@NURLIAN PRATIWI_G2J124020_KROMATOGRAFI.pptx

nurlian171 0 views 37 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 37
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37

About This Presentation

tugas 2


Slide Content

KROMATOGRAFI OLEH NURLIAN PRATIWI G2J124020 Mata Kuliah Kimia Analitik

PENDAHULUAN KROMATOGRAFI Pengertian Kromatografi Teori Dasar Kromatografi Jenis-Jenis Kromatografi Kromatografi Kertas Kromatografi Kolom Kromatografi Lapis Tipis

PENGERTIAN KROMATOGRAFI Istilah kromatografi, yang secara harfiah berarti "menulis dan warna" Yang berarti menulis warna, walaupun pada kenyataannya tidak semua senyawa komponen tumbuhan tersebut berwarna setelah terpisah (Rosamah, 2019). Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia (analit) yang berdasarkan pada perbedaan migrasi/ distribusi masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam (stationary phase) dibawah pengaruh fase gerak (mobile phase), fase gerak dapat berupa gas atau zat cair dan fasa diam dapat berupa zat cair atau zat padat (Dachriyanusus dan Meri, 2005).

(Skoog, 2016)

Kromatografi kertas adalah suatu metode pemisahan campuran dari substansinya menjadi komponen- komponennya berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Kromatografi kertas banyak digunakan untuk keperluan analitis, dan termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu bentuk kertas (Sastrohamidjojo, 1991).

Prinsip kromatografi kertas yaitu metode pemisahan dari substansi menjadi komponen-komponennya yang bergantung pada distribusi suatu senyawa pada dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna (Suryadarma, 2014).

Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No. 1.

Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No. 1. Sampel ditetaskan pada garis dasar kromatografi kertas . Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut . Penjenuhan udara dengan uap , menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas .

Gambar : Teknik analisis dengan kromatografi kertas

Sampel ditetaskan pada garis dasar kromatografi kertas . Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut . Penjenuhan udara dengan uap , menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas . Pelarut akan bergerak lambat pada kertas , dan komponen-komponen penyusun sampel / campuran juga akan bergerak pada laju yang berbeda . Campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna .

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan media kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Kromatografi kolom terbagi dalam kromatografi kolom terbuka (konvensional) dan kromatografi kolom tertutup. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi serapan atau adsorpsi (Sastrohamidjojo, 1991) .

Berdasarkan perbedaan adsorbsi dan afinitas komponen-komponen penyusun campuran terhadap permukaan fase diam. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah cairan yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom . Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadap absorben ( fase diam), akan secara selektif tertahan dan afinitasnya paling kecil terhadap cairan ( fase gerak ).

Cara Kerja Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut , dituangkan melalui atas kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben / bahan penyerap ( fase diam ). Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom . Dengan penambahan pelarut secara terus menerus , masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona berisi satu macam komponen .

Setiap zona yang keluar kolom , dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar kolom .

Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu teknik analisis kromatografi sederhana yang banyak digunakan untuk analisis sidik jari tanaman. Metode ini banyak digunakan sebagai metode pemisahan dalam pengendalian mutu karena mudah digunakan, mudah diakses, dan terjangkau (Fauziah, 2023).

KLT dapat digunakan untuk analisis kualitatif dengan cara memeriksa profil sidik jari yang dipisahkan berdasarkan posisi, warna, jumlah, intensitas, dan Rf (faktor retardasi) pita yang dihasilkan. Metode KLT sidik jari telah banyak digunakan dalam beberapa penelitian, seperti analisis profil metabolit rimpang mangga potong (Curcuma mango), pembeda serbuk simplisia kunyit, bangle, temulawak, dan daun jati belanda (Guazuma ulmifolia) (Ignacio, 2022)

KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras . Gel silika / alumina merupakan fase diam. Fase gerak / eluen merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai . Prinsip kerjanya → memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan . Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya biasanya berupa campuran pelarut yang disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan . Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen . Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut .

Fase Diam Fase Gerak Aplikasi ( Penotolan ) Sampel Pengembangan Deteksi Bercak Perhitungan Nilai Rf

Fase Diam Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 μ m. Biasanya yang digunakan sebagai fase diam adalah plat tipis yang dilapisi adsorben seperti silika gel, alumina, ataupun selulosa Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam , maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya . A.

Fase Gerak Fase gerak atau sering disebut eluen , biasanya merupakan campuran yang berbeda polaritasnya . Kepolaran dari fase gerak ( eluen ) sangat berpengaruh terhadap nilai Rf ( faktor retensi ) yang diperoleh Sistem atau fase gerak yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. B.

Fase Gerak Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak : Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif . Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga / nilai Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan . Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silica gel, polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi solute yang berarti juga menentukan nilai Rf. B.

Aplikasi ( Penotolan ) Sampel Untuk memperoleh hasil optimal, volume sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 μ l. Jika volume sampel yang akan ditotolkan lebih besar dari 2-10 μ l, maka penotolan harus dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan antar totolan . C.

Pengembangan Bila sampel telah ditotolkan maka tahap selanjutnya adalah mengembangkan sampel dalam bejana kromatografi yang sebelumnya telah dijenuhi dengan uap fase gerak . Tepi bagian bawah lempeng tipis yang telah ditotoli sampel dicelupkan kedalam fase gerak kurang lebih 0,5-1 cm. Tinggi fase gerak dalam bejana harus dibawah lempeng yang telah berisi totolan sampel . D.

Deteksi Bercak Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan dengan 2 cara , yaitu secara kimia maupun fisika . Cara kimia yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas . Contoh ; Penyemprotan dengan larutan ninhidrin Cara fisika yang dapat digunakan untuk menampakkan bercak adalah dengan cara pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat berfluorosensi , membuat bercak akan terlihat jelas . E.

Perhitungan Nilai Rf Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif . Oleh karena itu , diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda . Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf , nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel . Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam , sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi . Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip . Sedangkan , bila nilai Rfnya berbeda , senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda . F.

Perhitungan Nilai Rf Untuk identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah dari lapisan tipis menggunakan harga Rf (Racing factor / Faktor Retensi ). Rf merupakan jarak yang ditempuh oleh komponen , dibagi dengan jarak yang ditempuh eluen . Perhitungan nilai Rf didasarkan atas rumus :

Cara kerja pada KLT hampir sama dengan penggunaan kromatografi kertas , hanya saja pada KLT fase diamnya menggunakan plat tipis berupa gelas / logam / alumunium foil, sedangkan pada kromatografi kertas menggunakan kertas saring (Rosamah, 2019)

Sejumlah kecil spot larutan yang mengandung sampel diaplikasikan / ditotolkan pada pelat , sekitar 1,5 cm dari dasar pelat . Pelarut sampel diuapkan hingga habis , karena dapat mengganggu pemisahan . Jika digunakan pelarut yang tidak volatil untuk melarutkan sampel , pelat harus dikeringkan dalam bejana vakum . Pelarut / eluen yang sesuai dituangkan ke dalam gelas piala atau wadah transparan yang sesuai dengan kedalaman paling tinggi 1 cm. Kemudian setelah itu biasanya dilakukan penjenuhan bejana dengan cara selembar kertas saring diletakkan ke dalam bejana sehingga dasarnya menyentuh pelarut dan kertas bersandar pada dinding bejana . Bejana ditutup dengan penutup kaca atau lainnya dan biarkan selama beberapa menit untuk menaiki kertas saring dan menjenuhi ruang udara bejana . Kegagalan dalam penjenuhan bejana akan menghasilkan pemisahan yang buruk dan hasil yang tidak optimal. Pelat KLT kemudian diletakkan di dalam bejana sedemikian rupa sehingga spot sampel tidak mengenai permukaan eluen di dalam bejana , kemudian bejana ditutup . Pelarut akan mendaki pelat berdasarkan gaya kapilaritas , bertemu dengan campuran sampel dan membawanya naik mendaki pelat ( mengelusi sampel ). Pelat harus dikeluarkan dari dalam bejana sebelum pelarut menyentuh bagian atas dari fasa diam, kemudian dikeringkan .

Gambar : Contoh pemisahan Campuran Gambar : Cara pengukuran nilai Rf Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis (KLT) telah digunakan menjadi alat yang berperan dalam berbagai aplikasi kepentingan farmasi dan bidang lainnya. Teknik KLT ini juga digunakan dalam pemisahan formulasi farmasi multikomponen. Asama amino tidak berwarna, sehingga pemisahan asam amino menggunakan TLC lebih sulit daripada pemisahan tinta. Teknik pemisahan dengan KLT ini digunakan dalam analisis kualitatif alkaloid dalam fase kontrol dari formulasi farmasi dan obat herbal. TLC telah digunakan untuk isolasi dan penentuan alkaloid dalam toksikologi di mana pengujian ini hanya memerlukan waktu sekitar 30-60 menit (Rosamah, 2019)

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya . Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan ( kapilaritas ) komponen dalam medium tertentu Pada kromatografi , komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal , sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat Semua kromatografi memiliki fase diam dan fase gerak . Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran . Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda
Tags