan tebal-tipis stroke huruf yang bervariasi, dan
memiliki X-height atau tinggi dari badan huruf kecil yang bervariasi juga. Contoh-contoh huruf Script
adalah Brush Script, Kustler Script, Shelley Script, Linoscript, Bickham Script, Pelican, Pepita, dan lain-lain.

9. Display atau Decorative

Kelompok bergaya Display pertama muncul pada abad 19 dan semakin banyak karena teknologi
pembuatan huruf yang semakin murah. Saat itu jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan
untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen
yang indah. Yang diprioritaskan bukan kemudahan dalam mengenali dan membedakan masing-masing
huruf melainkan keindahan. Ciri-ciri dari kelompok huruf Dekoratif adalah memiliki Angel Of Tress,
Contras dan X-height yang bervariasi. Contoh-contoh huruf Dekoratif adalah Rosewood, Bermuda,
Umbra, Grunge, Doodle, Dot 28, dan lain-lain.

Sifat dan Karakter Huruf
Beberapa tipe huruf yang memiliki karakter, sifat atau kepribadian tertentu, di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Jenis huruf sans serif atau slab serif seperti Helvetica atau Lubalin, untuk menampilkan suasana
tegas tetapi artistik.
2. Tipe huruf Century Schoolbook, yang ramah serta mudah dibaca, mengingatkan kita pada
suasana di sekolah dasar.
3. Jenis tulisan tangan yang melingkar-lingkar, apabila dikehendaki untuk mengungkapkan suasana
kenangan lama.
4. Tipe klasik seperti Bouer Bodoni, apabila ingin menciptakan kesan anggun.
5. Tipe huruf komputer modern seperti tipe huruf Émigré, menciptakan kesan modern dan gaya
remaja.
6. Huruf mesin ketik, yaitu jenis Courier, bila diinginkan kesan seperti koran yang baru terbit.
7. Tipe Copperlate yang menyerupai tulisan tangan, mampu menciptakan kesan terampil dan
berkualitas.
8. Jenis Classic serif, seperti Bodoni, Caslon, Century atau Garamond, untuk menciptakan kesan
suasana bergengsi dan abadi, karena tidak akan bisa dikatakan salah bila memilih sesuatu yang
klasik.
9. Tipe huruf Cheltenham Old Style, juga bisa memberi kesan terbuka serta mengingatkan kita pada
kitab (buku) ejaan kuno.
10. Tipe huruf tebal seperti Futura Extra Bold, untuk menciptakan kesan tegar, bersih dan modern
Tipografi adalah seni atau teknik menyusun huruf dan teks dengan cara yang dapat membuatnya dapat
terbaca, jelas dan menarik secara visual bagi pembacanya.
Misalnya, dengan menggunakan typeface dan gaya font yang berbeda, menyesuaikan ukuran, jarak
antara huruf dan kata, dan lain-lain.
Tipografi menjadi salah satu bagian penting dari desain. Pasalnya kata-kata yang sama sekalipun tetap
dapat menyampaikan pesan dan kesan yang berbeda tergantung pada desainnya.
Lihat saja berbagai contoh penggunaan tipografi yang bisa kamu temukan dalam logo, poster,
brosur, website, buku atau apa pun itu yang melibatkan unsur teks.

35

Pentingnya tipografi dalam desain grafis

Tipografi dapat digunakan untuk menunjang
desain yang menarik perhatian

Tipografi dalam desain grafis adalah unsur atau elemen desain yang tidak dapat diabaikan.
Sebagai seorang desainer grafis, kamu akan menggunakan tipografi untuk menyesuaikan teks yang ada
dalam desain, sehingga dapat membantu kamu dalam membuat konten yang sesuai dengan tujuan.
Baik itu untuk membuat desain yang estetis, maupun untuk membuat teks yang dapat dibaca dan
memberi kesan tertentu yang dapat membantu brand berkomunikasi dengan audiensnya secara efektif.
Selengkapnya simak beberapa alasan pentingnya tipografi dalam desain grafis berikut ini.
1. Menarik perhatian audiens
Rentang perhatian orang rata-rata cepat. Itu sebabnya untuk membantu brand menarik perhatian target
pelanggan atau audiens dengan cepat,- dapat memanfaatkan kekuatan tipografi untuk menunjang hal
tersebut.
Pasalnya tipografi hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, serta gaya yang dapat menjadi elemen penting
saat menciptakan desain yang unik.

2. Membuat teks yang ramah pembaca
Penggunaan tipografi yang cermat dapat memastikan audiens, pelanggan atau pengunjung dapat
membaca teks dengan mudah.
Sebab, keterbacaan konten juga tergantung pada bagaimana desainer melakukan penyelarasan dan
penataan teks sehingga tujuan untuk mengarahkan pembaca pada informasi yang paling penting pun juga
dapat tercapai.

3. Menetapkan hierarki
Dengan memanfaatkan berbagai ukuran dan jenis font, sebagai graphic designer kamu dapat menarik
perhatian pengunjung ke informasi yang paling penting terlebih dahulu.
Misalnya dengan menggunakan berbagai ukuran font untuk judul, subjudul maupun badan teks. Dengan
begitu pembaca pun dapat menemukan informasi itu hanya dengan melihatnya sekilas.

4. Memberikan value dan tone brand
Ada banyak jenis tipografi yang dapat mewakili suasana dan efek yang berbeda melalui sebuah desain. Itu
sebabnya audiens kemudian dapat memahami desain dengan menangkap pesannya.
Karena alasan ini lah tipogarafi dikatakan dapat membantu dalam menentukan value dan tone dari
sebuah brand.

36
Setiap jenis huruf memiliki keunikan dan kekuatan untuk menggambarkan bisnis dengan cara yang
berbeda dalam hal apa yang mereka lakukan dan untuk apa mereka berdiri. Sebagai desainer kamu pun
dapat menggabungkan font untuk mengatur tone dan menyajikan brand message dengan tepat.
Pilihlah bagaimana font dapat selaras dengan nada pesan yang ingin disampaikan. Misalnya untuk
menyampaikan informasi yang serius atau penting, pilih font yang tidak terlalu bergaya atau dekoratif
karena akan mengganggu dan membatasi keterbacaan teks.

5. Membangun brand recognition
Dalam desain grafis, font adalah visual yang dapat diingat oleh target pelanggan atau pengunjung dalam
waktu yang lama. Visual ini lah yang dapat membantu bisnis atau brand dalam menghadapi persaingan
dengan membangun brand recognition di antara pelanggannya.
Lihat saja bagaimana banyak brand seperti CocaCola, Google, atau Disney yang memiliki logo berbasis
tipografi untuk membantu pengenalan brand mereka dengan cepat di mata audiens.
Dari sini dapat dipahami bahwa penggunaan tipografi yang cermat sangat penting untuk memastikan
dampak yang kamu inginkan pada audiens terutama dalam cara mereka memandang brand kamu.

6. Menciptakan harmoni
Desainer grafis juga membutuhkan tipografi untuk memastikan harmoni dalam desain atau
halaman website. Ingat bahwa, desain yang harmonis akan memberikan efek artistik bagi siapa saja yang
melihatnya.
Misalnya dengan menggunakan font yang sama untuk konten yang serupa, orang-orang dapat langsung
mengenalinya. Begitupun dengan menyelaraskan font dan proporsi yang tepat akan membantu kamu
memberi tampilan yang rapi dan tidak berantakan.

7. Memberikan kepribadian pada sebuah desain
Seperti yang dijelaskan tadi, tipografi dan font membawa karakteristik dan maknya yang berbeda. Itu
sebabnya seorang desainer dapat menggunakannya untuk memberikan kepribadian pada sebuah desain.

8. Membuat visual yang berdampak
Tipografi adalah elemen penting untuk membangun kesan pada audiens atau pengguna.
Contohnya font yang lebih besar memberi efek visual yang berani.

Aturan dasar tipografi untuk graphic designer

Tidak hanya menentukan bentuk font,
pemilihan warna juga tak kalah penting

37
Agar semua manfaat tipografi dalam desain grafis tadi tercapai, sebagai graphic designer kamu harus
membuat desain dengan tepat, menarik dan sesuai tujuan, misalnya dengan mengikuti beberapa aturan
dasar tipografi berikut.

• Pertimbangkan teks
Banyak desainer yang membuat kesalahan dengan hanya menyalin dan menempelkan teks dari arahan
klien begitu saja tanpa benar-benar membaca keseluruhan teks dengan cermat. Padahal pilihan jenis
huruf dan font yang salah tidak akan meninggalkan dampak seperti yang diinginkan.
Itu sebabnya untuk menarik perhatian pelanggan atau audiens, bacalah teks itu secara menyeluruh agar
kamu mendapatkan ide unik tentang bagaimana teks itu harus dimasukkan dan diintegrasikan ke dalam
desain, seperti di dalam situs.
Pastikan menelusuri teks dengan cermat sebelum memilih elemen tipografi yang tepat.

• Tunjukkan hierarki
Hierarki dalam tipografi adalah tentang mengarahkan pandangan audiens ke elemen terpenting dalam
desain. Misalnya untuk desain situs, kamu dapat menggunakan tipografi untuk memutuskan di mana
pengunjung harus membaca terlebih dahulu.
Untuk membuat hierarki kamu dapat menggunakan ukuran dan jenis font yang dapat menarik perhatian
ke informasi paling penting. Umumnya desainer membuat hierarki yang berdampak dalam desain dengan
menambahkan tiga tingkat tipografi yang bebeda.
Tipografi tingkat satu merupakan konten paling signifikan dan yang terlihat jelas pertama dalam desain.
Tipografi tingkat dua untuk membuat teks menjadi sekelompok atau bagian informasi yang tidak hanya
menonjol tapi juga harus membantu audiens menavigasi detail dengan mudah.
Sementara tipografi tingkat tiga biasanya adalah inti dari desain dan tata letak yang penuh teks. Di sini
audiens memahami pesan desain kamu.

• Pilih warna typeface yang tepat
Desainer harus dapat memilih warna tipografi yang sempurna sehingga mudah dibaca.
Dengan penggunaan warna yang tepat kamu dapat menarik perhatian audiens dengan lebih
mudah. Sebaliknya pemilihan warna yang salah dapat membuat audiens kehilangan fokus karena
berbagai elemen desain di latar belakang.
Oleh karena itu para desiner memilih warna yang kontras dengan warna latar untuk tipografi. Misalnya
teks berwarna hitam dengan latar belakang putih atau warna terang dimaksudkan agar teks dapat dibaca.

TIPS MEMILIH TIPOGRAFI UNTUK SITUS

Pikirkan tentang kepribadian yang ingin ditonjolkan
saat membuat tipografi

38
Agar kamu dapat memilih tipografi yang tepat di situsmu, kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut ini.
1. Pikirkan tentang kepribadian yang ingin ditonjolkan
Kepribadian yang ingin kamu perlihatkan berbicara tentang apa yang ingin pengguna rasakan saat
memasuki situs mu? Apakah supaya pengguna merasakan suasana yang bersahabat? mewah atau
mungkin menyenangkan?
Fungsi tipografi di sini harus dapat mencerminkan kepribadian merek. Titik awal untuk menentukan ciri-
ciri utama merek.

2. Cari inspirasi
Jika kamu tidak yakin ingin memulai dari mana saat memilih tipografi yang tepat, kamu bisa melihat apa
yang sedang orang lain lakukan dengan memerhatikan pola yang mereka buat.
Tidak hanya itu, kamu juga bisa mencari inspirasi tipografi dari media sosial seperti Pinterest yang akan
memberimu inspirasi ragam tipografi yang menarik.

3. Pikirkan tentang tone
Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan font yang selaras dengan tone message. Contoh, ketika kamu
ingin menyampaikan informasi yang penting, pilihlah font yang tidak terlalu dekoratif, memungkinkan
untuk terbaca dengan jelas agar pesan yang disampaikan mudah diterima.

4. Pertimbangkan performa
Salah satu hal yang sering diabaikan oleh desainer yakni memilih tipografi yang ramah browser. Padahal
kamu dapat menemukan tipografi model seperti ini melalui Google Font.
Perhatikan juga saat mengunduh font web, pastikan bila kamu tidak mengunduh satu set karakter lebih
dari yang kamu butuhkan.Dengan cara ini situs mu tidak akan terlalu berat.

5. Uji coba font yang tepat
Untuk mengetahui font mana yang cocok digunakan untuk antarmuka web dan ponsel serta ringan
disitus kamu harus sering melakukan uji coba font yang tepat.
Uji coba ini bisa kamu lakukan kepada pengguna, dengan mengumpulkan feedback yang berguna
untuk mendapatkan wawasan tentang mana font yang ringan, intuisi dan jelas.



Typography atau tipografi adalah sebuah seni menata huruf dan teks. Hal tersebut merupakan aspek
dasar di dalam desain grafis. Keberadaannya memiliki peran krusial pada struktur desain,
sebab typography mampu menyeimbangkan antara bentuk visual dan isi konten. Melalui perannya,
audiens dapat menangkap maknanya.
Aspek dasar dalam desain grafis ini memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk menarik perhatian
audiens, mengelompokkan teks, serta memberikan karakteristik desain. Selain itu, tipografi memiliki
kekuatan untuk membangun brand awareness pada sebuah produk.
Berdasarkan fungsinya di atas, typography tampak begitu penting bagi desain grafis. Jika Sobat MySkill
ingin menjadi graphic designer, mengetahui fungsinya saja tidak akan cukup. Akan tetapi, kamu juga perlu
mengenalnya lebih jauh, khususnya mengenai elemen-elemen di dalamnya. Berikut adalah elemen
tipografi yang perlu kamu ketahui!

39

1. Spacing dalam Tipografi
Mengatur jarak teks berfungsi agar audiens mudah membaca isi konten

Spasi dapat mengatur komposisi sebuah huruf maupun teks, supaya struktur teks terlihat seimbang dan
rapi. Hal tersebut tentunya juga bisa memberi kenyamanan untuk pembaca saat mencerna informasi
sebuah konten. Oleh karena itu, spasi adalah hal yang perlu kamu perhatikan saat memasukkan tipografi
ke desain.
Terdapat 3 jenis spasi, pertama adalah leading yang berfungsi mengatur jarak antar baris pada teks.
Kedua, ada tracking, berfungsi untuk menata jarak antar huruf pada sebuah kata dalam satu kesatuan.
Kemudian, terakhir ada kerning yang berguna untuk mengatur jarak tiap huruf. Misal kamu ingin
memberi jarak 2 huruf pertama dengan 3 huruf di belakangnya, maka bisa menggunakan kerning.

2. Color Contrast
Color
Contrast merupakan salah satu elemen dalam tipografi

Memberikan kontras warna akan membuat design menjadi menarik. Menggunakan elemen color
contrast ini dapat menangkap perhatian orang-orang. Namun, kontras bukan berarti hanya sekadar
menggunakan dua jenis warna yang sangat berbeda. Hanya karena dua warna terlihat sangat berbeda,
bukan berarti keduanya dapat menjadi perpaduan kontras yang baik.

40
Jika kamu perhatikan, kebanyakan desain social media ataupun website dengan background putih tidak
menggunakan teks berwarna hitam pekat. Mereka biasanya menggunakan warna abu-abu tua.

3. Alignment Tipografi
Pengaturan alignment bertujuan untuk merapihkan unsur konten

Selanjutnya, terdapat alignment untuk mengatur baris teks. Kamu bisa memilih ingin mengatur posisi
teks rata ke kanan (right), kiri (left), tengah (center), atau rata kanan-kiri (justify). Melalui alignment setiap
partikel pada design akan terlihat lebih rapi dan terorganisasi. Di samping itu, alignment dapat kamu
terapkan pada teks untuk seluruh paragraf maupun hanya satu kata saja. Bahkan, gambar atau animasi
bisa kamu atur dengan alignment.

4. Font dan Size

Font dan size sangat berpengaruh pada tipografi

Mengatur font dan size menjadi elemen penting dalam tipografi, karena hal ini memengaruhi tingkat
keterbacaan teks. Selain itu, melaluinya seorang desainer mampu memberi karakter pada karyanya.
Desain menjadi harmonis jika terdapat keselarasan antara font, ukuran, warna, dengan isi
konten. Font dan size ini juga harus sesuai dengan target audiensmu. Sebab font dan size merupakan
salah satu aspek yang mampu menarik perhatian pembaca.

41
5. Hierarchy

Font, typeface, dan warna bisa berguna dalam pengelompokan hirarki

Elemen tipografi selanjutnya adalah hirarki. Penggunaan hirarki membantumu dalam mengorganisasi
sebuah desain dengan cara mengelompokkannya berdasarkan fungsinya. Contohnya
seperti heading, subheading, dan body text. Hal ini dapat memudahkan audiens dalam mengidentifikasi
informasi apa yang sedang mereka baca.
Melaluinya, desainer juga dapat menentukan tulisan mana yang ingin pertama di-notice oleh pembaca.
Biasanya hirarki ini ditunjukkan dengan perbedaan ukuran. Namun, sebenarnya pengelompokkan teks ini
bisa kamu lakukan dengan penggunaan font, typeface, warna, dan tata letak yang berbeda.

6. White Space
White space diperlukan pada tipografi guna memperjelas komposisi

Di dalam tipografi, white space adalah ruang kosong yang memberi jarak pada tiap teks, objek, dan
animasi dalam suatu design. Ruang kosong ini memberikan keseimbangan dan memperjelas
komposisi text.
Jika tidak ada ruang kosong, jarak antar unsur dalam suatu desain akan terlalu dekat. Hal tersebut akan
membuat komposisi design terlihat terlalu penuh. Di samping itu, nantinya konten akan sulit terbaca oleh
audiens.

42
Glosarium Ilustrasi Cantik Dari Istilah-istilah Tipografi Yang Harus Anda Ketahui


Dunia tipografi seringkali tampak seperti memiliki bahasanya sendiri, penuh dengan serif, stroke,
dan swash.

Menyortir semua istilah itu bisa membuat bingung dengan sendirinya, jadi kami telah menyusun
glosarium visual yang akan memandu Anda memahami bahasa lingo ini. Apakah Anda seorang desainer
tipe huruf yang bercita-cita tinggi atau hanya penggemar tipografi umum. Mempelajari blok bangunan
tipografi akan membantu Anda lebih memahami bagaimana cara memilih font yang sesuai dan
menerapkan secara efektif pada proyek desain Anda.

43
Dasar-dasar: Kategori Dan Gaya Tipografi
01. Font/Tipografi:

Kembali pada jaman cetak logam dan mesin cetak, font dan tipografi adalah dua hal yang berbeda -
tipografi adalah desain huruf yang spesifik, misalnya Times New Roman atau Baskerville; sedangkan font
mengacu pada ukuran atau gaya tipografi tertentu, misal 10 titik biasa atau 24 titik miring (masing-
masing dibuat sebagai koleksi sendiri dari huruf cetak metal dan karakter lainnya). Namun, sekarang,
banyak desainer yang menggunakan istilah ini sedikit banyak tertukar. Definisi modern terbaik dan
paling sederhana yang pernah saya temui (kredit kepada FontShop) adalah sebagai berikut:

“Suatu kumpulan huruf, angka, tanda baca, dan simbol lain yang digunakan untuk
mengatur teks (atau yang terkait) materi. Meskipun font dan tipografi sering
digunakan secara bergantian, font mengacu pada wujud fisik (apakah itu kasus
potongan logam atau file komputer) sedangkan tipografi mengacu pada desain
(tampilannya). Font adalah apa yang Anda gunakan, dan tipografi adalah apa
yang Anda lihat.

02. Karakter:

Simbol individu dari kumpulan karakter lengkap yang membentuk tipografi; dapat berupa huruf, nomor,
tanda baca, dll.

44
03. Karakter Alternatif / Glyph:

Variasi non-standar (terkadang dekoratif) dari suatu karakter yang hadir sebagai pilihan tambahan
dalam file font.

04. Serif:

Garis pendek atau goresan yang menempel atau memanjang di ujung yang terbuka dari sebuah huruf.
Serif juga mengacu pada kategori tipografi umum yang telah dirancang dengan fitur ini.

05. Sans-Serif / Sans:

Secara harfiah berarti "tanpa garis". Kategori umum tipografi (atau tipografi individu) yang dirancang
tanpa serif.

45
06. Italic:

Versi miring dari jenis huruf (miring dari kiri ke kanan); true italic benar-benar dirancang secara unik,
lebih miring dari versi miring yang tegak (alias. "roman").

Fondasi: Posisi dan jarak
07. Baseline:

Garis imajiner yang digunakan sebagai batas oleh huruf dan karakter lainnya.

08. Cap Line:

Garis imajiner yang menandai batas atas dari huruf besar dan beberapa huruf kecil ascender (lihat
definisi Ascender di bagian berikutnya).

46
09. X-Height:

Tinggi dari huruf kecil suatu typeface (abaikan ascender dan descender).

10. Tracking / Letter-Spacing:

Jumlah seragam dari jarak antar karakter pada teks yang lengkap (kalimat, baris, paragraf, halaman,
dll.).

11. Kerning:

Jarak horizontal dari dua karakter yang berturut-turut; menyesuaikan kerning menciptakan tampilan
yang seragam dan mengurangi celah ruang putih diantara kombinasi huruf tertentu.

47
12. Leading / Line-Spacing:

Jarak vertikal dari lajur teks (dari garis belakang sampai garis belakang).

Anatomi sebuah huruf
13. Stroke:

Sebuah elemen linier tunggal yang merupakan bagian dari karakter; dapat lurus atau melengkung.

14. Stem:

Stroke utama (biasanya vertikal) dari sebuah bentuk huruf.

48
15. Arc of Stem:

Stroke melengkung yang kontinyu dengan stem.

16. Foot:

Bagian dari stem yang sejajar di garis dasar.

17. Descender:

Bagian dari huruf yang turun di bawah garis dasar.

49
18. Ascender:

Bagian dari huruf kecil yang naik di atas badan utama huruf (di atas x-height).

19. Joint:

Titik di mana stroke terhubung ke stem.

20. Apex:

Titik penghubung paling atas dari sebuah letterform dimana dua stroke bertemu; Dapat berbentuk
bulat, tajam/lonjong, rata/tumpul, dll.

50
21. Vertex:

Titik di bagian bawah karakter dimana dua stroke bertemu.

22. Crotch:

Sudut dalam dimana dua stroke bertemu.

23. Arm:

Stroke horisontal yang tidak terhubung ke stem pada satu atau dua ujungnya.

51
24. Feet:

Sebuah stroke pendek dan turun pada sebuah bentuk huruf.

25. Shoulder

Sebuah stroke yang melengkung membentang dari stem.

26. Bar / Crossbar:

Sebuah stroke horizontal sebagai penutup.

52
27. Cross Stroke:

Sebuah garis yang memotong melintas/melalui tangkai sebuah huruf.

28. Bowl:

Kurva penutup, bulat atau lonjong dari sebuah huruf.

29. Counter:

Area tertutup atau sebagian tertutup dari ruang putih suatu huruf; Dibatasi oleh kurva, stroke, atau
stem.

53
30. Aperture:

Area terbuka atau sebagian tertutup ruang negatif yang dibuat oleh counter terbuka.

31. Double-Story:

Jenis huruf yang memiliki dua counter (kebalikan dari versi single-story, yang hanya memiliki satu
counter).

32. Terminal:

Ujung stroke yang tidak termasuk serif; termasuk terminal bola (berbentuk melingkar) dan finial
(berbentuk melengkung atau meruncing).

54
33. Swash:

Ekstensi dekoratif atau store pada bentuk huruf; mungkin bagian dari huruf dengan desain atau tersedia
baik sebagai tambahan glyph or sebagai tambahan dari karakter standar.

34. Ligatur:

Dua atau lebih huruf yang terhubung membentuk satu karakter; terutama dekoratif (hiasan yang
menghubungkan kedua huruf disebut "gadzook").

55




MODUL AJAR 3

Mata Pelajaran : Dasar-dasar DKV 2
Kelas/Semester : X/2
Satuan Pendidikan : SMK


Penyusun : TRI SAPTO ADJI, S.Pd.
Nama Sekolah : SMK NEGERI 4 MANOKWARI
Program Keahlian : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV)
Pendamping : -
DUDI / Assosiasi : -
Tahun Penyusunan : 2023
Fase /Kelas /Semester : E / X / Ganjil
Kompetensi Awal : -
Profil Pelajar Pancasila : 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia dalam kegiatan sehari hari
2. Berpikir kritis dalam memahami dasar-dasar fotografi, dan sopan
dalam berpendapat
3. Kreatif untuk melaksanakan tugas unjuk kinerja
4. Mandiri dalam mengerjakan tugas individu
Target Peserta Didik : ➢ Peserta didik regular/tipikal tidak memiliki kesulitan belajar dan
memahami materi ajar
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar disesuaikan dengan gaya
belajar peserta didik yaitu melalui auditori (dengan media tutorial),
visual (dengan pemberian handout), dan kinestetik (langsung
meninjau ruang praktek/unit produksi di lingkungan sekolah)
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi
Moda Pembelajaran : Blended Learning (Kombinasi daring dan luring)
Pendekatan Pembelajaran : Scientific Learning (Pendekatan saintifik)
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis kamera,
mnentukam komposisi pemotretan dan mengatur pencahayaan,
melakukan pemotretan, menyimpan data, dan melakukan pekerjaan
akhir dalam editing pada fotografi serta menerapkannya dengan
kreativitas dan disiplin dalam perancangan dan proses produksi dalam
eksekusi kerja Desain Komunikasi Visual
Elemen : Fotografi Dasar
Alokasi Waktu : 48 jam pelajaran (16 x pertemuan)


A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan dasar-dasar
fotografi dengan benar.
2. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu mendeskripsikan triagnle
exposure dengan baik, cermat, dan teliti.
3. Melalui observasi, diskuis dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan tentang jenis-jenis
kamera dengan benar.
4. Melalui observasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik mampu menjelaskan tentang jenis-jenis
lensa dengan benar.
5. Melalui unjuk kinerja peserta didik mampu menerapkan pengaturan triangle exprosure dalam
pemotretan berbagai jenis obyek baik diam maupun bergerak dan mengatur pencahayaan
menggunakan kamera DSLR dengan baik dan benar.
6. Melalui observasi dan unjuk kinerja peserta didik mampu melakukan editing hasil pemotretan
menggunakan software Adobe Photoshop dengan baik dan teliti.

56

B. Pemahaman Bermakna
Dalam fotografi kita pasti ingin mengambil sebuah gambar agar dapat mengabadikan sebuah momen
tertentu ataupun untuk tujuan yang lain seperti menggambarkan kekreativitasan ke dalam bentuk
sebuah gambar. Namun sering kali kita tidak mendapatkan hasil yang baik karena gambar yang kita
ambil terlalu gelap (under exposure) atau terlalu terang (over exposure).

C. Pertanyaan Pemantik
Apakah Anda ingin tahu bagaimana menggunakan kamera untuk menghasilkan gambar-gambar yang
menarik? Pernahkah Anda berpikir bagaimana cara memotret secara detail sebuah balapan sepeda
motor?

D. Materi Pembelajaran
● Segitiga eksposur
● Jenis-jenis kamera
● Jenis-jenis lensa
● Latihan memotret dan mengatur pencahayaan
● Latihan memotret detail obyek bergerak cepat
● Latihan memotret menangkap obyek dalam ruangan minim cahaya
● Latihan editing hasil pemotretan untuk dikembangkan dalam eksekusi kerja Desain Komunikasi
Visual

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry learning (Pembelajaran inkuiri)
3. Metode : Ceramah, diskusi, observasi dan tanya jawab

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 s.d. 16
Pendahuluan (30 Menit)
1. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan diawali
berdoa, menanyakan kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar
2. Guru memberi motivasi siswa untuk siap memahami tentang Fotografi dasar.
3. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep sebelumnya yang telah dipahami oleh siswa
yang berhubungan dengan materi baru yang akan dipelajari
4. Guru melakukan apersepsi melalui diskusi dan tanya jawab tentang Fotografi dasar.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
6. Guru membimbing siswa melalui tanya jawab tentang manfaat proses pembelajaran
7. Guru menjelaskan materi dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan siswa

Kegiatan Inti
Mengamati:
1. Guru meminta siswa mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Fotografi dasar
2. Guru memberikan penjelasan singkat tentang Fotografi dasar sehingga menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa
3. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta antara siswa dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dengan mengembangkan sikap disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu,
dan tanggung jawab
4. Guru mengamati keterampilan siswa dalam mengamati
Menanya:
1. Guru memotivasi, mendorong kreativitas dalam bentuk bertanya, memberi gagasan yang
menarik dan menantang untuk didalami
2. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang Fotografi dasar

57
Mengumpulkan Informasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menggali informasi tentang masalah sehari-hari yang berkaitan
tentang Fotografi dasar
2. Guru membimbing siswa untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang sudah disusun
3. Guru dapat menjadi sumber belajar dan juga menyediakan sumber belajar bagi siswa berupa
video tutorial, materi online dan referensi lain
4. Guru dapat menjadi sumber belajar bagi siswa dengan memberikan konfirmasi atas jawaban
siswa, atau menjelaskan jawaban pertanyaan kelompok
5. Guru dapat menunjukkan sumber belajar lain yang dapat dijadikan referensi untuk menjawab
pertanyaan
Mengasosiasi:
1. Guru membimbing siswa untuk menganalisis materi Fotografi dasar dalam kehidupan sehari-hari
2. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi yang sudah
diperoleh sebelumnya
3. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Mengomunikasikan:
1. Menyajikan secara tertulis atau lisan hasil pembelajaran, apa yang telah dipelajari, keterampilan
atau materi yang masih perlu ditingkatkan, atau strategi atau konsep baru yang ditemukan
berdasarkan apa yang dipelajari mengenai Fotografi dasar
2. Memberikan tanggapan terhadap hasil belajar dan praktik meliputi tanya jawab untuk
mengonfirmasi, sanggahan dan alasan, tambahan informasi, atau melengkapi informasi ataupun
tanggapan lainnya
3. Membuat rangkuman atau kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

Penutup (30 Menit)
1. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya jawab klasikal dan
mendorong siswa untuk selalu bersyukur atas karunia Tuhan
2. Guru melakukan refleksi dengan siswa atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah individu maupun
kelompok
4. Guru melakukan tes tertulis di pertemuan terakhir dengan menggunakan Uji Kompetensi atau
soal yang disusun guru sesuai tujuan pembelajaran
5. Guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau
teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya
6. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedial, program
pengayaan, layanan konseling, dan/atau memberikan tugas, baik tugas individu maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa
7. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

G. Alat, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat : - PC / Laptop Multimedia, LCD Projector, Pensil, Kertas HVS
2. Media : - Video
- Power Point
- Internet
3. Sumber belajar : - Buku paket (jika ada)
- Buku lain yang relevan
- Online Learning (YouTube dan website)

H. Asesmen
1. Teknik/jenis : kuis, tugas individu/kelompok, unjuk kerja
2. Bentuk instrumen : pertanyaan lisan, tes tertulis, dan pengamatan sikap
3. Pedoman penskoran :

58
Asesmen Sikap
No.
Aspek yang
Dinilai
Teknik
Asesmen
Waktu
Asesmen
Instrumen Asesmen Keterangan
1. Disiplin Pengamatan Proses Lembar pengamatan
2. Tanggung jawab Pengamatan Proses Lembar pengamatan
3. Berpikir kritis Pengamatan Proses Lembar pengamatan
4. Kreativitas Pengamatan Proses Lembar pengamatan
5. Mandiri Pengamatan Proses Lembar pengamatan

Rubrik Penilaian Sikap
Indikator Aspek Pengamatan Skor
Disiplin Hadir tepat waktu 3, Jika ketiga dilakukan aspek
Pengumpulan tugas tepat waktu 2, Jika Dua aspek dilakukan
Tertib mengikuti pelajaran 1, Jika ketiga dilakukan aspek
Tanggung Jawab Menjaga keselamatan peralatan (kamera)
yang digunakan
3, Jika ketiga dilakukan aspek
Memperbaiki kesalahan 2, Jika Dua aspek dilakukan
Selalu melaksanakan amanat atau
perintah
1, Jika ketiga aspek dilakukan
Kreativitas Memodifikasi contoh desain 1, jika aspek ini terpenuhi
Membuat karya desain yang baru dan
menarik berdasarkan contoh
2, jika aspek ini terpenuhi
Membuat karya desain yang baru tanpa
mencontoh
3, jika aspek ini terpenuhi
Berpikir kritis Menggunakan mode automatis pada
kamera
3, Jika ketiga dilakukan aspek
Menggunakan mode semi auto (sebagian
elemen diatur secara manual, sebagian
lagi automatis)
2, Jika Dua aspek dilakukan
Mengatur triangle exposure secara manual 1, Jika ketiga dilakukan aspek
Mandiri Melakukan penyimpanan hasil foto di
folder tersendiri
3, Jika ketiga dilakukan aspek
Memodifikasi komposisi warna dan
pencahayaan pada foto hasil pemotretan
2, Jika Dua aspek dilakukan
Menggabungkan beberapa foto hasil
pemotretan dan gambar pada suatu karya
desain poster
1, Jika ketiga aspek dilakukan

Lembar Penilaian Sikap
No. Nama Disiplin Tanggung Jawab
1.
2.
3.
dst.

59
Asesmen Formatif
Indikator Teknik Asesmen
Bentuk
Asesmen
Instrumen
1. Memahami 4 elemen
dasar dalam fotografi
2. Memahami triangle
exposure
3. Memahami perbedaan
berbagai jenis kamera
4. Memahami perbedaan
berbagai jenis lensa
Tes tertulis
Tes Kinerja
Uraian
Unjuk Kinerja
1. Sebutkan dan jelaskan
4 elemen dasar dalam
fotografi
2. Apa yang dimaksud
dengan triangle
exposure
3. Sebutkan beberapa
jenis kamera yang
Anda ketahui dan
jelaskan perbedaannya
masing-masing
4. Apa perbedaan lensa
35 mm dan lensa 60
mm

Rubrik Penilain Asesmen Formatif
Indikator Skor Deskripsi
Menjelaskan 4 elemen
dasar fotografi



Menjelaskan triangle
exposure (shutter
speed, aperture, ISO)



Menjelaskan
berbagai jenis
kamera


Menjelaskan berbagai
jenis lensa dan
kegunaannya


Kegiatan Proyek :
a) Petunjuk Kerja :
Siapkan kamera DSLR Nikon dan Cannon. Pastikan baterai telah dipasang dan terisi
penuh, dan memori card telah dipasang

b) Lembar Kerja
1. Lakukan pemotretan pada obyek-obyek bergerak untuk mendapatkan detailnya :
a) Tetesan / cipratan air
b) Kipas angin yang berputar
2. Lakukan pemotetan untuk menangkap jelas obyek-obyek dalam ruangan yang
kurang cahaya

60
Rubrik Penilaian Proyek dan Presentasi
Nama :

No Kriteria Penilaian Kurang
( 20-39)
Cukup
(40-59)
Baik
(60-79)
Sangat Baik
(80-100)
1 Lakukan pemotretan pada
beberapa obyek bergerak :
tetesan atau cipratan air, kipas
angin yang berputar

2 Lakukan pemotretan dalam
ruangan dengan sumber
cahaya minim dimana hasilnya
harus jelas menangkap obyek-
obyek yang ada dalam
ruangan tersebut



I. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Program Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian belajarnya belum tuntas
(kurang dari KKM), dilakukan dengan cara:
 Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah
peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%
 Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta
remedial maksimal 20%
 Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari 20
% tetapi kurang dari 50%
 Semua kegiatan pembelajaran remedial diakhiri dengan Tes Akhir. Baik Pembelajaran
remedial dan tes akhir dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar reguler
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis

b. Program Pengayaan
Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui
ketuntasan belajar, dilakukan melalui:
 Belajar kelompok, yaitu sekelompok siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan
bersama di luar jam pelajaran sekolah
 Belajar mandiri, yaitu siswa diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual

J. Refleksi
Refleksi Guru
1. Menurut anda, apakah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan aktivitas telah
sesuai?
2. Menurut anda, apakah aktifitas tema telah berjalan sesuai dengan alur ?
3. Menurut anda, apa kendala dan hambatan dalam melaksanakan aktivitas tema ini?
4. Menurut anda apakah pesan dimensi profil pelajar Pancasila sudah tercapai ?

Refleksi Siswa
1. Menurut Anda, apakah sudah memahami tentang dasar-dasar fotografi ?
2. Menurut Anda, apakah sudah berkembang ide-ide dan kreativitas Anda dalam fotografi ?

K. GLOSSARIUM
Triangle Exposure Iistilah umum tentang cara yang digunakan untuk mengasosiasikan
tiga variabel penentu pencahayaan sebuah foto. Tiga hal yang
termasuk ke dalamnya, yaitu aperture, shutter speed, dan ISO.

61
Aperture Lubang yang ada di dalam lensa kamera. Semakin rendah
nomor aperture, semakin lebar pula bukaan lensa, sehingga cahaya
yang masuk akan lebih terang.
Shutter Speed Lamanya waktu untuk shutter atau rana terbuka pada kamera atau
bisa juga diartikan sebagai lamanya sensor pada kamera melihat dan
menangkap objek yang ada di foto. Semakin lama terbuka semakin
banyak cahaya yang masuk.
ISO Kemampuan kamera atau tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap
jumlah cahaya. Semakin besar angka pengaturan ISO, maka semakin
sensitif dan besar pula cahaya yang didapatkan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Pixel . 31 Mei 2022. Segitiga Exposure: 3 Elemen Dasar dan Teknik Kreatifnya.
https://www.pixel.web.id/segitiga-exposure/
IPSMF. 5 Oktober 2019. Mengenal Triangle Exposure Dalam Fotografi.
http://ipsmfestival.com/2019/10/05/mengenal-triangle-exposure-dalam-
fotografi/
Pixel. 23 Juni 2022. 20 Komposisi Fotografi Untuk Fotografer Pemula dan Profesional.
https://www.pixel.web.id/komposisi-foto/
SNAPSHOT. 2017. Dalam Fokus: Dasar Dasar Lensa. https://snapshot.canon-
asia.com/id/article/indo/in-focus-lens-
basics?gclid=Cj0KCQjw7KqZBhCBARIsAI-
fTKK6CgdTBYgipeeP_hEc067uhrJQ4l3rbwjy5YXr6qkzFJhqyDXWl80aAotIE
ALw_wcB
Video Tutorial
- https://www.youtube.com/watch?v=okQ08dIc1y0
- https://www.youtube.com/watch?v=Z_xvxO0YVys
- https://www.youtube.com/watch?v=QQhJ3vHdQ3g
- https://www.youtube.com/watch?v=NQrddpYo_20
- https://www.youtube.com/watch?v=QWAQvn8RRK8
- https://www.youtube.com/watch?v=okQ08dIc1y0
- https://www.youtube.com/watch?v=rdwMBgJ2DJs

Kepala Sekolah
Manokwari, 7 Agustus 2023
Guru Mata Pelajaran
MARIA MAGDALENA SOEWISNAYNI, S.Pd. TRI SAPTO ADJI, S.Pd

62
LAMPIRAN

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Fotografi adalah seni mengambil gambar dengan menggunakan kamera.
Meskipun Anda menempatkan fotografi sebagai sebuah hobi dan tidak
untuk ditekuni secara profesional, setidaknya Anda perlu memahami
dasar-dasar tentang fotografi

Komposisi
Komposisi adalah pengaturan objek yang akan diambil gambarnya. Ada sebuah aturan bernama the rule
of thirds yang membuat Anda harus membayangkan bingkai persegi panjang menjadi sembilan bagian
yang berukuran sama. Anda membutuhkan garis-garis vertikal dan horizontal bayangan kemudian
mencoba untuk menyelaraskan objek utama agar komposisi tampak seimbang dan estetis.

Tekstur
Tekstur merupakan kebutuhan sebuah foto yang membutuhkan kecermatan oleh si pengambil foto.
Tekstur melibatkan foto berupa kompleksitas permukaan sepotong kayu atau kain bermotif yang seolah
bisa disentuh setelah gambar diambil.

Kedalaman
Kedalaman adalah penciptaan rasa tiga dimensi dalam sebuah foto. Kedalaman ini bisa diciptakan dengan
mengatur fokus, pembingkaian dan sudut pandang. Fokus melibatkan banyak zoom pada beberapa objek
tertentu, sehingga ia akan tampak begitu bening sementara sekelilingnya buram. Sementara
pembingkaian melibatkan identifikasi objek yang tampak dekat, meskipun sebenarnya jauh.

Garis
Di dalam sebuah foto, garis membimbing mata fotografer untuk memperhatikan sekitar objek, sehingga
menghasilkan foto yang menarik. Misalnya, garis yang tidak sama bisa dianggap sebagai penyampaian
suasana hati yang berbeda. Garis horizontal berarti stabilitas, vertikal adalah kekuasaan, kekuatan, dan
pertumbuhan, sementara diagonal menyampaikan tindakan dan dinamisme.

Cahaya
Cahaya adalah salah satu dasar yang harus benar-benar Anda pahami jika ingin memotret. Sebab
fotografer harus tahu berapa banyaknya cahaya dan arah cahaya yang bisa mempengaruhi hasil foto.
Arah datangnya cahaya merupakan esensi penting yang mengacu pada lokasi dan sumber asli cahaya
untuk menentukan distribusi bayangan pada foto.

Pola dan bentuk
Ada tiga jenis aspek yang mendukung pola dan bentuk, yaitu, ritme, simetri, dan segitiga. Ritme adalah
bentuk foto yang diulang, kemudian simetri merupakan foto yang diambil dari dua sisi yang berbeda,

63
sementara segitiga terbentuk dalam sebuah foto oleh sebuah garis diagonal. Adanya pola dan bentuk
akan membuat foto tampak lebih menarik.

Titik pandang
Dasar memotret terakhir adalah titik pandang posisi foto diambil. Titik pandang yang berbeda antara
fotografer dapat menghasilkan foto dan persepsi yang berbeda. Hasil foto dari titik pandang rendah
berarti dominasi, kekuatan, dan otoritas. Sebaliknya, titik pandang tinggi menyampaikan kerentanan dan
kelemahan.

1 – Mengenal Cara Kerja Kamera
Kamera menjadi alat yang digunakan oleh fotografer untuk menghasilkan gambar. Baik fotografer
profesional maupun pemula pasti menggunakan kamera untuk menghasilkan gambar.
Namun, sebelumnya kamu harus lebih dahulu mengetahui cara kerja kamera, baik kamera
DSLR, Mirrorless, kamera saku maupun kamera VGA.
Jika kamu ingin mempelajari cara kerja kamera berarti harus tahu bagian-bagian kamera dan fungsinya.
Beberapa bagian kamera yang harus kamu ketahui adalah lensa kamera, tombol shutter, tombol ISO,
power switch, command dial, tombol aperture, mode dial, tombol menu, live view switch dan masih
banyak lagi.

2 – Belajar Visualisasi
Setelah kamu mengetahui cara kerja kamera, selanjutnya harus belajar visualisasi.
Maksud visualisasi dalam hal ini yaitu merujuk pada kemampuan melihat subjek maupun objek secara
imajiner supaya kedalaman bidang foto menjadi lebih bagus lagi.
Agar kamu menguasai ilmu fotografi berarti tidak boleh melewatkan tahap satu ini.

3 – Memahami Eksposur
Saat belajar seni fotografi kamu juga harus mempelajari dan memahami eksposur. Eksposure ini
merupakan dasar bagi fotografer pemula untuk bisa menghasilkan foto yang menarik dan berkualitas.
Memahami eksposur berarti kamu bisa memastikan foto yang dihasilkan memiliki tingkat eksposur yang
tepat. Saat mempelajari eksposure, kamu juga akan mempelajari hubungan segitiga emas fotografi,
yaitu shutter, aperture, speed dan ISO.
The Exposure Triangle atau Segitiga Exposure, merupakan istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar
pada Exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Tenang, meski terkesan teknis banget tapi ini
sangat mudah dipahami. Ketiga elemen ini saling berkaitan dalam proses masuknya paparan cahaya/sinar
ke dalam kamera, sebelum mencapai sensor gambar (proses ini disebut Exposure). Perubahan yang
terjadi pada salah satu elemen exposure akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga tidak
bisa hanya mengatur satu elemen saja, namun perlu melibatkan elemen lain dalam membentuk
exposure.
Memahami segitiga exposure sangat penting mengingat perkembangan dunia fotografi saat ini telah
menjangkau dunia smartphone. Umumnya smartphone masa kini telah menyematkan segudang fitur
seperti focal length, aperture, ISO, serta shutter speed. Itu berarti, kamera smartphone dapat diatur
secara manual layaknya kamera profesional, hebat bukan? Dalam rangka meningkatkan skill fotografi
coba eksplorasi lebih dalam bakat seni fotografi Anda. Atau setidaknya memahami apa itu segitiga
exposure, sehingga dapat menambah pengetahuan dasar tentang teknik fotografi.

64
Pengertian Segitiga Exposure
Teknik Dasar Segitiga Exposure

Segitiga Exposure atau The Exposure Triangle adalah istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar exposure,
yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Ketiga elemen ini saling berkaitan dalam mempengaruhi proses
masuknya paparan cahaya/sinar kedalam kamera, jumlah cahaya yang mencapai sensor kamera disebut
exposure. Point dari pengaturan segitiga exposure adalah, menyeimbangkan intensitas cahaya yang
masuk ke dalam kamera dengan 3 metode berbeda.
• Aperture adalah menangkap cahaya melalui lebar bukaan lensa.
• Shutter Speed adalah kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya yang masuk.
• Sementara ISO adalah sensitifitas sensor kamera ketika memproses paparan cahaya.
Meskipun berbeda metode tidak disaranakan mengatur hanya satu elemen saja, karena perubah yang
Anda buat akan saling terkait dan berdampak pada elemen lain.

Aperture

Pengaturan Aperture dan Efect yang terjadi pada foto

65
Diafragma atau aperture adalah mengatur seberapa besar iris lensa terbuka hingga film/sensor terpapar
cahaya. Membuka aperture lebar sama ketika Anda membuka jendela rumah terbuka lebar, dan
berdampak pada seberapa banyak cahaya yang masuk kedalam rumah. Aperture diukur dengan f-stop
(f/1.2, f/1.8 f/2.8) dan perlu di ingat semakin kecil angka f-stop menunjukkan semakin besar bukaan lensa.
Sebagai contoh bukaan aperture f/1.2 lebih lebar dibanding bukaan aperture f/1.4. Semakin kecil f-
number akan berdampak pada area fokus semakin sempit disebut Depth of field atau bahasa trend
disebut foto bokeh seperti pada gambar berikut.
Foto ini diambil dengan nilai Aperture F/2

66
Dengan mengatur nilai Aperture semakin kecil misal f/2, maka depth of field akan semakin kuat. isltilah
dari menyempitnya area fokus pada suatu objek tetapi blur pada area background. Kemudian coba
bandingkan ketika Anda perbesar nilai f-number menjadi f/22, maka akan mendapatkan seperti foto
berikut.
Pengaturan Aperture f/22

Foto tersebut menunjukkan dampak yang terjadi karena dampak perubahan nilai Aperture.

Shutter Speed
Pengaturan Shutter Speed dan Efect yang terjadi pada foto

Shutter speed adalah mengatur durasi jeda jendela sensor terbuka ketika menerima paparan cahaya
kemudian menutup kembali. Semakin lama Shutter Speed terbuka, maka semakin banyak intesnitas
cahaya masuk ke dalam film/sensor, sehingga akan menghasilkan foto lebih terang.
Shutter Speed diukur dengan satuan “S” (second)/detik dan dinyatakan dalam 1/250s, 1/125s, 1/60s,
1/15s, 1/8s, 1/4s, 1/2s. Shutter 1/250s menunjukkan semakin cepat jendela sensor membuka lalu
menutup kembali, sedangkan 1/2s semakin lama jendela shutter menerima paparan cahaya. Ketika Anda

67
mengambil foto air terjun dengan nilai shutter speed tinggi, misal 1/125s pada Aperture f/2.8, maka air
terjun yang Anda foto akan terlihat seolah beku. Hal ini terjadi karena jendela sensor hanya
membutuhkan waktu 0,125 second untuk menangkap gambar objek bergerak seperti pada foto.

Efect beku shutter speed tinggi

Foto beku tersebut sebagai dampak dari shutter yang ditingkatkan. Sedangkan Long Exposure adalah
dampak dari shutter speed rendah. Efek yang timbul adalah gambar foto blur/bayangan akibat kamera
menangkap foto membutuhkan waktu beberapa detik.

Efect blur/bayangan dari shutter speed rendah

68

Jika Anda ingin mencoba teknik fotografi yang satu ini disarankan menggunakan alat bantu tripod kamera,
agar hasil kamera tidak shake atau goyang.
Komposisi fotografi ini biasa digunakan pada night photography dan light painting termasuk solargraphy.
Sebagai acuan ambang batas normal shutter speed adalah lebih besar dari panjang lensa. Jadi misalkan
lensa 50mm yang Anda gunakan maka shutter minimal 1/60s.

ISO
Pengaturan ISO dan efect yang terjadi pada foto

ISO adalah mengatur tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin rendah nilai ISO maka
hasil foto akan semakin gelap, sebaliknya nilai ISO semakin tinggi maka semakin terang foto yang
dihasilkan. Ukuran ISO adalah ISO 100, ISO 200, ISO 400, ISO 800 dan kelipatan tergantung spesifikasi
kamera. Semakin banyak cahaya disekitar tersedia maka perlu menurunkan nilai ISO, sebaliknya semakin
minim cahaya/gelap maka perlu menaikkan nilai ISO.

Uniknya menaikkan nilai ISO mempengaruhi kecepatan shutter speed lebih cepat tanpa merubah
aperture.
Misalkan Anda naikkan ISO dari ISO 100 ke ISO 200 maka akan menaikkan shutter dari shutter 1/125s ke
1/250s, lalu coba naikkan menjadi ISO 400 maka akan menaikkan exposure sebesar 1 Stop, menjadi
shutter 1/500s.
Menambah ISO berdampak foto semakin cerah

69
Disarankan agar sebisa mungkin menggunakan nilai ISO serendah mungkin agar kualitas foto tetap bagus,
menaikkan nilai iso mempengaruhi noise (bintik hitam) pada foto semakin tinggi seperti gambar berikut.
Semakin tinggi ISO semakin kuat Noise

Tips dan Trik Segitiga Exposure dengan Kreatif
Pada dasarnya kamera telah dibekali pengaturan dalam menghitung exposure secara otomatis dengan
mengubah Mode Manual ke Mode Auto. Kamera mampu mengatur segitiga exposure secara normal,
menurut pola pikir “matematis” dari mesin kamera dalam merespon suatu objek.
Sayangnya pola matematis pada kamera berbeda dengan pola pikir manusia yang
engandalkan feel dan jiwa seni dalam merespon objek. misalnya ketika akan mengambil foto dalam
keadaan kurang cahaya, maka secara otomatis kamera akan menyalakan lampu flash. Maka disinilah skill
seorang fotografer dalam mengatur kreatif exposure / correct exposure dibutuhkan.
Perbedaan Mode Otomatis dan Mode Manual

Kreatif Exposure merupakan perhitungan dalam mengatur 3 element dasar yaitu ISO, Aperture dan
Shutter Speed (segitiga exposure) secara benar dan tepat. Agar mendapatkan exposure yang tepat sesuai
kebutuhan yang sesuai teknik dasar segitiga exposure.

70
Selain mampu mengatur correct exposure secara tepat, seorang fotografer juga harus mampu
menciptakan creative exposure untuk memainkan seni dan kreatifitas fotografi.
Portraiture Photography

Menangkap expresi wajah seseorang dan mengutamakan titik fokus pada suatu wajah seseorang /
subyek, yang bertujuan menyampaikan kepribadian maupun perasaan kedalam bentuk foto. inilah yang
disebut dengan Fotografi potret atau lebih dikenal dengan istilah portraiture.
Sedikit tips usahakan fokus pada bagian wajah karena expresi wajah menjadi kunci dari potraiture.
Dengan cara membuka penuh Aperture agar menambah efek depth of field pada teknik segitiga exposure.

Potraiture memanfaatkan cahaya alami
Kemudian langkah selanjutnya adalah memainkan aperture variable / focal length zoom. gunakan
minimal 1/focal length dan usahakan shutter speed minimal 1/60s. Atau jika menggunakan lensa 85mm
f1.4 bisa naikkan shutter speed minimal ke 1/85s, bahkan ada yang menaikkan hingga ke 1/170s pada 0.5
focal length. Lalu tantangan teknik segitiga exposure selanjutnya dalam foto diatas adalah memanfaatkan
cahaya alami.

Maka yang perlu diperhatikan adalah. menekan nilai ISO pada level paling rendah jika kondisi cahaya
bagus. misal ISO 100 agar hasil foto tetap tajam tidak noise. Atau jika shutter speed minimal tidak tercapai
karena kurang cahaya, maka jalan keluarnya adalah dengan menaikkan nilai ISO agar shutter speed dapat
tercapai.
Menaikkan nilai ISO memang berdampak noise akan tetapi hal itu dapat diperbaiki di Photoshop.
Dibanding foto blur / shake karena shutter speed minimal tidak tercapai.

Landscape Photography
Umumnya fotografi landscape adalah foto pemandangan dengan titik fokus secara menyeluruh. Jika
potraiture yang titik fokusnya hanya berpusat pada satu titik fokus saja. Maka berbeda dengan landscape
yang mengutamakan titik fokus secara menyeluruh. Yang terpenting adalah bukaan aperture paling kecil,
atau nilai f-number paling besar untuk mendapatkan large of field dalam teknik segitiga
exposure.

71

Landscape mengutamakan large of field

Large of field adalah point utama dari landscape yang bisa didapat dengan nilai f-number paling besar
f/22.
Kemudian menekan nilai ISO ke level paling rendah masih menjadi prioritas, untuk tetap mendapatkan
hasil foto yang tajam tidak noise. Dampak dari nilai ISO rendah dan nilai f-number terbesar. Adalah Anda
akan mendapatkan shutter speed yang semakin panjang dalam teknik segitiga exposure.
Maka trik landscape adalah Anda harus menggunakan tripod. Agar dapat bermain di shutter speed lebih
lama. dan hal ini akan menambah efek dramatis pada foto lndscape.

4 – Memahami Lensa dan Fungsinya
Cara mempelajari seni fotografi dasar selanjutnya yaitu harus memahami lensa dan fungsinya. Lensa itu
sendiri merupakan pintu masuk cahaya menuju sensor. Dalam dunia fotografi lensa memiliki peran yang
cukup penting yaitu hasil foto yang bagus dipengaruhi oleh kualitas lensa yang digunakan.

Lensa yang digunakan untuk mengambil foto jenisnya sangat banyak. Maka dari itu, jangan sampai kamu
salah memilih lensa dan menggunakannya. Berikut adalah contoh bagian-bagian pada sebuah lensa
kamera DSLR.

72

1 : Diameter Lensa merupakan ukuran fisik diameter bagian depan lensa. Angka ini penting untuk
mengetahui tutup lensa atau filter yang Anda beli. Tentunya Anda ingin memastikan bahwa yang
Anda beli sudah sesuai.
2 : Cincin Fokus adalah cincin pada bodi lensa yang menggerakkan elemen di dalamnya sehingga
gambar yang dihasilkan bisa mendapatkan fokus yang jelas. Memutar cincin ini memungkinkan
Anda menyesuaikan fokus namun hanya pada saat fokus otomatis dimatikan. Meskipun kebanyakan
kamera menggunakan fokus otomatis, cincin ini memungkinkan untuk pengaturan fokus secara
manual.
3 : Penstabil Gambar memungkinkan pengambilan gambar di area yang lebih gelap (di dalam ruang
yang kurang cahaya atau di luar ruangan pada malam hari). Gunakan ini saat lampu flash dimatikan,
pengaturan manual shutter speed di-off. Aperture dapat diatur hingga f4 pada beberapa kamera
modern dengan shutter speed lambat.
4 : AF/MF adalah singkatan untuk Auto Focus dan Manual Focus. Fungsi Auto Focus (fokus otomatis)
adalah untuk secara otomatis menyesuaikan fokus lensa kamera pada subyek yang dipotret. Manual
Focus memungkinkan Anda untuk mendapatkan detil yang lebih pada foto Close Up.
5 : Skala Jarak menunjukkan jaralk dari lensa pada posisi subyek muncul dalam fokus. Pada jarak jauh,
skala jarak akan terbaca sebagai tak terhingga. Skala jarak berguna pada saat memtoret subyek pada
jarak dekat. Daripada mengatur cincin fokus berulang-ulang, aturlah skala jarak ini pada jarak dekat
atau jangkauan makro. Hal ini untuk mengurangi pengaturan fokus yang berulang-ulang.

73
6 : Indeks Inframerah berguna untuk memperbaiki pengaturan fokus saat menggunakan film
inframerah hitam putih. Atur fokus secara manual, kemudian sesuaikan pengaturan jarak dengan
memutar cincin fokus hingga indeks infframerah yang sesuai.
7 : Cincin Zoom memunkinkan fotografer untuk menyesuaikan rentang zoom subyek menjadi lebih
dekat atau jauh tanpa harus bergerak secara fisik mendekati atau menjauhi subyek.
8 : Panjang Fokus (Focal Length) dinyatakan dalam milimeter dan menentukan sudut pandang atau
seberapa luas lensa mengontrol porsi pemandangan yang akan diambil (masuk dalam frame). Focal
lenth yang lebih pendek (angka rendah) menghasilkan sudut yang lebih lebar dengan benda-benda
yang nampak lebih kecil dalam frame, sementara focal length yang lebih panjang (angka tinggi)
menghasilkan sudut yang lebih sempit dengan benda-benda nampak lebih besar dalam frame.
9 : Mount Lensa berfungsi sebagai indikator pada saat memasang lensa pada bodi kamera. Titik pada
laras lensa harus sesuai dengan titik pada bodi kamera. Untuk memasang lensa pada kamera,
masukkan bagian bawah lensa pada mount kamera, putar lensa untuk mengunci dengan aman,
sesuaikan titik indeks pada lensa dan bodi kamera.

5 – Memahami Fokus, Bokeh dan Depth of Field
Ketika kamu menemukan objek foto yang menarik tetapi salah fokus dalam mengambil gambar maka itu
merupakan kejadian yang sangat menjengkelkan. Jika hal ini tidak ingin kamu alami sebaiknya harus
mempelajari lebih dalam mengenai fokus. Cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya yaitu
membekukan gerakan dengan shutter speed cepat.
Selain fokus, kamu juga harus mempelajari bokeh dan depth of field. Bokeh merupakan area out of
focus pada foto yang dihasilkan karena keterbatasan lensa. Kondisi ini kemudian membuat cahaya yang
masuk menjadi out of focus. Jika kamu pernah melihat foto dengan objek yang terlihat jelas tetapi area
di sekitarnya kabur, itulah yang disebut foto dengan bokeh.
Sedangkan Dept of Field adalah rentang jarak yang dimiliki objek foto supaya menghasilkan variasi
ketajaman ataupun fokus pada foto yang dihasilkan. Dept of Field ini biasanya juga disebut dengan
kedalaman ruang.

6 – Memahami Komposisi Foto
Komposisi fotografi merupakan kumpulan para elemen dalam sebuah frame foto. Setiap fotografer
memakai teknik dengan objek utamanya berbeda-beda atau nuansanya beragam, tergantung elemen
pendukung di dalamnya. Memahami teknik ini tidak hanya berlaku untuk fotografer pemula atau masih
amatir. Namun fotografer profesional terkadang juga masih banyak melakukan kesalahan dalam
menentukan komposisi terbaik pada saat mengambil foto.

Pengertian Komposisi dalam Fotografi
Komposisi dapat diartikan sebagai susunan, yang dalam istilah fotografi memiliki arti susunan gambar
dalam batasan satu ruang. Atau cara dalam menyusun elemen pada obyek foto yang penting secara
keseluruhan yang ada dalam foto. Komposisi fotografi sendiri ada banyak jenisnya, Anda bisa
menggunakannya untuk menghasilkan karya ataupun sekedar bereksperimen. Terdapat beberapa
panduan yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan skill teknik fotografi Anda.

74
Macam-macam Komposisi dalam Fotografi
Source : petapixel.com

Komposisi ini sendiri ada banyak jenisnya, Anda bisa menggunakannya untuk berkreasi atau
bereksperimen. Nah bagi Anda yang ingin memahami setiap jenisnya, silahkan ikuti pembahasannya
berikut ini:
1. Motion Blur
Source : masterclass.com

Motion blur merupakan salah satu komposisi fotografi yang menunjukkan ada pergerakan baik di latar
belakang maupun pada objek utama. Banyak para fotografer yang menghindari komposisi ini, namun
tidak sedikit juga yang mau memperoleh efek ini. Dengan teknik ini, foto yang dihasilkan seakan berbicara
jika objek yang terlihat sedang bergerak pada saat difoto.
Untuk memperoleh efek ini, objek harus fokus sedangkan latar belakang yang motion blur. Jadi, Anda
harus menggerakan kamera dengan pergerakan objek. Komposisi juga sering disebut dengan panning.
Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat foto abstrak, foto action, foto panggung dan lain
sebagainya.

75
2. Rule of Thirds
Source : phlearn.com

Rule of thirds adalah jenis komposisi paling dasar dan wajib dipahami oleh seorang fotografer. Teknik ini
membagi 9 kotak besarnya sama dan menaruh point of interest di garis atau titik pada bidang yang terbagi
menjadi 3. POI ada 4 titik, sedangkan interesting lines dibagi menjadi 2 garis horizontal dan 2 garis
vertikal. POI sendiri disimpan pada keempat garis atau titik yang berupa bagian mata dari objek atau
objek itu sendiri.

3. Golden Shape
Source : learnprophotography.com

Golden shape merupakan jenis komposisi fotografi dengan membagi bidang foto baik bertepi maya
menjadi negatif atau bertepi garis nyata. Sehingga terlihat seperti terdapat kontras antara kedua bidang
itu, sehingga membentuk satu kesatuan.
Teknik ini membagi bidang positif negatif dengan seimbang dan pas, sehingga menghasilkan foto yang
berkomposisi baik.Sedangkan pembagian antara positif dan negatif adalah 50:50 atau 30:50 sesuai selera
masing-masing.

76
4. Simetris
Source : expertphotography.com

Simetris merupakan sebuah komposisi yang menempatkan objek serta membagi bidang gambar dengan
cara rata kanan maupun kiri, sehingga terlihat simetris. Diperlukan kejelian dan keseimbangan bagi Anda
untuk menerapkan komposisi ini agar hasilnya benar-benar simetris.

5. Perspektif


Komposisi perspektif merupakan teknik mengambil gambar dengan memanfaatkan efek jauh dekat yang
diperoleh lensa. Sehingga menampilkan sebuah dimensi yang begitu menawan. Teknik ini memanfaatkan
efek dimensi dan proporsi yang ditimbulkan untuk mengarahkan mata Anda ke POI.
Gambar seperti ini, bisa Anda peroleh dengan pengaturan jarak dan angle yang tepat, sehingga
memperoleh gambar yang berdimensi. Namun dalam memakai teknik ini harus hati-hati, kalau keliru
dapat membuat gambar menjadi tidak enak untuk dipandang.

77
6. Frame in Frame

Frame in frame adalah komposisi fotografi yang mengarahkan mata untuk melihat apa yang ada di dalam
frame dan mengesampingkan apa yang ada di luar frame. Frame ini bukan frame foto yang berbentuk
fisik.
Namun Anda mencari objek yang dapat dijadikan frame baik berbentuk maya atau nyata. Elemen ini
biasanya ada di unsur seperti pilar gedung, spion, pintu, jendela, koridor, dan objek yang sifatnya
geometris tertutup untuk membingkai POI.

7. Leading Lines

Leading lines adalah salah satu komposisi foto yang menarik, sebab garisnya berbentuk nyata atau maya
yang mengarahkan mata kita melihat objek yang menjadi POI. Teknik ini sangat cocok untuk mengambil
gambar dengan unsur seperti jembatan, dinding, jalan, atau objek yang membentuk garis maya serta
menuntun mata Anda ke objek sebenarnya.

78

8. Negative Space


Sebuah komposisi kreatif yang membiarkan negative space atau banyak ruang kosong pada
foto. Negative space ini bisa berupa padang pasir, langit, padang rumput dan objek yang memberikan
ruang kosong pada foto. Dengan adanya ruang kosong pada sebuah foto, tentu akan menjadi daya tarik
tersendiri dan terbilang kreatif.

9. Change Your Point of View


Sebuah komposisi fotografi yang mengubah angle atau sudut pandang dengan mengambil foto dengan
cara mengangkat tinggi kamera atau diambil dari ketinggian atau menurunkan kamera. Tidak sedikit para

79
fotografer Cityscape atau Wild Life yang sengaja berbaring di tanah lumpur untuk memotret objek supaya
memperoleh hasil yang bagus dan menarik dengan menggunakan low angle.

10. Refleksi


Kalau ini bisa dijadikan point of interest atau hanya pelengkap saja. Apabila mau jadi elemen utama, maka
harus bisa memberikan foto yang terlihat bercerita, meskipun hanya sebagai refleksi saja. Komposisi ini
sangat disukai oleh para fotografer yang suka dengan minimalis atau keindahan abstrak dengan refleksi
sebagai POI utama.
Adapun unsur yang mendukung untuk komposisi ini adalah danau yang tenang, sungai, cermin, spion,
kacamata, genangan air, sawah yang belum ditanami tanaman. Sedangkan objeknya bisa makhluk hidup,
manusia, benda-benda dan lain sebagainya.

11. Separasi
by Clara Davies

80
Separasi adalah salah satu komposisi fotografi yang memperlihatkan perbedaan sangat kontras antara
latar belakang dengan objek foto. Komposisi ini saling mengisi dan memperlihatkan keindahan tersendiri
bagi objek utama tanpa kesan mengabaikan objek di sekitarnya.

12. Noise


Noise adalah timbulnya grain atau bintik-bintik pada foto. Kondisi ini disebabkan oleh tidak sempurnanya
kerja sensor kamera, karena minimnya cahaya. Banyak fotografer yang menghindari foto noise dengan
cara membesarkan aperture atau menurunkan ISO atau memakai software NIK untuk menghilangkan
noise.
Tapi untuk genre tertentu, noise bisa di kombinasikan dengan elemen lain sehingga mampu
meningkatkan impresi dari foto. Biasanya komposisi ini digunakan para fotografer yang menyukai foto
abstrak, tekstur, konseptual, dan surealis.
Noise sendiri bisa ada karena jamur atau debu yang menempel pada reflektor, dan lensa. Atau bisa
dengan settingan ISO serta aperture sampai pemakaian software editing untuk memperoleh foto yang
noise.

13. Tekstur

81
Tekstur merupakan teknik fotografi dengan menampilkan tekstur dari objek yang difoto. Dengan adanya
komposisi ini, maka si objek akan terlihat lebih detail, apalagi jika dibantu pencahayaan dengan baik.
Contoh unsur yang bagus untuk komposisi ini seperti mata, kain, kulit, kayu, guratan tulang pada daun,
aspal dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan tekstur bagus, Anda dapat menggunakan teknik
mengambil objek foto dari jarak dekat dengan menggunakan lensa tele atau 50mm ke atas.

14. Isolasi Objek


Komposisi isolasi objek adalah teknik mengisolasi objek dengan memanfaatkan Depth of Fields untuk
membuat background menjadi blur. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengambil objek manusia,
benda, dan portraiture supaya yang melihat fotonya hanya fokus pada objek yang ditonjolkan.

15. Rule of Odds


Rule of Odds adalah aturan komposisi dengan objek dalam foto berjumlah ganjil, sehingga memberi
kesan pengganggu. Hal ini akan membuat penonton merasa ragu atau tidak yakin dengan titik fokus pada
objek utama.

82
16. Fill the Frame


Fill the frame adalah teknik memenuhi frame foto dengan objek dengan cara mendekatkan kamera
dengan objek. Kemudian mengambil gambar dari sudut tertentu sehingga objek terlihat memenuhi
frame. Hal ini membantu pentonton melihat objek dengan fokus sepenuhnya tanpa gangguan apa pun.
Teknik komposisi fill the frame juga memungkinkan penonton untuk dapat meng-eksplorasi detail pada
objek.

17. Color Combination


Penggunaan warna itu sendiri merupakan instrumen komposisi fotografi yang dapat
menciptakan mood sebuah foto agar lebih eye catching. Prinsip dari teknik ini adalah mengkombinasi
warna tertentu yang saling melengkapi, tetapi mungkin sangat mencolok secara visual.

83
18. Rule of Space

by Eric Kim

Komposisi rule of space adalah teknik menciptakan sensasi gerak atau kesimpulan aktifitas objek dalam
foto. Teknik ini berkaitan dengan arah pergerakan objek atau posisi objek menghadap. Misalnya ketika
memotret foto seseorang yang sedang berjalan, seharusnya ada banyak ruang tersisa didepannya.

19. Golden Triangles
by Wojciech Toman

Golden triangle dapat dihasilkan dari objek yang mengandung elemen garis diagonal yang kuat. Teknik ini
dapat dibentuk dengan cara menarik garis diagonal dari satu sudut ke sudut lainnya, hingga membentuk
dua segitiga. Kemudian tambah lagi dua garis dari sudut lain menuju garis diagonal, garis yang lebih kecil
bertemu dengan garis besar yang pada akhirnya membentuk sudut siku.

84
20. Golden Ratio


Teknik komposisi golden ratio memiliki prinsip aturan sepertiga frame dengan versi yang lebih kompleks.
Simak penjelasan berikut, frame dibagi menjadi serangkaian kotak kecil atau disebut juga dengan
istilah phi grid. kemudian gunakan kotak tersebut untuk menggambar spiral yang terlihat seperti
cangkang siput. Spiral ini disebut Fibonacci Spiral.
by Gill Peres

Bentuk kotak berfungsi sebagai acuan untuk memposisikan objek dalam gambar, sedangkan spiral
memberi panduan bagaimana foto itu mengalir layaknya leading lines. Komposisi fotografi adalah sebuah
teknik yang digunakan para fotografer baik pemula maupun profesional untuk mendapatkan hasil foto
yang bagus, menarik dan tentunya kreatif. Silahkan Anda berkreasi dengan mencoba berbagai jenis
komposisi di atas,agar hasil foto yang dihasilkan memuaskan dan menarik dipandang.

2

3