Paparan Permenpan 11 Tahun 2024 tentang panduan pelayanan publik.pptx

AasAstria 0 views 43 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 43
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43

About This Presentation

Paparan Permenpan 11 Tahun 2024.pptx


Slide Content

Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Asisten Deputi Perluasan Aksesibilitas dan Pelayanan Inklusif Deputi Bidang Pelayanan Publik

2 Kelompok Rentan adalah masyarakat yang memiliki karakteristik/kondisi dengan risiko tinggi mengalami hambatan dalam mengakses pelayanan publik, baik secara fisik, sosial, ekonomi, lingkungan dan/atau geografis. Termasuk Penyandang Disabilitas, Lansia, Ibu Hamil/Menyusui, Anak- Anak dan Korban Bencana Alam/Sosial Inklusivitas adalah sifat atau karakteristik suatu sistem yang mampu menyertakan semua pihak tanpa membedakan hak dan kewajibannya, termasuk dalam akses pelayanan publik. Desain Universal adalah panduan yang digunakan untuk merancang produk, lingkungan, atau layanan agar dapat diakses, digunakan, dan dinikmati oleh setiap orang termasuk kelompok rentan. Bertujuan untuk menciptakan inklusi dan aksesibilitas bagi semua individu tanpa memerlukan adaptasi atau modifikasi tambahan. Mengenali Kelompok Rentan , Inklusivitas , dan Prinsip Desain Universal dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Aksesibilitas fisik Kesetaraan akses dan kualitas layanan Aksesibilitas informasi dan komunikasi Kesetaraan akses ke pelayanan kesehatan Kesempatan pendidikan inklusif Partisipasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi Perlindungan terhadap diskriminasi, kekerasan, dan eksploitasi Keterlibatan Masyarakat Sumber: https://belonging.berkeley.edu/data- resources Indeks Inklusivitas Global Tahun 2024 (Indonesia Peringkat 125 dari 152 Negara) Sekitar 1,2 juta merupakan wanita hamil (BKKBN 2023) 28,6% Sekitar 79,7 juta penduduk merupakan anak- anak (BPS 2020) 11,75% sekitar 32,9 juta penduduk merupakan lanjut usia (BPS 2023) 10,38% sekitar 28,05 juta penduduk merupakan penyandang disabilitas (Susenas 2020) Tercipta ekosistem pelayanan publik yang inklusif yang memastikan semua orang dapat mengakses layanan publik. Pelayanan Publik menjadi enabler peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat kelompok rentan Perubahan paradigma inklusif yang berdampak pada komitmen Pembangunan yang inklusif. Kondisi yang diharapkan Upaya yang dilakukan Pengarusutamaan penyelenggaraan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan melalui : pembinaan dan pendampingan berkelanjutan Meningkatkan kolaborasi lintas sektoral Mendorong pelibatan kelompok rentan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi pelayanan publik Data Indonesia saat ini 51,77 49,36 54,87 58,27 57,25 56,83 81,21 78,52 77,43 77,09 76,85 Singapore Indonesia New Zealand Portugal Norway Iceland Sweden Cambodia Vietnam Philippines Thailand 1 2 3 4 5 85 91 93 99 113 125

Perubahan Paradigma PARADIGMA LAMA Pelayanan Publik didesain hanya mempertimbangkan kelompok mayoritas Kelompok rentan harus beradaptasi dengan pelayanan yang sudah ada Kelompok rentan tidak dilibatkan dalam proses kebijakan Hak- hak kelompok rentan diabaikan dalam pelayanan Pelayanan publik sering tidak dievaluasi menyeluruh PARADIGMA BARU Pelayanan Publik didesain dengan mempertimbangkan keberagaman Pelayanan publik harus peka dengan menyediakan fasilitas/layanan yang aksesibel Kel. Rentan dilibatkan dan berpartisipasi aktif dalam proses kebijakan. Pelindungan hak- hak kel rentan menjadi prioritas Evaluasi dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan

Peraturan Menteri PANRB Nomor 11 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan

Hak dan Kewajiban Setiap pengguna memiliki hak yang sama • untuk dapat mengakses pelayanan secara aman, nyaman, adil, nondiskriminasi, mudah, ramah dan setara Setiap penyelenggara pelayanan harus menyediakan kebijakan, aksesibilitas, dan pelayanan yang ramah bagi kelompok rentan Dasar Hukum Undang- Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabiltas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2020 tentang Aksesibilitas Terhadap Permukiman, Pelayanan Publik, Dan Pelindungan Dari Bencana Bagi Penyandang Disabilitas Peratuan perundang-undangan dan ketentuan lainnya

MAKSUD Untuk memberikan acuan bagi Penyelenggara Pelayanan Publik dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang ramah kelompok rentan. TUJUAN Menjamin kualitas pelayanan publik yang berkeadilan, non diskriminasi, ramah dan setara bagi kelompok rentan MAKSUD DAN TUJUAN PermenPANRB tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Menguatkan komitmen pimpinan/penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan Meningkatkan pelibatan kelompok rentan dalam upaya penyelenggaraan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan

11 PELIBATAN KELOMPOK RENTAN dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Dalam penyelenggaraan pelayanan publik ramah kelompok rentan, setiap organisasi penyelenggara wajib melibatkan kelompok rentan . Organisasi penyelenggara melibatkan pemerhati kelompok rentan seperti lembaga atau organisasi kemasyarakatan, pakar, atau individu kelompok rentan dalam proses perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi Organisasi Penyelenggara memastikan keikutsertaan yang bermakna dengan menyediakan mekanisme yang aksesibel, berupa Akomodasi yang Layak dan aksesibilitas sesuai preferensi dan kebutuhan setiap individu Kelompok Rentan.

Aspek Ekosistem Pelayanan Publik Inklusif dan Ramah Kelompok Rentan Aspek kebijakan dan komitmen pimpinan Aspek aksesibilitas komunikasi dan informasi Aspek sumber daya manusia Aspek aksesibilitas fisik Aspek akomodasi yang layak

1. Aspek Kebijakan dan Kepemimpinan Komitmen Pimpinan Regulasi/Kebijakan/Program yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan Keterlibatan dan Partisipasi Upaya yang dilakukan untuk melibatkan Kelompok Rentan dan pemerhati Kelompok Rentan seperti individu/pakar/lembaga/organisasi sipil masyarakat. KemenPANRB untuk memastikan pelayanan publik yang disediakan memenuhi kebutuhan kelompok rentan serta memandu dan mendorong implementasi praktik yang inklusif dan aksesibel

Indikator 1.a: Komitmen Pimpinan Standar Pelayanan atau Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemantauan dan evaluasi yang dapat dilakukan dalam bentuk rapat secara berkala dan berkelanjutan Motto/slogan yang memuat nilai- nilai atau budaya pelayanan yang mendukung pelayanan publik ramah kelompok rentan. Dukungan anggaran yang dialokasikan, misalnya untuk penyediaan infrastruktur fisik, teknologi, atau peningkatan kompetensi SDM, dll. Inovasi atau Program pelayanan bagi kelompok rentan yang dikembangkan dan dilaksanakan secara berkelanjutan

Indikator 1.b: Keterlibatan dan Partisipasi Pelibatan dalam memberikan pelatihan atau kegiatan semacamnya sebagai narasumber. Pelibatan dalam proses penyusunan kebijakan, evaluasi, forum diskusi atau kegiatan lainnya. Kerjasama dalam proses pemberian pelayanan publik dengan lembaga pelatihan, SLB, atau lembaga/organisasi lainnya.

2. ASPEK AKSESIBILITAS FISIK Jalur pemandu ( guiding block ); Area parkir khusus; Jalan landai (ramp) ; Ruang tunggu (tempat duduk dan area prioritas); Toilet disabilitas; Loket prioritas; Ruang laktasi; Area ramah anak; Alat bantu mobilitas; j. Alat komunikasi k. Ruang tenang bantu l. Lift *) mencakup desain bangunan, fasilitas, dan infrastruktur dengan prinsip Desain Universal yang memungkinkan kelompok rentan dengan hambatan mobilitas dan disabilitas lainnya dapat mengakses dan menggunakan pelayanan dengan nyaman

Indikator 2.a: Jalur Pemandu Ubin pengarah (guiding block) bermotif garis berfungsi untuk menunjukkan arah perjalanan Ubin peringatan (warning block) bermotif bulat berfungsi untuk memberikan peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitarnya. Ubin harus dibuat dari material yang kuat, tidak licin dan dalam kondisi baik Ubin diberikan warna yang kontras dengan warna ubin di sekitarnya seperti kuning, jingga, atau warna lainnya sehingga mudah dikenali oleh penyandang gangguan penglihatan yang hanya mampu melihat sebagian (low vision).

Indikator 2.b: Area Parkir Khusus Dekat dengan Bangunan Gedung/fasilitas pelayanan yang dituju dengan jarak paling jauh 60 m dari pintu masuk. Memiliki ruang bebas/ cukup bagi pengguna kursi roda keluar/masuk kendaraannya. Simbol tanda parkir dan rambu penyandang disabilitas dengan warna yang kontras dan jelas. Memiliki lebar 370 cm untuk parkir tunggal dan 620 cm untuk parkir ganda serta terhubung dengan ram atau jalan menuju Bangunan Gedung atau fasilitas lainnya. Disediakan pada permukaan datar dengan kelandaian paling besar 2 derajat.

Indikator 2.c: Jalur Landai Kemiringan antara 1:10 sampai dengan 1:12 atau sekitar 6- 7 derajat Lebar minimal 1,2 meter dan panjang maksimal 9 meter . Permukaan rata, halus, tidak licin, dan tidak berlubang. Memiliki pegangan tangan di kedua sisi dengan tinggi 0,85 meter sampai dengan 0,95 meter dari permukaan jalur landai. Memiliki ruang istirahat setiap 3 meter atau setiap perubahan arah dengan lebar minimal 1,5 meter dan panjang minimal 1,2 meter. Memiliki penerangan yang cukup dan rambu yang jelas.

Indikator 2.d: Ruang Tunggu Memiliki luas minimal 4 meter persegi dan lebar minimal 1,5 meter (menyesuaikan dengan luas area pelayanan yang ada) Memiliki kursi yang nyaman, meja, dan tempat sampah . Memiliki penerangan yang cukup dan ventilasi yang baik. Memiliki tanda atau simbol yang mudah dikenali dan terlihat dari jarak minimal 10 meter. Berada di lokasi yang mudah dan aman dijangkau .

Indikator 2.e: Toilet Disabilitas Memiliki tanda atau simbol yang mudah dikenali dan terlihat dari jarak min. 10 meter. Luas min. 4 meter persegi dan lebar min. 1,5 meter (menyesuaikan dengan luas area pelayanan yang ada) Ruang gerak untuk pengguna kursi roda berputar 360 derajat dengan diameter minimal 1,5 meter. Pintu geser (lebar min. 0,9 meter dan tinggi min. 2 meter. Kloset duduk (tinggi 0,45 meter sampai 0,5 meter dari permukaan lantai.) Pegangan tangan di sisi kloset dengan tinggi 0,7 meter sampai dengan 0,8 meter dari permukaan lantai. Wastafel dengan tinggi 0,8 meter sampai 0,85 meter dari permukaan lantai dan tidak memiliki kaki penyangga di bawahnya. Cermin dengan tinggi bagian bawah minimal 0,9 meter dan tinggi bagian atas maksimal 1,8 meter dari permukaan lantai. Toiletres (Tissue, sabun, tempat sampah, dll) Panic Button yang mudah dijangkau Penerangan yang cukup dan ventilasi yang baik.

Indikator 2.e: Toilet Disabilitas

Indikator 2.f: Loket Prioritas Untuk loket yang dirancang untuk interaksi berdiri , tinggi standar berkisar antara 90 hingga 105 cm) Loket untuk pengguna kursi roda , tinggi meja loket berkisar antara 70 hingga 80 cm. Memiliki cukup ruang untuk manuver kursi roda di sekitar loket. Permukaan loket tidak mengkilap untuk menghindari pantulan yang mengganggu bagi penyandang hambatan penglihatan. Terdapat layar informasi mengenai nomor antrean dengan tinggi yang dapat diakses oleh semua individu. Terdapat speaker dengan suara yang jelas agar dapat didengar dengan baik dan jelas oleh semua individu.

Lebar pintu minimal 1,1 meter dan tinggi pintu minimal 2 meter. Tinggi kabin minimal 2,1 meter Memiliki lantai yang rata, halus, tidak licin, dan tidak berlubang . Penerangan yang cukup dan ventilasi yang baik . Memiliki tanda atau simbol yang mudah dikenali dan dapat dijangkau oleh pengguna kursi roda min 90 cm Tersedia huruf braille pada tombol dan pemberitahuan suara . Memiliki sistem dan tombol panggilan/emergency yang mudah dijangkau dan dioperasikan oleh pengguna kursi roda. Dilakukan perawatan dan pemeliharan secara intensif. Indikator 2.g: Lift (bagi layanan di lantai 2 atau lebih)

Indikator 2.h: Ruang Laktasi Luas minimal 4 meter persegi dan lebar minimal 1,5 meter (menyesuaikan dengan luas area pelayanan yang ada) Kursi yang nyaman, meja, lemari es, wastafel, dan tempat sampah. Penerangan cukup dan ventilasi yang baik. Memiliki tanda atau simbol yang mudah dikenali dan terlihat dari jarak minimal 10 meter. Lokasi yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu arus lalu lintas pengguna bangunan gedung lainnya. Dalam kondisi harus bersih, higienis, dan steril. Memiliki kunci pintu dan jendela yang dapat dikunci dari dalam. Memiliki informasi atau edukasi tentang ASI dan menyusui.

Indikator 2.i: Area Ramah Anak Luas minimal 9 meter persegi dan lebar minimal 3 meter (menyesuaikan dengan luas area pelayanan yang ada) Permukaan rata, halus, tidak licin, dan tidak berbahaya. Peralatan bermain yang aman, menarik, dan sesuai dengan usia dan kebutuhan anak- anak. Penerangan cukup dan ventilasi baik . Tanda atau simbol yang mudah dikenali dan terlihat dari jarak minimal 10 meter. Lokasi yang mudah dijangkau dan tidak mengganggu arus lalu lintas pengguna layanan lainnya. Harus bersih, higienis, dan steril. Harus dalam pengawasan secara langsung/CCTV

Indikator 2.j: Alat Bantu Mobilitas Alat bantu mobilitas (bagi individu yang mengalami hambatan gerak/motorik), meliputi: Kursi roda, Tongkat, Walker, Kruk, dan alat bantu lainnya.

Indikator 2.k: Alat Bantu Komunikasi Alat bantu komunikasi (bagi individu yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan mengakses informasi atau individu yang mengalami hambatan dalam menggunakan bahasa lisan atau tertulis) Papan komunikasi/papan tulis mini/semacamnya Fitur text to speech/aplikasi pembaca layar (screen reader) Kaca pembesar atau Digital Portable Magnifier Alat bantu dengar (hearing aid) Braille display Aplikasi transkripsi Alat bantu komunikasi lainnya.

Indikator 2.l: Ruang Tenang Lokasi tenang dan terlindungi dari gangguan eksternal (kebisingan, gangguan visual, dan lalu lintas orang yang intens) Pilih warna yang tenang dan terang untuk dinding dan furnitur. (Hindari warna yang terlalu mencolok atau gelap) Pencahayaan yang baik (pencahayaan alami atau lampu dengan intensitas yang dapat diatur. Terdapat kursi/sofa, atau bantal yang nyaman. Pastikan suhu dapat diatur Pintu harus mudah dijangkau dan dibuka . Akses mudah untuk dijangkau , termasuk pengguna kursi roda Pertimbangkan penyediaan benda- benda yang dapat membantu ketenangan seperti pengharum ruangan, musik atau lainnya.

3. Aksesibilitas Informasi dan Komunikasi Informasi pelayanan Website dan Aplikasi Seluler Rambu dan marka Media sosial Layanan pengaduan memastikan tersedianya informasi yang dapat diakses dalam berbagai format dengan menerapkan prinsip Desain Universal, serta teknologi dan alat bantu yang mendukung kelompok rentan dalam berkomunikasi

Indikator 3.a: Informasi Pelayanan Untuk disabilitas netra/ low vision/gangguan penglihatan , informasi tertulis format teks dengan ukuran huruf yang lebih besar, dalam bentuk braille, atau media lainnya . Untuk disabilitas rungu , informasi disampaikan dalam video bahasa isyarat, tertulis, atau menggunakan juru bahasa isyarat. Untuk disabilitas tuli buta , informasi diberikan dengan menuliskan informasi dengan jari di telapak tangan mereka atau dengan cara- cara yang dikehendaki oleh penyandang tuli buta tersebut. Penggunaan kontras warna yang baik pada teks dan latar belakang disediakan untuk membantu lansia dan individu dengan hambatan penglihatan untuk membaca informasi dengan jelas dan mudah. Informasi dalam bentuk video disertai dengan transkrip teks/subtitle dan terjemahan dalam bahasa isyarat serta narasi .

Indikator 3.a: Informasi Pelayanan Dapat diakses melalui aplikasi atau perangkat digital pembaca layar/ text to speech dan alat bantu lainnya. Informasi tertulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami . Menyediakan call center yang mudah diakses dengan ketentuan: Menyediakan opsi berkomunikasi melalui pesan teks. Menyediakan opsi berkomunikasi melalui panggilan video. Memastikan call center secara aktif memantau pesan teks yang diterima dan memberikan respons yang cepat dan ramah Layar/monitor informasi yang mencakup: nomor antrean, prosedur, waktu tunggu, dan persyaratan dinyatakan secara jelas dan mudah dipahami.

Indikator 3.b: Website dan Aplikasi Seluler Harus dapat diakses dan dipahami oleh semua pengguna dengan dilengkapi teks alternatif untuk gambar, transkripsi teks untuk konten audio, narasi untuk konten video, fitur memperbesar teks, bahasa yang sederhana, tata letak yang konsisten, e asy read , dan heading (judul) yang jelas. Laman web harus dapat dioperasikan dengan keyboard, dapat dinavigasi dan dapat diakses dengan aplikasi pembaca layar Teks memiliki kontras yang cukup dengan latar belakangnya. Melakukan pengujian aksesibilitas laman web dengan melibatkan berbagai ragam penyandang disabilitas untuk menguji dan memastikan laman web dapat diakses di semua perangkat.

Indikator 3.c: Rambu dan Marka Tersedia rambu/marka yang jelas di area pelayanan . Teks dan simbol menggunakan bahasa yang mudah dipahami . Untuk mendukung aksesibilitas bagi disabilitas netra, rambu dapat disediakan juga dalam Braille yang ditempel pada tempat yang mudah dijangkau (diatas gagang pintu atau tombol lift) Berada pada tata letak yang sesuai dan memiliki ukuran huruf serta warna kontras yang mudah dibaca. Rambu yang berkaitan dengan keselamatan harus mematuhi standar dan peraturan yang berlaku (tanda- tanda peringatan bahaya atau jalur evakuasi yang jelas) Harus dipelihara dan dipastikan tetap dalam kondisi yang baik dan informasi yang disajikan tetap relevan.

Indikator 3.d: Media Sosial Pastikan semua gambar yang diunggah dilengkapi dengan deskripsi alternatif (menggunakan fitur Alt Text ) yang mendeskripsikan konten gambar tersebut. Ini memungkinkan pengguna dengan disabilitas netra mengerti konten gambar melalui pembaca layar. Gunakan font yang mudah dibaca dan ukuran yang cukup besar serta kontras dengan latar belakang. Untuk video, pastikan ada teks subtitle yang jelas dan akurat. Gunakan kalimat yang sederhana, informatif, atau easy read dalam membuat caption.

Indikator 3.e: Layanan Pengaduan Tersedia alternatif media pengaduan seperti telepon, email, surat, situs web, aplikasi selular, pesan teks atau lainnya Informasi pengaduan mudah diakses (informasi awal, panduan, formulir, atau tanggapan). Tersedia dengan berbagai format seperti Braille, tulisan cetak besar, formulir elektronik, atau alat bantu lain sesuai dengan kebutuhan masing-masing penyandang disabilitas. Informasi jelas, mudah dimengerti, dan bebas dari bahasa teknis atau hambatan lain yang dapat menghambat pemahaman Jika ada platform pengaduan online atau situs web yang digunakan, pastikan situs web tersebut memenuhi standar aksesibilitas web yang diberikan oleh WCAG, sehingga dapat diakses oleh semua individu. Jika ada aplikasi selular untuk pengaduan, aksesibilitas aplikasi tersebut harus aksesibel dan mengikuti panduan dari Mobile Accessibility at W3C.

4. Akomodasi yang Layak Pendampingan Fleksibilitas jadwal/jadwal fleksibel Layanan jemput bola Antrean prioritas penyediaan layanan dan fasilitas tambahan yang diperlukan untuk memastikan kelompok rentan dapat mengakses dan menggunakan layanan secara efektif dan efisien sesuai preferensi dan kebutuhannya

Indikator 4.a: Pendampingan Terdapat staf yang bertindak sebagai pendamping untuk individu yang memerlukan bantuan/dukungan dalam memberikan informasi, komunikasi atau navigasi ke area layanan. Terdapat juru bahasa isyarat atau staf yang menguasai bahasa isyarat Pendamping harus mematuhi prinsip kerahasiaan dan etika Penyelenggara harus menerima umpan balik tentang kualitas dan efektivitas pendampingan yang telah dilakukan. Pendampingan dalam pemberian pelayanan tidak membebankan biaya ke masyarakat yang membutuhkannya

Indikator 4.b: Fleksibilitas Jadwal Tersedia pelayanan dalam jangka waktu yang lebih luas/ waktu tambahan . Penyediaan layanan atau informasi secara online atau melalui telepon Menawarkan berbagai opsi jadwal atau waktu pelayanan Memungkinkan untuk membuat janji temu dengan penyelenggara pelayanan. Memberikan pemberitahuan atau pengingat tentang janji temu atau perubahan jadwal. Pelayanan publik dapat mempertimbangkan untuk meringkas proses layanan dalam beberapa tahap atau sesi yang lebih singkat, jika diperlukan. Layanan darurat atau layanan di luar jam kerja biasa apabila dibutuhkan .

Indikator 4.c: Layanan Jemput Bola Menyediakan informasi kontak yang jelas dan mudah diakses yang dapat dihubungi untuk meminta layanan jemput bola. Menetapkan prosedur yang jelas untuk memesan layanan jemput bola. Bisa dalam bentuk pengisian formulir, panggilan telepon, atau menggunakan aplikasi ponsel. Menentukan waktu operasional dan ketersediaan jemput bola Menyediakan sumber daya manusia yang melayani jemput bola. Mengevaluasi dan meningkatkan layanan jemput bola berdasarkan umpan balik yang diberikan. Tidak dikenakan biaya tambahan

Indikator 4.d: Antrean Prioritas (kondisional) Tersedia formulir online identifikasi kelompok rentan dengan mengaplikasikan Washington Group Short Set (WG-SS) , meliputi: Apakah Anda mengalami kesulitan melihat, meskipun memakai kacamata? Apakah Anda mengalami kesulitan mendengar, meskipun menggunakan alat bantu dengar? Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan atau menaiki tangga? Apakah Anda mengalami kesulitan mengingat atau berkonsentrasi? Apakah Anda mengalami kesulitan dengan perawatan diri seperti membersihkan seluruh tubuh atau berpakaian? Apakah Anda mengalami kesulitan berkomunikasi, misalnya memahami atau dimengerti? Nomor antrean prioritas Kursi tunggu prioritas yang aman, nyaman dan tidak jauh dari loket layanan. Menyediakan alternatif pemberian layanan dengan petugas mendatangi tempat duduk kelompok rentan . Petugas di loket/layanan prioritas telah menerima pelatihan memberikan pelayanan kepada kelompok rentan.

5. Sumber Daya Manusia Pelatihan Sensitivitas Disabilitas Etika SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan memadai untuk memberikan pelayanan publik yang sensitif terhadap kebutuhan kelompok rentan

Indikator 5.a: Pelatihan Sensitivitas Disabilitas Pelatihan diberikan kepada seluruh staf/pegawai. Pelatihan mencakup substansi/materi : Ragam disabilitas beserta kemungkinan hambatannya Teknik komunikasi yang efektif dalam berinteraksi dengan penyandang disabilitas, termasuk ragam alat bantu komunikasi, bahasa tubuh yang sesuai, cara bertanya yang ramah, dan pendekatan yang sensitif. Kebijakan atau regulasi yang melindungi hak- hak penyandang disabilitas dalam Pelayanan Publik. Menumbuhkan empati, kesadaran diri, dan sikap positif terhadap individu dengan disabilitas. Melakukan pre dan post tes . Melibatkan stakeholders terkait seperti organisasi penyandang disabilitas, lembaga penyelenggara pelatihan sensitivitas disabilitas, atau penyandang disabilitas dalam proses pelatihan atau sebagai trainer. Memberikan sertifikat/piagam penghargaan sebagai bukti telah diberikannya pelatihan.

Indikator 5.b: Etika Mematuhi undang- undang, regulasi, dan peraturan terkait hak- hak Kelompok Rentan Mengikuti kode etik atau pedoman yang ditetapkan. Memperlakukan semua individu dengan adil Menghormati martabat setiap individu, mendengarkan dengan empati, dan tidak merendahkan Memiliki perhatian dan kepedulian serta berupaya membantu kebutuhan layanan Kelompok Rentan. Menyediakan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang layanan, hak, dan prosedur layanan. Melindungi Kelompok Rentan dari segala bentuk eksploitasi, pelecehan, atau kekerasan yang mungkin terjadi dalam Pelayanan Publik . Memberikan contoh etika yang baik dan memotivasi orang lain tentang prinsip- prinsip etika dalam memberikan layanan kepada kelompok rentan.

01 02 03 Diperlukan penyamaan persepsi, komitmen, sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk memperhatikan dan menyediakan pelayanan publik inklusif dan ramah kelompok rentan. Penyelenggaraan Pelayanan Publik harus senantiasa diarahkan kepada tujuan Kesejahteraan, Kesetaraan dan Kebahagiaan seluruh lapisan Masyarakat tanpa terkecuali sesuai kebutuhan Perlu dukungan dan keterlibatan dari seluruh pihak, baik dukungan kebijakan Pemerintah maupun kontribusi aktif dari pemangku kepentingan dan elemen lainnya termasuk kelompok rentan.

TERIMA KASIH Dengan sinergi dan harmoni wujudkan Indonesia Inklusi